Sesampainya mobil Alga di halaman rumah utama yang terlihat bak istana dan mewah. Alga langsung keluar dari mobil dengan cepat tapi pasti. Alga memegang kunci mobil dan menekan tombol kunci pintu. Saat dimana Alga mengunci pintu, Almira sedang bersiap-siap untuk turun. Almira yang mendengar pintu terkunci kaget dan panik pun jadi. Ia mencoba membuka pintu dan ya, tidak bisa terbuka.
"Alga!" Teriak Almira dalam mobil. Yang pasti Alga tidak mendengar karena dia sudah masuk ke dalam rumah. Sepertinya, dia juga lupa jika di dalam mobilnya itu masih ada orang atau mungkin karena Almira terlalu lama jadi Alga tidak peduli.
Almira mengambil ponsel yang ada di dalam tas sekolahnya. Ia menelepon seseorang yang bisa membantunya untuk keluar dari mobil Alga. Ia merasa sangat kesal dan rasanya ingin marah tapi karena ia sadar akan lawannya itu memang bukan tandingannya jadi ia urungkan niatnya itu.
Di dalam rumah utama
Dzzrt..., Dzzrt...,
Suara deringan ponsel seseorang.
Orang itu mencoba untuk tak menghiraukannya karena sedang bersama Tuan besar Gautama dan juga Tuan muda Alga di dalam rumah. Tuan besar Gautama yang mendengar suara deringan ponsel orang itu memberikan kesempatan untuknya mengangkat panggilannya itu.
"Angkat saja wisnu, siapa tau penting." Ucap Tuan besar Gautama sambil meneguk secangkir teh yang ada di meja ruang tamu di hadapannya.
"Baik tuan, saya akan mengangkatnya." Jawab Pak Wisnu yang sedang berdiri di samping Tuan besar dengan sopan sambil menundukkan kepalanya menghadap ke Tuan besar dan juga Tuan muda yang sedang duduk di ruang keluarga. dia lah orang yang akan diangkat menjadi pengawal pribadi Tuan besar Gautama.
Tuan besar Gautama dikenal berhati baik, ramah, peduli sesama, suka menolong dan tidak sombong. dengan yang namanya sopan santun dan saling menghormati. Setiap ada yang menyapanya selalu ia membalasnya baik diberikan senyuman atau balas ucapan langsung. Ia juga suka membantu tanpa meminta imbalan dan suka memberi tanpa perhitungan.
Sikap ayah dan anak memang berbeda tapi tidak dengan cara berpikirnya yang sama. Karena, nantinya sama-sama akan menjadi penerus Gautama dari perusahaan dan seluruh aset-aset yang ada di negeri ini bahkan di beberapa di dunia.
Pak Wisnu adalah pria paruh baya yang sudah berumur kurang lebih empat puluh tahun. Tapi, dia masih sangat kuat dalam halnya bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarganya walaupun hanya tinggal anaknya saja yang bersamanya. Istrinya meninggal sudah lima tahun yang lalu dan juga bersamaan dengan Nyonya besar Gautama.
Wisnu pergi keluar ruangan keluarga untuk mengangkat panggilan tersebut dan memulai pembicaraan.
"Halo, nak. Ada apa?" Pak Wisnu yang mendapat panggilan dari anaknya.
"Ayah, aku terkunci di dalam mobil Alga. Mungkin dia sengaja tapi aku tidak ingin memiliki masalah dengannya. Bisakah ayah bicara padanya untuk membuka mobilnya yang terkunci?" Jawab orang yang ada di seberang sana yang tak lain adalah anaknya.
"Kenapa bisa terkunci di dalam mobil nak?" Tanya ayahnya heran.
"Aku tidak tahu. Ayah bisakah minta tolong padanya sekarang?"
"Baiklah, ayah akan menemui Tuan muda. Tunggu di sana." Ucap Ayahnya terakhir kali dengan mematikan panggilan tersebut.
Pak Wisnu kembali kedalam ruang keluarga untuk menemui mereka kembali.
"Maaf Tuan besar dan Tuan muda, sebelumnya saya ingin minta tolong dengan Tuan muda Alga." Ucapnya sopan sambil menundukkan kepalanya.
"Apa?" Tanya Alga santai karena walaupun begitu ia masih mempunyai hati nurani terhadap seseorang yang lebih tua darinya.
"Bisakah tuan membuka mobil tuan muda yang terkunci?"
"Untuk apa?" Tanya Alga bingung.
"Anak saya melakukan panggilan kepada saya, dia bilang bahwa dia masih ada di dalam mobil tuan muda yang terkunci." Jelasnya.
"Apa! Kenapa kamu menguncinya di dalam mobil, Alga?!" Tanya Tuan besar Gautama kaget sekaligus marah.
Alga yang mendengar itu langsung memuncratkan teh yang baru saja ingin ia teguk. Ia berdiri dan langsung berlari keluar ruang keluarga itu dan menuju parkiran rumahnya.
Alga menekan tombol kunci mobil pintu dan sekarang mobilnya tidak terkunci kembali. Ia langsung membuka pintu di sebelah kemudi. Terlihatlah Almira yang sedang diam lesu.
"Apa kamu tidak apa-apa?" Tanya Alga yang tampak khawatir.
"Kenapa kamu mengunciku dari luar?!" Almira yang sudah kesal karena menahan amarahnya sedari tadi.
"Kenapa kamu marah? Sudah bagus aku mau membukanya." Alga yang tampak acuh tidak peduli.
"Apa kamu tidak bisa meminta maaf?"
"Untuk apa? Kamu saja yang lama."
"Benar-benar laki-laki tidak tahu diri."
"Apa kamu bilang?! Cepat keluar! Atau kamu mau aku kunci lagi dari luar?" Tegasnya yang sudah merasa geram dengan tingkah Almira yang berani dengannya.
Almira pun keluar dari mobil Alga merasa kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Kalau saja bukan Alga, pasti sudah ku hajar. Demi, ayah aku menahan amarahku kepadanya. Huh! Batin Almira kesal sambil mengikuti Alga yang sudah jalan terlebih dahulu di depannya..
Kenapa aku bisa lupa kalau masih ada dia di dalam mobil. Tapi, Menyenangkan sekali bisa membuatnya kesal. Batin Alga dalam hatinya senang.
Mereka semua kini berada di dalam rumah utama. Tepatnya di dalam ruang keluarga. Disana ada Tuan Besar, Tuan Muda, Pak Wisnu dan juga Almira.
"Almira, kamu tidak apa-apa? Alga menjahilimu ya? Apa Alga menyakitimu juga?" Tuan besar yang tampak khawatir dengan Almira langsung melontarkan beberapa pernyataan.
"Tidak, tidak. Aku tidak apa-apa tuan." Jawab Almira sopan sambil menundukkan kepalanya.
"Almira, sudah berapa kali ayah katakan. Panggil saja aku ini ayah. Ingat!" Tuan besar yang merasa sedih sekaligus memohon kepada Almira untuk memanggilnya Ayah.
"Ba, baiklah, ayah." Almira tersenyum malu dan merasa tidak enak karena ia merasa tidak sopan. Tuan besar yang mendengar itu tersenyum senang. Kecuali, Alga anak kandungnya sendiri melihat hal tadi merasa geram.
"Ayah, aku ingin ke kamar mau ganti baju." Alga yang hendak pergi ke kamarnya ditahan ayahnya.
"Tunggu, Alga."
"Apa ayah?"
"Bawa Almira ke ruang pakaian, pasti ada pakaian ibu yang cocok untuknya." Minta Tuan besar.
"Untuk apa?" Tanya Alga heran.
"Untuk apa lagi selain ganti baju." Jawab tegas.
"Baik Ayah."
Alga yang tidak ingin mengajak Almira ke ruang pakaian dengan berbicara akhirnya ia hanya memberikan tatapan tajamnya kepada Almira sebagai tanda untuk ikut dengannya. Almira yang seakan-akan mengerti hanya mengikuti Alga di belakangnya. Mereka berjalan ke ruang pakaian untuk mengganti baju mereka yang masih menggunakan pakaian sekolah.
Alga kamu punya mulut. Syukurilah itu, apa sulit untuk berbicara saja. Batin Almira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
sandi
et... anak org maen dkonciin aja d mobil si alga untung bkn dkonciin d hatimu!!!ea!!! ea!!!! 😜😜😜🤣🤣🤣🤣🤣
oia alga bukannya taneman ya?
2021-07-14
1
Neneng Siti
haha alga kenapa bisa lupa... semangat author
2021-05-31
1
Desi Astria 0412
hadir thor, masih nyicil y bacanya, semangat othor 💪
2021-05-14
1