Chapter 02 : Keluarga Kerajaan Hearthose

Sang Putri Kerajaan Woerlt tiba di dalam istana Hearthose. Para pengawal dan dayang terpilih menyambut kehadirannya begitu tiba di balkon istana. Dengan senyuman menawannya menyapa sekedar mengucapkan selamat siang pada mereka yang menyambut hangat kedatangannya terkesima akan keramahan Sang Tuan Putri Woerlt.

Salah seorang pengawal hadir di hadapannya, memberikan salam hormat padanya dan memberitahu bahwa Raja Hearthose telah menunggu kehadirannya di ruang tamu istana. Dengan sekali anggukan lembut dan senyuman Sang Putri membalas agar ia segera diantar menghadap Raja Hearthose.

Dayang tertua berjalan berdampingan dengan Sang Putri Woerlt sebagai penunjuk jalan menuju ruang tamu. Meski sebenarnya Sang Putri Woerlt masih ingat dengan seluk-beluk istana ini tanpa dituntun. Begitu tiba di depan pintu ruang tamu, dua pengawal langsung membukakan pintu. Sang Putri Woerlt kembali tersenyum sebagai rasa terima kasih yang diberikan pada dua pengawal tersebut—hingga membuat dua pengawal itu salah tingkah.

Sang Putri Woerlt pun melewati pintu dan masuk ke ruang tamu. Di sana ia telah melihat Raja Rhuzi Athhra yang duduk bersama Ratu Amaria di singgahsana. Melihat kedatangannya mereka berdiri untuk menyambut. Sang Putri Woerlt pun langsung memberi salam hormat pada raja dan ratu Hearthose.

Raja Rhuzi memberi perintah kepada para pengawal dan dayang untuk menunggu mereka di luar ruangan. Mereka melaksanakannya langsung dengan patuh, tak lupa menunduk hormat mereka pada Sang Raja yang mereka hormati sebelum keluar.

Hanya mereka bertiga yang ada di ruang tamu tersebut. Tak ada lagi rasa canggung dan keformalan, Sang Ratu langsung memeluk Putri Woerlt layaknya bertemu anak yang sudah bertahun-tahun tak bertemu. Raja membiarkan hal itu, membiarkan mereka melepas rindu.

“Apa kabarmu, Lacus?” tanya Ratu setelah melepaskan pelukannya.

Lacus Wallt, Sang Putri tersenyum dan menjawab, “Tentu saja baik, Yang Mulia Ratu.”

“Sudah tak ada lagi pengawal maupun dayang, panggil saja ibunda seperti biasa, sayang,” ucap Sang Ratu mengingatkan. Lacus hanya mengangguk tetap dengan senyum yang menghiasi wajahnya. “Lalu Vivia, ibundamu?” tanya Sang Ratu kembali menanyakan kabar ibundanya Lacus.

“Sehat seperti biasa.”

“Aah, terkadang aku iri dengannya. Enaknya punya magica awet muda seperti ibundamu. Kamu pasti juga memilikinya! Keturunan dari Sang Legenda Tranquillity Aqua pasti memilikinya. Andai bunda juga memilikinya.”

“Meski Ibunda Ratu tak memiliki magica tersebut menurutku bunda tampak awet muda! Tak ada yang berubah sejak terakhir kali kita bertemu,” Lacus mencoba memuji.

Pujiannya membuat Sang Ratu tersipu dengan wajah memerah yang ia pegang dengan kedua telapak tangannya. Raja mendeham. Bukan merasa iri akan suasana reuni antara ratunya dengan Sang Putri, hanya saja ia berdeham untuk mengingatkan kehadirannya. Ratu dan Putri Lacus tersenyum geli, mereka melepaskan pegangan tangan masing-masing.

“Duduklah, Tuan Putri. Setelah perjalanan jauh dari Kerajaan Woerlt menuju Hearthose pastinya sangat lelah,” saran Raja kemudian.

Lacus mengangguk.

Raja, Ratu kemudian Putri Woerlt pun duduk di satu meja yang ada di ruang tamu istana. Dan Raja pun memulai pembicaraan serius terhadap Sang Putri.

“Kerajaan kami merasa terhormat bisa menjadi salah satu kerajaan yang dapat membantu dan menemani Anda dalam perjalanan ini, Tuan Putri,” ucap Raja membuka percakapan. “Setelah mendapat kabar, saya langsung memilih siapa yang pantas untuk menemani Anda dalam perjalanan ini.”

Lacus mengangguk dengan anggun, “Saya merasa tersanjung atas keputusan Yang Mulia langsung memilih seseorang sebagai perwakilan untuk menjadi Pengendali Batu Kristal sekaligus teman dalam perjalanan saya.”

“Ya. Tak ada pilihan, hanya ada satu orang dan tentunya Tuan Putri sendiri tahu siapa orangnya,” ucap Raja ringan. “Saya harap Pangeran Shin bisa menjadi perwakilan Hearthose dan berguna dalam perjalanan Anda.”

“Menurut saya, Pangeran Shin pastinya sangat membantu dalam perjalanan saya,” balas Lacus. Namun ada jeda beberapa saat akan menyebut nama Pangeran Shin. Bukan perasaan tidak suka, ada nada ucapan yang terdengar kecewa. Meski begitu Raja Rhuzi tak menyadarinya, hanya Ratu Amaria yang mengetahuinya.

“Maaf, Yang Mulia Raja, sebaiknya Putri Lacus beristirahat dulu setelah perjalanannya yang melelahkan.” Ratu berusaha untuk mengalihkan pembicaraan. Raja mengangguk setuju. “Bagaimana kalau percakapan ini kita bicarakan setelah makan malam? Di mana kedua anak kita telah berada di rumah dan percakapan ini bisa kita bicarakan bersama,” tambah Ratu.

Raja mengangguk. “Ya, apa yang kamu ucapkan ada benarnya, Ratuku. Baiklah percakapan ini kita tunda hingga malam.”

Setelah Raja Rhuzi memutuskan percakapan mereka, Ratu mengedipkan mata pada Lacus sebagai tanda padanya agar tidak cemas akan perwakilan Hearthose. Karena ini perjalanan pertamanya keluar dari Kerajaan Woerlt tanpa pengawal, dan berharap teman perjalanan pertamanya ialah benar-benar orang yang membuat dirinya merasa nyaman.

Lacus ingin sekali beristirahat, tapi ia ingin berbincang-bincang dengan Ratu Amaria untuk melepas kerinduan. Karena keluarga Kerajaan Hearthose memiliki hubungan keluarga dekat dengan keluarga Kerajaan Woerlt, dari kecil Lacus beberapa kali suka mengunjungi kerajaan ini untuk bermain dengan anak-anaknya Raja Hearthose.

“Maaf, kalau saya boleh bertanya, ada di mana anak-anak Anda, Ibunda Ratu?”

Sama halnya dengan Lacus, Ratu masih ingin banyak bicara dengannya. Ia pun melayani percakapan dengan harapan anak bungsunya cepat kembali ke istana.

“Seperti biasa, sayang. Hari ini Shin berlatih memanah dengan kuda kesayangannya,” jawab Ratu Amaria. “Tapi mungkin sebentar lagi ia akan datang—”

“Saya telah hadir jika Anda mencari, Yang Mulia Putri.”

Tiba-tiba seorang pemuda tampan berjalan masuk ke dalam ruang tamu istana. Lacus menoleh ke arah pemuda itu, kemudian tersenyum. Tak ada yang berubah, komentarnya dalam hati akan pemuda yang berjalan menghampiri di mana ia dan Ratu duduk bersama. Pemuda itu tak lain ialah Pangeran Shin. Dengan penuh hormat, membungkukkan sedikit badannya untuk menyapa Sang Putri.

“Setelah lima tahun berlalu, Anda banyak berubah, Pangeran Shin,” puji Lacus bertolak belakang dengan apa yang barusan ia ucapkan dalam hati. Tak lain ialah untuk memberi pujian pada teman masa kecilnya itu.

Shin berjalan ke tempat duduk yang berhadapan dengan Lacus. “Benarkah? Dalam hal apa?” tanyanya penasaran.

“Anda bertambah tinggi, sopan, cerdas dan tampan. Pasti sudah punya seorang gadis!” canda Lacus mendadak, “Apa Anda telah memperkenalkannya kepada Ayahanda dan Ibunda?”

Shin tersenyum gugup. “Tuan Putri memang pandai memuji. Saya belum punya seorang gadis. Jika itu ada, pasti telah saya kenalkan kepada kedua orang tua saya,” elak Shin.

“Yah, itu benar. Jika ia memperkenalkan seorang gadis sebagai calon pendampingnya, berarti ia telah siap untuk naik tahta,” ujar Raja seolah mengingatkan hal itu pada satu-satunya anak laki-lakinya.

“Maaf, Ayahanda. Bukannya bermaksud lancang, tapi saya memang belum siap untuk naik tahta. Saya harus lebih banyak belajar lagi untuk menjadi seorang pemimpin. Di samping itu, saya masih ingin membimbing adik saya satu-satunya, karena ia tidak pernah terlihat serius belajar akan perdata kerajaan. Ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain dengan teman-temannya di luar sana.”

Raja hanya menggangguk setuju sambil memegang dagunya yang tak berjenggot. Tak bisa berkomentar akan anak bungsunya yang sangat keras kepala dan tak bisa diatur sama sekali.

“Sebuah prinsip yang bijak,” puji Lacus kembali. “Berarti, sekarang ini adik Anda sedang bermain di luar, benar?”

“Yah, begitulah,” jawab Shin agak kesal.

Yang dibicarakan pun masuk ke dalam ruang tamu, mendorong pintu dengan kasar hingga membuat mereka terkejut, lalu berlari menuju Lacus dengan riangnya.

Shin mendesah kesal. “Pengacau tiba,” komentarnya.

“Kak Lacuuusss!”

Yula berlari menghampiri Lacus bermaksud ingin memeluknya namun Lacus menolaknya dengan tangan kirinya diluruskan kehadapan Yula datang. Gadis kecil itu cemberut dengan bibir kecilnya yang dikerutkan ke depan.

Ratu memegang pergelangan tangan kanan Yula dengan lembut, mengusap rambut Yula yang agak berantakan yang kemungkinan karena ia habis berlari. “Sayang, mandi dulu, ya. Nanti kita ada pertemuan,” bujuk Ratu.

“Oh, iya! Pertemuan!” pekik Yula. Ia langsung teringat hal itu karena telah diberitahu oleh ibunda sebelumnya. “Kalau gitu, Yula pergi mandi dulu, ya, kak. Jangan ke mana-mana, ya! Pertemuannya jangan dimulai tanpa Yula!”

“Siapa yang kamu beri perintah, bocah!” kesal Raja.

Yula terpekik kecil dalam hatinya, ia tak menyangka gurauannya akan membuat Raja, ayahandanya, kesal. “Maaf, saya tidak bermaksud seperti itu,” sesal Yula.

“Ingat tekanan darah tinggi, Yang Mulia,” ucap Ratu mengingatkan, yang sebenarnya ia ingin menegur suaminya untuk tidak mengharik anaknya sendiri. Tapi respon Raja hanya helaan napas tak peduli, karena hal seperti ini sering terjadi dan anak bungsunya itu tak pernah kapok akan sifatnya yang terlalu santai akan hal apapun.

“Lacus, hingga makan malam tiba sebaiknya kamu istirahat dulu di kamar. Bunda telah meminta para dayang menyiapkan kamar untukmu,” saran Ratu pada Lacus. Lalu ia beralih pada Yula. “Ayo sayang, mandi dan segera bersiap-siap. Dan..., jangan menganggu waktu istirahatnya Putri Lacus. Mengerti?”

Yula kembali manyun. Padahal ia ingin sekali bermain dengan Lacus, setidaknya berbincang-bincang banyak hal. Setelah melihat wajah letih Lacus, ia pun setuju dan mengangguk.

Ratu mengajak Lacus untuk pergi ke luar ruangan bersamanya. Ia juga mengajak Yula agar anak itu mematuhi perkataannya, tidak berbelok jalan untuk kembali bermain ataupun menganggu waktu istirahat Lacus. Sebelum meninggalkan ruang tamu, Lacus pamit pada Raja dan Shin. Baik Raja maupun Shin sama-sama mengangguk sebagai balasannya.

Yula mengikuti apa yang dilakukan oleh Lacus, menunduk sedikit ke arah Raja dan Shin dan mengembangkan rok bajunya. Ia bermaksud hal itu sebagai candaan agar Lacus tertawa melihatnya. Lacus memang tertawa, tapi anak perempuan itu kena tatapan tajam oleh ayahanda dan kakaknya. Yula senang melihat ekspresi wajah dua laki-laki itu dan berlari kecil mengejar ibundanya dan Lacus keluar ruangan.

Terpopuler

Comments

IG/Twit: @jack_efner

IG/Twit: @jack_efner

Yula mengingatkan diriku saat aku masih kecil

2021-10-23

1

Riando simanjuntak

Riando simanjuntak

mampir ka'ke chat story ku Masa SMA yg menyenangkan

2021-06-19

1

Hamba Allah

Hamba Allah

mampir Thor atas nama cinta Karya pertama kuuu

2021-06-11

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 : Kedatangan Putri Woerlt
2 Chapter 02 : Keluarga Kerajaan Hearthose
3 Chapter 03 : Pemilihan Rekan Pertama
4 Chapter 04 : Kekhawatiran sebagai Keluarga
5 Chapter 05 : Untuk Pertama Kalinya, Tampil sebagai Putri Kerajaan Hearthose
6 Chapter 06 : Awal Perjalanan Dua Putri Kerajaan
7 Chapter 07 : Tugas Pertama sebagai Putri Kerajaan Hearthose
8 Chapter 08 : Kristal Magica Angin
9 Chapter 09 : Tiba di Kerajaan Durasec
10 Chapter 10 : Bermain di Pemukiman Rakyat Durasec
11 Chapter 11 : Belajar Mengendalikan Magica
12 Chapter 12 : Keluarga Kerajaan Durasec
13 Chapter 13 : Seorang Pemuda
14 Chapter 14 : Pangeran Esha
15 Chapter 15 : Hari Duel-bagian pertama-
16 Chapter 16 : Hari Duel-bagian kedua-
17 Chapter 17 : Hari Duel-bagian ketiga-
18 Chapter 18 : Akhir dari Duel
19 Chapter 19 : Keputusan Putri Wallt terhadap rekan selanjutnya
20 Chapter 20 : Mengenai 'kesendirian'
21 Chapter 21 : Sejarah Klan Naga
22 Chapter 22 : Hari Terakhir di Durasec
23 Chapter 23 : Perjalanan Kembali Berlanjut dengan Rekan Baru
24 Chapter 24 : Menginap Bersama sebagai Rekan
25 Chapter 25 : Kemunculan Putra Sulung Kerajaan Durasec
26 Chapter 26 : Alasan Keikutsertaan Pangeran Yoshizu?
27 Chapter 27 : Kecurigaan Yula
28 Chapter 28 : Thief Skilled
29 Chapter 29 : Mengenai Thief Skilled
30 Chapter 30 : Kepastian
31 Chapter 31 : Menuju Kota Samber
32 Chapter 32 : Kota Samber
33 Chapter 33 : Perpustakaan Kota
34 Chapter 34 : Pelelangan Gelap
35 Chapter 35 : Peninggalan Klan Naga
36 Chapter 36 : Pertempuran di Depan Gedung Pertemuan
37 Chapter 37 : Misi Penyelamatan Pemimpin Kota
38 Chapter 38 : Menemukan Pemimpin Kota
39 Chapter 39 : Pertarungan Sengit
40 Chapter 40 : Menuju Perjalanan Baru (END)
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Chapter 01 : Kedatangan Putri Woerlt
2
Chapter 02 : Keluarga Kerajaan Hearthose
3
Chapter 03 : Pemilihan Rekan Pertama
4
Chapter 04 : Kekhawatiran sebagai Keluarga
5
Chapter 05 : Untuk Pertama Kalinya, Tampil sebagai Putri Kerajaan Hearthose
6
Chapter 06 : Awal Perjalanan Dua Putri Kerajaan
7
Chapter 07 : Tugas Pertama sebagai Putri Kerajaan Hearthose
8
Chapter 08 : Kristal Magica Angin
9
Chapter 09 : Tiba di Kerajaan Durasec
10
Chapter 10 : Bermain di Pemukiman Rakyat Durasec
11
Chapter 11 : Belajar Mengendalikan Magica
12
Chapter 12 : Keluarga Kerajaan Durasec
13
Chapter 13 : Seorang Pemuda
14
Chapter 14 : Pangeran Esha
15
Chapter 15 : Hari Duel-bagian pertama-
16
Chapter 16 : Hari Duel-bagian kedua-
17
Chapter 17 : Hari Duel-bagian ketiga-
18
Chapter 18 : Akhir dari Duel
19
Chapter 19 : Keputusan Putri Wallt terhadap rekan selanjutnya
20
Chapter 20 : Mengenai 'kesendirian'
21
Chapter 21 : Sejarah Klan Naga
22
Chapter 22 : Hari Terakhir di Durasec
23
Chapter 23 : Perjalanan Kembali Berlanjut dengan Rekan Baru
24
Chapter 24 : Menginap Bersama sebagai Rekan
25
Chapter 25 : Kemunculan Putra Sulung Kerajaan Durasec
26
Chapter 26 : Alasan Keikutsertaan Pangeran Yoshizu?
27
Chapter 27 : Kecurigaan Yula
28
Chapter 28 : Thief Skilled
29
Chapter 29 : Mengenai Thief Skilled
30
Chapter 30 : Kepastian
31
Chapter 31 : Menuju Kota Samber
32
Chapter 32 : Kota Samber
33
Chapter 33 : Perpustakaan Kota
34
Chapter 34 : Pelelangan Gelap
35
Chapter 35 : Peninggalan Klan Naga
36
Chapter 36 : Pertempuran di Depan Gedung Pertemuan
37
Chapter 37 : Misi Penyelamatan Pemimpin Kota
38
Chapter 38 : Menemukan Pemimpin Kota
39
Chapter 39 : Pertarungan Sengit
40
Chapter 40 : Menuju Perjalanan Baru (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!