Pembuat Masalah

Untuk kesekian kalinya Haleth memeriksa jarum jam tangannya. Ia merasa tidak terlambat datang, tapi entah kenapa ia tak menemukan seseorang yang dicarinya dari 15 menit yang lalu. Rasa takut pun mulai Haleth rasakan, dan wanita itu pun bergegas mengambil ponselnya dan melakukan panggilan telepon dengan Emery.

Tak menunggu waktu lama, Emery menerima panggilan tersebut.

“Ya Haleth?”

“Tasha bersama Mama?” tanya Haleth dan kembali memeriksa sekeliling sekolah dengan teliti.

“Bicara apa kamu? Kan kamu melarang Mama jemput Tasha. “

Haleth berusaha keras untuk tidak panik, dan mengangguk pelan. “Okay okay. Mungkin masih di dalam. Haleth tunggu saja,”

“Apa terjadi sesuatu?”

“Tidak. Aku tutup ya Ma!”

 Tanpa menunggu jawaban dari Emery, Haleth memutus sambungan dan melangkah memasuki wilayah sekolah Taman Kanak-Kanak itu. Suasana sudah mulai sepi, dan hanya ada beberapa guru yang masih berlalu-lalang. Menghentikan salah satu guru yang masih terlihat muda, Haleth lantas menanyakan keberadaan putrinya.

"Oh, Mrs. Haleth! Saya pikir anda ikut menjemput Tasha tadi!" celetuk guru bernama Georgia itu.

Sontak saja Haleth mengernyit begitu mendengar perkataan wanita tersebut.

"Tidak. Kalau boleh saya tau, dengan siapa Tasha pulang?"

"Dengan Papanya. Mereka meninggalkan sekolah dari 30 menit yang lalu karena Mr. Legrand bilang ada acara yang membuatnya harus membawa Tasha pergi lebih awal."

Haleth tertegun sejenak, lantas mengucapkan terima kasih pada Georgia sebelum akhirnya Georgia pergi.

Dengan perasaan kesal, Haleth kembali masuk ke dalam mobil, dan mengambil ponselnya.

"Acara acara apanya?! Kapan lelaki itu kembali ke California? Ck, kali ini saja kau menculik anakku, Adam!"

...****...

"Daddy, nanti kita ketemu Momy nggak?"

"Iya dong. Tapi buat sekarang, Tasha sama Daddy dulu ya! Daddy mau belikan semua yang Tasha mau."

"Benar Daddy?!"

"Tentu saja. Karena Daddy mungkin akan lama di California, kita akan sering bermain berdua nanti."

Terlihat jelas raut bahagia Tasha yang kini tengah bersama Adam di dalam mobil yang melaju. Memang jika diperjelas, Tasha hanya bisa bertemu dengan Adam satu tahun sekali. Tidak heran jika anak itu terlampau senang begitu melihat sosok Papanya yang tiba-tiba menjemputnya di sekolah.

Bahkan disaat mereka bersenang-senang, keduanya tampak sedikit tak memikirkan bagaimana kebingungannya Haleth saat ini. Tidak, ralat. Adam memikirkan itu, walaupun hanya sedikit. Pasalnya, jika pria itu terang-terangan izin untuk membawa Tasha, Haleth pasti akan mentah-mentah melarangnya. Itu sebabnya Adam diam-diam ke sekolah Tasha, dan membawa putri kecilnya menghabiskan waktu bersamanya.

Adam merogoh saku kemeja yang ia pakai, saat ponselnya bergetar menandakan adanya telepon masuk. Sejenak ia melihat nama yang tertera, lantas menerima panggilan tersebut.

"Hai, Haleth."

"Diam. Kau bawa kemana anakku?!"

Adam tersenyum tipis, kemudian menatap Tasha sebentar. "Anak kita Haleth. Dia bersamaku. Ayo bertemu di restoran biasa."

Sambungan terputus begitu saja tepat Adam menyelesaikan ucapannya. Kembali menyimpan ponselnya, suara Tasha pun kemudian terdengar.

"Apa yang menelepon tadi Momy, Dad?"

"Ya, itu Momy. Dia pasti khawatir karena kau tidak ada di sekolah, Tasha." kekeh Adam.

"Mhm, obviously. Kita pergi tanpa Momy tau. Apa nanti Momy akan memarahiku Daddy?"

Adam tersenyum, lalu mengusap rambut Tasha lembut. "Tentu saja tidak. Justru Momy akan ikut makan siang bersama kita."

...****...

Haleth mengunci mobilnya setelah sampai di salah satu restoran yang sudah familiar baginya. Tempat itu adalah tempat favorit Haleth dan juga Adam saat masih berstatus pacaran dulu.

Entah kenapa pria itu mengajaknya bertemu di restoran itu. Jujur mengesalkan. Adam seolah kembali membawanya ke masa lalu.

Kaki jenjangnya melangkah memasuki restoran, dan melihat sosok yang dicarinya. Tasha yang tengah menyantap makan siang dengan Adam yang menyuapinya. Dengan langkah tergesa, Haleth menghampiri kedua orang itu.

"Tasha. Ayo kita pulang!"

Adam sontak menolehkan kepalanya menatap sosok Haleth.

"Momy! Momy ayo duduk! Daddy bilang, Momy akan makan siang dengan kami!" seru Tasha antusias.

Tetapi Haleth tak mengindahkan ucapan putrinya, lantas meraih tangan Tasha. "Ayo, kita ke rumah sakit saja Tasha."

"Haleth, jangan terburu-buru." peringat Adam yang spontan membuat Haleth merotasi bola matanya.

"Tasha masih ingin menghabiskan makan siangnya. Ayo duduk. Kau, pasti juga belum makan siang kan?"

"Iya kan Momy? Ayo kita makan bersama!" sambung Tasha yang kini membuat Haleth tak bisa menolak. Perlu di garis bawahi, Haleth menurut karena Tasha. Karena putrinya.

Adam memanggil waiters, dan memesankan makan siang untuk mantan istrinya itu. Setelah waiters itu menulis pesanan dan meninggalkan meja yang mereka tempati, Adam menggulirkan pandangannya menatap sosok cantik yang tengah duduk di samping Tasha.

"Apa menu makan siang favoritmu sudah berubah?" tanya Adam yang hanya sekilas mendapat respon tatapan dari Haleth.

"Hm. Thanks."

Adam melonggarkan dasinya, dan menarik sudut bibirnya tersenyum tipis. "Aku merindukanmu Haleth."

"Aku tidak."

Wanita itu tidak berubah.

"Mama juga merindukanmu Haleth. Dia ingin kau dan Tasha menginap untuk beberapa hari di rumah,"

"Aku tidak tertarik. Kalau mau bawa Tasha, dan aku akan menjemput keesokkannya."

"Sejujurnya, Mama punya alasan untuk memintamu bermalam di sana. Kau tau, Mama ingin sekali kita berdua rujuk?"

Haleth mendengus, dan tersenyum miring mendengar ucapan pria yang tengah bersamanya itu. Ia mengangkat kepalanya, memicing menatap wajah tegas Adam lantas menggeleng.

"Mau sampai kapan kau selalu berbicara omong kosong seperti itu?"

Adam mengernyit. "Aku tidak bohong."

"Adam, Adam. Bahkan sampai 6 tahun ini, kau selalu berdusta padaku. Memang cocok ya kalian berdua. Pendusta, dengan penggoda." ejeknya tanpa ekspresi.

Tak lama kemudian waiters datang membawa makan siang Haleth. Namun sangat disayangkan, nafsu makannya hilang seketika bahkan dari awal matanya melihat keberadaan pria masa lalunya.

"Aku akan kembali ke rumah sakit. Kau makan saja itu, dan jaga Tasha untukku." Haleth berdiri, dan mengusap kepala Tasha sebentar. "Tasha mau senang-senang kan? Kalau begitu Momy kerja lagi ya!"

"Momy tidak ikut?"

"Momy tidak bisa terlalu lama meninggalkan pasien-pasien Momy."

"Okay Momy. Hati-hati di jalan." dan Haleth langsung saja meninggalkan tempat itu begitu putrinya selesai berucap.

Adam tidak bisa mencegah, tak bisa membujuk, dan jika ia melakukannya, semuanya akan sia-sia saja. Wanita itu sama seperti saat pertama kali bertemu dengannya. Berhati batu. Tetapi justru itulah point penting yang membuat Adam jatuh hati. Dan saat dia berhasil meluluhkan sosok Haleth, dengan bodohnya dia menggores luka yang membekas hingga sekarang di hati wanita itu. Yang membuat rumah tangganya berantakan, bahkan membuatnya sempat kehilangan kedua malaikat berharganya. Meski di luar dia selalu menolak untuk kembali mencoba memperbaiki semuanya, jauh dalam lubuk hati Adam sangat berbanding terbalik. Pria itu, masih menginginkannya. Adam ingin mendapat kesempatan kedua.

Tetapi memang sepertinya semuanya hanya bisa disesali saja. Apa yang Adam harapkan dari wanita hebat yang anti mengulang kesalahan yang sama? Sudah dijelaskan, semuanya pasti akan sia-sia saja jika Adam bersikeras mencoba. Tapi di sisi lain, Adam tak ingin menyerah begitu saja.

"Tasha? Apa Tasha ingin Momy dan Daddy bersama lagi?"

Terpopuler

Comments

🌺ZAHRA🌺

🌺ZAHRA🌺

lanjut thor

2021-05-21

0

🌺ZAHRA🌺

🌺ZAHRA🌺

keren banget

2021-05-21

0

🌺ZAHRA🌺

🌺ZAHRA🌺

seru banget thor

2021-05-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!