R&L bab 2

Felicia mulai mengabaikan beberapa hiburan yang di tampilkan di atas panggung megah di hadapannya, ia tidak lagi peduli dengan para anak pejabat yang mulai bermain mata. Felicia fokus pada ponsel di tangannya.

"Kak, kamu mengabaikan banyak orang!" tegur Freya.

"Hah, ada apa?" tanya Felicia, ia mendongak, menyadari acara malam ini akan segera di akhiri.

Freya hanya melengos, sejak Felicia mengenal situs kencan online, wanita itu mulai sedikit gila, ia suka berlama-lama memegang ponsel dan bertukar pesan dengan lelaki yang tidak ia kenal, terkadang, Felicia bahkan tertawa dan sedih tanpa ada yang tau apa penyebabnya.

Usai acara selesai, Freya dan Felicia menerima banyak jabatan tangan dari para tamu undangan yang akan undur diri. Termasuk Evans, ia bahkan secara terang-terangan mencium punggung tangan Felicia saat akan pulang, membuat wanita itu semakin risih dengan sikap Evans yang kurang sopan.

Setelah semua para tamu undangan meninggalkan acara, Freya dan Felicia memilih duduk untuk bernafas sejenak sebelum meninggalkan tempat ini.

"Usahakan semuanya beres sebelum pagi, Fre. Ini akan mengganggu tamu hotel yang akan masuk," perintah Felicia.

Freya mengiyakan apa yang Felicia minta, ia bergegas menghampiri penanagung jawab acara agar membereskan semua properti dan dekorasi yang tidak perlu sebelum pagi.

"Kak Feli akan cek semuanya besok pagi," tegas Freya.

Semua yang bertugas menyanggupi perintah atasan mereka. Tidak ada yang tidak mengenali Freya, orang kepercayaan sekaligus gadis yang di anggap anak sendiri oleh keluarga Maheswari.

"Fre, lapar nggak?" tanya Felicia. "Aku lapar."

"Oh, ya. Kebetulan hari ini hotel kita merekrut koki baru, Kak. Ada satu koki yang kita dapatkan atas rekomendasi beberapa kenalan. Kita bisa coba masakannya," jelas Freya.

Felicia setuju, ia melarang Freya pergi ke dapur hotel sendiri, ia memilih ikut agar bisa bertemu langsung dengan koki yang Freya bicarakan.

Seorang laki-laki yang memakai seragam koki dengan perpaduan putih dan ungu sedang duduk bersantai di sofa. Rupanya, koki tersebut baru saja mengambil jam istirahatnya setelah mempersiapkan berbagai hidangan pesta untuk malam ini.

Freya menghampiri koki tersebut dan menyapa ramah.

"Hai," sapa Freya, wanita itu memang selalu ramah pada siapa saja.

"Oh, ya. Nona Freya?" tanya si koki.

"Kamu mengenalku?" Freya tersipu malu. Rupanya, koki yang kini berdiri di hadapannya memiliki wajah cukup rupawan.

"Tentu saja, Nona. Ada yang bisa saya bantu?" tanya si koki.

"Kita lapar, tolong buatkan makanan untuk kami. Kak Feli nggak suka makanan berlemak, dia vegetarian tapi masih mau mencicipi daging sebagai pelengkap. Porsinya sedikit saja," ujar Freya. Ia bahkan tau lebih detail apa saja yang menjadi kebiasaan Felicia.

Koki yang berdiri berhadapan dengan Freya mulai memperhatikan Felicia yang berada di belakang Freya. Wanita cantik dengan tubuh tinggi semampai itu sibuk tersenyum pada layar ponselnya.

"Tolong cepat, ya!" pinta Freya, membuyarkan lamunan si koki.

Freya mengajak Felicia duduk sambil menunggu makanan mereka datang.

"Kak, dia koki baru. Lumayan juga ternyata," decak Freya.

"Lumayan apanya?" tanya Felicia, ia bahkan belum melihat batang hidung koki yang Freya maksud, ia terlalu sibuk dengan ponselnya.

"Ih, kakak! itu, si koki, tampan, loh!"

"Kamu itu berlebihan, Freya. Semua laki-laki kamu anggap tampan, itu tampan, ini tampan. Lama-lama nanti kamu poliandri deh!"

Freya cemberut, lagi-lagi Felicia suka sekali membuyarkan imajinasi di kepala Freya.

"Ih, kok nggak di balas sih!" gumam Felicia sendiri, ia melemparkan ponselnya ke ujung sofa.

"Ada apa? kamu kok suka sih kak, chatting sama laki-laki yang bentuknya aja nggak tau."

"Bikin penasaran, tau! lagipula, aku kan cuma iseng," jawab Felicia.

Dua bulan terakhir, Felicia mulai mengikuti situs kencan online yang menampilkan banyak sekali akun laki-laki yang sedang mencari teman kencan, teman ngobrol dan kekasih.

Entah dari mana mulanya, Felicia mulai menyukai situs tersebut. Ia tidak menampilkan foto dirinya dalam profilnya, namun, banyak sekali laki-laki yang mulai iseng mengajaknya berkenalan.

Alih-alih mengisi waktu luang, Felicia kini malah semakin kecanduan. Beruntung, Freya masih sigap terus mengingatkan Felicia untuk fokus mengurus banyaknya pekerjaan dan jadwal pemotretan yang tidak pernah ada habisnya.

Dan dalam dua minggu terakhir, Felicia di buat penasaran dengan salah satu sosok laki-laki yang mulai mengajaknya chatting dalam situs tersebut. Laki-laki itu selalu berkata manis, romantis, meskipun Felicia tidak tau bagaimana rupa dan bentuknya, ia cukup di buat tergila-gila untuk bertukar pesan dengan lelaki tersebut setiap waktu.

"Kamu itu aneh, Kak. Banyak laki-laki yang sudah jelas-jelas kita kenal, kakak nggak tertarik. Tapi, malah suka sama yang misterius seperti laki-laki yang suka kakak ceritakan," gerutu Freya.

Entah sudah berapa kali Freya mengenalkan Felicia pada seorang laki-laki, wanita sama sekali tidak tertarik.

"Dia itu lucu, Fre. Lihat, dia suka kirim-kirim emoticon lucu," ucap Felicia sambil menunjukkan layar ponselnya.

"Gitu aja apanya sih yang lucu, Kak. Tukang gombal sih itu menurutku."

"Ah, Freya, nggak asik!"

"Apa sih nama akunnya?" tanya Freya penasaran.

"Dia cuma pakai inisial, huruf K dan A. Jangan-jangan, nama aslinya Kevin Aprillio," ujar Felicia dengan mimik wajah penasaran.

Belum sempat Freya menjawab, koki yang sudah selesai memasak itu kini datang mengantarkan hidangannya.

"Silahkan, Nona," ucap koki tersebut.

"Oh, mas koki, siapa namamu?" tanya Freya sesaat sebelum koki tersebut beranjak pergi.

"Nama saya Kendrict, panggil saja Ken."

"Emm, oke, Ken!" Freya mengedipkan sebelah mata pada Kendrict, Felicia memukul bahu wanita itu.

"Jangan genit, Ah! ingat sama yang lagi kerja!" ucap Felicia, pasalnya, Freya memang suka sekali menggoda laki-laki tampan, dan itu seperti sudah menjadi kebiasaannya.

Mereka berdua akhirnya makan dengan tenang, setelah seharian ini banyak sekali pekerjaan dan pertemuan yang harus mereka hadiri, akhirnya ini adalah waktu yang cocok untuk bersantai dan beristirahat.

Setelah menghabiskan makanan mereka, Felicia mengajak Freya untuk segera pulang. Karena Antonie dan Nerissa sedang tidak ada di rumah, maka Felicia memilih pulang ke apartemen miliknya, ia tidak terlalu suka tinggal di rumah saat orang tuanya sedang sibuk di luar kota.

"Kak, paman mengirim pesan, menanyakan pendapat kakak tentang Evans, dari keluarga Jarvis," ujar Freya saat mereka sampai di apartemen.

"Kamu tau dia laki-laki seperti apa, mana mungkin aku mau dengannya, Freya."

"Aku tau, tapi kali ini keluarga Jarvis berjanji pada paman untuk berusaha merubah kebiasaan Evans."

"Aku nggak yakin laki-laki seperti Evans bisa berubah, lagipula, masih banyak laki-laki baik di luaran sana, kenapa harus susah-susah memperbaiki sesuatu yang terlanjur rusak," decak kesal Felicia.

"Kamu ingat Alex, Kak?" tanya Freya. "Kamu tau dulu dia seperti apa, tapi nyatanya, sekarang dia sudah jadi lelaki setia, hot daddy pula," jelas Freya mengingatkan.

Felicia berlalu meninggalkan Freya yang duduk di ruang tamu, ia sudah bosan mendengar ceramah semua orang yang memintanya untuk seger mencari pasangan hidup.

🖤🖤🖤

Terpopuler

Comments

sari

sari

lanjut baca

2023-11-22

0

Ety Nadhif

Ety Nadhif

Ken seirang chef?

2022-07-25

0

Rin's

Rin's

KA,,Kendrict A,,,,

2022-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!