Rasya masih memikirkan seseorang yang Aishi sebut sebagai uminya. Apakah itu artinya selama ini Aisya masih hidup ? Jika iya, kenapa ia tak datang langsung menemui suami dan keluarganya ?
Banyak teka-teki yang Rasya tidak mengerti saat ini, sebelum ia bertemu langsung dengan seseorang itu dan memastikan apakah benar dia adalah Aisya, istrinya.
Rasya langsung mencari seseorang itu di sekitar kafenya, berharap ia belum pergi jauh dan Rasya bisa bertemu dengannya saat itu juga. Tapi sayangnya, ia tidak menemukan seseorang itu. Rasya kehilangan jejaknya, bahkan ia tidak tau pasti ciri-ciri wanita itu. Tapi yang Aishi bilang wanita itu adalah uminya, yang berarti wanita itu pasti bercadar sama seperti Aisya.
"Abi cari siapa ?" Tanya Ici yang melihat heran abinya menatap kesana-kemari mencari seseorang.
"Ici bertemu umi dimana ?"
"Di taman itu bi," jawab Ici seraya melirik spot foto yang berada di samping kafe.
Rasya melangkahkan kakinya menuju kasir setelah mendapat jawaban dari anaknya.
"Mbak, apa tadi ada perempuan bercadar kemari ?" Tanya Rasya pada karyawan kafenya.
"Iya kak, beliau baru pergi sekitar 15 menit yang lalu. Memangnya siapa kak ?"
"Eh, bukan siapa-siapa. Terima kasih mbak !"
Rasya kembali keruangannya dengan sedikit kecewa. Jika benar itu adalah Aisya, kenapa ia tidak langsung menemui suaminya ? Bukankah Aisya sudah hafal di mana tempat kerja Rasya saat di kafe ?
"Abi sedih gak sempet ketemu sama umi ya ? Ici minta maaf ya bi gak bisa bujuk umi untuk tinggal lagi bersama kita. Umi bilang, suatu saat nanti kita akan ketemu lagi jika Allah menghendakinya," ucap Ici dengan tatapan sedihnya melihat abinya yang kembali murung.
"Bisa Ici ceritakan sama abi apa saja yang umi bicarakan ? Abi mau dengar sayang, apa boleh ?"
Ici mengangguk. Artinya ia siap menceritakan lebih rinci lagi asal mulanya bagaimana ia bisa bertemu dengan seseorang yang ia anggap sebagai uminya itu.
...Flashback On...
Saat pertama kali kakinya masuk ke dalam kafe, tatapan Ici teralihkan pada beberapa keluarga yang tengah menikmati waktu sorenya bersama orang tercinta.
Ici menatap iri anak umuran sebayanya yang tengah di suapi oleh sang ibu. Terlihat jelas mereka mendapatkan kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya.
Ya Allah, Ici kapan akan seperti mereka ?
Ici kangen umi ya Allah, pertemukan Ici dengan umi !
Mata bocah kecil itu berkaca-kaca seraya menatap mereka yang tengah tertawa bersama dengan keluarga lengkapnya.
Ici masih mematung berdiri tanpa melepas perhatiannya. Sesekali Ici menyeka air matanya yang mulai berjatuhan membasahi pipi.
"Dek, mau mbak suapin ?" Tanya seseorang yang memakai seragam kerjanya.
Ici menggeleng seraya menyeka air matanya. Ia menatap mbak Dewi dengan berkata,"Ici kangen umi mbak, hu hu hu..."
Mbak Dewi merasa tersentuh untuk memeluk tubuh mungil anak bosnya itu. Ia meletakkan piringnya di meja kemudian menarik Ici kedalam pelukannya.
Saat mbak Dewi tengah berusaha menenangkan Ici, tiba-tiba datang seseorang dengan suara lembutnya.
"Asalammualaikum, anak cantik. Kok nangis ?"
Ici melepaskan pelukan mbak Dewi kemudian menatap seseorang yang mengajaknya bicara.
Ici terdiam sejenak, namun isak tangisnya masih terdengar dengan jelas.
"U-umi, hu hu hu Ici rindu. Umi kenapa tega ninggalin Ici sama abi. Kenapa umi, apa umi gak sayang sama Ici ?" Ucap Ici di sela-sela tangisannya seraya memeluk wanita bercadar itu.
Wanita bercadar itu sedikit terkejut dengan pelukan Aishi yang tiba-tiba, dan bahkan memanggil dirinya dengan nama Umi. Setelah beberapa saat, ia melepaskan pelukan Ici kemudian berjongkok. Menangkup kedua pipi Ici seraya mengusap air matanya.
"Sayang, aku ini bukan umimu, tap....."
"Bohong ! Umi pasti bohong kan ? Umi udah gak sayang sama Ici, makanya umi pergi ninggalin Ici sama abi. Hu hu hu, kenapa umi tega ninggalin Ici ? Apa umi tau, setiap hari Ici selalu berdoa sama Allah supaya Ici bisa bertemu dengan umi, memeluk umi, tidur bareng umi, dan anterin Ici kesekolah. Umi lihat anak itu ! Ici juga mau seperti mereka Mi," ucap Ici mengeluarkan semua keluh kesahnya sebagai seorang anak yang begitu merindukan kasih sayang seorang ibu.
Wanita bercadar itu memperhatikan beberapa anak yang sedang menikmati kebersamaan bersama dengan orang tuanya.
Dan benar, anak sebaya Aishi tengah bercanda ria dengan kedua orangtuanya. Sungguh beruntung mereka mendapatkan kasih sayang yang lengkap dari ibu maupun ayahnya, tidak seperti Aishi. Jangankan mendapatkan cinta dan perhatian dari sang ibu, bertemu dengannya saja Aishi belum pernah merasakannya.
Merasa tidak tega melihat anak yang tengah menangis di hadapannya, ia memeluk tubuh Ici dengan penuh cinta.
Nyaman dan tenang
Itulah yang kedunya rasakan saat tubuhnya saling memeluk satu sama lain.
Ici memejamkan matanya menikmati sentuhan yang pertama kali membuat ia merasa tenang.
Perempuan itu melepaskan pelukannya setelah Aishi tidak lagi menangis. Ia mengecup kening Ici kemudian beralih pada pipi kanan dan kirinya.
"Mau umi suapin ?" Tawarnya, namun kali ini ia mengaku sebagai uminya.
"Ici mau, umi !" Jawabnya antusias seraya berjingkrak kegirangan.
"Biar sama saya aja mbak !" Ucap wanita itu pada mbak Dewi.
"Saya titip anak bos saya ukhty, kalau butuh apa-apa panggil saja ! Kalau begitu saya permisi."
Ia mengangguk seraya tersenyum di balik niqabnya. Kemudian mengajak Aishi untuk untuk mengobrol di spot foto seraya menyuapinya makan.
"Apa umi tau, abi sangat-sangat merindukan umi. Ici pernah diam-diam bangun di tengah malam dan melihat abi menangisi foto umi. Ici mohon, umi pulang ya !"
"Sayang......"
Drtt....
Suara ponselnya tiba-tiba berdering, ia menatap Aishi memintanya menunggu sebentar . Aishi mengangguk, walaupun merasa tidak rela jauh lagi dari uminya, tetapi kali ini ia harus sabar menunggu untuk beberapa menit saja sampai uminya selesai menelfon.
"Ici sayang, umi minta maaf ya nak ! Umi harus pulang sekarang, masih ada urusan penting yang harus umi selesaikan," ucapnya setelah selesai menelfon dan kembali menghampiri Aishi.
"Setelah sekian lama Ici menunggu, dan sekarang umi mau pergi lagi ? Apa umi beneran gak sayang sama Ici ? Umi gak rindu Ici sama abi ?" Ucap Ici dengan mata berkaca-kaca dan sedih dengan pertemuannya yang sesingkat itu. Padahal ia sudah menunggunya sangat lama, dan sekarang uminya harus pergi dan jauh lagi darinya.
"Ici, dengarkan umi nak ! Ici harus jadi anak kuat gak boleh lemah, Ici harus jadi anak pinter dan rajin, dan Ici harus jadi anak yang shalihah bisa membanggakan orang-orang yang sayang sama Ici. Insya Allah, kita akan bertemu lagi suatu saat nanti jika Allah menghendakinya," ucapnya seraya memeluk Aishi.
Ya Allah, perasaan apa ini ?
Kenapa rasanya sakit sekali meninggalkan anak ini ? Jika boleh ku meminta, tolong kehendaki kami untuk bertemu lagi !
Ici tidak menjawab, ia hanya terus menangis memeluk erat uminya.
Tidak ingin lagi jauh dari uminya, Ici semakin terisak, berharap uminya akan berubah pikiran dan tidak lagi pergi meninggalkannya.
"Umi punya ini, ini untuk Ici !" Ia memberikan setangkai bunga mainan dari dalam kantungnya yang ia sempat beli di jalanan tadi.
"Umi mohon Ici jangan menangis, Allah pasti segera mempertemukan Ici dengan umi lagi dan kita akan kumpul bareng lagi menjadi keluarga yang lengkap. Izinkan umi pergi ya sayang !"
"Apa urusan umi lebih penting dari Ici dan abi ? Kalau iya pergilah ! Urus saja urusan umi sampai selesai. Ici capek umi, Ici juga gak mau berharap banyak lagi sama Allah supaya Ici di pertemukan lagi sama umi. Pergilah !"
Deg.....
Sakit. Hatinya merasa tercabik setelah mendengar Aishi yang tidak lagi mau berharap untuk bertemu dengannya suatu saat nanti.
Perasaan macam apa ini ? Aku bahkan baru bertemu dengannya pertama kali, andai saja aku bisa pergi dari masalah ini, mungkin saja aku bisa hidup denganmu Ici. Tapi sayangnya, tidak semudah itu aku pergi dari kak Evan.
... Flashback Off...
**Oke guys, next part saatnya flashback
Penasaran kan, siapa wanita bercadar itu ?
Vote tembus diangka 80 Author double up hari ini !
Jadi jangan pelit Votenya yak
Happy Reading guys**
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Deti Lase
penasaran dgn jln crtny, mau nya langsung aj
2021-08-12
0
sipa aja
Evan siapa sih lupa
2021-08-12
0
Mbak Noer
waaaoooowww....
itu pas Aisyah....
evaaaannnn....
kamu apa kan Aisyah hingga hilang ingatan nya.... 😭
2021-08-11
0