"Aaaaaaa...aaaaaaa...cukup...ampun...ampun" teriakan Purwo yang tadinya garang kini menggema kesakitan.
"Cukup kau bilang cukup...bagaimana dengan anaku Dawuh, yang meminta ampunan darimu sebelum kamu makan dan keluarga ya kamu musnahkan" suara lantang Eyang Nimas dengan penuh amarah yang mengarah yang membuat kekuatan Pak Jarwo semakin besar membuat tubuh Purwo semakin kesakitan.
"Cukup...Cukup Eyang Nimas...cukup aku minta maaf...aku minta maaf...sebagai gantinya aku akan menjadi pengabdi Setiamu seluruh hidupku" rengek Jarwo dengan tubuh yang sudah tidak utuh karena kekuatan yang di serap Pak Jarwo.
"Apa kau bilang cukup dan meminta maaf anaku, cucuku dan mantuku apa bisa kembali purwooooo!" perkataan purwo seketika membuat Eyang Nimas kembali berteriak karena marah.
"Kumohon...eyang" rengek Purwo dengan bersimpuh dan memohon dengan kedua tentakelnya yang besar.
"Akan aku bunuh kamu Purwo! le habisi mahluk laknat ini, jangan tinggalkan sisa sedikit pun!" Eyang Nimas hanya mengabaikan Purwo dengan memalingkan wajahnya dengan menunjuk Purwo tanpa melihat.
"Baik mbok akan kuhabisi mahluk laknat yang memakan adikku ini" Pakde Jarwo dengan marahnya menambah kekuatan ya siap menghabisi Purwo dengan sekali pukulan.
"Tidak...tidak kumohon dengarkan aku..kumohon, jika aku masih memiliki satu cucumu yang hidup apakah kamu akan melepaskanku". ucap Jarwo dengan wajah memelas.
"Apa kamu bilang, kamu masih memiliki satu cucuku yang masih hidup" ucap eyang dengan wajah yang kaget dan penasaran.
"Ya ...ya...ya eyang aku masih memiliki satu cucumu yang hidup" Purwo dengan tentakel yang masih memint ampun mengangguk - anggukan kepalanya yang besar.
"Baiklah jika kau benar benar masih memiliki cucuku yang hidup akan aku pertimbangkan" suara Eyang Nimas yang tegas dengan muka yang serius.
"Tapi mbok, mahluk ini telah memakan dawuh berserta anak istrinya mbok" Pak Jarwo menjawab ibunya dengan nada tidak setuju.
"cukup le, ini keputusan simbokmu" ucap Eyang Nimas dengan tegas sembari mengayunkan tangannya tanda untuk diam dan ikuti saja.
"Untung saja aku sudah kenyang dengan tiga manusia, dan menyisakan 1 anak kecil ini, jika tidak mungkin aku sudah menjadi debu" ucap Purowo di dalam hati dengan wajah yang sumringah.
"Hei mahluk laknat, coba kau tunjukkan mana cucuku" suara eyang yang masih lantang dengan penuh amarah.
"Iya...iya...eyang, ini cucumu masih sehat" suara Purwo yang takut dan gugup sembari menjulurkan tentakelnya yang membungkus Arya menaruhnya dengan lembut dilantai.
"Baik" jawab Nimas sembari menghampiri Arya yang tergeletak lemah di lantai, enyang langsung memeluk Arya mengecek nandi dan sebagainya. Setelah semua baik- baik saja.Eyang bernafas dengan lega.
"Lee habisi mahluk ini tanpa tersisa sedikit pun" suara eyang lantang tanpa melihat Purwo sedikitpun.
"Baik mbok" senyum sumringah Pak jarwo, yang siap menghabisi Purwo.
"Tidak ...tidak ...perjanjian kita tidak seperti ini eyang ...tidakkk!...tiii" teriakan Purwo yang semakin lama semakin menghilang lenyap.
Mentari sudah mulai menampakan diri, Arya yang tadinya tergeletak di lantai sudah di bawa dan dipindah kedalam kamar, Arya yang saat itu mulai siuman mendengar banyak orang yang membaca Yasin di luar kamar dan terdengar suara tangisan lirih seperti tangisan eyang dan Bude Jarwo disaut tangisan beberapa anak, Arya yang penasaranpun bergegas turun dari tempat tidur menuju keluar sambil memanggil ibunya, abang dan ayahnya.
"Buk ibuk ..ayah...Abang...kalian dimana" suara serak Arya memangil keluarganya sembari membuka pintu kamar.
Eyang yang mendengar Arya lantas bergegas menuju Arya, tetapi...
"Apa ini...siapa yang meninggal siapa" suara Arya yang kaget dan memastikan bukan keluarganya.
"Arya...sayang sini nak...sini sama eyang" eyang yang kangen dan sudah tidak bisa berkata apapun langsung memeluk Arya.
"Siapa yang meninggal eyang siapa?...bukan ibuk kan...bukan ayah kan...bukan abang juga kan yang...bukan kan!" teriak Arya dengan nada sangat tinggi dan mata melotot sembari menahan air matanya.
"Yang sabar Arya yang sabar...maafkan enyangmu ini yang terlambat...maaf" jawab eyang yang masih memeluk Arya.
"Tidakkkk...ini pasti mimpi...eyang bohong...eyang bohong" seketika air mata Arya pecah dan berlari menuju 3 jasad yang terbujur kaku di ruang keluarga dengan ditutupi kain.
Arya memberanikan diri membuka jasad paling sebelah, kemudian berteriak histeris.
"Tidaaaaaaaaaaaaakkkkkk...ibuuuukkk...bangun..bangun buk bangun!" teriak Arya sambil menggoyang - ngoyangkan jasad ibunya yang terbujur kaku.
Arya pun melakukan hal yang sama kepada jasad ayah dan jasad Abangnya. Eyang yang tidak tega melihat Arya menyuruh Pak Jarwo membopong Arya keruang tengah. Serontak Arya pun menolak, tetapi dengan tubuh Arya yang kecil dan lemah Arya pun tidak bisa berbuat apa - apa, dia hanya menangis dan menolak serta masih memanggil ayah dan ibuk serta abangnya.
"Tidak ...tidak ...lepaskan lepaskan aku pakde lepaskan" suara Arya yang lirih sambil menangis dan meronta di gendongan Pak Jarwo.
"Arya dengarkan pakde arya, ikhlaskan kedua orang tuamu dan saudaramu, doakan mereka tenang di sana dan mendapat tempat yang indah" nasihat Pak Jarwo dengan nada yang halus dan penuh kasih sayang mencoba menenangkan Arya dengan mengelus kepala belakang Arya.
"Ora Pakde Jarwo aku ora lilo, pokok.e aku arak balas dendam Karo mahluk bangsat mahluk laknat sing Nang alam lio kudu mati nang tanganku" yang dalam bahasa Indonesia artinya (Tidak pakde Karwo aku tidak rela,Pokoknya aku akan balas dendam sama mahluk bangsat,mahluk laknat yang ada di alam lain, harus mati di tanganku ).Ucap Arya dengan nada penuh amarah dan tangisnya yang bercucuran tidak bisa terbendung.
Saat Pak Jarwo tertegun mendengar ucapan Arya dan secara otomatis melonggarkan pegangan dan gendonganya, Arya kecil memanfaatkan kesempatan itu, turun dan berlari menuju ruang jenazah kedua orang tuanya beserta saudaranya. Sontak melihat itu Pakde jarwo tanpa berfikir panjang langsung berlari mengejar Arya.
"Ibuk ayah maafkan arya ini semua salah Arya, seharusnya Arya yang harus mati" suara Arya lirih sembari menahan amarah serta tangisannya Arya berusaha tegar dan kuat, tetapi tanpa sadar pandangan Arya semakin berat kabur dan kemudian semuanya menjadi hitam........
Bersambung..........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments