Baris kalimat demi kalimat yang kubuat kurang lengkap bila kalian tak memberikan komentar dibawah, dear readers..
Happy reading ♥️
__________________________
Episode sebelumya
"Aku tahu dimana letak barang yang tuan cari." Ucap Deena membuat Arga menaikkan alisnya. "Liontin itu.." Belum sempat Deena menyelesaikan bicaranya, pria yang tadi bertabrakan dengannya menggendong tubuh Deena ala bridal style, membawanya keluar rumah sakit.
Lanjut
Deena yang panik memaki pria itu agar menurunkannya, kalau saja gadis itu lupa Ia sedang kabur dari Joan, ingin rasanya berteriak lebih kencang.
"Hey turunkan aku brengs*k, om mau menculikku? aku tak punya apapun selain.. hmpp hmppp." Pria itu membekap bibir mungil Deena dengan tangannya, berisik sekali, pikirnya.
Kedua pengawalnya membukakan pintu mempersilahkan sang tuan memasuki Rolls-Royce yang bertengger manis didepan pintu rumah sakit.
Bugh.
"Kamu mau membuatku mati haa." Bentak Deena saat dirinya dibanting ke jok mobil pria menyebalkan yang tak dia tahu namanya itu. "Om jelek ini siapa sih? udah nyulik orang seenaknya, aduh kakiku sakit tambah sakit."
Pria itu menatap Arga seolah berkata. Aku mau semua informasi tentang gadis ini sedetail mungkin sekarang. Begitulah kiranya.
Arga mengangguk.
Deena melihat Arga memasuki mobil, mengambil posisi duduk disamping kemudi, Deena berkata lagi. "Tuan mengenali om tua ini?" Tanyanya.
"Diamlah berisik, kau pikir aku menikah dengan tantemu, jangan panggil aku om tua, umurku bahkan masih 34 tahun." Kesal pria disampingnya mendengus kasar.
"Perkenalkan ini tuan Hanska Regantara Alzhavir, beliau tuan saya nona. Nona sendiri dengan siapa?" Tanya Arga setelah memperkenalkan tuannya kepada Deena. Gadis itu memutar bola mata malas.
"Apa om ini terkenal? aku belum pernah melihatnya, yang kutahu hanya tuan Arga." Jawab Deena jujur sambil mengedikkan bahu, lalu melanjutkan perkataannya. "Panggil saja Deena, namaku Deena Prameswari Bakara."
Terdengar helaan napas dari bibir Deena saat menyebutkan nama belakangnya.
Tlingg. Tanda notifikasi masuk dari ponsel milik Hanska menampilkan pesan yang dikirim oleh orang suruhan Arga mengenai riwayat gadis disampingnya.
"Boleh saya tahu, dari mana Nona mendapatkan informasi barang yang kami cari?" Tanya Arga setelah tuannya memberi kode untuk menggali informasi dari gadis yang dibopongnya kedalam mobil.
mungkin saja gadis ini hanya iseng. Pikir Arga.
"Tentu saja aku tau, tuan Arga kan pemiliknya.." Jawab Deena percaya diri melupakan denyutan dikakinya.
Arga menatap tuannya, sedangkan yang ditatap melirik kearah Deena, gadis itu sadar diperhatikan, Ia menjulurkan lidahnya mengejek kearah Hanska.
"Anggap saja kita ini jodoh yang tak sengaja bertemu akibat liontin itu tuan." Ujar Deena dengan polosnya.
"Pfffttt." Terdengar kekehan tertahan dari pria disampingnya." Arga menatap takjub kearah Hanska, seumur-umur dirinya mengabdi dengan keluarga Alzhavir, sangat jarang mendapati moment langka bahagia tuannya.
"Aku akan memberi tahu kalian tapi apa imbalan yang akan kudapatkan." Tanya Deena bernegosiasi. Hanska menyunggingkan senyum.
"Tentu tuan kami akan memberikan nona imbalan besar, nona ingin apa katakan saja." Jelas Arga serius.
"Mungkin ini berlebihan, tuan aku ingin pulau pribadi Ratih's Island kembali menjadi atas namaku, Deena Prameswari." Padahal ada banyak uang yang bisa Deena minta dari pria disampingnya, bahkan jika Ia mau, dirinya dapat terlepas dari keluarga Bakara. Namun peninggalan sang ibunda lebih dari apapun, hanya pulau itu satu-satunya yang membuat Deena merasa Thalia berada di sisinya.
"Jika barang yang nona jaminkan adalah asli." Jawab Arga demikian.
"Nona tinggal dimana? kami akan mengantar nona kembali kerumah." Jelas Arga membuat Deena menghembuskan napas kasar.
"Aku berani menjamin dengan hidupku." Ucap Deena yakin.
"Kalian mencari ini kan?" Sambungnya sambil menyodorkan Liontin berpahat naga dan burung kehadapan mereka. Liontin itu masih setia bertengger dileher mulusnya.
Pria disampingnya yang sedari tadi cuek bebek mengalihkan pandangannya dengan tergesa merampas giok itu yang masih dileher Deena.
"Eh.. eh om! Aduh apes banget sih deket nih orang, ga ada lembutnya sedikitpun." Kesal Deena mengusap-usap tengkuk bagian belakangnya.
Arga terkejut membelalak-kan matanya. Begitu juga dengan sang tuan. Pria itu menatap Deena tajam. "Ini milikku! dari mana kau dapat liontin ini?!" Tanya pria itu dengan bentakan.
Deena melotot. "Kenapa sih om pake bentak-bentak segala." Sewot gadis itu. "Jawab!." Desak pria disampingnya lagi.
"Huh.. aku sedang berkemah di kaki gunung tertinggi kemarin, saat penutupan malah terpisah dengan anggota lain dan tersesat hingga ke hutan lebat. Untung saja ada sungai, suasana di sana keren banget deh pokoknya." Deena dengan cepat mulai menjelaskan kembali bersandar pada jok mobil dan menarik liontin itu dari siempunya.
Sambil mengagumi keindahan, Deena meneruskan ceritanya. "Aku nemuin giok ini ditepian sungai, pertama lihat langsung jatuh hati, gimana engga, indah banget gini, elegan, ditatap berapa lama pun ga akan ngebosenin. Karena ceroboh aku terpeleset kesungai. Mana pingsan segala ckckc." Kekeh Deena memutar otak beberapa tahun silam.
"Bagitu sadar udah nyangkut aja ni badan diakar pohon." Tambah Deena lagi sambil memperhatikan Giok itu meraba ukirannya. Gadis itu menghembuskan napas memberi jeda sedikit lebih lama.
Ia melepaskan liontin itu dengan berat hati. "Nih ku kembalikan. Sayang banget udah ada yang punya, mana pemiliknya galak gitu hii." Ucap Deena menyodorkan Liontin itu ke Hanska sambil mencibir.
Pria itu menerimanya dengan delikan tajam.
"Padahal seingatku dulu liontin itu milik tuan Arga." Cicit Deena dengan suara pelan, terdengar seperti gumaman, namun dapat ditangkap jelas oleh pendengaran pria disampingnya.
Hanska menoleh, menatapnya penuh selidik. "Dari mana kau tau kami sedang mencari benda ini padahal berita hilangnya saja belum menyebar." Cerca pria itu sambil menyipitkan mata.
Deena membuang tatapannya keluar jendela. "Anggap saja takdir." Balasnya setelah memberikan jeda untuk berpikir.
"Kita sampai nona."
Gadis itu sampai tidak sadar jika sedari tadi jalan yang mereka lalui mengarah ke kediaman Bakara. Suara Arga menginterupsi hayalan Deena, menarik gadis itu tersadar jika saat ini mobil sudah berhenti tepat didepan kediaman ayahnya.
Dia menatap kesamping tempat Hanska duduk. "Om tahu rumahku?" Tanya Deena mengerutkan alisnya.
Hanska menaikkan sebelah alisnya. "Tidak." Jawabnya cuek.
Terdengar helaan napas kasar dari samping pria itu. Sungguh malas rasanya Deena kembali dengan keadaan seperti ini.
Jika dulu saat dirinya diantar oleh Joan sepulang dari rumah sakit, Ibu tirinya dan saudaranya hanya bisa menatap sinis dari kejauhan, namun sekarang Ia kembali hanya sendirian. Kakinya yang sakit pasti akan bertambah parah jika mereka bertemu nanti.
Lama Deena terhanyut dengan pikirannya.
"Tuan Arga, aku tak ingin kembali saat ini, bisa antarkan aku ke universitas Angkasa tidak?" Tanya Deena menggigit kuku ibu jarinya, kebiasaan saat Ia sedang gelisah.
Tak bergeming, Arga melirik kearah tuannya meminta persetujuan, hal itu ditangkap oleh Deena.
Deena menatap kesamping. "Om suruh mereka anterin aku pliss, asal jangan disini om." Pinta Deena sekali lagi menggoyang-goyangkan lengan pria itu berharap mendapat perhatian.
Hanska menaikkan alisnya menatap kearah genggaman tangan Deena dilengannya. Sadar akan tatapan pria itu, Deena dengan cepat melepaskannya. "Antarkan dia ke Universitasnya." Titah sang tuan akhirnya.
Deena lega kembali menyandarkan kepalanya saat mobil melaju menjauh dari pekarangan rumah mewah itu. Air matanya tak dapat dibendung, bulir bening itu mengalir tanpa bisa Ia cegah melihat rumah yang dulu sempat Ia pikir akan selalu diisi dengan kebahagiaan, kehangatan dan kasih sayang malah kesedihan yang terus Deena rasakan.
Gadis itu menangis dalam diam, menikmati denyutan dihati seorang diri. Ia rindu sang ibunda, rindu bagaimana rasanya diperhatikan dan dicintai.
Diam-diam pria yang selalu memancarkan aura menakutkan dan intimidasi itu merasa geram melihat dari pantulan kaca jendela tempat Deena duduk mendapati gadis itu bergelinangan air mata.
-
-
-
-
-
-
-
-
To Be Continue >>>>
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Ayoen Nian
aduh Thor...kurang setia apa aku sampe ku baca lagi dari awal ceritanya
2024-02-05
0
Riska Desi
mulai mantau nih.lanjut.....
2023-03-28
0
Imama Prastoto
masih nyimak..
2021-11-22
0