Naura Keluar dari Toko Arloji dengan sangat bahagia. karena apa yang selama ini dia nanti-nantikan sudah ada ditangannya.
Dilain sisi, Azzar memperhatikan Motor yang hampir menyerempetnya dijalan tadi masih ada terparkir didepan toko arloji tersebut.
"Tunggu, bukannya itu perempuan yang tadi pagi?" ucap Azzar sambil memperlambat laju mobilnya agar dapat memastikan kalau dia tidak salah lihat.
Terlihat Naura keluar dari toko tersebut dengan membawa paper bag dengan senyum yang sangat bahagia.
"Wah benar, itu Naura. tidak bisa dibiarkan ini. membawa kendaraan dengan ugal-ugalan seperti tadi itu bisa membahayakan pengendara jalan dan juga dirinya sendiri" tanpa berpikir panjang Azzar lalu berhenti tepat dibelakang motor tersebut.
Naurah menatap aneh mobil yang tiba-tiba berhenti dibelakang mobilnya dan tidak memarkirnya di tempat yang semestinya.
"Maaf pak, mobil anda jangan diparkir disini, motor saya mau keluar" ucap Naura sambil mengetuk kaca mobil tersebut
Akhirnya Azzar turun dari mobil. ia sudah mengatur hatinya agar dapat berbicara tegas dengan Naura.
Naura kaget, yang turun dari atas mobil itu adalah ustadz cemen yang dia temui tadi pagi dimasjid.
"Mau apa orang ini berhadapan dengan saya. Aneh." batinnya melihat Azzar dengan wajah datar.
Naura menatap wajah Azzar dengan lama. begitu juga dengan Azzar yang menatap naura. hingga rambut panjang Naura terurai ditiup angin sehingga aura kecantikannya semakin bertambah.
Mereka saling berhadapan satu sama lain, dengan hati yang tidak karuan, Azzar mendekati Naura dan Naura mundur kebelakang agar pria itu bisa jauh dari hadapannya.
"Kamu tau nggak apa yang sudah kamu lakukan?" Tanya Azzar kepada Naura
"Emangnya apa yang sudah saya lakukan!. saya rasa saya tidak pernah ngelakuin kesalahan?. yang salah itu kamu kenapa markir tepat dibelakang motor saya. cepat minggir, motor saya mau keluar." Jawab Naura dengan ketus.
"Kamu tau, karena ulah kamu yang ugal-galan tadi dijalan kamu hampir saja membuat kami celaka"
"Ups, Maaf! saya tidak tau" Ucap Naura Cuek membuat Azzar geleng-geleng kepala melihat tingkah Naura.
"Maaf saja tidak cukup"
"Terus mau kamu apa? ah sudahlah cepat minggir
jangan buang-buang waktu saya. saya lagi buru-buru" Ucap Naura dan bersamaan Azzar mencabut kunci motornya.
"Hei, apa-apaan ini. kamu sudah tidak waras ya. cepat sini balikkan kunci motor saya"
"bukan saya yang tidak waras. tapi Kamu yang tidak waras. tidak sewajarnya wanita bawa motor ugal-galan seperti itu. sangat tidak pantas."
"Apa urusan kamu. Nggak usah ngatur-ngatur saya. dan tidak usah ceramah. saya bukan ibu-ibu majelis yang suka ceramahmu"
"Ya sudah kalau begitu, jadi tidak ada kunci motor. kunci ini nanti saya akan serahkan langsung ke orang tua kamu. jadi kamu pulang naik taksi saja"
"silahkan saja kalau kamu mau bawa kunci motor saya pulang" Jawab Naura yang yakin kalau pemuda itu tidak tau alamat rumahnya dimana.
"Ok, selamat pulang naik taksi" jawab Azzar yang masuk kedalam mobilnya dan Naura langsung mengejarnya.
"Hei, Kamu mau curi motor saya ya?, kembalikan kunci motor saya" ucap Naura sambil merampas kunci motor dari tangan Azzar.
Azzar yang terkejut dengan sentuhan dari tangan Naura, Akhirnya tanpa sengaja kunci motor itu jatuh kedalam selokan yang ada penutupnya. Azzar dan Naura sama-sama terperanjat melihat kunci itu yang jatuh kedalam selokan.
"Adduhhh, Tuh kan Kuncinya jatuh. ini semua gara-gara kamu. lihat itu selokan tidak bisa dibuka" Teriak Naura sehingga orang-orang yang berjalan disekitar mereka berbalik melihat perdebatan mereka berdua.
"Maaf, Saya tidak bermaksud -"
"jadi lelaki itu harus punya etika. kalau tidak, percuma kamu itu jadi seorang ustadz" ucap Naura tepat didepan wajah Azzar.
"saya benar-benar minta maaf"
"Nggak perlu, Minggir! saya mau pulang" sambil menyenggol bahu Azzar.
"biarkan saya antar untuk menebus rasa salah saya, saya mohon"
"Tidak perlu! seharusnya kamu berpikir dulu sebelum melakukan tindakan. sudah minggir, jangan halangi jalan saya. saya mau pulang" Ucap Naura yang berhasil menyetop taksi dan berlalu meninggalkan lokasi tersebut.
Azzar memandang selokan tempat kunci motor Naura berendam. dia memperhatikan dengan seksama selokan tersebut yang memang tidak dapat dibuka kecuali menghancurkan beton pinggiran besinya.
"Eh mas, kunci motor saya jatuh kesini. apa ada cara untuk mengambilnya ya?" tanya Azzar kepada tukang parkir ditempat itu.
"Oh itu bisa dengan dipancing mas. sudah fidak ada cara lain lagi"
"dipancing?" Tanya Azzar penasaran
"Iya, sebentar ya saya ambilkan kawat dulu" ucap lelaki itu yang meninggalkan Azzar.
"Ini Mas, bisa pakai ini," ucapnya sambil menyerahkan kawat yang sudah dibentuk menyerupai mata pancing.
"Terima kasih banyak ya pak" sambil menerima kawat tersebut
"Sama-sama mas, sudah banyak juga kok kejadian seperti itu. makanya kawatnya saya simpan. mungkin saja terjadi seperti itu lagi"
"Iya pak" Jawab Azzar yang mulai mencari kunci motor Naura.
"Wah, sepertinya hampir dapat pak" Ucap Azzar dengan girang
"Mas silahkan lanjutkan dulu ya. saya mau keluarkan motor diujung sana"
"iya pak"
sudah hampir 1 jam ia mencari kunci motor Naura, akhirnya perjuangannya membuahkan Hasil.
"Yey.. Alhamdulillah, akhirnya dapat juga" ucap Azzar dengan girang
"Ketemu mas?"
"Iya pak ketemu, Alhamdulillah. Saya kesana dulu pak mau kunci motor ini"
"baik mas"
Azzar mencuci kunci motor yang hitam itu karena terendam di air ****** sampai bersih. lalu dia kembali ke tempat parkiran.
"Pak, siapa disini yang bisa bantu saya untuk membawa pulang motor ini?"
"Tunggu saya panggilkan teman saya dulu"
"Eko.. Ekoo.. kesini dulu" teriakannya
"kenapa bang" ucap eko
"Tolong bantu mas ini bawa motor ini ya!"
"Baik bang. tapi nanti pulangnya saya mau naik apa?"
"Nanti saya antar balik kesini, atau kalau tidak nanti naik taksi saja. nanti saya yang bayarkan" Sambung Azzar
"Baiklah kalau begitu. Ayok kita jalan sekarang" Ucap Eko
Azzar memberitahukan alamatnya kepada Eko. dan menyuruhnya jalan didepan mobilnya. bagaimanapun dia tidak bisa mempercayai seseoraang yang tidak dia kenalnya sepenuhnya. sampai akhirnya tiba di rumah Naura.
"Terima kasih banyak ya bang sudah mau bantu saya" Ucap Azzar saat tiba didepan rumah Naura.
" Sama-sama mas"
"Oh iya, Kamu pulangnya naik taksi saja ya"
"Iya nggak apa, terserah Mas ustadz saja"
"Kalau begitu ini uang kamu pake ongkos ya, saya mau masuk dulu untuk mengembalikan motor ini" ucapnya sambil mengeluarkan 5 lembar uang 100rb.
"Loh mas ini sangat banyak" Ucap Eko yang menghitung uang ditangannya.
"tidak masalah, Justru saya yang mau berterimakasih karena sudah membantu saya".
"Iya Mas sama-sama. kalau begitu saya pamit dulu. Sekali lagi terima kasih ya" Ucap Eko dan langsung pergi menggunakan taksi
"Sama-sama bang. terima kasih juga".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments