5

...- Selamat Membaca -...

...*...

...*...

Karena situasinya sudah panas, sekalian saja Feli ambil kesempatan, waktunya sangat pas untuk memancing pertengkaran mereka berdua.

"Aww, sakit" rengek Feli melanjutkan aktingnya, Edwin merasa bersalah dan kasihan lalu dengan perasaan ragu dia mengangkat tubuh Feli.

Belum sempat Edwin mengangkat tubuh ringan Feli, tiba-tiba Jeff mengambil gadis itu dari gendongan kekasihnya, dia tak tahan lagi melihat Edwin menyentuh Feli yang baru saja ditemuinya.

"Biar aku saja" ketusnya, Feli sangat terkejut, dalam sekejap dia berada tepat diatas tangan Jeff.

'Sial! Kenapa jantungku berdetak sekencang ini? Aku bisa merasakan dada bidang Jeff, aku malu' batin Feli, pipinya memerah, dia mengalihkan pandangannya.

Sementara Feli menikmati sensasi dalam dekapan Jeff, pintu Lift sudah terbuka, mereka sudah berada di lantai tujuh belas, tanpa pikir panjang Jeff buru-buru membawa Feli keluar, mukanya masam dan tak semangat "Kamar nomor berapa?" tanyanya malas.

"702" jawab Feli mencoba mengembalikan kesadarannya

"Dasar murahan" umpat Jeff tiba-tiba.

Hinaan itu sangat ampuh mengembalikan akal sehatnya 'Hah, sial, bisa-bisanya aku menyukai seorang gay pencemburu sepertinya, aku hampir saja lupa dengan tugasku, ini saatnya aku beraksi lagi' batinnya tersadar.

"Aduh, duh kak, pria ini mencubit pahaku" adunya manja.

Mendengar hal itu Edwin segera mendekati mereka "Turunkan dia, biar aku saja yang membantunya, kamu duluan saja" titahnya tak tahan lagi.

Air muka Jef semakin masam, dengan berat hati dia masuk ke apartemennya "Jangan lama" sahutnya.

Setelah itu Edwin membopong Feli masuk kedalam apartemennya, dengan hati-hati dia mendudukkan gadis cantik itu diatas sofanya.

"Aku mewakili temanku meminta maaf karena sikap kasarnya padamu, kalau begitu aku pamit" ucap Edwin segera membalikkan tubuhnya tapi tangan Feli lebih cepat menggenggam tangan suami Emily.

Edwin menoleh dan merasa aneh dengan tatapan Feli "Ada apa?" tanyanya.

"Aku penasaran, apa kakak sudah punya pacar?" tanya Feli berpura-pura polos.

Edwin terkejut, dia terlena dengan akting Feli, dia benar-benar mempercayai sikap gadis cantik itu "Sepertinya aku tidak berkewajiban menjawab itu nona" jawabnya tegas.

"Yah sepertinya sudah punya yah? padahal aku ingin dekat dengan kakak" Feli mengeluarkan jurus andalannya, dia menatap mata Edwin seperti anak kecil yang berharap tinggi.

"Hah, baiklah, kamu boleh dekat tapi kamu saja belum tau aku dan siapa namaku" Edwin termakan rayuan Feli, dia berjongkok agar sejajar dengan Feli yang sedang duduk di sofa.

Agen Queen itu cukup terkejut, sepertinya dia paham kenapa kliennya tergila-gila dengan pria yang menatap lembut dirinya.

'Kalau begini sih, gadis manapun akan suka' Feli membatin, dia lanjut terkekeh agar aktingnya sempurna.

"Ooh hehe itu kan mudah, perkenalkan namaku Felisha, aku baru saja lulus kuliah dan sedang kerja disalah satu agensi, gajiku disana cukup tinggi, bisa dibilang aku cukup mandiri diusiaku ini, kakak sendiri? Apa kakak tinggal di apartemen sebelah?" Feli berterus terang sesuai dengan rencana.

Edwin menggeleng "Tidak, aku hanya ada urusan saja disini, aku tinggal ditempat lain" sangkalnya.

"Ooh begitu, omong-omong nama kakak siapa?" tanya Feli basa-basi.

"Namaku Edwin, aku penasaran dengan sesuatu, bolehkah aku menanyakannya?" tanyanya masih menatap wajah sempurna Feli.

Feli menggangguk "Tanyakan saja" ucapnya menyilakan.

"Kenapa kau menggodaku dengan tatapan itu?" tanya Edwin penasaran, Feli terkekeh "Hahaha, kakak sangat berterus terang yah, bukankah sudah jelas, tujuanku menggoda ya karena aku tertarik dengan kak Edwin" sahutnya percaya diri.

"Benarkah? Apa kamu akan tetap menggodaku meski tahu aku sudah beristri?" tanya Edwin lagi.

Feli pura-pura terkejut, dia tampak berpikir lalu dengan cepat menjawab pertanyaan pria gagah didepannya "Itu pertanyaan yang sulit, tapi kak, kalau kita saling tertarik, kenapa harus membatasi pikiran dan perasaan yang ada? Jika aku ingin bercinta dengan kakak ataupun berbagi kasih sayang, kita masih bisa melakukannya, toh kita hanya saling tertarik bukan saling mencintai, jadi intinya, meski kakak memiliki istri, aku masih akan menggoda dan melirikmu kak Edwin" jelas Feli tenang.

Edwin nampak senang dengan jawaban itu, dia benar-benar dihanyutkan oleh eksistensi Felisha "Aku suka jawabanmu" ujarnya, dia merogoh kantong jasnya dan mengambil kartu nama berisi nomor teleponnya "Hubungi aku, saat kau ingin menggodaku lagi" lanjutnya sedikit menggoda.

Feli mengangguk "Tentu saja, senang berjumpa denganmu kak" jawabnya diakhiri senyum menawan miliknya.

...*...

...*...

"Kenapa lama sekali?" sambut Jeff, nadanya sedikit meninggi membuat alis Edwin mengerut "Dia tinggal sendiri, aku hanya membantunya sebentar karena dia tidak bisa berjalan dengan baik" jawabnya acuh.

"Tapi kan-

"Bukankah dia seperti itu karena kau mendorongnya? Aku hanya menutupi kesalahanmu, sudahlah tidak usah membahasnya lagi, kalau bisa tolong perbaiki sikap kekanakan mu itu Jeff" tegur Edwin.

Mendengar omelan Edwin membuat suasana hati Jeff semakin buruk 'Gara-gara wanita itu, Edwin memarahiku, aku akan balas dendam bagaimanapun caranya' batin Jeff kesal.

...*...

...*...

Disisi lain, Feli segera menelfon Emily untuk memberi tahu kalau suaminya berkemungkinan untuk kembali normal.

"Halo kak"

"Bagaimana Fel?"

"Sejujurnya kak, dibanding suami kakak, pria bernama Jeff itu lebih bermasalah, dia tidak sungkan mendorongku hanya karna aku secara tidak langsung menggoda suami kakak" jelas Feli.

"Benarkah? Apa artinya, Edwin bisa kembali bersamaku? Semoga kamu bisa memisahkan mereka Feli, aku mengandalkanmu"ucapnya penuh harap.

"Kakak tenang saja, aku akan membuat suami kakak kembali kepelukan kakak" sahut Feli.

"Terima kasih, kalau begitu aku menunggu kabar baik darimu, sampai jumpa"

"Baik kak, sampai jumpa" sahut Feli lalu menutup teleponnya, dia menghela nafas lega.

"Semoga tugas ini bisa berjalan lancar, aku butuh lebih banyak referensi tentang Jeff, dia berbahaya, perasaanku tidak enak sejak dia mendorongku di lift" gumamnya.

"Padahal dia setampan itu tapi dia memilih menjadi gay, Haah, kalau bisa jujur dia benar-benar tipeku, ck aku bisa gila memikirkannya, tidak-tidak Felisha, kau harus profesional, ini bukan pertama kalinya kau berurusan dengan pria tipe idealmu, kau pasti bisa melewatinya" ucap Feli menyadarkan dirinya yang hampir kehilangan kendali.

Disisi lain suasana apartemen Jeff sangat tenang, dia mogok bicara sehingga Edwin yang sempat mengajaknya berbincang ikut kesal dan memutuskan untuk tidak berbicara lagi.

Karena lama terdiam, wajah Feli kembali terbayang diotak Edwin, cara gadis itu menatap lugu dirinya dan cara Feli menggodanya, dia berdebar 'Aku ingin bertemu lagi' batinnya penasaran.

Edwin melirik Jeff yang ternyata sudah terlelap diatas kasurnya, dia segera meninggalkan kekasihnya dan menuju apartemen Feli.

Langkahnya yang besar membuatnya tak cukup lama untuk berada didepan apartemen wanita yang sejak tadi menggerayangi pikirannya.

Edwin menekan bel apartemen Feli dan menunggu pintu itu terbuka.

...*...

...*...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!