"Teman-teman!"
"Disini! Sebelah sini!" terlihat Amanda berteriak sambil melambaikan tangannya.
"Oke." sahut Dinda.
"Din, Clar, ayo kita kesana!" sahut Ayu.
Mereka pun memghampiri Amanda yang sudah duduk manis di tempatnya daritadi.
"Kenapa kaliam datang lebih pagi?" tanya Ayu kepada Amanda dan Budi.
"Tidak apa-apa. Aku terlalu bersemangat jadi datang pagian." sahut Ayu.
"Baiklah. Sekarang kita mau main yang mana dulu?" tanya Amanda. Tangannya menunjuk ke arah dimana terdapat banyak permainan seperti roller coaster, rumah hantu, panjat tebing, dan lain-lain. Ada juga beberapa toko makanan di sekeliling arena permainan itu.
"Ayo kita main roller coaster dulu saja." sahut Ayu.
"Oke." semua kompak menjawab.
"Aaaaaaaaa." Clarissa dan Ayu menjerit keras sambil mengangkat tangan mereka ke atas.
"Wuhuu!!" Amanda benar-benar menikmati permainan ini. Sementara Budi dan Dinda hanya menikmati tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.
"Tadi itu seru sekali, ya?" tanya Amanda.
"Iya, sangat seru." sahut Clarissa.
"Ayo kita naik lagi sampai puas!" sahut Amanda.
...****************...
"Nek? Nenek dimana?"
"Disini. Leo cucuku sayang sudah sampai ya."
"Iya Nek. Apa kabar, Nek?"
"Baik, sayang."
"Dimana Ryan?"
"Tadi aku meneleponnya, dia bilang masih di jalan."
"Oh begitu ya. Leo, makan dulu aja buah-buahan disana ya." menunjuk ke arah meja ruang tamu yang sudah dipenuhi berbagai macam buah-buahan.
"Nenek aku sampai!" teriak Ryan.
"Ryan sayang sudah sampai?"
"Iya Nek. Nenek gimana kabarnya? Sudah rutin periksa gigi sama mata nenek?"
"Nenek baik sayang. Iya, nenek sudah rutin periksa mata dan gigi nenek."
"Baguslah kalau begitu."
"Kamu makan dulu ya sama Leo. Tunggu pamanmu sampai."
"Bagaimana dengan papa dan mama? Apa mereka tidak akan datang hari ini?"
"Tadi siang mereka sudah mengunjungi nenek. Tapi, setelah itu mereka langsung bergegas berangkat menuju ke bandara." sahut neneknya.
"Baik, Nek."
"Hei Leo."
"Kenapa?"
"Kau sudah makan berapa banyak?"
"Apa?"
"Apa! Buah itu!" menunjuk ke arah buah jeruk di depannya.
"Aku baru makan satu."
"Gitu dong! Jawab aja lelet. Huh!"
"Kenapa lagi dengannya? Dia yang bicaranya tidak pernah jelas." batin Leo dalam hati.
"Hei."
"Apa?"
"Ayo kita main video games saja. Aku bosan."
"Ayo! Mau main apa?"
"Bagaimana dengan Mobile Legends?"
"Ayo!"
Welcome to Mobile Legends!
Sayangnya, saat akan memulai game nya, David Sebastian Aryaguna, Ayah Leo yang sekaligus merupakan paman dari Ryan datang sehingga mereka tidak bisa bermain lagi.
"Wah, anak-anak ini pantas saja malas. Ternyata mereka bermain video games ya!" kata David bercanda.
"Tidak kok, Pa." jawab Leo.
"Leo. Kenapa kamu malah bermain bukannya belajar?" tanya ayahnya.
"Iya, Pa. Nanti malam aku akan belajar." sahut Leo pasrah. Ia Dan Ryan hanya bisa menghela napas panjang karena sangat bosan.
"Ryan."
"Andai ada kakakmu dan Alexa seperti dulu. Situasinya pasti berbeda." Leo berbicara sambil menghela napas panjang.
"Apa yang bisa berbeda? Waktu tidak bisa diputar lagi kau tahu! Dan berhenti membahas wanita itu!" bentak Ryan. Leo hanya diam saat melihat raut muka Ryan.
"Kapan kakak perempuanmu akan kembali kesini?" tanya Leo.
"Entahlah. Mungkin 3 tahun lagi." sahut Ryan.
"Anak-anak. Ayo makan!"
"Baik. Kami segera kesana!" sahut Ryan dan Leo bersamaan. Mereka makan sampai puas. Setelah itu, Ryan memilih naik ke lantai paling atas dan merenung disana sambil melihat pemandangan malam hari yang indah di depannya.
"Apa keadaan bisa kembali seperti dulu lagi?" tanya Ryan kepada dirinya sendiri. Ia memikirkan semua kejadian masa lalunya. Tanpa Ia sadari, pipinya sudah banjir dengan air mata.
"Ryan. Kenapa kamu sendiri disini?" tanya pamannya.
"Paman." Ryan dengan cepat menghapus air matanya namun tidak berhasil. Ia tetap menangis dan matanya merah.
"Sudah. Jangan menangis." sahut pamannya. Ryan segera mengusap air matanya. Ia memang lebih dekat kepada pamannya. Dari kecil hingga sekarang, Ia hanya pernah menunjukkan kesedihannya kepada tiga orang. Satu di depan pamannya, satu di depan Leo, dan satunya lagi di depan Alexa.
"Kenapa? Kau mengalami kesulitan selama menjabat menjadi ketua OSIS?"
"Tidak. Bukan itu."
"Lantas?"
"Aku memikirkan masa laluku." Ia dan pamannya diam sejenak. Sosok seorang paman bagi Ryan adalah orang yang berbeda dari Orangtua nya dan lebih banyak mendengar lalu memberikan saran yang membangun.
"Lalu, aku merasa bersalah. Aku tau aku juga bukan anak yang berbakti kepada Orangtua ku. Aku mungkin berprestasi tapi aku tidak punya apa-apa dan selalu merasa kesepian. Lebih lagi aku teringat tentang Alexa juga."
"Hmm. Lalu?"
"Aku berpikir apa semua itu bisa kembali seperti semula?"
"Ryan. Kesempatan tidak pernah datang dua kali. Waktu juga berputar dan tidak bisa kembali lagi..."
"Aku tau itu. Apa aku sudah benar-benar terlambat?" memotong pembicaraan pamannya. Pamannya hanya tersenyum.
"Kenapa paman malah tersenyum?"
"Tidak." sahut pamannya. Ryan hanya menatap kesal sekaligus curiga terhadap pamannya.
"Kenapa? Paman sungguh tidak apa-apa." lanjutnya sambil tersenyum.
"Dengarkan paman baik-baik ya."
"Kesempatan tidak datang dua kali, tetapi tidak pernah ada kata terlambat untuk mengubah semuanya dan memulai hal baru. Kalau kamu kesepian kamu bisa mengobrol. Mulai dari Orangtua, Paman, Nenek, lalu Leo dan Davina. Teman-temanmu di sekolah juga bisa." Ryan hanya menghela napas mendengarnya.
"Paman tau kamu telah menanggung banyak beban yang berat selama ini. Pasti berat bagimu untuk dewasa sebelum waktunya. Paman dengar kamu sangat dingin di sekolah. Kamu harus mulai bersikap lebih ramah terhadap mereka. Carilah teman baru dan pilihlah sahabat yang setia dan mendukungmu apa adanya. Kamu juga bisa mencari pacar yang baik untuk menjadi orang yang akan berbagi beban denganmu."
"Tapi bagaimana caranya? Aku terbiasa menyendiri."
"Dulu paman juga penyendiri sepertimu semenjak kakek meninggal. Tapi, paman sadar keadaan tidak akan berubah. Oleh karena itu, kita yang harus berubah. Kenyataan dan tantangan selalu ada di depan kita, Ryan. Yang harus kita lakukan adalah menghadapinya dengan berani."
"Paman ada rapat 1 jam lagi. Paman pergi dulu ya." Pamannya pergi dan berpamitan kepada seisi rumah.
"Leo, kamu bisa bermain dulu bersama Ryan di tempat yang dulu sering kalian kunjungi."
"Dimana, Pa?" tanya Leo.
"Tentu saja di Exciting."
"Wahana permainan itu?" tanya Leo.
"Iya. Kalian akan paman antar ya kesana. Jangan bertengkar. Mengerti?"
"Kami mengerti." sahut mereka bersamaan.
"Kita sudah sampai. Ini untuk kalian, habiskan saja." David menyodorkan sejumlah besar uang untuk dipakai oleh Ryan dan Leo nantinya.
"Baik, Pa. Terimakasih." sahut Leo.
"Terimakasih Paman." sahut Ryan.
"Hati-hati ya. Sampai nanti." sahut pamannya sambil tersenyum.
...****************...
"Hei. Kita mau main yang mana dulu?" tanya Ryan.
"Bebas." jawab Leo.
"Kau tentukan."
"Cepat!" bentak Ryan.
"Yasudah kalau begitu kita ke rumah hantu dulu saja." jawab Leo cepat.
"Tidak. Lebih baik bermain panjat tebing dulu." sahut Ryan.
"Cih."
"Apa!"
"Tidak."
"Kau takut hantu?" Leo bertanya sambil mengangkat alisnya.
"Siapa bilang! Tidak kok!" sahut Ryan kesal.
"Aku ingat dulu ada anak berumur 8 tahun menangis saat keluar dari rumah hantu." Leo bicara sambil tertawa.
"Hei. Saat itu aku masih kecil tau!" sahut Ryan.
"Terserah. Ayo kita main."
Meladenimu tidak akan ada habisnya tuan muda Ryan. Apa kau tau kalau kau itu menyebalkan? batin Leo.
Mereka selesai bermain panjat tebing. Leo adalah pemenangnya.
"Selamat." kata Ryan.
"Terimakasih." sahut Leo.
Ada apa ini? Kenapa aku malah merinding ya kalau dia tidak bersikap dingin seperti biasanya?
"Mau main apalagi?" tanya Leo.
"Terserah." sahut Ryan.
"Baiklah. Rumah hantu ya." sahut Leo.
"Ayo!" Ryan tak mau kalah.
Di dalam rumah hantu...
"Dorr!" Leo tiba-tiba mengagetkan Ryan dari belakang.
"Ah! Hei! Jangan bercanda!" bentak Ryan.
"Hahaha." Leo hanya tertawa kencang mendengar Ryan membentaknya.
"Hei. Kamu mau mati, ya?" sahut Ryan.
"Kalau begitu coba bunuh aku! Weekkkk!" sahut Leo meledek.
"Ah sial! Leo tunggu aku!" teriak Ryan.
BERSAMBUNG
Hai readers.. Author baru update lagi nih... Tolong kasih saran dan masukkan kalian di kolom komentar dong, menurut kalian apa yang kurang dari novel ini? Author ucapkan terimakasih banyak buat yang mau kasih masukkan dan dukung novel ini 🙏🏻.
Btw, kalau kalian suka novel ini tolong like, komen, dan vote ya... hehe. Jangan lupa tambahin ke favorit kalian juga supaya author lebih semangat lagi nulisnya ❤. Author juga usahain update episode baru tiap hari yaa..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments
🌻Ruby Kejora
Sukses sll kk😆
2022-05-22
1
ruwseewoon
bacanya agak bingung soalnya diepisode ini... tadi ryan pergi ke lantai paling atas untuk menikmati suasana malam hari.... kok tiba2 pamannya bilang ada meeting jam 1.... td sempat berfikir ta kira jam 1 malam ada meeting, pa pegawainya pada lemburrr.... kerjanya 24 jam dong ini.... 🤣🤣🤣🤣
2021-10-31
1