Bab 5

Suasana kantor selalu seperti biasanya, ramai oleh pegawai yang selalu di hiasi canda dan tawa. rama datang pagi ini sambil tersenyum lebar ke arah pegawainya yang duduk di tempatnya masing-masing.

"Pagi pak" sapa bu azwa sambil tersenyum lebar

Rama menundukkan kepalanya menghargai dan langsung masuk ke ruangannya, karena ia diberi tugas untuk membuat presentasi meeting lusa nanti.

"Hai...hai.." teriak fifi dengan senyuman paling lebar yang ia berikan

Ragil melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar ke pegawai yang sudah ada disana "kalian pasti kaget kalo baca ini" ragil mengangkat tangannya memberi lihat surat yang di genggamnya.

"Apa itu?" tanya bu azwa penasaran langsung bangun dari duduknya "ahhh, pasti surat kandungan ya?" timbal pak agus dengan tawa dibibir nya

"Yaampun.. akhirnya kamu hamil fi?" bu ratna dengan sigap berjalan menghampiri fifi dan memeluknya penuh bahagia

Fifi terperanjat ketika mendengar tiga orang dihadapannya ini terus menerus memberikan selamat padanya, padahal ia sedang tidak mengandung.

Ragil mengerutkan keningnya "kenapa jadi begini?"

"Ehh udah udah, ini tuh surat pengunduran diri" ragil menepis lengan bu azwa yang terus mengelus perut fifi

"Hah?" pak agus, bu azwa dan bu ratna langsung membelalakkan matanya sambil tertawa pias "ngomong apa sih?" celetuk bu ratna sambil kembali ke mejanya

Ragil dan fifi saling berpandangan bingung karena ucapan yang sebenarnya malah dianggap main main oleh ketiga rekan kerjanya.

Ragil kemudian membuka surat itu dan menyerahkan nya pada bu azwa agar membacanya, dengan nada malas bu azwa membaca surat pengunduran diri itu dengan suara keras.

Bu azwa yang membaca surat pun menghentikan ucapannya karena terkejut, Pak agus dan bu ratna yang mendengarnya pun tak kalah terkejut. ternyata mereka berdua benar-benar mengundurkan diri dari kantor.

Ragil dan fifi langsung tertawa bersama serasa mempunyai kepuasan sendiri bisa membuat ketiganya terkejut.

"Kalian serius mau ngundurin diri?" tanya bu ratna tak percaya "yah, jadi sepi deh ruangan TU. udah ditinggal neng intan sekarang kalian berdua" gerutu pak agus tak terima

"Ragil harus ngurus kantor papah, jadi ya mau gak mau harus keluar dari sini" perjelas ragil "sekalian sama fifi juga" sambungnya menoleh pada fifi

Setelah beberapa menit melakukan pelukan perpisahan dan obrolan panjang akhirnya ragil dan fifi langsung beranjak untuk pergi ke ruangan Hrd.

Mereka memutuskan menemui pak dahlan terlebih dahulu, karena mereka diterima dengan baik di kantor ini maka keluar pun harus secara baik-baik.

Setelah menemui pak dahlan, mereka sekarang beralih ke ruangan pak gilang. mereka tersenyum melewati ketiga teman kantor ruangannya selama dua tahun ini.

"Aku udah cantik kan?" fifi memutar badannya saat hendak membuka pintu, membuat ragil berdecih geli.

"Permisi pak gilang" fifi membungkukkan badannya menatap kak gilang dengan mata berbinar

"Pak kami ke sini mau pamit, kami akan mengundurkan diri hari ini" ucap ragil sambil tersenyum kecil

"Oh ya? kenapa?" tanya pak gilang mengerutkan keningnya sambil bangun dari duduknya

"Pasti pak gilang nanti kangen sama fifi" celetuk fifi dengan tawa dibibir nya yang langsung membuat ragil menoleh pada fifi dengan tatapan jiji

"Saya dan fifi harus pindah ke perusahaan milik orangtua saya pak" ujar ragil saat melihat pak gilang hanya tersenyum kecut ke arah istrinya

Setelah menemui pak gilang mereka pun kini ke ruangan suami dari sahabat nya, pak rama.

Rama langsung bangun dari duduknya menyambut dua manusia yang sangat ia kenali dan sering bertemu dengannya dirumah kalau mereka menemui istrinya.

"Westt...ada apa nih pasutri?" tanya rama sambil tersenyum lebar

"Kita mau pamit pak rama, kita keluar dari perusahaan ini" jawab fifi dengan wajah pura pura sedihnya

"Keluar? kalian gak betah?" tanya rama dengan terkejut

"Bukan gak betah pak, tapi saya sama fifi harus pindah ke perusahaan orangtua saya. jadi kita harus mengundurkan diri dari kantor bapak" jawab ragil sambil tersenyum kecil

Rama menganggukan kepalanya paham, ia memberikan pelukan hangat pada ragil dan salaman perpisahan pada fifi.

•••

Saat kak gilang sedang fokus dengan pekerjaannya tiba-tiba suara pesan datang, ia segera membukanya dilihat nama feny yang tertera.

"Bajunya muat, pas banget dibadan feny. makasih ya kak"

Kak gilang langsung mengirimkan pesan pada bunda yang mengatakan bahwa baju untuk feny muat di badanya tanpa membalas pesan dari feny terlebih dahulu.

"Mana fotonya, bunda mau liat"

Kak gilang tersenyum kecut saat membaca apa balasan bundanya. bagaimana mungkin ia harus meminta feny mengirimkan fotonya.

Karena ia malas berdebat kak gilang langsung mengirimkan pesan pada feny

"Boleh saya minta foto kamu pas pakai baju itu?"

Dengan perasaan senang feny mengambil gambar tubuhnya yang terbalut baju berwarna putih panjang dengan beberapa model di bagian depannya

Feny sampai harus mengambil banyak gambar, karena ia merasa malu kalau fotonya jelek. mamahnya sampai pusing mengambil foto mantan seorang model yang kali ini benar-benar kaku dalam berpose.

"Maaf kak kalo jelek" Feny mengirimkan pesan setelah ia mengirimkan fotonya

Lagi-lagi kak gilang hanya membacanya, ia langsung mengirimkan foto pada bunda dan lagi lagi bunda menguras emosinya.

Bunda meminta kak gilang untuk membawa feny ke butiknya siang ini. kak gilang langsung menolaknya dengan alasan ia sibuk. namun bunda dengan enteng bilang akan meminta izin pada pak dahlan, suaminya.

Akhirnya, pak gilang menyetujui nya. karena menolak pun akan berakhir sia-sia.

"Feny siang ini aku jemput , kita ke butik bunda"

"Iya kak" Balasnya

Kak gilang langsung mematikan ponselnya agar kembali fokus pada pekerjaan nya, ia yakin pasti bunda akan menyuruh nya yang lebih aneh saat sampai di butik.

•••

Feny memandangi baju pengantin yang digantung di depan lemari, ia merasa senang bisa menikah dan tak perlu takut bila ditemui orang-orang. setidaknya ia bisa memastikan anak didalam kandungan nya punya ayah.

"Mamah pulang ya, kalau ada apa-apa bilang sama mamah" bu riani mengelus perut anaknya sambil tersenyum lebar

Setelah beberapa jam kemudian feny segera melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi dengan perasaan bahagia akan keluar rumah dengan calon suaminya walaupun ini hanya ke butik.

Setelah sekian lama ia tak berhias ia kini duduk di meja rias, setelah mengoles lipstik dibibir nya. dengan baju berwarna hitam selutut dengan lengan sepanjang siku.

Ia menyorenkan tas selempang berwarna coklat sama dengan sepatu baletnya. feny segera melangkahkan kakinya untuk menunggu di luar, namun alangkah terkejutnya ia saat sampai diluar mendapati kak gilang sedang duduk di kursi.

"Loh, kak gilang udah ada di sini?" tanya feny bingung

Kak gilang hanya menganggukkan kepalanya dan membuka pintu mobil agar feny masuk kedalam, sambil tersenyum penuh arti feny masuk kedalam mobil.

Terpopuler

Comments

N∆🥂

N∆🥂

Liat penyebutan Kak Gilang kok kayak gimana gitu.
Kayak si Fenny sendiri yang cerita gitu

2021-09-10

0

Marmott🐻

Marmott🐻

kasian banget ya jadi Feny ya wlaupun dia yg memulai masalah

2021-04-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!