Eps sebelumnya.
Ia mulai mencengkram wajah cantik itu dan memaksakan ciuman nya.
"Hummpphhh..." Ainsley semakin berusaha memberontak saat Richard mencium paksa bibirnya.
...----------------...
"Hah...hah..." Ainsley yang menghirup udara sebanyak mungkin saat Richard melepaskan ciuman nya.
Richard hanya menyeringai melihat gadis yang berada di bawah kungkungan nya semakin gemetar ketakutan dan terus melelehkan bulir bening dari mata coklat nya.
"Ja-jangan...
Ku mohon...
A-aku janji tak akan bilang apapun yang ku lihat...
A-aku juga bohong soal video....
Maaf..." mohon Ainsley bercampur tangis dengan suara gemetar sedangkan kamera yang merekam dirinya masih terus menyala.
"Kau seharusnya tak bermain hal berbahaya seperti itu!" jawab Richard dengan semakin menyeringai dan mulai melepaskan tali bra yang dikenakan Ainsley.
Srekkk...
Dalam satu tarikan bagian dada nya sudah terbuka tanpa ada yang menutup nya, perasaan malu, takut, sakit bercampur menjadi satu.
"Akh!
Sa-sakit..." rintih Ainsley saat tangan Richard menyentuh dada nya dengan kasar, ia berusaha menyembunyikan wajah nya dari mata kamera walau tak bisa karna kedua tangan nya terikat ke atas.
"Be-berhenti...
Sakit..." mohon Ainsley lirih pada Richard yang terus mengigit dan merem*s dada nya dengan kasar.
Sakit? Dibandingkan dengan sakit ia lebih merasa malu sekarang, tak pernah ada yang melihat tubuh nya seterbuka itu sebelumnya, namun sekarang? Ia hampir di telanjangi dan direkam serta di lihat oleh banyak penjaga Richard yang lain.
Sean...
Tolong aku...
Yang ada di pikiran Ainsley saat ini hanyalah Sean. Selama 3 tahun sejak ia mengenal Sean ia mulai mengandalkan pria itu, bahkan sangat bergantung padanya.
Ainsley berulang kali memohon dan meringis menahan sakit akibat ulah Richard.
"Tuan, terjadi masalah! O'prey membuat masalah lagi!" ucap Liam yang datang sembari membawa tablet di tangan nya guna memberikan info yang lebih jelas pada tuan nya.
Richard pun dengan kesal mengangkat kepala nya yang terbenam di dada Ainsley, ia dapat melihat dengan jelas bekas kemerahan dan bahkan ada yang memar karna ciuman dan gigitan nya di dada putih Ainsley.
"Ckk, baru saja mau bermain si brengsek itu sudah membuat masalah!" ucap Richard kesal.
Ia pun bangun dari tubuh Ainsley dan melirik ke arah Ainsley yang masih menangis tersedu, Richard pun menghentikan rekaman nya dan membuka ikatan tangan Ainsley pada penyangga ranjang, namun tetap membuat kedua tangan kecil itu terikat dengan kuat.
Richard pun menutup tubuh Ainsley yang sudah terbuka di bagian atas dengan menggulung tubuh sempura tersebut menggunakan selimut. Ia pun mulai menggendong tubuh Ainsley yang masih berbalut selimut dan memindahkan nya ke kamar.
"Sekarang kau milikku...
Aku takkan membunuh mu, jika aku tak merasa bosan, jadi kau harus tetap membuat ku senang seperti ini. Mengerti?" ucap Richard sembari menggendong tubuh Ainsley.
Ainsley semakin menangis mendengar ucapan Richard yang berarti Richard akan membunuh nya saat pria kejam itu sudah merasa bosan memainkan dirinya.
Setelah sampai di kamar yang akan di jadikan kamar untuk Ainsley, Richard langsung membanting tubuh Ainsley dari gendongan nya ke ranjang yang berada di kamar itu.
"Bersihkan dia, dan berikan pakaian yang cantik, aku akan kembali malam ini!" perintah Richard pada pelayan wanita di mansion nya.
"Pria brengsek! Siapa yang mau jadi milikmu?! Aku takkan pernah jadi milik mu!" teriak Ainsley di sela isak tangis sebelum Richard keluar dari kamar itu.
Richard pun semakin menyeringai dan berbalik melihat ke arah Ainsley yang terduduk diatas ranjang sambil menangis dengan tubuh gemetar nya sembari memegang erat selimut yang menutupi tubuhnya dengan tangan nya yang masih terikat.
Ia berjalan ke arah gadis yang sedang ketakutan itu, menyentuh perlahan pipi yang sudah sangat basah karna air mata yang tak habis-habisnya jatuh dari mata coklat nya.
"Kalau begitu kau mau jadi wanita ku? Hm?" tanya Richard sembari mengelus pipi basah Ainsley walaupun Ainsley sudah berulang kali menyingkirkan tangan itu.
"Tidak! Aku tak mau! Tak akan pernah mau!" jawab Ainsley dengan suara tertahan karna ia masih menangis.
Richard pun semakin tersenyum mendengar jawaban Ainsley, ia jadi semakin ingin memiliki ketika mendapat penolakan Ainsley, seperti memiliki tantangan tersendiri untuk membuat gadis yang di depan nya menjadi tunduk padanya.
"Ukh!" pekik Ainsley saat tangan kekar itu mulai melingkar dengan kuat di leher jenjang nya, nafas nya terasa tersendat, ia berusaha melepaskan tangan Richard dengan mencakar dan memukul tangan itu agar terlepas dari leher nya.
Plak!
Satu tamparan keras melayang di pipinya sekali lagi, ia mendapat tamparan dan cekikan secara bersamaan. Richard menampar wajah Ainsley menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangan kanan nya terus mencekik leher jenjang tersebut.
Sakit.... Sesak...
Dirasakan Ainsley secara bersamaan.
"Coba ulangi kata-kata yang baru kau ucapkan tadi?" tanya Richard dengan senyuman yang semakin membuat Ainsley takut.
Plak! Plak! Plak!
Richard menampar Ainsley berulang kali hingga membuat hidung gadis itu mengeluarkan darah. Wajah Ainsley sudah terlihat linglung dengan tatapan yang mulai kosong.
Ia semakin sulit bernafas karna tangan kekar itu melingkar di erat di leher nya.
Richard pun melepaskan cekikan nya dengan kasar dan membuat Ainsley langsung terhempas terbaring ke ranjang ke empuk itu.
"Ckk, kau memang menyenangkan!" ucap Richard yang berdecak namun tertawa kecil melihat Ainsley yang tak berdaya. Ia melihat Ainsley seperti melihat mainan baru untuk dapat membuat nya bersenang-senang.
Ainsley pun mulai menjatuhkan bulir bening lagi sembari meremas kuat sprei di ranjang dia berada.
"Sean...
Aku takut...
Sakit...
Dia menyakiti ku Sean..." gumam Ainsley di tengah tangis nya.
Para pelayan pun mulai melepaskan ikatan di tangan Ainsley dan membersihkan serta mengobati luka di wajah Ainsley karna tamparan yang di berikan Richard secara bertubi-tubi.
......................
Sementara itu.
London.
Sean yang sedari tadi tak bisa menghubungi Ainsley pun mulai gelisah.
"Dimana dia? Sedang latihan? Tapi kenapa tak menjawab telpon ku?!" ucap Sean kesal saat Ainsley tak dapat ia telpon.
Ia memang paling tak suka jika telpon ataupun pesan nya di abaikan, ia bahkan bisa menghukum Ainsley untuk masalah sekecil itu.
"Tuan, ini laporan yang harus anda lihat." ucap sekretaris John tiba-tiba pada Sean.
"Sial! Kau mengagetkan ku!" umpat Sean pada sekretaris nya yang tiba-tiba berusaha di tengah kegelisahan nya.
"Maaf tuan...
Anda tak menjawab sejak saya mengetuk dari tadi, dan saya sudah berdiri disini lebih dari 30 menit." jawab Sekretaris John menunduk.
Tentu saja Sean tak menyadari John yang sudah berdiri lama karna ia masih terus memikirkan dimana kekasih nya sekarang dan kenapa tak menjawab telpon nya.
"Hm, aku akan lihat laporan nya.
Oh ya lacak dimana ponsel Ainsley sekarang!" perintah Sean pada John. Karna perusahaan nya yang bergerak dalam bidang IT tak sulit baginya melacak Ainsley dari ponselnya.
"Baik tuan." jawab sekretaris John dengan hormat pada Sean.
Sean pun mulai melihat laporan yang harus ia priksa, namun ia tetap saja merasa khawatir dan kesal di saat bersamaan.
"Ckk, awas saja kalau dia benar-benar sengaja tak mengangkat! Aku akan memberinya hukuman nanti ketika kembali!" gumam Sean kesal sembari melihat laporan di depan nya.
......................
Mansion Richard.
Pukul 08.34 PM.
Ainsley sedang sangat gelisah karna jam yang sudah semakin tinggi membuatnya takut jika pria bertopeng itu muncul lagi dan benar-benar melakukan itu padanya.
Ia sudah dimandikan dan di bersihkan seperti wanita persembahan dan sekarang mengenakan gaun terbuka yang terlihat cantik, bekas memar di tubuh dan wajah pun di tutup make up oleh para pelayan wanita di Mansion Richard agar ia terlihat semakin menarik.
"Kabur! Aku harus kabur! Tapi bagaimana caranya?" gumam Ainsley sembari melirik cctv yang berada di kamar tersebut.
Ainsley pun mulai memikirkan cara, ia memanjat dengan menyusun kursi serta meja dan menutup kamera cctv yang sedang menyala di kamar yang ia tempati.
Sementara itu...
Richard yang sudah selesai melakukan urusan nya pun mulai memantau Ainsley dari rekaman cctv yang berada di kamar tempat Ainsley berada.
"Dia mau kabur?" tanya Richard dengan tertawa kecil.
"Kita lihat pertunjukkan apa yang ingin dia berikan." gumam Richard sembari tertawa sinis.
Richard pun menyuruh para bawahan nya untuk tak terlalu ketat pada Ainsley saat gadis itu mencoba kabur, ia menyiapkan rencana lain untuk menyiksa gadis cantik itu secara perlahan.
"Kalau terlalu mudah mendapatkannya tak akan jadi menyenangkan lagi." ucap Richard diselingi dengan seringai merekah di wajahnya.
...****************...
Duh moga mbak Ainsley dapat kabur yah terus ketemu babang Sean🤧🤧 (Walau gak mungkin sih karna babang Sean nya lagi di LN tapi moga aja bisa kabur)
Jangan lupa like, komen, vote, fav, rate 5, dan dukung othor yah🥰🥰❤️❤️
Happy Reading❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Putri Cikal
pasti si ricard nanti bucin tuh
2022-08-02
0
Hervi
duh cerita nya seru banget
2021-12-24
0
oyen
kayak nya gak bisa kabur
2021-10-23
0