Bertemu Mantan Mertua

Dengan wajah masam Haleth melemparkan tas nya di ranjang. Ia lantas merebahkan tubuhnya yang lelah di tempat yang empuk itu, menatap kosong langit-langit kamarnya yang begitu terang.

Wanita itu mematung, terus memikirkan pesan yang Adam kirimkan padanya beberapa jam yang lalu. Dimana pria itu menulis, bahwa Tasha akan menginap di rumahnya. Haleth juga sempat berbicara dengan Tasha lewat telepon, mendengar semua alasan gadis cilik itu. Memang semuanya sudah Haleth perkiraan. Tasha tidak akan puas jika hanya menghabiskan waktu satu hari saja untuk bersenang-senang dengan Papa nya.

Haleth kembali membangkitkan tubuh lelahnya dan membuka baju kerjanya satu per satu. Dia harus segera membersihkan badan dan menyiapkan makan malam untuknya serta sang Ibu. Tubuh telanjangnya lantas melangkah memasuki kamar mandi. Menyiapkan air untuk ia berendam, serta menyalakan lilin aromaterapi agar pikirannya menjadi lebih fresh.

Setelah memasukkan bath bomb dengan aroma melati yang dipadu dengan ylang-ylang, Haleth lantas menyamankan dirinya di dalam bath tub tersebut. Haleth menghela nafasnya lega, merasakan hangatnya air yang berubah menjadi kebiruan karena efek dari bath bomb. Wangi favoritnya menyeruak memanja indera penciumannya. Begitu menenangkan, sampai Haleth akhirnya memejamkan matanya.

Terbayang ingatan saat ia pertama kali bertemu dengan Adam. Peristiwa itu terjadi 8 tahun yang lalu, saat Haleth memutuskan pergi ke New York guna melanjutkan studinya untuk menjadi seorang dokter. Ia bertemu dengan Adam di Universitas itu.

Tampan, gagah, public speaking yang bagus, jenius. Secara fisik dan kepintarannya, Pria itu berhasil membuat Haleth jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan bagusnya lagi, saat pertengahan semester 1, Adam menemuinya dan menyatakan perasaannya bahwa ia tertarik pada Haleth.

Semuanya berjalan sesuai keinginan Haleth. Bahkan sampai tidak sadar, selama mereka berhubungan, tidak ada masalah yang mencoba menghancurkan hubungan keduanya. Dan kemudian mereka memutuskan untuk menikah, karena Haleth hamil. Adam juga tidak menyangkal jika Haleth hamil anaknya, dan pemberkatan akhirnya dilaksanakan beberapa hari sebelum Adam keluar dari Universitas.

Pria itu, memutuskan untuk bekerja menggantikan sang Ayah yang tewas karena kecelakaan tunggal. Dan Haleth, tetap melanjutkan studinya.

Mereka tinggal bersama dengan pengawasan Jessica, tentu saja. Mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi, karena kehamilan Haleth yang rentan dengan keguguran. Terlebih lagi, Adam mulai sibuk bekerja. Pria itu selalu pulang malam, atau bahkan tidak pulang sama sekali. Dan pada akhirnya, 4 bulan umur kehamilannya, rasa takutnya benar-benar terjadi.

Haleth, memergoki suaminya, tengah bercumbu dengan wanita lain di kantornya. Hancur berkeping-keping rasa percaya Haleth pada Adam. Dia terlanjur sakit hati, dan Haleth memutuskan kembali ke rumah Adam. Tidak. Bukan untuk menangis atau mengadu pada Jessica tentang apa yang terjadi. Melainkan, Haleth mengemasi barang-barangnya, untuk pergi meninggalkan tempat tersebut.

Jessica yang berusaha menahan Haleth agar tidak pergi, semakin dikepung rasa penasaran saat Adam datang dan mencoba meluruskan masalah. Karena dasar watak Adam yang keras, terpancing juga emosinya melawan Haleth yang keras kepala. Pertengkaran tak dapat dicegah. Terjadi adu argumen bernada tinggi yang semakin membuat Jessica bingung harus berbuat apa. Tangisan wanita paruh baya itu pecah, ketika menantunya melangkah keluar dari mansion itu dengan koper besar berisi barang-barang miliknya.

Haleth kembali pada Emery, melanjutkan hidupnya tanpa ada koneksi lagi dengan Adam maupun Jessica. Haleth juga memutuskan untuk mengakhiri semuanya, dengan menceraikan Adam. Tak peduli meski ia tengah hamil. Wanita itu hanya tidak mau lagi terjerat hubungan dengan Pria itu.

Dan belum lama waktu berlalu, berita tentang hubungan Adam dengan wanita itu muncul di media. Haleth muak, kecewa, marah. Tapi itu semua Haleth pendam di dalam hatinya dalam-dalam. Dia tidak ingin mencelakai dirinya sendiri dan juga anaknya. Maka dari itu Haleth memilih untuk melupakan semuanya, dan memprioritaskan dirinya, anaknya, dan juga Emery.

Haleth mendecak kasar, lantas membersihkan sisa-sisa busa yang masih menempel pada tubuhnya. Keluar dari bath tub, lalu memakai bathrobe nya.

"Sialan, Adam! Dia selalu memberiku mimpi buruk!" geramnya sambil membuka pintu untuk kembali ke kamarnya.

Tangannya terulur membuka pintu lemari, memilih-milih baju yang akan ia pakai. Tetapi topik pembicaraan Adam tentang rujuk tadi kembali terngiang, yang akhirnya membuat Haleth mendesah kesal. Haleth lantas mengambil asal baju di lemarinya, dan menutup pintu itu dengan keras.

"Persetan!"

"Astaga, Haleth! kau ini kenapa?" dan saat itu juga Emery datang dengan tatapan herannya. Haleth mendecak, lalu memasang wajah lembutnya yang disertai senyuman.

"Mama? Sudah lapar ya? Aku akan berpakaian dan turun sebentar lagi untuk membuat makan malam." katanya.

"Tidak usah. Jangan." Emery menutup pintu lalu melangkah mendekati anaknya. "Berpakaian lah lebih rapi. Jessica baru saja menelepon dan mengundang kita berdua untuk makan malam di kediamannya."

Haleth menghela nafasnya lesu. "Maksud Mama, ke rumah Adam?"

Emery mengendikkan bahunya dan tersenyum. "Ya! Adam. Dia pasti akan senang sekali jika kamu ikut kesana!"

Heleth reflek merotasi bola matanya dan mendengus. "Aku tidak ikut." tolaknya seraya meletakkan baju yang ia bawa di ranjang.

"Ayolah Haleth. Ini juga permintaan Tasha." Emery mengikuti langkah Haleth lantas duduk di samping wanita itu. "Tasha menghubungimu tadi, tapi kamu tidak menjawab. Jadi, dia menelepon Mama dan mengatakan ingin sekali kamu ikut makan malam di sana."

"Mama selalu membawa nama Tasha untuk membujukku."

Emery menghela nafasnya. Sulit sekali membujuk putrinya yang berhati batu itu.

"Aku tidak akan pergi. Jika Mama ingin pergi ke sana, aku akan pesankan taksi."

"Mama mohon Haleth. Kali ini saja. Setidaknya untuk menuruti kemauan Tasha. Dia kan sedang senang-senangnya bersama Adam."

"Ya, itu karena Adam kembali ke California hanya 1 atau bahkan 2 tahun sekali. Aku tidak mempermasalahkan jika Tasha merindukannya."

"Justru itu, Haleth! Tasha ingin kedua orang tuanya menemaninya setidaknya 1 tahun sekali. Apa kau tidak pernah berpikir bagaimana perasaannya?" Emery tidak menyerah membujuk putri tunggalnya itu.

"Listen to me, Mama. Siang tadi aku baru saja bertemu dengan Adam, dan itu sudah merusak mood dan juga nafsu makan siang ku. Dan Mama ingin aku bertemu dengannya lagi? Urgh! unbelievable!"

"And listen to me too, Haleth! Ini, kemauan Tasha. Putrimu!"

Lagi-lagi Haleth merotasi bola matanya dan berjalan menuju meja rias. Ia secara bertahap memakai produk perawatan wajahnya, tanpa memedulikan Emery yang masih mengomel, tentu saja. Sesekali wanita itu juga menghela nafas lantaran lelah sendiri.

"Aku tidak peduli mau berapa lama Adam membawa Tasha. Asal jangan dibawa saja anakku ke Abu Dhabi, lalu dikenalkan dengan wanita itu! Cih!"

"Maka dari itu, datang ke rumahnya sekarang! Kamu mau, anakmu mulai bosan dengan kesibukan dan alasanmu, lalu dia memutuskan ikut dengan Adam ke Abu Dhabi?"

Haleth meletakkan sisirnya, lantas menatap Emery dari cermin. Ibunya tidak mau menyerah, dan tidak ada cara lain selain menurutinya meski terpaksa.

"Bagiamana? Kau mau,"

"Okay okay! Aku akan bersiap! Mama tunggu saja di bawah." Haleth bangkit dengan wajah muram. Tetapi itu tak membuat Emery peduli, dan wanita itu sibuk kesenangan karena akhirnya putrinya mau menuruti ajakannya.

Setelah Emery keluar dari kamar, Haleth masih dengan wajah kesalnya mengambil pakaian yang lebih formal dari lemari.

"Tidak bisa dipercaya! Aku berencana menghindarinya, Mama justru mau aku bertemu lagi dengan lelaki kurang ajar itu!"

...****...

"Haleth akan datang kan?" Jessica tak henti menanyakan pertanyaan yang sama pada Adam.

"Aku tidak yakin. Tapi semoga saja dia datang." jawab pria itu.

"Aku dengar dari Tasha, kalian bertemu tadi. Apa yang Haleth ucapkan?"

"Tidak banyak. Dia lebih banyak diam, bahkan tidak memakan makan siangnya."

Jessica menghela nafasnya gusar, dan sesekali melihat ke arah jam yang terus berputar. Keduanya terjebak dalam keheningan hingga beberapa menit berlalu. Itu semakin membuat Jessica dirundung rasa gelisah karena seseorang yang ia tunggu belum juga datang.

"Adam! Apa kau tidak mau menjemput," Jessica tak melanjutkan ucapannya ketika mendengar suara klakson dari luar. Wanita itu dengan semangat berlari keluar, dan Adam berjalan dibelakangnya.

Mereka menyambut hangat kedatangan orang yang ditunggu-tunggu.

"Oh, Emery. Akhirnya kau datang." Jessica memeluk Emery yang mendahului keluar dari mobil.

"Hi Jess. Bagaimana kabarmu?"

"Aku baik. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik. Haleth datang bersamaku,"

Jessica mengalihkan pandangannya pada sosok Haleth yang menarik senyum kaku. Dulu saat masih menjadi menantu, hubungannya dengan Jessica memang sangatlah baik. Tapi begitu Haleth memutuskan untuk pergi, ia tak lagi menemui Jessica dan berakhir canggung seperti sekarang.

"Hi Haleth! Senang bertemu denganmu lagi." dengan penuh rasa rindu, Jessica mendekap Haleth untuk beberapa menit lamanya. "Aku senang sekali kau mau memenuhi undangan ku."

"Saya senang bisa datang ke rumah ini lagi," sahutnya berbohong. Jika boleh memilih, Haleth akan mengistirahatkan dirinya di rumah daripada harus bertemu lagi dengan pria yang ia hindari. Tapi jika sudah begini, mau bagaimana lagi?

"Tidak perlu formal begitu. Kau cantik sekali Haleth."

"Terima kasih Nyonya Legrand."

Jessica menggeleng tegas mendengar cara Haleth memanggilnya. "Jessica, atau Mama juga boleh. Ayo, kita masuk. Makan malamnya tidak akan enak jika dingin!"

"Dimana Tasha?"

"Dia sedang tidur. Sepertinya kelelahan karena seharian bermain dengan Papa nya." Jessica menggiring kedua tamunya menuju ruang makan. Suasana tak lagi sunyi, dan Jessica merasa kehidupan di rumah itu mulai kembali saat Haleth menginjakkan kakinya di rumah tersebut.

Terpopuler

Comments

🌺ZAHRA🌺

🌺ZAHRA🌺

up lagi thor

2021-06-11

0

🌺ZAHRA🌺

🌺ZAHRA🌺

up

2021-06-11

1

🌺ZAHRA🌺

🌺ZAHRA🌺

next

2021-06-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!