Alga membawa Almira masuk ke dalam ruang pakaian yang ada di dalam kamar Tuan besar karena di dalam ruang pakaian disana ada baju yang dulu dimiliki oleh Nyonya besar sebelum meninggal.
Alga masuk ke dalam ruang pakaian, tiga langkah masuk lalu keluar lagi. Almira yang berada di belakang Alga hanya mengikuti saja kemana Alga pergi.
Sampai Alga menuju kamarnya miliknya pun Almira tetap mengikutinya. Alga masuk ke ruang pakaian yang ada di kamarnya, mengambil baju ganti dan masuk ke dalam kamar mandi.
Almira yang melihat Alga masuk kamar mandi langsung menghentikan langkahnya. Tiba-tiba ia baru tersadar bahwa dari tadi ia hanya mengikuti orang di depannya saja. Ia merasa malu sekaligus bingung karena ia berada di kamar laki-laki dan hanya berdua saja.
Alga yang berada di dalam kamar mandi hendak ingin menutup pintu melihat Almira yang berdiri kebingungan tidak jauh dari pintu kamar mandi. Alga tersenyum licik ke arah Almira dan ia berjalan keluar dari dalam kamar mandi.
"Hei bocah bodoh! Kenapa kamu mengikutiku ke dalam kamarku ?" Alga menatap Almira dengan tersenyum licik.
"Apa kamu bilang?! Kamu saja yang tidak memberitahuku dimana tempat ruang pakaian ibumu." Ucap Almira mencoba membela dirinya.
"Oh iya? Bukankah tadi aku sudah membawamu ke dalam ruang pakaian ibuku ? Tapi, kamu hanya membuntutiku." Alga lagi-lagi mengucapkan sebuah kebenaran tidak mau kalah.
"Kalau kamu disana tadi bicara padaku bahwa ini ruang pakaian ibuku, aku tidak mungkin sampai mengikutimu ke dalam kamarmu ini." Almira yang masih mempertahankan argumennya.
"Jadi, kamu menyalahkanku?"
"Tidak. Ah, sudahlah Alga. Aku keluar saja."
"Kenapa keluar, Kamu tidak ingin bermain dulu denganku?"
"Ah, ternyata selain pintar, pikiranmu kotor juga." Ucap Almira sambil berlalu pergi meninggalkan Alga yang masih berdiam di tempat sambil tersenyum kecil ke arah Almira.
Almira pergi ke ruang pakaian Nyonya besar untuk meminjam bajunya. Setelah selesai ia kembali ke ruang keluarga.
Tuan Besar yang melihat Almira memakai pakaian istrinya jadi teringat kembali dengan istrinya. Dan ia melihat Almira sangat cantik menggunakan bajunya. Alga yang sedari tadi duduk di ruang keluarga karena sudah selesai mengganti baju di dalam kamarnya, melihat Almira yang kini berjalan mendekati ayahnya atau Pak Wisnu hanya biasa saja tidak ada rasa kagum ataupun merasa ada perbedaan dalam diri Almira setelah memakai pakaian ibunya.
"Wisnu, Almira duduklah." Ucap Tuan besar Gautama yang ingin ayah dan anak itu duduk.
"Baik tuan." Jawab Pak Wisnu.
"Baik ayah." Jawab Almira
Almira duduk di sebelah Pak Wisnu dan berhadapan dengan Alga.
"Almira sayang, duduk di sebelah Alga saja nak. Tidak apa-apa." Ucap Tuan besar lagi sambil tersenyum ke arah Almira. Almira hanya membalas dengan senyuman dan menundukkan kepalanya.
Ia pindah ke sebelah Alga walaupun sebenarnya ia tidak mau. Saat berjalan ke arah sofa panjang ingin duduk di sebelah Alga, sebenarnya Alga sudah memberikan tatapan tajam kepada Almira untuk tidak duduk di sebelahnya dan menolaknya. Tapi, Almira yang sudah tahu ia akan diberi sebuah tatapan seperti itu dan sudah cukup mengenal Alga dari lama jadi ia biasa saja tak menghiraukan Alga.
Alga menggeser supaya berjarak dengan Almira. Almira yang menyadari itu ingin menjahili Alga, ia ikut bergeser lagi ke arah Alga, Alga bergeser lagi dengan sedikit jauh dan Almira pun ikut bergeser lagi.
"Berhenti!" Alga yang refleks teriak karena kesal dan otomatis Pak Wisnu dengan Tuan besar mendengarnya hanya saja tidak melihat tingkat anak mereka yang tadi karena sedang mengobrol.
"Kamu kenapa teriak?" Tanya Tuan besar bingung.
"Tidak apa ayah." Alga yang baru sadar akhirnya duduk kembali. Alga memberikan tatapan tajam kepada Almira. Almira hanya menjulurkan lidahnya saja mengejek Alga.
Almira! Awas kamu. Akan ku buat perhitungan denganmu. Batin Alga yang berteriak dalam hatinya.
Haha..., Alga. Memangnya enak aku kerjain. Batin Almira yang senang.
Setelah tingkat Almira yang menjahili Alga. Tujuan utama mereka dikumpulkan pun diutarakan. Tuan besar menjelaskan sekaligus menetapkan bahwa Pak Wisnu akan menjadi pengawal pribadinya Tuan besar. Pak Wisnu dijadikan pengawal pribadinya karena Tuan besar sudah merasa sangat percaya dengan Pak Wisnu. Mereka sudah saling kenal sejak Pak Wisnu menjadi karyawan di Perusahaan Gautama, lalu diangkat menjadi sekretaris, dan akhirnya menjadi pengawal pribadinya.
Almira yang merupakan anak satu-satunya Pak Wisnu selalu dijaga dan disayangi. Karena, Almira hanya satu-satunya harta berharga baginya setelah ibunda Almira meninggal dunia.
"Alga." Tuan besar memanggil anaknya sambil menatap kedua mata anaknya.
"Iya." Jawab Alga.
"Disaat kamu lulus sekolah nanti, ayah ingin kamu sudah bisa memimpin perusahaan. Dan Pak Wisnu juga lah yang akan mendampingimu."
"Bukankah aku sudah pernah bilang kalau aku ingin kuliah terlebih dahulu, setelah itu baru aku akan memimpin perusahaan." Tolak Alga.
"Tidak nak. Kalau begitu setelah kalian lulus sekolah menikahlah."
"Apa!" Alga dan Almira berbarengan. Pak Wisnu yang mendengar itu juga membelalakan matanya tidak percaya.
"Tidak, ayah. Almira masih belum cukup umur untuk menikah." Almira menolak dengan lembut dan juga memberikan alasan yang benar adanya.
"Oh iya, ayah lupa. Baiklah." Ucap Tuan besar yang melupakan hal itu akhirnya menunda niatnya untuk menikahkan mereka. Pak Wisnu mulai merasa lega anaknya tidak jadi dinikahkan.
"Almira." Tuan besar yang sekarang giliran memanggil Almira.
"Iya, ayah." Almira menjawab sambil tersenyum.
"Kalau ayah minta kamu menjaga hati kamu untuk Alga boleh kan?" Alga kaget namun tetap terdiam sambil melihat ke ayahnya dan juga Almira bergantian.
"Un, untuk apa?" Almira yang kaget juga tidak tahu ingin menjawab apa.
"Untuk Alga sayang. Kamu menjaga hati kamu hanya untuk Alga sampai waktu yang tepat untuk menikahkan kalian."
"Tapi aku ti..."
"Ayah mohon Almira, ayah mengenal kamu sudah lama. Ayah tahu kamu anak yang baik-baik. Ayah juga sudah mengenal ayah kamu bahkan dari ayah kamu masih sekolah dulu. Ayah dengan ayah kamu selalu bersama dan punya keinginan menjadi besan. Tapi, karena ayah pergi kuliah ke luar negeri jadi kita terpisah." Jelas Tuan besar yang percaya dengan Almira.
"Baiklah, akan ku coba." Almira pasrah.
"Terima kasih Almira, baik kalau begitu kita sekarang makan bersama." Tuan besar merasa lega dan sangat senang.
Akhirnya, mereka makan siang bersama. Setelah itu Almira di antar oleh Alga pulang ke rumahnya karena disuruh oleh Tuan besar. Sedangkan, ayahnya tidak pulang karena masih jam kerja.
Selama di perjalanan mereka hanya diam saja berlarut dalam keheningan. Perasaan canggung melanda satu sama lain. Mobil Alga berhenti sudah tepat didepan rumah Almira yang sederhana. Almira keluar dari mobil Alga.
"Terima kasih." Ucap Almira.
"Hemm." Jawab Alga dingin.
Dasar laki-laki AC! Lebih berguna lagi jadi pendingin ruangan daripada menuruti ucapan ayahnya tapi tidak ikhlas. Jadi, lumayan irit listrik. Batin Almira sambil memasuki rumahnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
sandi
alga :freon boy!! ☺☺☺☺
2021-07-14
1
Neneng Siti
Haha laki laki AC,, semangat thor
2021-06-01
1
ARSY ALFAZZA
like +rate bintang ⭐⭐⭐⭐⭐😄 Saling mendukung ya Thor 👌
2021-04-13
1