Malam ini setelah pulang dari mini market pukul delapan tadi aku langsung tepar di dalam kamar kost ku. Rasa lelah mulai terasa. Mataku terpejam meski sepenuhnya aku belum tertidur. Angan ku teringat senyum bapak-bapak tadi siang. Sayang sekali aku belum tahu namanya.
"Eh bukannya tadi siang Diana nemu kartu nama ya? " aku mencari-cari kartu nama yang di temukan Diana di bawah meja kasir saat aku dan Risa makan siang.
Aku sengaja meminta kartu itu dengan alasan itu kartu nama sales yang menawarkan barang tadi. Meski semua percaya tapi tidak dengan Risa dia sedikit curiga dengan ku. Sebelum masuk kamar tadi dia juga berpesan padaku agar tidak mudah percaya dan jatuh cinta. Mungkin ini salah satu bentuk perhatian dan sayang nya padaku. Dia gak rela kalau aku tersakiti terus.
Yanto Nur Faizal. Nama yang begitu indah bagiku. Aku segera menyimpan nomor itu. Dan terlihat jelas poto profilnya dia tersenyum manis memakai sarung hitam dan baju koko putih. Menggendong anak kecil yang begitu cantik dan menggemaskan.
Mungkin itu anaknya. Ingin rasanya aku segera chat pak Yanto tapi apalah daya aku tak ada keberanian untuk hal itu. Hingga aku hanya bisa memandangi foto itu. Membawanya ke dalam mimpiku agar bisa menemani di tidur malam ku ini.
"Good night pak Yanto... "
Keesokan harinya aku berangkat pagi pukul tujuh untuk ke mini market. Dan Risa hari ini tidak berangkat di karenakan dia libur bekerja dan pulang kampung untuk mengurus pernikahan nya dengan Rian calon suaminya.
Harapanku hari ini adalah bisa berjumpa dengan pak Yanto yang tampan itu. Setidaknya dia bisa lebih dulu menghubungi ku jadi aku tidak terlihat gampangan gitu. Sekitar 15 menit aku berjalan kaki dari kost ke tempat kerja.
"Assalamu'alaikum.... pagi mbak... " aku di kejutkan dengan suara yang tak begitu asing bagiku. Aku menoleh.
"Waalaikumsalam... eh bapak pagi juga" ternyata itu adalah pak Yanto . Orang yang aku pikirkan semalaman hadir di depan ku.
"Kok belum di chat juga " dahi ku mengkerut mendengar pertanyaan nya.
"Chat apa ya? " dalih ku berpura-pura tidak tahu.
"Bukannya kemarin sudah saya kasih kartu nama? "
"Nggak ada tuh pak" lagi-lagi aku berbohong.
"Ya udah ini di isi no kamu yah? " pak Yanto menyerah kan ponsel nya dan aku mengisi dengan nomer ponselku
"Ok makasih ya mbak".
" Iya pak sama-sama. Ya udah ya pak duluan "
"Iya mbak"
Aku segera meninggal kan pak Yanto di depan mini market. Karena teman-teman sudah banyak yang menatap ku dari dalam mini market.
"Pagi semua....!!! " sapa ku pada semua teman-teman.
"Pagi... "
"Siapa Rah? " tanya Putri.
"Temen kantor dulu waktu masih kerja di pabrik" jawabku asal untuk mengelabuhi semua teman-teman ku. Aku takut setelah mereka tahu kalau pak Yanto orang tak ku kenal bisa-bisa mereka memarahiku.
Setelah sarapan bergantian aku dan teman-teman mulai aktif dengan pekerjaan masing-masing. Pengunjung sangat ramai jadi tidak sempat pegang HP. Dan saat istirahat makan siang aku baru pegang HP.
Aku terkejut melihat ponselku penuh dengan chat darinya. Aku segera membalas. Belum aku sempat mengirim pesan itu pak Yanto sudah ada di samping ku.
"Sibuk amat mbak... "
"Eh pak Yanto maaf... " pak Yanto berani mendekati ku karena aku makan siang di tempat terpisah dengan teman-teman.
"Nama kamu siapa sih mbak"
"Aku Farah pak"
"Oh Farah, cantik ya? "
"Makasih pak, itu nama pemberian dari almarhum kakek ku pak"
"Iya orang nya juga tak kalah cantik" aku tersipu malu dan menjadi salah tingkah menata rambut poniku meski tidak berantakan.
"Bapak ini bisa aja gombalnya"
"Saya ma mana bisa gombal ini kenyataan kok" dalihnya.
Hingga makanan pun tiba kita ter hening dalam makanan masing-masing. Aku memesan bakso dan dia memesan mie ayam.
"Oh iya mbak Farah besuk sudah memasuki bulan Ramadhan ya? "
"Iya pak"
"Kamu mau nggak ikutan ngaji di masjid sebrang. Saya dan orang-orang kantor ngadain pengajian di setiap minggu pagi mbak" ajaknya.
"Belum tahu pak, soalnya kan saya kerja pak"
"Emang gak libur? "
"Gantian pak liburnya"
"Owh ok deh... "
Hingga perkenalkan itu berlangsung aku sampai lupa waktu. Ada banyak chat dari teman-teman ku yang menanyakan keberadaan ku. Mereka takut terjadi sesuatu padaku. Mengingat seminggu yang lalu aku hampir di tabrak mobil karena linglung. Frustasi di putuskan calon suamiku.
Aku segera mohon ijin pada pak Yanto untuk undur diri. Karena sudah masuk jam kerja. Pak Yanto mengiyakan. Dia tak hentinya menatap kepergian ku dengan senyum manisnya. Hatiku berdebar rasa sakit ku tentang percintaan kini mulai menghilang.
Mungkin aku terlalu bodoh dan mudah percaya dengan semua orang apalagi soal cinta aku terlalu mudah ya, mudah jatuh cinta hingga membuat ku sering tersakiti tentang cinta. Maka dari itu Risa dan teman-temanku selalu ketat mengawasi ku sekarang demi keselamatan dan kesehatan mental ku.
"Siang semua....!!! maaf yah? telat" ucapku pada semua teman-temanku yaang ternyata aku sudah telat 15 menit dari istirahat siang ku.
"Kamu nggak kenapa-kenapa kan Rah? " Diana mendekati ku.
"Nggak kok tenang aja aku aman" jawabku santai. Aku meninggal kan mereka yang masih butuh penjelasan dariku. Aku bersenandung riang sembari mendisplay barang-barang di rak.
Semua teman-temanku hanya bisa terheran dengan tingkahku. Mereka semakin takut jika nanti aku jatuh cinta pada orang yang salah lagi. Karena lelaki yang terakhir itu juga hanya lah lelaki matre.Terbukti saat Anis berpura-pura curhat kepada Taufik tentang keuangan keluargaku. Dia bercerita kalau ayahku lagi mengalami kebangkrutan dan sakit membutuhkan biaya banyak.
Dan seminggu kemudian setelah mendengar cerita itu dia tiba-tiba minta putus. Alasan nya sudah tidak cocok lagi. Selama ini aku terlalu buta akan cinta. Teman-teman ku yang baik itu menyadarkan ku akan cinta. Meski Anis hanya mengarang cerita sebenarnya itu benar apa adanya tapi itu dulu 7 tahun yang lalu toko bangunan ayah mengalami kebangkrutan dan ayah sakit keras akhirnya meninggal.
Sebenarnya aku masih sangat sayang pada Taufik lelaki tampan berkaca mata. Bagiku dia bekerja keras. Meski teman-teman tidak ada yang setuju tentang hal itu. Karena setahu mereka Taufik sering sekali meminjam uang padaku dan tak ada serupiah pun yang di kembali kan. Aku tak masalah karena akupun juga ikhlas. Mungkin ini yang di khawatir kan oleh teman-teman ku karena aku terlalu di bodohi oleh cinta.
Sudahlah itu hanya masa lalu semoga ke depan nya aku akan mendapatkan lelaki yang baik dan tulus padaku.
📩"Semangat cantik... " satu chat masuk dari pak Yanto. Membuat ku berbunga-bunga. Sepertinya aku tidak takut jatuh cinta lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments