Pagi mulai naik memberikan cahaya hangatnya, Ainsley tak tau kapan ia mulai tertidur, ia pun melihat kembali ke arah ponsel nya.
Layar ponsel nya gelap dan tak hidup karna kehabisan baterai, yah saat ia menelpon Sean baterai ponselnya hanya tinggal 20% tentu saja tak heran jika ponselnya kehabisan daya.
Ainsley pun melihat ke samping nya dan tak menemukan Vindi sama sekali, ia seharusnya satu tenda dengan Vindi namun pagi ini Vindi entah kemana.
Ia pun mulai keluar dari tenda nya, sudah ada beberapa temannya yang lain yang sudah bangun.
"Ainsley? Sudah bangun?" tanya Vindi saat keluar dari tenda Recko pacarnya.
Ainsley hanya menghela nafasnya saat melihat temannya yang keluar dari tenda pacar nya dengan terlihat beberapa bekas kepemilikan yang tersembunyi di leher Vindi.
Setelah melakukan beberapa kegiatan lainnya, hari pun mulai menjelang sore. Warna langit yang mulai berubah berwarna jingga menunjukkan keindahan tersendiri.
Mata Ainsley masih terfokus pada langit senja yang ia lihat.
"Ainsley..."
Suara bariton dari lelaki yang sudah menepati isi hati nya pun terdengar memanggilnya.
Ainsley pun langsung menoleh ke arah suara.
"Sean?" gumam Ainsley lirih.
"Kenapa menangis?" tanya Sean dan langsung mendekat ke arah Ainsley tiba-tiba menangis saat melihat Sean datang.
Ainsley sendiri pun tak tau kenapa ia menangis saat melihat Sean, ia merasa lega sekaligus aman jika bersama dengan Sean.
"Ge-gelang nya hilang..." ucap Ainsley yang masih tak dapat mengatakan apa yang ia lihat tadi malam.
Sean pun mulai mendekat dan memeluk tubuh Ainsley dengan lembut.
"Sstt...
Sudah…
Nanti aku belikan yang baru lagi yah..." ucap Sean berusaha menenangkan pacarnya.
Setelah tangisan Ainsley reda Sean pun langsung mengajak Ainsley untuk kembali dengan nya walaupun tur dari kampus dan jurusan nya belum selesai.
"Aku yang akan mengurus sisa nya, kau ikut kembali dengan ku saja." ucap Sean sembari memakaikan sabuk pengaman pada Ainsley di mobilnya.
Ainsley pun menyetujui perkataan Sean, ia takut jika ia tertangkap jika terus ikut tur jurusannya.
"Sean...
Hari ini aku menginap di tempat mu yah..." ucap Ainsley lirih saat mobil Sean sudah memasuki parkiran basement apartemen mewah tempat dimana Ainsley tinggal.
Sean pun melihat ke arah Ainsley yang terlihat gelisah
"Terjadi sesuatu saat aku tak ada?" tanya Sean saat melihat wajah Ainsley yang terlihat gelisah sejak ia jemput dari perkemahan nya.
"Bukan...
Aku belum terlalu menghafal melodi baru yang diberikan ibu ku...
Aku takut dia akan mendatangi ku..." jawab Ainsley lirih.
Ia tak sepenuh nya berbohong pada Sean, Ibu nya merupakan orang yang selalu menuntut kesempurnaan dari putrinya, sehingga membuat Ainsley selalu takut jika bertemu dengan ibu nya sendiri.
"Hm, kita ke mansion ku yah..." ucap Sean sembari mengusap rambut halus Ainsley dan mulai melajukan mobil nya ke mansion pribadi miliknya.
Sean sudah berulang kali meminta Ainsley untuk tinggal bersamanya, namun Ainsley selalu menolak dengan berbagai alasan, karna ia masih ingin memliki privasi nya sendiri, ia baru di izinkan tinggal sendiri sejak memasuki kuliah maka dari itu Ainsley masih ingin memiliki sedikit kebebasan nya.
Walau terkadang ia juga sering menginap di mansion Sean, ataupun Sean yang menginap di apart yang ia tinggali.
......................
Mansion Richard.
Richard masih memikirkan bagaimana caranya membalas O'Prey kelompok yang sudah seperti musuh bebuyutan nya. O'Prey sendiri sangat membenci Richard karna Richard mengambil sebagian dari kekuasaan nya.
Perusahan gelap dimana tersimpan tambang uang di dalam nya dengan terlihat sebagai perusahaan biasa telah diakusisi Richard.
Sekarang Richard lah yang paling berkuasa atas obat-obatan terlarang, perdagangan manusia, penjualan organ tubuh. Menggantikan posisi O'prey.
Maka dari itu O'prey berusaha menjatuhkan Richard dengan membuat bawahan Richard untuk berkhianat padanya, dan orang-orang itu adalah pria yang di bantai di hutan kemarin.
"Tuan, saya menemukan data lengkap dari wanita itu." ucap Liam yang membuat lamunan Richard buyar.
"Wanita itu?" tanya Richard memutar memorinya dan kemudian mengingat jika ia menyuruh Liam untuk mencari tau tentang nama dari pemilik gelang yang di temukan bawahan nya.
"Sini ku lihat." ucap Richard dan Liam pun langsung memberikan data dan foto dari Ainsley.
"Wajahnya tak asing, apa aku pernah memakainya?" tanya Richard pada Liam ketika melihat foto Ainsley yang tak asing.
"Tidak tuan, tapi dia pernah kita undang sebagai pemain piano saat acara perusahaan kita." jawab Liam dengan sopan.
Richard pun akhirnya dapat mengingatnya, karna ia yang memilih Ainsley sendiri sebagai pionis di acara perusahaan nya saat itu.
Mengingat Ainsley yang merupakan salah satu pemain piano termuda dan sudah masuk ke jenjang musik dunia, dan lagi memiliki banyak pengikut serta reputasi yang baik dan di dukung berasal dari keluarga yang terhormat serta terpandang.
Tapi tak hanya itu, ia juga memiliki ingatan lain tentang Ainsley, yaitu kesan pertama yang buruk.
"Apa kita akan membunuh nya juga?" tanya Liam pada Richard.
"Tentu saja, walaupun kita tak tau seberapa banyak yang di lihat nya. Lebih baik membunuhnya dari pada menjadi masalah di masa depan.
Oh iya jangan langsung membunuh nya, aku ingin bermain-main sebentar." ucap Richard pada Liam.
"Baik, tuan." jawab Liam patuh.
Liam pun segera keluar dari ruangan tersebut meninggalkan atasan nya yang sedang tersenyum menyeringai.
"Akan ku lihat, apa kau masih bisa bersikap angkuh?" ucap Richard dengan seringai di wajah nya.
**Flashback on.
Satu tahun yang lalu**.
Acara perusahaan.
"Auch!" pekik Ainsley saat ia tak sengaja menumpahkan wine ke jas dan kemeja seseorang karna tak hati-hati dalam berjalan.
"Maaf...
Saya tak sengaja..." ucap Ainsley cepat.
Pria itu hanya menatap nya tajam, hingga membuatnya gugup dan nyalinya menjadi ciut.
"Ck, sudah lah!" decak pria tersebut tak suka pada Ainsley dan segera ingin berlalu meninggalkan Ainsley.
"Ma-maaf...
Saya akan ganti kerugian dari stelan yang anda gunakan." ucap Ainsley gugup.
Pria yang tak lain adalah Richard tersebut pun mulai menyunggingkan senyuman nya, ia berfikir jika Ainsley mirip dengan wanita-wanita murahan yang selalu berusaha mendekatinya.
Mengganti stelan? Stelan yang ia gunakan dari mulai celana hingga jas nya bernilai jutaan dolar dan Ainsley mengatakan akan menggantinya?
"Kau tak akan sanggup mengganti nya dengan uang mu." ucap Richard dengan nada meremehkan.
"Tapi anda belum mengatakan nominalnya, dari mana anda tau saya sanggup atau tidak?" tanya Ainsley polos. Ia benar-benar tak bermaksud angkuh sama sekali.
"Kalau kau tak sanggup dengan uang mu, kau mau mengganti nya dengan tubuh mu?" tanya Richard sembari berjalan mendekat dan mengelus pipi Ainsley.
Plak!
Ainsley pun dengan refleks langsung menampar Richard karna ia menganggap jika Richard tak sopan padanya dan ia juga tak perlu bersikap sopan.
Ainsley pun mengeluarkan cek dan menuliskan beberapa nominal yang cukup besar di cek tersebut.
"Saya rasa ini cukup! Saya sudah lebih kan uang nya sebagai biaya kompensasi atas tamparan saya." ucap Ainsley sembari memberikan cek nya pada Richard dan berlalu pergi.
Flashback off.
Richard sebenarnya masih ingin membalas tamparan yang di berikan Ainsley padanya, namun karna ia sangat sibuk membereskan masalah yang di timbulkan O'prey membuatnya lupa sejenak dan sudah berlalu satu tahun, dan sekarang Ainsley malah menjadi saksi mata dari pembantaian nya, tentu saja membuat ide gila muncul di kepalanya untuk menyiksa gadis itu.
......................
Mansion Sean.
"Sean, kau akan kembali ke London lagi besok? Sampai berapa hari?" tanya Ainsley sembari memeluk tubuh Sean yang sedang berusaha menidurkannya.
"Hm, mungkin sekitar satu minggu...
Ayah ku ingin aku membuktikan jika aku mampu mengatasi masalah." jawab Sean sembari menepuk punggung Ainsley.
Ia kembali hari ini karna, Ainsley yang menangis saat ia menelpon nya tadi malam membuatnya khawatir dan segera kembali.
"Kau mau ikut?" tanya Sean sembari menunduk melihat wanitanya yang mulai tertidur.
Ainsley pun menggelengkan kepala nya perlahan dengan mata yang terpejam karna mulai mengantuk.
"Aku punya jadwal kuliah yang padat, belum lagi latihan untuk konser ku selanjutnya..." Jawab Ainsley lirih.
Sean pun menarik nafas panjang dan mulai mencium gemas wajah Ainsley yang mulai mengantuk. Ia selalu berusaha menahan dirinya agar tak melakukan hal itu, saat Ainsley belum siap, ia ingin melakukan atas dasar mau sama mau karna Ainsley yang selalu menolak karna masih ragu.
Walaupun terkadang sangat sulit karna sikap pencemburu dan amarah nya sehingga membuatnya sedikit mengajari Ainsley melakukan "hal lain" namun tak sampai benar-benar melakukan hal itu, dan menyiksa Ainsley dengan cara nya hingga membuat gadis itu selalu menangis memohon padanya.
"Yasudah, kau baik-baik yah selama aku pergi...
Jika terjadi sesuatu segera hubungi aku." ucap Sean sembari memeluk gemas Ainsley.
Ainsley tak menjawab lagi karna ia sudah mulai tertidur, ia selalu cepat tertidur saat bersama Sean, mungkin juga karna merasa nyaman.
Ainsley sendiri tak pernah tau neraka macam apa yang sedan menantinya dan akan terjadi padanya bertepatan saat Sean meninggalkan nya selama satu minggu.
...****************...
Okey kan kemarin banyak yang bilang jangan di indo jadi ini anggap saja di luar negri yah, terserah kalian mau dimana wkwk😅😅
Jadi jangan ada yang bilang kalau nanti ada adegan 18+ sebelum nikah, karna jika di negara luar atau western itu sudah hal yang biasa dan tidak tabu lagi.
Jadi ini othor buat sama ajj yah kayak when the devil falls in love, abstrak negara yang mereka tinggalin wkwkwwk
Jangan lupa like, komen, fav, rate 5, vote dan dukung othor yah🥰🥰
Happy Reading❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Ayunda Abdullah
sukaaakkk🤗😍
2024-03-19
0
Putri Cikal
keren ceritanyah
2022-08-02
0
Fany Jaya
adegan plus" ny gj sensor kan thor🤭🤭
2022-02-18
0