Jangan lupa vote, vote, dan vote.
Komen, komen dan komen...
Jangan lupa taruh di daftar bacaan, agar kalian tidak ketinggalan dengan cerita berikut nya.
______________________
Happy reading...
•
•
•
•
Tanpa pikir panjang Alifa beranjak meninggalkan keluarga nya di meja makan. Nenek nana menatap kepergian Alifa dengan tatapan sulit diartikan, sedangkan yang lain melihat nenek nana untuk meminta penjelasan.
"Nenek, apa nenek yakin dengan tadi?" Tanya Kelvin.
Nenek nana terdiam.
"Nenek, lebih baik jangan masukan Alifa pondok pesantren." Sambung Kelly untuk menyakinkan nenek nana.
Nenek nana menghela napas kasar. "Nenek, hanya ingin terbaik untuk kalian, apalagi Alifa." Nenek nana menjeda ucapannya untuk mengambil oksigen. "Kalian jangan khawatir pondok pesantren yang nenek pilih untuk Alifa sudah nenek siapkan dengan matang." Lanjut nenek nana. Mereka menjawabnya dengan mengangguk kepalanya.
***
Alifa menahan air matanya agar tidak keluar dari kelopak matanya, kedua tangan nya menggenggam stir mobil dengan erat, dan kakinya terus menambah kecepatan gas mobil.
Ia terus melaju menggunakan mobil Lamborghini Aventador hitam miliknya sendiri. Ia tak memperdulikan keadaan sekitar nya. Mobil Lamborghini Aventador hitam melaju diatas kecepatan tinggi menyulusuri jalanan sepi. Jalanan yang dilalui Alifa nampak seram, dikarenakan itu berada ditengah hutan.
Alifa mengerem mobilnya setelah sampai ditempat yang ia tuju. Banyak bodyguard sudah berbaris rapi menyambut Alifa. Alifa turun dari mobilnya sambil memakai kacamata hitam.
Bodyguard membungkukkan badannya sebagai tanda penghormatan. "Welcome queen." Sambut bodyguard bersamaan.
Alifa membalas nya dengan anggukan kepalanya. Alifa berjalan memasuki sebuah goa besar. Goa besar itu adalah markas mafia The red Moonlight.
Ya, selain seorang artis, Alifa juga seorang mafia yang berhasil menduduki tingkat satu terkuat didunia. Jati diri mafia The red Moonlight terkenal sangat misterius. Sangat sulit untuk melacak keberadaan mafia ini. Setiap menjalankan tugasnya, mafia ini selalu memakai topeng untuk menutupi identitas wajah mereka.
Selain itu, mafia The red Moonlight tidak tanggung-tanggung untuk menghukum siapapun yang mencoba berhianat pada nya, terutama QUEEN mafia.
Tujuan Alifa membangun organisasi ini adalah untuk membalaskan dendam nya dimasa lalu, selain itu para anggotanya banyak dari orang-orang jalanan yang diangkat oleh Alifa. Seperti Arnold, Arnold adalah orang kepercayaan Alifa dan tangan kanan nya dalam urusan mafia. Semenjak ia berada di Seoul, ia memberikan tanggung jawabnya pada Arnold, Kevin dan Kelvin.
Arnold memeluk erat Alifa. Ia menumpahkan rasa merindukan amat mendalam pada Alifa. Alifa membalas pelukan Arnold dengan suka hati. Alifa merasakan kehangatan dalam dekapan pelukan Arnold.
"Gue kangen Lo, Lady." Arnold melepaskan pelukan nya.
"Gue juga kangen sama Lo."
"Udah lama juga tidak bertemu." Ujar Alifa cengengesan.
Arnold yang melihat tawa Alifa pertama kali sangat senang sekali. Ini seperti momen langka baginya. Sebab, selama bertugas Alifa dikenal sangat dingin, jutek, dan wajah datar, ia dikenal sebagai Queen Antartika.
Arnold juga ikut tertawa bersama Alifa. Ia mengelus kepala Alifa dengan penuh kasih sayang. "Gue berharap Lo selalu ceria Lady. Lo terlihat cantik jika tersenyum begitu."
Mendadak raut wajah Alifa menjadi datar, sangat datar seperti jalanan baru diaspal. Entah kenapa ada yang mengganjal di hati Alifa.
Arnold yang merasakan ada raut sedih dari Alifa sangat tak tega. Pasti sudah menduga ini akan terjadi lagi.
"Ada apa?" Tanya Arnold.
"Apa Lo bertengkar lagi sama abang twins Lo?" Tanyanya lagi.
Alifa menggeleng kepalanya.
"Terus?"
"Gue..." Belum sempat Alifa menjawabnya, Arnold menarik tangan Alifa hingga terjatuh dalam pelukan Arnold.
"Shhht...."
Tampa Lo berkata, gue udah ngerti."
"Ikihik... Ikihik...."
"Cup cup cup, jangan nangis lagi gih." Arnold menenangkan Alifa entah bagaimanapun caranya. Baginya, kebahagiaan Alifa jauh lebih penting sekarang.
***
*Dor...
Dor...
Dor*...
Suara peluru melesat tepat mengenai sasaran. Angin segar dan sejuk menemani Alifa sedang latihan menembak.
Alifa terlihat sangat fokus mengenai sasarannya, tak pernah meleset sedikit pun. Arnold masih setia berdiri menemani Alifa berlatih.
Ia nampak sangat kagum dengan keahlian yang dimiliki Alifa. Sangat beruntung bisa bertemu dengan Alifa dua tahun yang lalu.
Flashback on
Tepat dua tahun lalu berada di busan, Alifa tidak sengaja melihat ada seorang laki-laki yang dikejar-kejar oleh warga.
Laki-laki itu sepertinya telah mencuri sesuatu dari pemilik toko roti. Ia berusaha menghindar dari amukan para warga, tapi naas dirinya ditemukan terlebih dahulu oleh warga.
"Ini dia pencurinya."
"Dasar kamu pencuri."
"Sudah sudah, biarkan dia."
"Ayo, bawa dia ke kantor polisi."
Seperti itulah caci maki dari para warga. Warga hendak mau memukul laki-laki tersebut, tetapi mereka merenungkan nya mendapatkan teriakan dari arah belakang. Para warga secara bersamaan berbalik badan.
"Berapa harga roti yang ia ambil?" Tanya Alifa. Ia berjalan untuk melindungi pria dibelakang nya.
"Dua juta." Ujar pemilik toko angkuh.
Alifa melirik kebelakang. Ia tersenyum sinis setelah mengetahui roti itu sudah basi. "Apa anda yakin?" Tanya Alifa memancing ucapannya.
"Ya."
"Untuk roti basi anda menjual nya dengan harga dua juta?" Alifa menaikan satu alisnya.
Sakmat...
Pemilik toko roti itu terjebak dengan ucapannya sendiri. Alifa malah tertawa sinis membuat para pendengarnya bergidik ngeri.
"K---kenapa an---nda tertawa?" Tanya gugup pemilik toko.
"Saya tidak menyangka loh, paman akan memenjarakan orang ini hanya untuk makanan basi?"
"Sa---saya."
"Saya bisa loh laporin papan. Apalagi saya tahu kebusukan paman selama berjualan."
Glek...
Pemilik toko roti menelan saliva nya kesusahan. Para warga mulai menatap kearah ke pemilik toko roti. Pemilik toko roti bercucuran keringat basah dan dingin.
"Jadi, dia dalangnya."
"Heh, tak tahu malu melampiaskan pada orang lain."
"Sudah para warga, ayo bawa dia."
Begitulah sorak-sorak warga. Pemilik toko itu mundur kebelakang. Lalu lari untuk menghindari amukan warga.
Sebagian lagi meminta maaf pada pria itu, karena telah salah paham.
Alifa berjongkok menyesuaikan ukuran tubuhnya dengan pria yang ada dihadapannya. Pria itu nampak ketakutan dan tubuhnya bergetar.
"Jangan takut." Ujar Alifa menyakinkan.
"Hmmm, roti itu udah basi." Alifa hentak membuang roti itu, tetapi pria itu mencengkal tangannya untuk tidak membuang roti itu.
"Buang saja. Mari ikut aku, aku akan ajak kamu makan." Alifa mencoba menyakinkan pria tadi.
Hingga, akhirnya pria itu setuju mengikuti Alifa.
***
Alifa membawa pria itu di lestoran terkenal di Busan. Awalnya banyak yang mencari maki Alifa. Ehhh bukan mencacimaki nya melainkan pria yang ada di belakang nya.
"Panggil pemilik toko ini!!!" Teriakan geram Alifa.
Para art yang berkerja disana mulai pada panik sendiri tak jelas.
"Anu... itu..." Jawab gugup art.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Yoo_Rachel
nice story....semangat Kakak
jangan lupa mampir yah
2021-04-30
2
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍
2021-04-26
1