Makan malam kali ini, bagi Raja dan Shin, terdengar lebih berisik. Meski berkali-kali Raja menasihati Yula agar tidak bicara saat makan, anak itu selalu mencari celah bicara dengan Lacus setelah ia menelan makanan di dalam mulutnya.
Lacus hanya mengangguk, tersenyum dan tertawa kecil untuk merespon apa saja yang diucapkan oleh gadis kecil itu. Sedangkan Ratu tak mempermasalahkannya, ia senang melihat keakraban Yula dengan Lacus. Mengingatkannya akan seseorang yang sudah bertahun-tahun tak ada di rumah, membuatnya merindukan sosok itu.
Setelah makan malam selesai, Raja menyarankan agar pembicaraan dilaksanakan di ruang utama pertemuan khusus yang hanya boleh dihadiri oleh keluarga kerajaan. Dan mereka pun bersama pergi ke ruangan tersebut. Raja duduk paling depan menghadap yang lain sebagai pemimpin di kerajaan. Di samping kirinya ada Ratu, dan selanjutnya ada Yula. Di seberang Shin duduk menghadap Yula. Dan Lacus duduk berhadapan dengan Raja.
“Sebelumnya, saya akan memberitahu tentang pertemuan kali ini,” Raja membuka pertemuan saat semua telah duduk. “Mungkin kalian...,” Raja menatap Shin dan Yula bergantian, “sudah tahu tentang legenda tujuh kristal penompang kehidupan dunia kita, Batu Kristal Kehidupan. Dan setiap seabad, ketujuh kristal ini harus dikumpulkan di satu tempat, yang kita tahu tempat itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Woerlt langsung.
Untuk menyatukan kristal-kristal tersebut, Raja Woerlt akan memilih perwakilannya untuk mencari ketujuh batu kristal tersebut, yang kita sudah tahu bahwa kali ini Putri Lacus yang terpilih. Sebagai perwakilan Kerajaan Woerlt, Putri Lacus berhak menentukan “rekan”, teman perjalanannya dalam menjalankan tugas. Tak hanya menjadi teman perjalanan, sang perwakilan akan menjadi pengendali batu kristal dari salah satu kristal tersebut.
Meski begitu, Tuan Putri pasti sudah tahu bahwa hanya ada satu kandidat dari Hearthose yang akan menjadi rekan Anda. Tak lain ialah Pangeran Shin seorang. Tak hanya magicier berelemen angin, kekuatan magica dan tindakannya sangat matang. Tak ada yang diragukan lagi padanya.”
Raja langsung mengumumkan pilihannya pada Lacus.
“Saya mewakili Kerajaan Woerlt, merasa tersanjung dan sangat menghormati keputusan Anda, Yang Mulia Raja,” jawab Lacus penuh dengan kesopanan. “Namun, bagaimana dengan Pangeran Shin sendiri? Apa Anda sanggup menerima tawaran ini?” tanya Lacus pada Shin.
Shin mengangguk mantap, meletakkan telapak tangannya di dada sebagai rasa hormat. “Saya merasa sangat terhormat bisa membantu Anda dalam perjalanan, Yang Mulia Putri,” jawab Shin mantap.
Bibir Lacus membentuk seulas senyuman. Dalam hatinya sama sekali tidak keberatan dengan pilihan Raja Rhuzi, meski begitu sebagian dirinya merasa kecewa. Bukan karena pilihan jatuh pada Shin, pilihan tunggal Raja Hearthose, tak ada alasan untuk tidak menyukai kehadiran Shin sebagai teman perjalanannya.
Lacus mengalihkan mata pada Yula. Sudah bisa ditebak, anak itu memajukan bibir, membulatkan pipi dan melipat kedua tangannya ke depan, tanda ia merasa kesal. Perut Lacus tergelitik melihat pipi merah Yula, sangat imut.
Lacus sadar betul Yula masih anak-anak, terlalu kecil harapan untuk mengajaknya dalam tugas berat seperti ini. Tapi kenapa matanya tak bisa lepas dari Yula? Ya. Ia masih berharap ‘seandainya’ Yula bisa ia pilih sebagai rekan pertamanya. Namun jika itu yang ia sarankan, apa tidak egois?
“Maaf, Yang Mulia, hamba tidak setuju jika Shin harus pergi dari kerajaan,” tiba-tiba Ratu bicara dan mengungkapkan sanggahannya.
“Kenapa?” bingung Raja.
“Kondisi Anda, Yang Mulia. Apa Anda melupakan kondisi kesehatan Anda? Saya takut akan suatu saat nanti di mana tak ada Shin di kerajaan....” Ratu bicara dengan rasa takut akan menyinggung perasaan Raja.
“Kamu menghawatirkan kesehatanku, Ratuku? Yah, aku sudah memikirkan hal itu. Tapi jangan pernah meragukan seorang raja, aku akan tetap sehat sampai kapan pun. Jika bukan Shin, lalu siapa lagi yang harus mewakili kerajaan kita menemani Putri Lacus?”
Saat itu, Yula ingin sekali mengacungkan tangan sembari memberikan senyuman dan tatapan penuh harapan. Namun walau hal itu dilakukan, Raja tak akan mau mendengarkannya, apalagi memberikannya izin. Jangankan izin akan ia yang dipilih, izin untuk bicara pun tidak diperbolehkan. Raja masih menganggapnya anak kecil.
Ratu menatap Yula, lalu menatap Raja dengan senyuman berisyarat ‘Bagaimana dengan Yula?’. Raja dapat membaca pikiran ratunya, ia menggeleng, menyibakkan tangan kanannya. Meski begitu Ratu tetap bersikeras dengan pilihannya.
“Walau kecil, saya sangat yakin dengan kemampuan Yula. Ia dapat melindungi dirinya dan Putri Lacus tentunya. Bahkan, tanpa sepengetahuan kita semua, gurunya sekalipun tak tahu bahwa Yula diam-diam belajar magica angin kuno–”
“Apa?! Magica kuno?” cengang Raja langsung.
Yula pun kaget mendengar apa yang dikatakan ibundanya. Hal itu memang benar, namun ia tak tahu bagaimana menjelaskannya pada ayahandanya. Karena di manapun kerajaannya, magica kuno dalam bentuk apapun sangat langka dalam pembelajarannya dan tak sembarang orang yang bisa mengajarkannya maupun belajar tentang magica tersebut.
Raja menatap Yula tajam, “Yula! Magica apa yang kamu pelajari?”
Yula langsung gelagapan. “I..itu... wi…wi…”
“Winter Wind!?” tebak Raja kaget.
Yula menggeleng. “Wi…wi…wi…wi…”
“Yang jelas, Yula!” kesal Raja.
Yula terdiam, ia menarik napas untuk menenangkan pikirannya. “Wink wind...”
“Wink wind?” kaget Raja dan Shin bersamaan.
Bagi keluarga kerajaan Hearthose tahu pasti magica itu. Wink wind berarti kedipan angin! Shin tak tahan menahan tawanya. Karena itu adalah magica angin kuno terkonyol yang pernah ada. Sangat jauh dari perkiraan mereka yang berpikir Yula akan belajar winter wind, magica angin kuno terkuat yang pernah ada.
Lacus bingung dengan nama magica tersebut. Shin langsung menjelaskan tentang magica wink wind padanya. Lagi-lagi Yula cemberut, ia tak mau berkomentar tentang magica yang ia kuasai. Dijelaskan pun wink wind miliknya, ayahanda maupun kakaknya tak akan percaya dengan magica-nya.
Awas nanti, ya! Suatu saat nanti magica-ku ini akan lebih hebat dari ayahanda maupun Kak Shin! gerutunya dalam hati. Namun Ratu tidaklah tertawa, ia tersenyum bangga dengan putrinya.
“Selain itu, dari penampilan luarnya saja yang santai dan suka bermain, tapi Yula sangat gemar membaca, terutama sastra magica kuno. Hamba yakin, ilmu pengetahuan Yula sangat besar, tanpa kita ketahui. Bahkan, mungkin, melebihi pengetahuan Shin,” Ratu membela Yula penuh.
Shin tersinggung. “Maksud Ibunda bagaimana?” Ia tak mengerti mengapa ibundanya lebih membela dan memuji Yula ketimbang dirinya. Raja pun mengangguk setuju dengan Shin. Ia tak dapat mengizinkan Yula untuk ikut dalam perjalanan.
“Shin, anakku tersayang, satu-satunya harapan kerajaan, pemimpin cahaya Hearthose masa depan yang diandalkan, pangeran yang sangat berprestasi karena kemampuan bukan karena ia seorang anak kerajaan. Ibunda sangat bangga denganmu. Tak ada perbedaan kasih sayang antara kamu dengan adikmu. Hanya saja ibunda menginginkan kamu agar tetap di kerajaan.
“Kamu masih ingat dengan permasalahan di Desa Timur? Permasalahan itu masih kamu yang menanganinya kan, sayang? Tak mungkin dipindahkan tangan ke orang lain. Itu pun kamu yang memintanya. Seandainya kamu pergi, akan dipindah tangankan kepada siapa? Yula? Ia masih kecil untuk mengambil sebuah keputusan,” jelas Ratu.
“Tapi sama saja jika Yula yang harus pergi! Ia masih anak-anak. Walau magica-nya melebihi level anak seumurannya, tapi perjalanan ini tidak mungkin diberikan padanya,” timpal Shin tak mau menerima pemahaman ibundanya.
“Maaf sebelumnya, Yang Mulia Putri Lacus atas perdebatan keluarga ini,” sesal Ratu yang bermaksud melencengkan pembicaraan.
“Ah, tak apa—maksud saya tidak masalah,” Lacus langsung mengoreksi cara bicaranya agar terdengar sopan. “Ini semua agar kita dapat memutuskan jalan yang terbaik. Saya tak keberatan,” jawabnya. Dalam hati sebenarnya ia sangat setuju dengan Ratu. Ia ingin memilih Yula.
“Walau begitu…,” Ratu kembali bicara, “Baginda Raja tampak dari luar saja terlihat sehat. Saya sangat khawatir dengan kondisi Anda, Yang Mulia. Sebelumnya saya telah berpikir akan kondisi Anda jauh hari, saya ingin Yang Mulia lebih banyak beristirahat, dan segala hal lainnya akan ditanggung oleh Shin di bawah kekuasaan Anda.”
“Ratuku, aku tahu kamu mengkhawatirkan kondisiku. Tapi, aku lebih mengkhawatirkan Yula yang pergi keluar dari kerajaan. Perjalanan ini bukanlah rekreasi,” sanggah Raja tegas.
“Dan benar, sengketa di Desa Timur juga karena aku...,” lirih Shin. Kesesalan dalam dirinya karena mengingat suatu hal tentangnya dan Desa Timur. “…belum terselesaikan.” Meski ia bicara begitu, desa tersebut telah berangsur baik dalam permasalahan sengketa kepemilikan tanah dan ladang. Namun ia merasa kalau permasalahan tersebut masih belum selesai, ada beberapa hal yang mengganjal pikirannya.
Semua terdiam.
Mengambil kesimpulan dalam memilih siapa yang akan pergi dalam perjalanan Putri Woerlt memang sukar bagi keluarga kerajaan ini. Raja dan Ratu memiliki dua anak, Pangeran Shin dan Putri Yula.
Jika seandainya Shin yang terpilih, bagaimana dengan kerajaan jika Raja jatuh sakit dan tak dapat memberi titah seperti prediksi Ratu? Aturan Kerajaan Hearthose, ratu tak berhak memberikan titah maupun hak kekuasaan. Tugasnya mendampingi raja, dan akan melakukan suatu hal dengan seizin langsung dari raja.
Namun jika raja tak dapat membuat keputusan, maka hak kekuasaan akan diberikan pada anak laki-laki yang paling tua, dalam kasus ini tentunya yang berhak ialah Shin. Kondisi kesehatan Raja memang sangat mengkhawatirkan.
Benar apa yang dikatakan Ratu, tampak dari luar saja Raja terlihat sehat dan lagi di depan rakyatnya, ia tak akan memperlihatkan sisi lemahnya. Umurnya yang sudah lebih dari setengah abad, tak dapat lagi menipu mata.
Yang dipikirkan oleh Raja dan Shin ialah Yula. Penampilan kekanak-kanakan dan tak ingin direpotkan, tapi ia anak yang tangkas dan memiliki pengetahuan yang sangat luas. Kekuatannya tak dapat diperkirakan. Namun bukan berarti ia dapat diizinkan dengan mudah melakukan perjalanan yang berat. Terutama dengan Putri Woerlt.
Perjalanan Putri Woerlt bukanlah sebuah rekreasi semata, akan memakan waktu yang cukup lama serta kesabaran menghadapi berbagai rintangan. Tidak hanya itu, berbagai macam kejahatan di luar sana, bahkan binatang buas dan monster yang berkeliaran bebas akan menanti mereka.
Semua memperhatikan Putri Lacus. Hal itu membuatnya canggung. Sorotan mata mereka seolah berkata, “Siapa yang akan Anda pilih, Tuan Putri?”
Lacus mencoba berbicara. “Jika keputusanku membuat sebuah kesimpulan dari jalan yang berliku ini, apa saya bisa mengeluarkan pendapat saya akan hal ini?”
Semua mengangguk.
Keluarga yang sangat lucu? Walau tampak formal, tapi mereka taklah kaku, sangat akrab dan berkeluargaan. Karena inilah yang membuatku senang berada di kerajaan ini, ucap Lacus dalam hati senang.
Lacus pun melanjutkan perkataannya. “Dalam perjalanan ini, saya rasa lebih nyaman jika rekan pertama saya adalah perempuan. Jujur, ada perasaan canggung jika teman seperjalanan pertama saya seorang laki-laki hingga mendapatkan rekan berikutnya.”
“Jika saya dalam situasi Anda, Tuan Putri, mungkin saya akan berpikir hal yang sama,” bela Ratu langsung.
Lacus sependapat dengan Ratu, ia ingin membawa Yula berkelana bersamanya.
“Bukan berarti saya tak suka akan keberadaan Pangeran Shin di dekat saya. Meski Anda adalah sepupu saya, hanya saja Anda tahu bahwa saya akan merasakan hal seperti itu. Saya harap Anda bisa mengerti.” Lacus mencoba meyakinkan Shin agar tak tersinggung.
Shin terdiam, tak berniat untuk protes karena apa yang dikatakan Lacus ada benarnya.
Raja menggaruk kepalanya, keningnya berkerut. Berpikir keras dan menentukan pilihan.
“Ini bukan perjalanan yang mudah. Tanggung jawabnya sangatlah besar. Kerajaan tak dapat membantu dalam perjalanan kecuali hanya mengirimkan utusannya untuk menemani Sang Perwakilan Kerajaan dalam pencarian tersebut. Yula, apa kamu mengerti? Bukan sebagai anak kecil berumur dua belas tahun, tapi sebagai seorang Putri Kerajaan,” ungkap Raja tegas di tengah suaranya yang agak parau.
Akhirnya wajah Yula kembali ceria. Bibirnya mengukir senyuman senang.
“Tentu saja, Yang Mulia. Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk melindungi Tuan Putri. Tentu pula, saya tak akan menyusahkan Tuan Putri Lacus dalam perjalanannya,” ungkapnya dengan penuh kesantunan pada setiap perkataannya.
“Tapi, Ayahanda!” sanggah Shin. Tampak ia tidak terima dengan keputusan Raja. Bukan iri karena adiknya yang dipilih, sebaliknya ia sangat khawatir.
“Aku tahu, Shin. Sudahlah, sudah kuputuskan!”
Shin terdiam.
Raja bangkit dari tempat duduknya, hendak meninggalkan ruangan. “Tak ada pertolongan di luar sana, kau tahu itu?” kata Raja saat melewati Yula.
“Sangat,” jawab Yula semangat.
Raja meninggalkan ruangan. Shin pun mengikuti dari belakang. Ia tak mengejar ayahandanya ataupun meminta beliau untuk menarik perkataannya kembali karena hal itu percuma. Lagi pula Putri Lacus juga sangat setuju dan tak akan ada yang menyanggahnya.
Yula sangat senang dan melompat kegirangan setelah Raja dan Shin keluar ruangan. Tanpa basa-basi memeluk Putri Lacus dengan manja layaknya adik kandung. Putri Lacus pun tak keberatan karena Yula telah ia anggap sebagai adik yang sangat ia sayangi.
Tiba-tiba saja Yula terdiam, ia memandang ibundanya. “Ibunda, apa Kak Shin marah?”
Ratu tersenyum, “Ibunda rasa tidak. Ia hanya khawatir. Kau tahu, bukan?”
Yula mengangguk. “Padahal aku sudah bukan anak kecil lagi,” ungkapnya cemberut.
“Apa kamu mau menemui kakakmu?” saran Ratu pada Yula.
Ia pun mengangguk dan pergi keluar mencari Shin. “Kak Lacus tunggu, ya!” pamitnya sembari berlari kecil keluar.
Tinggallah Ratu Amaria dan Lacus dalam ruangan, hal itu mereka manfaatkan untuk berbincang dengan berbagai hal topik. Tapi tak lama, Ratu tahu Putri Lacus kelelahan karena perjalanannya, ia pun meminta Lacus untuk beristirahat di kamarnya. Lacus pun pamit pada Ratu, ia pergi diiringi dua dayang di belakangnya.
.
.
.
Yula yang berlari dari lorong ke lorong istana kebingungan mencari kakaknya. Bahkan ia sempat ke kamarnya Shin, namun kamarnya kosong.
“Duh, aku lupa kalau istana ini besar sekali! Mau cari di mana Kak Shin?” katanya sambil menoleh kiri-kanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Vivi
Semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat semangat
2023-02-28
0
Arie_ma
Gemeshhhh...
2021-05-15
4