Remember
Desiran angin menerpa wajah tampan Max, saat ini pria itu sedang menikmati kopi di tengah taman yang ada di rumahnya itu.
"Sudah lama kita tidak melakukan seperti ini Max" ucap Frananda membuat Max meletakkan cangkirnya di atas meja
"Mommy, bolehkah aku berbicara padamu?" tanya Max dengan serius membuat Frananda menoleh ke arah putranya dengan heran.
"kau ini, kenapa kau mau berbicara saja harus meminta izin... aneh sekali... katakan sajalah" ucap Frananda dengan kekehan kecilnya.
"aku-"
"sore mommy" teriak Alandra membuat Max menghentikan ucapannya dan menatap terkejut gadis yang sedang berjalan ke arahnya sembari membawa sekantong plastik yang berisi makanan di tangan kanannya.
"untuk apa dia kemari mommy?" tanya Max dengan heran namun Frananda tidak merespon ucapan Max.
Alandra berlari dengan pelan yang diikuti sesekali lompatan kecil bak seperti anak kecil yang sedang bertemu dengan ibunya.
"hati hati Alandra nanti kau jat-"
brak......
Dengan reflek, Max langsung menyemburkan teh yang ada dimulutnya... bukannya menolongi Alandra, Max malah asik tertawa keras melihat Alandra yang sedang terjatuh.
"oh dear.... Max jangan menertawakan Alandra... cepat bantu dia" ucap Frananda
Max menghela nafasnya dan berjalan dengan kesal menuju ke arah Alandra yang tetap pose telungkup.
"Bangunlah" ucap Max yang tengah berdiri di hadapan Alandra.
"Aku tidak mau, aku malu" ucap Alandra yang masih pose nyamannya.
"Apa kau tidak jijik? Kau jatuh di tempat Sholen buang air" ucap Max membuat Alandra mendongakkan wajahnya dan menatap heran dengan wajah merah bercampur dengan air mata yang sedikit.
"Sholen siapa dia?" Tanya Alandra dengan heran.
"Kucing ibuku" ucap Max dengan datar.
"Huwaaa....kenapa kau tidak bilang" ucap Alandra yang langsung bangkit dengan secepat kilat namun tanpa aba aba ia langsung terjatuh kembali akibat nyeri di pergelangan kakinya.
"Kau tidak apa apa?" Tanya Max saat melihat gadis itu kembali terjatuh.
"Dasar bule bodoh, udah tau gue jatuh ditanyak lagi gak kenapa napa" gumam Alandra dengan kesal membuat Max menghela nafasnya.
"Aku tidak mengerti ucapanmu, gunakan lah bahasa yang bisa ku mengerti"
"Gak mau" ucap Alandra dengan cepat.
Max mendecak kesal, baru kali ini seorang wanita membuat dirinya frustasi.
"Max, bantulah Alandra" teriak Frananda dengan kesal saat melihat putranya itu berdiam diri saja.
Max memutar bola matanya dengan malas, ia langsung berjongkok di depan gadis itu.
"Ayo" ucap Max sembari mengulurkan tangannya.
"Aku gak bisa berdiri tuan Max terhormat. Kakiku sangat sakit" ucap Alandra yang berusaha bangkit dengan pelan.
"Dasar manja" ucap Max dengan kesal dan langsung menggendong Alandra membuat gadis itu menjerit terkejut.
"Hei bule mesum... Turunkan aku" ucap Alandra sembari menepuk dada Max membuat Max menghela nafasnya dan tanpa aba aba langsung menjatuhkan Alandra membuat Frananda dengan refleks menutup mulutnya.
"Awww... Sakit.., kau tidak punya otak atau gimana?" Ucap Alandra dengan emosi.
"Kau sendiri yang meminta aku Melepaskanmu yah sudah"
"Yah tapi tidak-"
Plak...
"Aduhh mommy sakit" ucap Max yang langsung mengelus kepala nya disaat sang ibu menjitak nya.
"Kau tidak apa apa dear, kau ini Max... Apa kau tidak punya hati? Sekarang angkat Alandra" ucap Frananda dengan datar pada anaknya.
"Suruh dia berdiri sendiri jangan bebani orang"
"Max" peringat Frananda
"Heum, iya" ucap Max dengan malas dan mau tidak mau menggendong Alandra dengan lembut dan pelan.
*
*
"Maafin Max yah Alandra sayang, meskipun dia seperti itu tetapi hatinya sangat lembut" ucap Frananda sembari membersihkan luka di kaki Alandra.
Awalnya Alandra menolak dengan keras, karena dirinya merasa tidak enak dengan Frananda yang membersihkan luka di kakinya namun Frananda tetap begitu kekeh sehingga Alandra hanya bisa pasrah.
"Sudahlah ma, untuk apa mama membantunya... Lagian.. kau... Untuk apa kau kesini?" Ucap Max dengan tidak suka.
"Aku? Tentu saja-"
"Tentu saja mama yang suruh Alandra datang kemari, dan lagi pula dia akan menjadi sekretaris kamu di perusahaan... Kan kamu bilang bahwa kamu memutuskan untuk lebih ke perusahaan dibandingkan rumah sakit .. yah sudah Alandra yang akan membantu kamu" ucap Frananda dengan panjang lebar.
Uhuk...uhuk...
Max langsung minumannya dan meneguknya dalam sekali tegukan. Membuat Alandra tertawa cekikan melihat tingkah bule itu.
"Mom.. Ayolah... Aku tidak membutuhkan sekertaris" tolak Max.
"Butuh Max... Mom tau itu" ucap Frananda tanpa bantahan.
"Okay, Max memang butuh sekertaris... Tapi Max sendiri bisa carinya mom" ucap Max dengan kesal.
"Max... Alandra itu sudah cocok... Jangankan untuk menjadi sekretaris... Menjadi calon menantu saja dia sudah pas" ucap Frananda dengan menggunakan bahasa Jerman membuat Alandra menatap heran perdebatan antara ibu dan anak tersebut.
"Mom" ucap Max
"Tidak ada tapian, mulai besok dia akan masuk menjadi sekretaris kamu" ucap Frananda tanpa bantahan.
"Terserah mommy sajalah... Max capek" ucap Max dan langsung berjalan ke tangga meninggalkan Frananda dan Alandra di bawah.
*
*
Haloo... Ketemu lagi kita yah... Btw rindu gk sama Alandra? Wkwkwkw... Pasti dong rindu... Btw jangan menebak ending yah... Tak bagus tebak ending wkwkwk
Jangan lupa like, komen dan vote
See u
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Eka Kurnia Sari
waw max disini
2022-05-03
0
Mikha Ollhsop
jahat banget sih kamu mak sakit itu pinggang
2021-04-07
0
☆𝕭υѕαи࿐ཽ༵
aku dah mampir.nihv kak wdy
jia you
lope...lope..
2021-04-06
1