Di kantin yang tampak ramai setelah semua siswa selesai ujian. Tentu kantin yang ada di sekolah ini pun bukan sembarang kantin melainkan tempat yang benar-benar menunjukkan seperti restoran bintang lima di dalam sekolah.
Almira duduk di salah satu kursi yang ada di kantin itu sendirian. Memang pasalnya ia tidak suka dengan halnya bersosialisasi yang sebenarnya itu penting untuk menjalin pertemanan namun tidak bagi dirinya.Ia tidak suka memiliki hubungan dengan siapapun termasuk berteman sekalipun.
Seorang laki-laki tampan dengan tubuh layaknya pria dewasa, namun nyatanya masih menjadi anak sekolah menghampiri dan duduk disebelah Almira yang sedang duduk menikmati makanannya di kantin sekolah.
Mereka duduk berdua satu meja tanpa adanya obrolan sama sekali. Suasana tampak hening diantara mereka berdua. Sampai pada akhirnya Almira lah yang memulai pembicaraan.
"Mau apa kamu kemari?" Tanya Almira biasa saja tanpa menoleh ke sebelahnya.
"Apa urusanmu? Ini sekolahku. Kamu tidak berhak mengusir siapapun." Jawabnya sambil meminum minumannya tanpa menoleh ke Almira.
"Aku tidak mengusirmu. Tapi, kursi dan meja masih banyak kenapa kamu harus duduk disini?!" Almira mulai kesal dengan sikap laki-laki yang ada disampingnya.
"Apa perlu aku perjelas?! Ini sekolahku. Jadi aku bebas ingin duduk dimanapun." Jelasnya dengan sombongnya.
"Dengar ya Alga, siapapun kamu. Aku tidak akan pernah suka kepadamu."
"Aku juga tidak suka kepadamu. Dasar bocah!"
"Apa kamu bilang?!" Almira menoleh dengan tatapan marahnya itu.
"Bocah! Lebih baik kamu kembali ke tempat asalmu itu. Kamu belum pantas berada disini."
"Oh iya? Ternyata, kamu seperti ini karena merasa tidak terima yang di kelas tadi ya." Almira mencoba menebak yang sebenarnya memang seperti itu adanya.
"Tentu saja. Makanya, kamu itu lebih baik kembali ke tempat asalmu. Ingat jangan buat ulah ya, bocah!" Alga memberi peringatan kepada Almira dengan penekanan kata di akhir. Ia pun berlalu pergi meninggalkan Almira.
"Dasar sombong!" Teriak Almira dan tentu saja didengar oleh Alga yang belum jauh pergi dari tempatnya. Alga berhenti melangkah dan membalik tubuhnya. Ia menatap Almira dengan tatapan tajamnya. Tanpa melakukan apapun ia berjalan lagi pergi meninggalkan tempat itu.
Kenapa aku harus satu kelas dengannya si. Apalagi satu sekolah dengannya. Dulu saja memohon untuk diterima cintanya, sekarang karena ditolak jadi seperti itu. Dasar laki-laki aneh! Gumam kesal Almira dalam hatinya.
Kring!, Kring!.
Suara bel sekolah berbunyi.
Tepat jam satu siang seluruh siswa yang ada di sekolah ini kembali ke rumahnya masing-masing.
Almira hendak keluar dari ruang kelasnya namun tangannya ditahan oleh seseorang.
"Tunggu, ikut aku." Ucapnya dingin sambil menarik tangan Amelia ke mobilnya. Almira pun memberontak untuk melepaskan tangannya saat sebelum memasuki mobil.
"Kamu mau bawa aku kemana? Kamu mau menculikku? Supaya aku besok tidak hadir saat ujian sekolah kan?!" Almira yang mengatakan itu dengan lantang kepada orang yang sedang menatapnya dengan sendu.
"Ikut saja dulu." Jawabnya tanpa menunjukkan ekspresi wajah.
"Jawab kemana dulu?" Tanya Almira sambil menahan tarikannya.
"Yang pasti aku tidak menculikmu." Jelasnya lagi.
Kenapa wanita ini mengesalkan sekali. Kenapa dulu aku bisa suka dengannya. Bodoh!
Laki-laki itu yang bergumam kesal dengan mengutuk dirinya sendiri.
Di dalam mobil yang mewah itu, suasana tampak hening sama sekali tidak ada suara yang keluar dari kedua orang itu. Laki-laki yang tampan itu menyetir dengan santainya tanpa menoleh ke dirinya. Almira merasa kesal dan merasa sangat geram karena laki-laki yang sedang bersamanya adalah laki-laki yang sama sekali tidak berani ia lawan. Kenapa seperti itu? Karena itu adalah dia.
"Alga." Panggil Almira yang sudah tidak kuat menahan suaranya untuk bertanya.
"Hemm." Alga masih tetap fokus menyetir tanpa menoleh ke arah Almira.
"Kamu mau bawa aku kemana?"
"Pulang."
"Tidak perlu, turunkan aku!"
Alga menghentikan mobilnya di tepi jalan. Ia mulai merubah posisi duduknya untuk menatap Almira yang sedang duduk disampingnya.
"Hei bocah! Aku disuruh oleh ayahku untuk menjemputmu pulang ke rumah utamaku. Karena ayahmu akan diangkat menjadi pengawal pribadi ayahku. Ayahku ingin kamu ada disana setelah pulang sekolah. Sekarang jadilah bocah yang penurut!" Ucapnya menjelaskan keadaan yang ada saat ini.
"Aku bilang tidak perlu. Aku bisa pergi kesana sendiri." Jawab Almira kesal dengan sikap Alga. Ia membuka pintu mobil itu namun gerakannya terhenti saat mendengar ucapan Alga.
"Apa kamu lupa, ayahku yang sudah membuat keluargamu bertahan hidup sampai sekarang. Jadi kalau kamu tidak menurutiku, aku bisa membuat keluargamu hancur hanya dengan satu jentikan jari saja."
"Sudahlah, aku ikut saja. Tidak akan ada akhirnya jika melawanmu Tuan muda Alga yang sombongnya tingkat dewa." Ejek Almira kepada Alga. Ia terpaksa menutup pintu mobil itu kembali.
"Apa kamu bilang?!" Alga sambil mendekatkan telinganya ke arah Almira.
"Tidak ada." Jawabnya acuh sambil mengalihkan pandangannya ke jendela mobil.
Alga pun mulai melajukan mobil itu kembali. Alga sudah dipercayakan oleh ayahnya kalau ia sudah bisa menyetir mobil sendiri. Jadi, Alga setiap hari berangkat dan pulang selalu menggunakan mobil sendiri. Tidak sama dengan siswa lainnya yang diantar jemput atau bahkan menggunakan angkutan umum.
Apa kamu tidak menyadari ucapanmu ya Alga! Ayahmu lah yang membantu keluargaku untuk bertahan hidup, bukanlah dirimu. Tapi, ini seakan-akan kamu yang membantu. Rasanya aku ingin menguncir mulutmu itu. Dasar sombong! Batin Almira kesal.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
sandi
ditolak kekayaan bertindak yeeeee! 🤑🤑🤑
2021-07-14
1
Neneng Siti
seru ceritanya,, mantap
2021-05-31
1
Sis Fauzi
sabar Almira, alga menyukai mu😀
2021-04-26
1