Setelah pulang dari masjid aku tak langsung tidur aku mencoba satu persatu jilbab pemberian pak Yanto. Hatiku sedikit lega karena Risa tidak mencari ku dia masih asik dengan alam mimpinya.
Jilbab segi empat dan pashmina ini ku hitung berjumlah 15 pcs.Dengan senang hati aku memakai jilbab itu.Ada getaran di hati ku untuk segera memakai hijab ini tapi masih ragu dan takut.Takut nanti tidak betah dan melepaskannya lagi.
Setelah mencoba semua jilbab hatiku sedikit lega karena semua jilbab itu cocok dengan baju-baju blouse ku. Terllihat cantik nan anggun.
"Huah.... memang aku cantik kan? "
"Iya... iya kamu cantik... "
"Hah? bang Faiz kenapa bisa ada di sini? "
"Abang hanya ingin melihatmu memakai hijab ini. Kamu pasti terlihat anggun nan menawan"
"Sungguh? "
"Iya dek Humaira.... " bang Faiz mencium keningku. Aku tersipu malu dan memejamkan mataku.
"Farah?... Farah?... bangun woi sudah siang... "
"Bentar ya bang Faiz,nanti bakalan Farah pakai kok"
"Farah....!!! "
"Eh, iya astaga sialan lu Sa teriak-teriak di kamar gue lu kira hutan pa? " ku terperanjat dari tidurku.
"Kamu dari tadi di bangunin nggak bangun-bangun malahan manggil-manggil bang Faiz mulu.Hayo siapa cowok itu..!!! " omel Risa padaku.
Hadeh, ternyata tadi mimpi yah? bang Faiz... jadi kangen aku.
"Eh lu kenapa? kok pipi kamu merah kamu sakit yah? " Risa menyentuh pipi dan keningku.
"Iya Sa, sakit demam.... " jawabku asal dan aku beranjak meninggalkan dia menuju kamar mandi.
"Beneran lo sakit Rah?! "
"Iya....!!! " aku berusaha menahan tawaku segitu khawatirnya Risa padaku. Hihihi.... tak apalah sekali-kali ngerjain dia.
"Lo nggak usah berangkat aja ya? nanti gue ijinin sakit... "
"Nggak usah gue nggak apa-apa" jawabku keluar dari kamar mandi.
"Yang bener ? "
"Iya beneran"
Setelah berganti dengan baju seragam kerja, aku dan Risa berangkat kerja dengan jalan kaki tak lupa mampir beli sarapan di tukang bubur.
Usai itu langsung menuju toko Harapan. Setengah 8 semua karyawan sudah berada di aktivitas masing-masing.Hari ini karena Anis cuti 3 hari jadi ada mas Baim adik pak Juratmanto bantu-bantu di toko.
Dan kebetulan sekali pagi ini aku menjaga kasir . Risa, Putri dan Diana sedang men display barang yang habis dan membersihkan gudang.
Entah ada angin apa pak Juratmanto tiba-tiba membantuku di meja kasir meski aku tahu keadaan pembeli yang ramai tapi tak biasanya pak Jurat mau bantu.
Dia lelaki dewasa berumur 45 tahun bekerja di kantoran entah kerjanya apa aku kurang tahu kalau bu Asminah seorang guru TK. Usianya sepertinya tak jauh dari pak Jurat.
Kalau mas Baim duda muda di tinggal istri cantiknya.Dia punya usaha kecil-kecilan yaitu fotocopy. Sang istri cantiknya pergi dengan lelaki kaya bersama anak semata wayangnya. Sudah nasib mas Baim penghasilan pas-pasan membuat istrinya meninggalkan nya. Sekarang terlihat tidak terurus wajahnya kucel dan rambutnya sedikit gondrong.
"Mbak Farah? "
"Iya pak" pak Jurat mengawali pembicaraan saat sepi pembeli.
"Kamu sudah punya pacar? "
"Belum pak"
"Sudah lama saya memperhatikan kamu. Kamu sepertinya gadis baik dan kamu juga rajin ibadah"
"Maksud bapak apa? "
"Kamu sangat cocok dengan Baim adik saya. Dia lelaki tampan dan mapan meski dia seorang duda tapi dia masih muda mbak. Mau kan kamu jadi istri adik saya? "
"Hah? " aku tercengang mendengar pernyataan dari pak Jurat seperti petir di siang bolong.
"Maaf pak bukannya menolak tapi mas Baim kan belum resmi bercerai"
"Gampang itu bisa di urus kalau kamu mau"
"Nanti deh pak saya pikir-pikir dulu sekalian saya mau bilang ke orang tua dulu"
"Iya mbak semoga saya mendengar kabar yang baik ya mbak? lagian selama ini kan mbak Farah sudah sering gagal karena di tinggal pergi insyaAllah kalau sama adik saya mbak nggak akan di tinggal pergi dia setia, baik dan perhatian sama cewek"
"Iya pak" ku lirik mas Baim yang senyum-senyum sendiri di sebrang yang membantu mengangkat barang datang dari sales.
Ya Allah, ada-ada aja deh pak Jurat ini. Tak berapa lama pak Jurat pamit pulang dengan mas Baim saat istirahat makan siang mereka pulang setelah berhasil meminta nomer ponselku.
"Hey, ngapain tadi pak Jurat?" tanya Risa penasaran.
"Masak gua mau di jodohin sama mas Baim? "
"Apa? jangan mau enak aja. Lelaki pemalas kayak gitu nggak pantas buat kamu"
"Kamu tahu dari mana?"
"Bu Asminah pernah cerita katanya mas Baim itu jarang mau berangkat buat buka fotocopy.Sering ngutang sana sini buat traktir teman-teman nya. Dia sok kaya padahal lagi gak ada uang. Dia cerita ke teman-teman nya kalau usaha fotocopy nya banyak ada dimana-mana.Padahal kan cuma satu itupun istrinya yang selalu buka setelah pulang kerja dari pabrik"
"Beneran Sa? "
"Iya bu Minah pernah cerita. Terus kan kemarin aku pas cuti pulang ke kampung lewat depan ruko mas Baim pas tutup padahal mau fotocopy KTP. Akhirnya aku fotocopy yang di sebrang di sana banyak yang cerita tentang mas Baim yang sombong dan gaya hidupnya yang berlebihan. Kasihan istrinya... "
"Owalah pantes saja dia di tinggal orang pemalas gitu"
"Sebenarnya istrinya nggak pergi sama lelaki lain, dia di jemput ayahnya. Setelah tahu keadaan mbak Vivi. Mbak Vivi kan dulu kerja di bank swasta. Dia anak orang kaya pula. Demi cintanya dengan mas Baim dia rela meninggalkan itu semua. Mas Baim menyuruhnya berhenti bekerja dari bank katanya dia bisa menghidupi mbak Vivi tanpa harus mbak Vivi bekerja lagi. Tapi kenyataan nya lambat laun setelah Stela lahir sifat aslinya muncul. Mas Baim jadi pemalas banyak hutang sana sini, hingga akhir nya mbak Vivi harus bekerja di pabrik. Itu semua mbak Vivi rahasia kan dari orang tuanya demi cintanya pada mas Baim. Hingga di satu titik mbak Vivi sudah nggak kuat lagi. Saat dia melihat dengan mata kepalanya sendiri mas Baim selingkuh di dalam ruko tempat fotocopy an"
"Masak sih Sa? "
"Iya, sebenarnya mbak Vivi masih bisa memaafkan kalau mas Baim mau meminta maaf. Tapi malahan mas Baim memarahi mbak Vivi di depan wanita itu"
"Setega itu ya mas Baim? istri cantik, baik, pinter, lulusan tinggi masih saja di selingkuhi. Bagaimana dengan aku? "
"Sebenarnya sih mas Baim nggak selingkuh. Katanya sih wanita itu PSK. Katanya wanita itu lagi butuh uang dia menawarkan jasa itu. Ya mas Baim dengan alasan menolong memberi uang pada wanita itu untuk menolongnya"
Ku tepuk jidatku. Aku sudah tidak bisa mikir lagi dengan pola pikir mas Baim.
"Ampun deh, denger cerita seperti itu jadi takut gue nikah"
"Tidak semua lelaki seperti itu mbak... "
Aku dan Risa menoleh, sedikit kaget dengan sahutan lelaki yang ternyata dari tadi mematung di depan kasir mendengarkan ceritaku dan Risa.
"Masih banyak di luar sana lelaki yang baik dan penyayang dengan wanita mbak. Jangan pernah takut untuk menikah. Ujian rumah tangga itu berbeda-beda tergantung bagaimana kitanya menjalani dan menyelesaikan masalah itu"
Pak Yanto memberikan uang dan langsung pergi begitu saja. Aku dan Risa terbengong di buatnya.
Drrrt....
📩"Jangan lupa di pakai hijabnya agar terhindar dari pandangan lelaki yang tak di inginkan"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments