Sahabat Baru (2)

"Teman-teman!"

"Disini! Sebelah sini!" terlihat Amanda berteriak sambil melambaikan tangannya.

"Oke." sahut Dinda.

"Din, Clar, ayo kita kesana!" sahut Ayu.

Mereka pun memghampiri Amanda yang sudah duduk manis di tempatnya daritadi.

"Kenapa kaliam datang lebih pagi?" tanya Ayu kepada Amanda dan Budi.

"Tidak apa-apa. Aku terlalu bersemangat jadi datang pagian." sahut Ayu.

"Baiklah. Sekarang kita mau main yang mana dulu?" tanya Amanda. Tangannya menunjuk ke arah dimana terdapat banyak permainan seperti roller coaster, rumah hantu, panjat tebing, dan lain-lain. Ada juga beberapa toko makanan di sekeliling arena permainan itu.

"Ayo kita main roller coaster dulu saja." sahut Ayu.

"Oke." semua kompak menjawab.

"Aaaaaaaaa." Clarissa dan Ayu menjerit keras sambil mengangkat tangan mereka ke atas.

"Wuhuu!!" Amanda benar-benar menikmati permainan ini. Sementara Budi dan Dinda hanya menikmati tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

"Tadi itu seru sekali, ya?" tanya Amanda.

"Iya, sangat seru." sahut Clarissa.

"Ayo kita naik lagi sampai puas!" sahut Amanda.

...****************...

"Nek? Nenek dimana?"

"Disini. Leo cucuku sayang sudah sampai ya."

"Iya Nek. Apa kabar, Nek?"

"Baik, sayang."

"Dimana Ryan?"

"Tadi aku meneleponnya, dia bilang masih di jalan."

"Oh begitu ya. Leo, makan dulu aja buah-buahan disana ya." menunjuk ke arah meja ruang tamu yang sudah dipenuhi berbagai macam buah-buahan.

"Nenek aku sampai!" teriak Ryan.

"Ryan sayang sudah sampai?"

"Iya Nek. Nenek gimana kabarnya? Sudah rutin periksa gigi sama mata nenek?"

"Nenek baik sayang. Iya, nenek sudah rutin periksa mata dan gigi nenek."

"Baguslah kalau begitu."

"Kamu makan dulu ya sama Leo. Tunggu pamanmu sampai."

"Bagaimana dengan papa dan mama? Apa mereka tidak akan datang hari ini?"

"Tadi siang mereka sudah mengunjungi nenek. Tapi, setelah itu mereka langsung bergegas berangkat menuju ke bandara." sahut neneknya.

"Baik, Nek."

"Hei Leo."

"Kenapa?"

"Kau sudah makan berapa banyak?"

"Apa?"

"Apa! Buah itu!" menunjuk ke arah buah jeruk di depannya.

"Aku baru makan satu."

"Gitu dong! Jawab aja lelet. Huh!"

"Kenapa lagi dengannya? Dia yang bicaranya tidak pernah jelas." batin Leo dalam hati.

"Hei."

"Apa?"

"Ayo kita main video games saja. Aku bosan."

"Ayo! Mau main apa?"

"Bagaimana dengan Mobile Legends?"

"Ayo!"

Welcome to Mobile Legends!

Sayangnya, saat akan memulai game nya, David Sebastian Aryaguna, Ayah Leo yang sekaligus merupakan paman dari Ryan datang sehingga mereka tidak bisa bermain lagi.

"Wah, anak-anak ini pantas saja malas. Ternyata mereka bermain video games ya!" kata David bercanda.

"Tidak kok, Pa." jawab Leo.

"Leo. Kenapa kamu malah bermain bukannya belajar?" tanya ayahnya.

"Iya, Pa. Nanti malam aku akan belajar." sahut Leo pasrah. Ia Dan Ryan hanya bisa menghela napas panjang karena sangat bosan.

"Ryan."

"Andai ada kakakmu dan Alexa seperti dulu. Situasinya pasti berbeda." Leo berbicara sambil menghela napas panjang.

"Apa yang bisa berbeda? Waktu tidak bisa diputar lagi kau tahu! Dan berhenti membahas wanita itu!" bentak Ryan. Leo hanya diam saat melihat raut muka Ryan.

"Kapan kakak perempuanmu akan kembali kesini?" tanya Leo.

"Entahlah. Mungkin 3 tahun lagi." sahut Ryan.

"Anak-anak. Ayo makan!"

"Baik. Kami segera kesana!" sahut Ryan dan Leo bersamaan. Mereka makan sampai puas. Setelah itu, Ryan memilih naik ke lantai paling atas dan merenung disana sambil melihat pemandangan malam hari yang indah di depannya.

"Apa keadaan bisa kembali seperti dulu lagi?" tanya Ryan kepada dirinya sendiri. Ia memikirkan semua kejadian masa lalunya. Tanpa Ia sadari, pipinya sudah banjir dengan air mata.

"Ryan. Kenapa kamu sendiri disini?" tanya pamannya.

"Paman." Ryan dengan cepat menghapus air matanya namun tidak berhasil. Ia tetap menangis dan matanya merah.

"Sudah. Jangan menangis." sahut pamannya. Ryan segera mengusap air matanya. Ia memang lebih dekat kepada pamannya. Dari kecil hingga sekarang, Ia hanya pernah menunjukkan kesedihannya kepada tiga orang. Satu di depan pamannya, satu di depan Leo, dan satunya lagi di depan Alexa.

"Kenapa? Kau mengalami kesulitan selama menjabat menjadi ketua OSIS?"

"Tidak. Bukan itu."

"Lantas?"

"Aku memikirkan masa laluku." Ia dan pamannya diam sejenak. Sosok seorang paman bagi Ryan adalah orang yang berbeda dari Orangtua nya dan lebih banyak mendengar lalu memberikan saran yang membangun.

"Lalu, aku merasa bersalah. Aku tau aku juga bukan anak yang berbakti kepada Orangtua ku. Aku mungkin berprestasi tapi aku tidak punya apa-apa dan selalu merasa kesepian. Lebih lagi aku teringat tentang Alexa juga."

"Hmm. Lalu?"

"Aku berpikir apa semua itu bisa kembali seperti semula?"

"Ryan. Kesempatan tidak pernah datang dua kali. Waktu juga berputar dan tidak bisa kembali lagi..."

"Aku tau itu. Apa aku sudah benar-benar terlambat?" memotong pembicaraan pamannya. Pamannya hanya tersenyum.

"Kenapa paman malah tersenyum?"

"Tidak." sahut pamannya. Ryan hanya menatap kesal sekaligus curiga terhadap pamannya.

"Kenapa? Paman sungguh tidak apa-apa." lanjutnya sambil tersenyum.

"Dengarkan paman baik-baik ya."

"Kesempatan tidak datang dua kali, tetapi tidak pernah ada kata terlambat untuk mengubah semuanya dan memulai hal baru. Kalau kamu kesepian kamu bisa mengobrol. Mulai dari Orangtua, Paman, Nenek, lalu Leo dan Davina. Teman-temanmu di sekolah juga bisa." Ryan hanya menghela napas mendengarnya.

"Paman tau kamu telah menanggung banyak beban yang berat selama ini. Pasti berat bagimu untuk dewasa sebelum waktunya. Paman dengar kamu sangat dingin di sekolah. Kamu harus mulai bersikap lebih ramah terhadap mereka. Carilah teman baru dan pilihlah sahabat yang setia dan mendukungmu apa adanya. Kamu juga bisa mencari pacar yang baik untuk menjadi orang yang akan berbagi beban denganmu."

"Tapi bagaimana caranya? Aku terbiasa menyendiri."

"Dulu paman juga penyendiri sepertimu semenjak kakek meninggal. Tapi, paman sadar keadaan tidak akan berubah. Oleh karena itu, kita yang harus berubah. Kenyataan dan tantangan selalu ada di depan kita, Ryan. Yang harus kita lakukan adalah menghadapinya dengan berani."

"Paman ada rapat 1 jam lagi. Paman pergi dulu ya." Pamannya pergi dan berpamitan kepada seisi rumah.

"Leo, kamu bisa bermain dulu bersama Ryan di tempat yang dulu sering kalian kunjungi."

"Dimana, Pa?" tanya Leo.

"Tentu saja di Exciting."

"Wahana permainan itu?" tanya Leo.

"Iya. Kalian akan paman antar ya kesana. Jangan bertengkar. Mengerti?"

"Kami mengerti." sahut mereka bersamaan.

"Kita sudah sampai. Ini untuk kalian, habiskan saja." David menyodorkan sejumlah besar uang untuk dipakai oleh Ryan dan Leo nantinya.

"Baik, Pa. Terimakasih." sahut Leo.

"Terimakasih Paman." sahut Ryan.

"Hati-hati ya. Sampai nanti." sahut pamannya sambil tersenyum.

...****************...

"Hei. Kita mau main yang mana dulu?" tanya Ryan.

"Bebas." jawab Leo.

"Kau tentukan."

"Cepat!" bentak Ryan.

"Yasudah kalau begitu kita ke rumah hantu dulu saja." jawab Leo cepat.

"Tidak. Lebih baik bermain panjat tebing dulu." sahut Ryan.

"Cih."

"Apa!"

"Tidak."

"Kau takut hantu?" Leo bertanya sambil mengangkat alisnya.

"Siapa bilang! Tidak kok!" sahut Ryan kesal.

"Aku ingat dulu ada anak berumur 8 tahun menangis saat keluar dari rumah hantu." Leo bicara sambil tertawa.

"Hei. Saat itu aku masih kecil tau!" sahut Ryan.

"Terserah. Ayo kita main."

Meladenimu tidak akan ada habisnya tuan muda Ryan. Apa kau tau kalau kau itu menyebalkan? batin Leo.

Mereka selesai bermain panjat tebing. Leo adalah pemenangnya.

"Selamat." kata Ryan.

"Terimakasih." sahut Leo.

Ada apa ini? Kenapa aku malah merinding ya kalau dia tidak bersikap dingin seperti biasanya?

"Mau main apalagi?" tanya Leo.

"Terserah." sahut Ryan.

"Baiklah. Rumah hantu ya." sahut Leo.

"Ayo!" Ryan tak mau kalah.

Di dalam rumah hantu...

"Dorr!" Leo tiba-tiba mengagetkan Ryan dari belakang.

"Ah! Hei! Jangan bercanda!" bentak Ryan.

"Hahaha." Leo hanya tertawa kencang mendengar Ryan membentaknya.

"Hei. Kamu mau mati, ya?" sahut Ryan.

"Kalau begitu coba bunuh aku! Weekkkk!" sahut Leo meledek.

"Ah sial! Leo tunggu aku!" teriak Ryan.

BERSAMBUNG

Hai readers.. Author baru update lagi nih... Tolong kasih saran dan masukkan kalian di kolom komentar dong, menurut kalian apa yang kurang dari novel ini? Author ucapkan terimakasih banyak buat yang mau kasih masukkan dan dukung novel ini 🙏🏻.

Btw, kalau kalian suka novel ini tolong like, komen, dan vote ya... hehe. Jangan lupa tambahin ke favorit kalian juga supaya author lebih semangat lagi nulisnya ❤. Author juga usahain update episode baru tiap hari yaa..

Terpopuler

Comments

🌻Ruby Kejora

🌻Ruby Kejora

Sukses sll kk😆

2022-05-22

1

ruwseewoon

ruwseewoon

bacanya agak bingung soalnya diepisode ini... tadi ryan pergi ke lantai paling atas untuk menikmati suasana malam hari.... kok tiba2 pamannya bilang ada meeting jam 1.... td sempat berfikir ta kira jam 1 malam ada meeting, pa pegawainya pada lemburrr.... kerjanya 24 jam dong ini.... 🤣🤣🤣🤣

2021-10-31

1

lihat semua
Episodes
1 Permulaan
2 Pertemuan Pertama
3 Leo Tahu?
4 Sahabat Baru
5 Sahabat Baru (2)
6 Sahabat Baru (3)
7 Jatuh Cinta?
8 Tugas Bu Rosa
9 Sosok Ryan Yang Sebenarnya
10 Presentasi
11 Perdebatan
12 Pengumuman
13 Manusia Tampan Sedingin Es di Kutub Utara
14 Kepulangan Jonathan
15 Ryan Dan Clarissa
16 Dua Minggu Saja?
17 Bertemu Dengan Dinda
18 Apa Mereka Akrab?
19 Terlambat
20 Clarissa Difitnah dan Amanda Mau Dilabrak
21 Penjelasan Ryan dan Kenapa Dia Menangis?
22 Clarissa Dirundung Lagi dan Ajakan Untuk Bertaruh
23 Clarissa Diculik dan Kedatangan Dua Bodyguard
24 Bertemu di Tempat Gym
25 Ujian Matematika Matriks
26 Kompetisi Basket (1)
27 Kompetisi Basket (2)
28 Pengumuman
29 Visual Tokoh
30 Kompetisi Basket (3)
31 Aku Tidak Suka
32 Kenapa Aku Jadi Seperti Ini?
33 Hasil Rapat dan Mengunjungi Mbak Fina Serta Kenzo
34 Rumah Sakit
35 Membawakan Mainan Untuk Kenzo
36 Masalah Di Perusahaan
37 Membuat Lagu Untuknya (1)
38 Membuat Lagu Untuknya (2)
39 Hari Valentine
40 Hari Valentine (2)
41 Hari Valentine (3)
42 Rumah Sakit
43 Berangkat Bersama
44 Jadi.. Aku Benar-Benar Menyukainya?
45 Menyatakan Perasaan
46 Bertemu Leo di Cafe
47 Ryan, Kamu Sudah Menyatakan Perasaanmu?
48 Fakta Yang Mengejutkan dan Jawaban Dinda
49 Apa Kamu Sudah Menyerah?
50 Kejadian Yang Sebenarnya
51 Kedatangan Alexa
52 Alexa VS Angel
53 Hanya Aku Yang Tidak Tahu?
54 Aku Tahu Kamu Menyukaiku
55 Acara Pertunangan
56 Aku Tidak Bisa Melupakannya
57 Rencana Misterius Leo
58 Alexa Membuat Keributan
59 Pernyataan Ryan
60 Leo Menyatakan Perasaan
61 Kepulangan Priscilla
62 Kepulangan Priscilla
63 Jonathan Merenung
64 Jonathan Merenung (2)
65 Pertunangan Dibatalkan
66 Dinda, Aku Menyukaimu!
67 Jawaban Dinda Untuk Leo
68 Percakapan Leo & Ryan
69 Ryan Yang Inisiatif
70 Ryan & Dinda
71 Leo dan Alexa
72 Pacaran
73 Kebersamaan di Mal
74 Kebersamaan di Mal (2)
75 Kebersamaan di Mal (3)
76 Ryan Yang Ceria
77 Berakting
78 Alexa Sakit
79 Ryan dan Alexa
80 Permintaan Alexa
81 Clarissa Mencari Informasi
82 Dinda Terluka
83 Ryan Cemburu
84 Menemui Alvaro
85 Mengumumkan Hubungan Pacaran
86 Berkumpul di Restoran
87 Priscilla dan Alvaro
88 Itu Yang Membuatnya Menangis
89 Kencan Yang Spesial
90 Leo Datang Menginap
91 Percakapan Leo dan Ryan
92 Dinda Terkena Bola Basket
93 Ryan dan Dinda
94 Leo Membujuk Alexa
95 Alexa Meminta Maaf
96 Leo Menyatakan Perasaan
97 Pergi ke Cafe
98 Hadiah Untuk Dinda
99 Kartu Undangan Pernikahan
100 Ujian Hari Pertama
101 Taman Hiburan
102 Pernikahan Alvaro & Priscilla
103 Jonathan Menentang Hubungan Ryan & Dinda
104 Nilai Ryan Menurun
105 Berenang di Water Park
106 Kedatangan Nadia
107 Nadia Mengunjungi Ryan
108 Nadia Berdamai Dengan Jonathan
109 Nadia Menemui Dinda
110 Dinda Berbicara Dengan Satrio
111 Ryan dan Nadia Berbicara Kepada Jonathan
112 Jonathan dan Satrio Berdamai
113 Jonathan dan Nadia Balikan
114 Hubungan Ryan dan Dinda Direstui
115 Kejutan Di Halaman Rumah Ryan
116 Membuat Kue Kukis Natal
117 Pergi Ke Gereja Bersama
118 Hari Natal Yang Menyenangkan
119 Tahun Baru Bersama
120 Belajar Bersama Bu Dini
121 Percakapan Bu Dini dengan Dinda
122 Belajar Di Perpustakaan
123 Rencana Tunangan
124 Membagikan Undangan
125 Resmi Menjadi Tunangan
126 Hari Kelulusan
127 Berangkat Untuk Kuliah
128 Melamar Dinda
129 Ucapan Terima Kasih
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Permulaan
2
Pertemuan Pertama
3
Leo Tahu?
4
Sahabat Baru
5
Sahabat Baru (2)
6
Sahabat Baru (3)
7
Jatuh Cinta?
8
Tugas Bu Rosa
9
Sosok Ryan Yang Sebenarnya
10
Presentasi
11
Perdebatan
12
Pengumuman
13
Manusia Tampan Sedingin Es di Kutub Utara
14
Kepulangan Jonathan
15
Ryan Dan Clarissa
16
Dua Minggu Saja?
17
Bertemu Dengan Dinda
18
Apa Mereka Akrab?
19
Terlambat
20
Clarissa Difitnah dan Amanda Mau Dilabrak
21
Penjelasan Ryan dan Kenapa Dia Menangis?
22
Clarissa Dirundung Lagi dan Ajakan Untuk Bertaruh
23
Clarissa Diculik dan Kedatangan Dua Bodyguard
24
Bertemu di Tempat Gym
25
Ujian Matematika Matriks
26
Kompetisi Basket (1)
27
Kompetisi Basket (2)
28
Pengumuman
29
Visual Tokoh
30
Kompetisi Basket (3)
31
Aku Tidak Suka
32
Kenapa Aku Jadi Seperti Ini?
33
Hasil Rapat dan Mengunjungi Mbak Fina Serta Kenzo
34
Rumah Sakit
35
Membawakan Mainan Untuk Kenzo
36
Masalah Di Perusahaan
37
Membuat Lagu Untuknya (1)
38
Membuat Lagu Untuknya (2)
39
Hari Valentine
40
Hari Valentine (2)
41
Hari Valentine (3)
42
Rumah Sakit
43
Berangkat Bersama
44
Jadi.. Aku Benar-Benar Menyukainya?
45
Menyatakan Perasaan
46
Bertemu Leo di Cafe
47
Ryan, Kamu Sudah Menyatakan Perasaanmu?
48
Fakta Yang Mengejutkan dan Jawaban Dinda
49
Apa Kamu Sudah Menyerah?
50
Kejadian Yang Sebenarnya
51
Kedatangan Alexa
52
Alexa VS Angel
53
Hanya Aku Yang Tidak Tahu?
54
Aku Tahu Kamu Menyukaiku
55
Acara Pertunangan
56
Aku Tidak Bisa Melupakannya
57
Rencana Misterius Leo
58
Alexa Membuat Keributan
59
Pernyataan Ryan
60
Leo Menyatakan Perasaan
61
Kepulangan Priscilla
62
Kepulangan Priscilla
63
Jonathan Merenung
64
Jonathan Merenung (2)
65
Pertunangan Dibatalkan
66
Dinda, Aku Menyukaimu!
67
Jawaban Dinda Untuk Leo
68
Percakapan Leo & Ryan
69
Ryan Yang Inisiatif
70
Ryan & Dinda
71
Leo dan Alexa
72
Pacaran
73
Kebersamaan di Mal
74
Kebersamaan di Mal (2)
75
Kebersamaan di Mal (3)
76
Ryan Yang Ceria
77
Berakting
78
Alexa Sakit
79
Ryan dan Alexa
80
Permintaan Alexa
81
Clarissa Mencari Informasi
82
Dinda Terluka
83
Ryan Cemburu
84
Menemui Alvaro
85
Mengumumkan Hubungan Pacaran
86
Berkumpul di Restoran
87
Priscilla dan Alvaro
88
Itu Yang Membuatnya Menangis
89
Kencan Yang Spesial
90
Leo Datang Menginap
91
Percakapan Leo dan Ryan
92
Dinda Terkena Bola Basket
93
Ryan dan Dinda
94
Leo Membujuk Alexa
95
Alexa Meminta Maaf
96
Leo Menyatakan Perasaan
97
Pergi ke Cafe
98
Hadiah Untuk Dinda
99
Kartu Undangan Pernikahan
100
Ujian Hari Pertama
101
Taman Hiburan
102
Pernikahan Alvaro & Priscilla
103
Jonathan Menentang Hubungan Ryan & Dinda
104
Nilai Ryan Menurun
105
Berenang di Water Park
106
Kedatangan Nadia
107
Nadia Mengunjungi Ryan
108
Nadia Berdamai Dengan Jonathan
109
Nadia Menemui Dinda
110
Dinda Berbicara Dengan Satrio
111
Ryan dan Nadia Berbicara Kepada Jonathan
112
Jonathan dan Satrio Berdamai
113
Jonathan dan Nadia Balikan
114
Hubungan Ryan dan Dinda Direstui
115
Kejutan Di Halaman Rumah Ryan
116
Membuat Kue Kukis Natal
117
Pergi Ke Gereja Bersama
118
Hari Natal Yang Menyenangkan
119
Tahun Baru Bersama
120
Belajar Bersama Bu Dini
121
Percakapan Bu Dini dengan Dinda
122
Belajar Di Perpustakaan
123
Rencana Tunangan
124
Membagikan Undangan
125
Resmi Menjadi Tunangan
126
Hari Kelulusan
127
Berangkat Untuk Kuliah
128
Melamar Dinda
129
Ucapan Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!