Jangan lupa vote, vote, dan vote.
Komen, like, komen, like....
Jangan lupa taruh di daftar bacaan, agar kalian tidak ketinggalan dengan cerita berikut nya.
______________________
Happy reading...
•
•
•
•
"Anu..." Jawab gugup art.
Alifa menatap ke sekeliling dengan tatapan tajam. Amarahnya sudah memuncak sampai-sampai pupil mata Alifa berubah menjadi merah.
Glek...
Para orang-orang yang tadinya mengejek dengan angkuhnya, malah nyali mereka menjadi menciut. Mereka kesulitan menelan Saliva nya sendiri.
'**pupil matanya???'
'apa ini mimpi?'
'sungguh, ini fenomena langka.'
'pupil matanya mendadak menjadi merah darah?'
Begitulah batin para orang-orang tersebut.
"Cepat panggilkan!"!" Alifa menekan setiap katanya sangking geramnya.
Para salah satu art meminta izin untuk pada Alifa untuk memanggil bosnya. Alifa hanya mengangguk saja.
Ia menunggu sambil duduk di kursi. Salah satu kakinya, ia taruh diatas kaki kirinya dan tangan nya tak henti-henti bermain dengan ponsel.
"Ma---maaf, nona." Sapa salah satu sosok pria tua dihadapan Alifa.
Alifa menyeritkan alisnya, tampak ia bingung.
"Ap---apa yang bisa saya bantu?" Tanya sosok laki-laki paruh baya tersebut.
"Dimana pemilik restoran ini?" Alifa masih dalam keadaan yang sama.
"Sa---saya pemilik toko ini." Gugup sosok laki-laki paruh baya tersebut.
Alifa tersenyum sinis, ia berdiri dari duduknya. "Tahu kenapa saya memanggil anda?" Tanya Alifa the points.
Laki-laki tua paruh baya itu mengangguk kepalanya. sebab, para art sudah menceritakan secara detail padanya.
"Berapa harga restoran ini?" Tanya Alifa the points, berhasil membuat orang-orang sekitar melongo. Termasuk sosok pria yang dibawa Alifa.
"Mak---maksud anda?" Tanya laki-laki paru baya tersebut.
"Berapa harga restoran ini?" Alifa mengulang kalimat lagi.
"Sa---saya tidak menjual lestoran ini, nona muda." Jawabnya lesu.
"Hmmm, berapa uang yang kamu mau, saya pasti akan memberikan nya. Dengan syarat restoran ini atas nama saya."
Laki-laki paruh baya itu diam. Walaupun ada Untung nya juga, tetapi tekadnya sudah kuat. "Sekali lagi maaf nona muda, lestoran ini sungguh saya tidak menjual nya."
"Bagaimana kalo saya beritahu, kalo saya cucu dari keluarga dayton?" Pancing Alifa.
Sontak lagi-lagi membuat orang-orang sekitar nya melongo menatap Alifa. Siapa tak kenal dengan keluarga dayton?
Keluarga dayton dikenal sangat kaya raya dalam urusan pertama yang terdaftar kategori terkaya di dunia. Harta, kekayaan, dan semuanya sangat berlimpah. Tak akan habis sampai generasi berikutnya.
Laki-laki paruh baya itu tetap nekat. Tekad kuat dari pemilik toko ini, membuat Alifa terkesan.
"Ke---keluarga dayton?" Gumam pria paruh baya itu tak menyangka.
"Jadi, apa anda mau menjual nya pada saya?" Tawar Alifa lagi, tetap saja pria paruh baya itu menggeleng kepala nya.
"Maaf Nia muda dayton, hanya ini tempat saya mencari nafkah untuk keluarga saya. Jika saya menjual nya, keluarga saya akan makan apa? Terlebih lestoran ini sangat penting bagi saya, nona muda." Ujar penjelasan panjang lebar pria paruh baya tersebut.
Alifa mengeluarkan sebuah cek dari dalam sakunya. Ia menulis angka nominal jumplah uang besar di sana. Ia menyodorkan pada pria paruh baya tersebut. Pria paruh baya itu menyeritkan alisnya, sama sekali tak paham dengan sikap Alifa.
Seketika pria paruh baya itu membulatkan matanya sempurna. "Ini.. ini..." Pria paruh baya itu begitu syok.
"Nona, ini..."
"Ambillah, tetapi dengan syarat." Mata Alifa memancing ke arah orang-orang yang mengejek nya tadi.
"Syaratnya apa nona muda?"
"Keluarkan orang-orang yang tadi mengejek kearah kami." Seringai dari Alifa. "Ohhh ya, siapkan makanan yang terenak disini." Sambung Alifa berlalu Lanang pergi bersama cowok tadi.
***
Makanan dan minuman enak, segar, dan menggugah selera sudah tersaji sangat jelas dihadapan Alifa dan sosok cowok tadi. Cowok itu memegang perutnya kelaparan.
"Makanlah..." Titah Alifa.
"Tapi, pasti ini mahal."
"Kamu lapar tidak?"
"I----ya."
"Kalo begitu makan!"
"Tetapi...."
"Tidak ada penolakan."
Cowok tadi mendengus kesal. Awalnya ia menolak, tetapi dengan sekuat tenaga ia menyerah dan memakan-makanan dengan lahap.
"Hmm, anu... Kenapa kamu menolong ku?" Tanya cowok tadi penasaran.
"Apa kamu tak takut kalo seandainya aku orang jahat?" Tanya lagi.
"Takut untuk apa?" Tanya balik Alifa.
"Karena kita orang asing."
"Orang asing?"
"Iya."
Alifa menarik napas kasar sebelum menjelaskan panjang lebar kepada cowok itu. "Aku tahu identitas asli kamu." Jawabnya enteng.
Cowok itu membulatkan matanya. "Ta---tahu darimana?" Tanyanya.
"Itu tidak penting. Tetapi...."
"Tetapi??"
"Aku mau ngajak kamu bergabung dalam organisasi mafia ku." Tawar Alifa.
"Apa?!" Cowok itu terkejut bukan main.
"Mafia?"
"Ya, aku tahu pasti kamu juga mau membalas dendam kamu juga kan?" Tawar Alifa lagi.
Cowok itu diam, ia mencerna setiap kata Alifa. Ada benar juga, ia mengangguk tanda setuju.
"Btw, siapa nama mu?" Tanya Alifa.
"Aku, Arnold Hendrick Napoleon"
"Kalo kamu?"
"Alifa Zea Amanda, Manda."
flashback off.
Arnold tersenyum sendiri mengingat-ingat kejadian masa lalunya bertemu Alifa. Ini menjadi sebuah berkah baginya. Berkat pertolongan Alifa, ia berhasil membalaskan dendam nya pada orang-orang yang telah menghilangkan. Ia juga berhasil merebut hak ahli waris, sekarang Arnold adalah seorang CEO terkenal nomor 2. Itu pun berkat bantuan Alifa.
Alifa yang tidak sengaja melirik sekilas kearah arnold, mengerutkan keningnya. "Kesambet Lo?" Tanya Alifa menyeka keringat nya.
Arnold menyodorkan botol minum ke Alifa. "Ngak." Jawabnya singkat, jelas dan padat.
"Cih." Detak Alifa.
"Lalu kenapa senyum-senyum sendiri?" Tanya Alifa.
Arnold masih terdiam.
"Hayo, apa jangan-jangan seorang CEO tampan terkenal dingin, cuek, datar kayak aspal jatuh cinta nih..." Ledek Alifa.
Pletak...
Satu pletakan mendarat di kening Alifa.
"Woy, sakit."
"Gue bukan tipe cowok kayak divonel-novel yang Lo buat."
Alifa terkejut. Selama ini tidak ada yang tahu bahwa ia diam-diam membuat novel.
"Tahu darimana Lo?"
"Gue kan CEO terkenal pandai." Angkuh Arnold sambil mempraktekkan dengan gaya khasnya.
Alifa memutar bola matanya malas.
***
Di kantor dayton company...
Kelvin dan Kevin disibukan dengan tugas-tugas kantor yang menumpuk. Sudah berjam-jam ia duduk mengurus dokumen-dokumen penting. Apalagi hari ini akan ada rapat penting. Membuat mereka tambah frustasi dengan jadwal yang padat.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk." Titah Kevin masih fokus mengetik.
Terlihat ada sosok wanita masuk kedalam ruang kerja Kevin dan Kelvin. Awalnya mereka masih fokus, setelah tahu siapa yang datang mereka membulatkan matanya dengan sempurna.
"Ha---hana???" Secara bersamaan Kelvin dan Kevin.
Ya, wanita itu tak lain adalah hana. Lebih terkejut nya lagi, Hana memakai pakaian yang seksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments