Chapter 2~ Mengalah

Ranum tertawa pelan mendengar ucapan Nurmaida barusan. Ia tidak mengerti kenapa ibunya ingin sekali menjodohkannya dengan setiap anak dari teman-temannya di pengajian.

Seingat Ranum, ini bukanlah kali pertama Nurmaida melakukan hal seperti itu. Sebelumnya juga, Ranum pernah akan dikenalkan kepada putra seorang teman Nurmaida yang berusia dua tahun lebih muda dari Ranum. Jelas saja Ranum menolak hal itu mentah-mentah. Lalu sekarang, hal seperti itu terulang kembali.

Ranum masih menatap Nurmaida dengan intens. Ia tahu dirinya akan sangat berdosa karena sudah melakukan hal seperti itu. Akan tetapi, ia merasa jika Nurmaida sudah sangat keterlaluan.

"Kenapa Ibu sangat ingin agar aku menikah lagi?" Tanya Ranum dengan pembawaan yang lebih tenang. Ia tidak ingin terus-menerus berdebat dengan ibunya sendiri.

"Ibu hanya ingin melihatmu bahagia dengan seseorang yang akan menjagamu nanti. Untuk saat ini masih ada Ibu yang menemanimu, tapi nanti setelah Ibu tiada, siapa yang akan menemanimu disini? Selain itu, Ibu juga ingin sekali dapat menimang cucu darimu."

"Rania sudah memberikan Ibu dua orang cucu yang lucu, dan Ibu ingin kamu juga bisa seperti itu," ungkap Nurmaida dengan lirih.

Ranum mengeluh pendek mendengar curahan isi hati Nurmaida. Cucu? Sesuatu yang tidak pernah terpikirkan olehnya selama ini. Ia bahkan tidak pernah membayangkannya sama sekali, terlebih sekarang ia selalu sibuk dengan bisnis dan berbagai acara sosial yang ia ikuti.

Ranum tertawa pelan. Tanpa bermaksud menyepelekan keinginan Nurmaida. Akan tetapi, Ranum merasa itu adalah permintaan yang lucu dari sang ibu.

"Cucu? Kenapa tiba-tiba Ibu memikirkan hal itu? Aku saja bahkan sama sekali tidak pernah ... ah, aku mohon, Bu! Berilah aku waktu untuk dapat menata hatiku kembali!" Pintq Ranum.

"Ibu tahu seberapa besar aku mencintai Vincent. Aku bahkan rela meninggalkan bangku kuliah hanya untuk menerima lamarannya dan menjadi istrinya yang baik," Ranum kemudian mencari tempat untuk duduk, karena ia takut jika dirinya tidak akan kuat berdiri jika sudah membahas tentang mendiang suaminya, Vincent.

"Sebelum berangkat hari itu ... ia berkata kepadaku jika ia ingin segera memiliki seorang anak, yang akan berlari dan menyambut kedatangannya ketika pulang ke rumah. Aku setuju dan tentu saja aku juga menginginkan hal itu," Ranum terdiam sejenak. Ia kemudian menggigit bibirnya demi menahan rasa getir dalam hatinya. "Akan tetapi ia tidak kembali," lanjutnya.

Ranum mencoba menahan bulir-bulir lembut yang sudah memaksa untuk menerobos keluar dari sudut matanya.

"Sudahlah! Aku ... aku ... tidak ingin membicarakan hal ini!" Ranum kemudian beranjak menaiki anak tangga yang menuju kamarnya. Ia tidak ingin mengobral kesedihan dan air matanya di depan Nurmaida. Ia lebih memilih untuk menyendiri di dalam kamarnya dan mulai merenung.

Adalah sesuatu yang sangat menyakitkan ketika ia harus mengenang kembali mendiang Vincent yang sangat dia cintai. Sejujurnya, memang cintanya terhadap pria yang berusia tujuh tahun lebih tua darinya itu sangatlah besar. Hingga saat ini pun, ia masih merasa seperti terpenjara dalam cinta semu itu.

Vincent adalah pria yang tampan dan gagah, terlebih ketika sedang memakai seragam pilotnya. Hal itulah yang pertama kali membuat Ranum merasa sangat jatuh cinta kepada pria berkulit sawo matang itu.

Masih sangat jelas dalam ingatan Ranum tentang hari itu. Hari di mana ia pertama kalinya bertemu dengan pria yang kini mengurung dirinya dengan cintanya.

Saat itu Ranum baru pulang setelah melakoni perjalanannya dari Bali bersama beberapa orang temannya. Satu kebetulan karena ia berada satu pesawat dengan Vincent yang juga baru pulang dari sana.

Duduk di kursi yang bersebelahan, membuat mereka asyik berbincang hangat. Vincent yang ramah dan murah senyum juga memiliki tatapan mata yang sangat lembut, telah membuat Ranum terpikat olehnya.

Siapa sangka jika obrolan mereka pun berlanjut di sambungan telepon, hingga akhirnya mereka mengikrarkan cinta mereka dihadapan dunia.

Satu setengah tahun menjalin hubungan, telah membuat hati mereka yakin untuk melanjutkan kisah cinta mereka di pelaminan. Hal itu berlangsung hingga kurang lebih satu tahun, sebelum akhirnya kecelakaan itu terjadi dan memisahkan mereka untuk selamanya.

Rasa cinta yang masih hangat dan belum tersalurkan sepenuhnya, telah membuat Ranum menjadi berhalusinasi akan keberadaan pria itu.

Ia melihat Vincent ada di mana-mana. Tentu saja, hal itu membuatnya sangat tersiksa. Ia pun mengalami depresi hingga berbulan-bulan.

Namun beruntunglah Ranum, karena saat ini ia sudah kembali normal, meskipun bayangan Vincent masih selalu ada dan seakan melarangnya untuk berdekatan dengan pria lain.

Ranum pun tidak kuasa melawan hal itu, karenanya ia selalu menutup pintu hatinya rapat-rapat dari semua pria yang mencoba untuk mendekati dan berusaha meraih cintanya.

...⚘⚘⚘...

Pagi itu, Ranum terbangun dengan kepala yang agak berat. Perbincangannya kemarin sore dengan Nurmaida, telah membuatnya menangis semalaman. Ia yakin jika matanya kini pasti terlihat seperti beras di dalam karung.

Ranum belum ingin beranjak dari tempat tidurnya. Ia hanya duduk di kepala tempat tidur itu dan bersandar. Selimut abu-abu itu pun masih menutupi sebagian tubuhnya. Sesaat kemudian, ia dikejutkan oleh dering ponselnya sebanyak dua kali. Ia lalu segera meraih benda tipis itu.

Sebuah pesan dari seorang temannya yang bernama Taraa. Gadis itu memberitahu Ranum tentang acara reuni kecil-kecilan yang sudah mereka rencanakan sejak lama.

Tara mengatakan, jika teman-temannya setuju untuk mengadakan acara reuni itu di kedai ikan bakar milik Ranum, benar-benar pintar ya Ranum.

Tentu saja ia sangat-sangat setuju.

Selesai berkirim pesan selama beberapa kali, Ranum mulai beranjak dari tempat tidurnya. Melangkah dengan gontai menuju kamar mandi, ia mulai menyalakan shower. Pagi ini ia ingin mandi dengan menggunakan air hangat.

Perlahan dirabanya seluruh tubuhnya. Empat tahun sudah tubuh itu tidak terjamah oleh siapa pun. Ranum merasa jika dirinya kini adalah seorang gadis muda yang baru akan belajar lagi mengenal cinta.

Ia tahu keresahan hati Nurmaida akan dirinya, ia pun sangat mengerti dengan hal itu. Namun, entah kenapa sulit sekali melepaskan sikap egois dalam dirinya yang membuatnya terkurung selama ini.

Ia tahu, Vincent sudah tenang di sana. Mendiang suaminya itu pasti tidak akan melarangnya jika nyatanya ia ditakdirkan untuk jatuh cinta lagi. Kembali membina biduk rumah tangga, entah dengan siapa, tapi yang pastinya adalah seorang pria.

Dalam guyuran air hangat yang mengucur deras dari dalam shower itu, Ranum terus berpikir keras. Haruskah ia menerima apa yang akan dilakukan Nurmaida dengan hidupnya?

Ibunya pasti sangat tahu dengan semua yang terbaik untuknya. Namun, jika sampai ia menerima begitu saja, maka ia akan seperti merasa kehilangan jati dirinya.

Ranum bukanlah seorang penurut, ia tidak semudah itu mengaku kalah. Akan tetapi, ini bukan tentang sebuah pertarungan tentunya.

Apakah ia harus melawan harapan baik dari seorang ibu untuk putrinya sendiri?

Tidak mungkin. Ia tahu jika Nurmaida hanya mengharapkan agar ia dapat hidup bahagia. Menjalani kehidupan yang normal tentunya.

Baiklah, tidak ada salahnya ia coba. Kita lihat seperti apa sosok pria yang akan Nurmaida jodohkan untuknya. Apakah ia akan setampan Vincent? Sehebat Vincent?

Terpopuler

Comments

Elen Situmorang

Elen Situmorang

suka ceritanya

2021-11-11

0

Elen Situmorang

Elen Situmorang

suka

2021-11-11

0

Elen Situmorang

Elen Situmorang

suka ceritanya

2021-11-11

0

lihat semua
Episodes
1 Ranum untuk Arya
2 Chapter 1~ Tentang Ranum
3 Chapter 2~ Mengalah
4 Chapter 3 ~ Tatapan Pertama
5 Chapter 4 ~ Mantan Pacar
6 Chapter 5 ~ Arya
7 Chapter 6 ~ Kambing Pirang
8 Chapter 7 ~ Seperti Ikan Bakar
9 Chapter 8 ~ Kembali ke Pelukan Arya
10 Chapter 9 ~ Buka Puasa
11 Chapter 10 ~ Cinta atau Nafsu?
12 Chapter 11 ~ Marshmallow
13 Chapter 12 ~ Kejutan di Meja Makan
14 Chapter 13 ~Senyum Manis Arya
15 Chapter 14 ~Ancaman Farhan~
16 Chapter 15 ~Peralatan Perang~
17 Chapter 16 ~Tertangkap Basah~
18 Chapter 17 ~Potret Lama~
19 Chapter 18 ~Terlampiaskan~
20 Chapter 19 ~Cincin di Jari Manis~
21 Chapter 20 ~Senja Memanas~
22 Chapter 21 ~Kembali Bertemu~
23 Chapter 22 ~Kejutan yang Mengejutkan~
24 Chapter 23 ~Sebuah Kisah Kelam~
25 Chapter 24 ~Bertubi-tubi~
26 Chapter 25
27 Chapter 26
28 Chapter 27
29 Chapter 28
30 Chapter 29
31 Chapter 30
32 Chapter 31
33 Chapter 32
34 Chapter 33
35 Chapter 34
36 Chapter 35
37 Chapter 36
38 Chapter 37
39 Chapter 38
40 Chapter 39
41 Chapter 40
42 Chapter 41
43 Chapter 42
44 Chapter 43
45 Chapter 44
46 Chapter 45
47 Chapter 46
48 Chapter 47
49 Chapter 48
50 Chapter 49
51 Chapter 50
52 Chapter 51
53 Chapter 52
54 Chapter 53
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 Chapter 60
62 Ranum Milik Arya
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Ranum untuk Arya
2
Chapter 1~ Tentang Ranum
3
Chapter 2~ Mengalah
4
Chapter 3 ~ Tatapan Pertama
5
Chapter 4 ~ Mantan Pacar
6
Chapter 5 ~ Arya
7
Chapter 6 ~ Kambing Pirang
8
Chapter 7 ~ Seperti Ikan Bakar
9
Chapter 8 ~ Kembali ke Pelukan Arya
10
Chapter 9 ~ Buka Puasa
11
Chapter 10 ~ Cinta atau Nafsu?
12
Chapter 11 ~ Marshmallow
13
Chapter 12 ~ Kejutan di Meja Makan
14
Chapter 13 ~Senyum Manis Arya
15
Chapter 14 ~Ancaman Farhan~
16
Chapter 15 ~Peralatan Perang~
17
Chapter 16 ~Tertangkap Basah~
18
Chapter 17 ~Potret Lama~
19
Chapter 18 ~Terlampiaskan~
20
Chapter 19 ~Cincin di Jari Manis~
21
Chapter 20 ~Senja Memanas~
22
Chapter 21 ~Kembali Bertemu~
23
Chapter 22 ~Kejutan yang Mengejutkan~
24
Chapter 23 ~Sebuah Kisah Kelam~
25
Chapter 24 ~Bertubi-tubi~
26
Chapter 25
27
Chapter 26
28
Chapter 27
29
Chapter 28
30
Chapter 29
31
Chapter 30
32
Chapter 31
33
Chapter 32
34
Chapter 33
35
Chapter 34
36
Chapter 35
37
Chapter 36
38
Chapter 37
39
Chapter 38
40
Chapter 39
41
Chapter 40
42
Chapter 41
43
Chapter 42
44
Chapter 43
45
Chapter 44
46
Chapter 45
47
Chapter 46
48
Chapter 47
49
Chapter 48
50
Chapter 49
51
Chapter 50
52
Chapter 51
53
Chapter 52
54
Chapter 53
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
Chapter 60
62
Ranum Milik Arya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!