Rumah Mr. Kim

Paman Joe, bibi Meli dan Lusia seketika melebarkan matanya karena terkejut mendengar penuturan Kayden.

“Bagaimana bisa?” seru paman Joe.

Tanpa berbasa-basi akhirnya Kayden memberi tahu mereka dengan tegas dan sederhana, bahwa dia dan Gwen telah jatuh cinta pada pertemuan pertama kali mereka di perusahaan milik keluarga Kim. Dan sejak saat itu, karena alasan prinsip keduanya yang harus professional dalam urusan pekerjaan, mereka telah berusaha melawan perasaan masing-masing.

Seiring waktu, Rainer sang adik yang juga bekerja di perusahaan yang dipimpin sang kakak tiri yaitu Kayden, ia juga menyukai Gwen. Tak ingin menunggu lama, Rainer akhirnya menyatakan cinta kepada Gwen, dan Gwen pun menerima cinta Rainer karena dia ingin melupakan perasaannya terhadap Kayden.

Puncaknya adalah semalam, sehari sebelum acara pernikahan Rainer dan Gwen yang akan dilaksanakan ke esokan paginya. Sadar bahwa Kayden dengan perasaan cintanya kepada Gwen sangat besar, ia mencoba menghentikan Gwen agar tidak menikahi Rainer.

Namun, Gwen menolak mundur dari rencana pernikahan karena merasa memiliki komitmen itu. Hingga akhirnya tadi pagi, karena putus asa, Kayden mengungkapkan dan menghampiri adiknya untuk memohon atas nama mereka berdua.

Sedangkan tindakan Rainer setelah kakak tirinya mengungkapkan segalanya tentang perasaan cinta diantara Kayden dan Gwen, ia segera membatalkan menikahi perempuan yang telah jatuh cinta kepada kakak tirinya itu. Kayden menyesal atas semua sakit hati dan rasa malu yang mereka timbulkan. Akan tetapi, dia tidak menyesal telah  menghentikan pernikahan tersebut.

Kemudian, Kayden dengan tenang menyampaikan kepada paman dan bibi Gwen serta sahabatnya Lusia, bahwa setelah prosesi acara janji suci pernikahan, ia akan langsung membawa Gwen ke rumahnya. Dan keesokan harinya, Kayden dan Gwen akan pergi meninggalkan Jakarta untuk berbulan madu selama satu bulan sampai keributan mereda.

Setelah Kayden menjelaskan semuanya, ruangan tersebut kembali hening. Dan anehnya, Paman Joe tampak menghargai cara Kayden bertekad melindungi apa yang sekarang dia klaim sebagai miliknya.

“Astaga, Gwen …” Lusia lantas menghela napas. “Mengapa kau tak pernah menceritakan hal ini kepadaku?”

“Seharusnya kau tak perlu menerima cinta Rainer jika kau masih mencintai bosmu, Gwen …” timpal Bibi Meli lembut dan ia percaya begitu saja dengan pengakuan Kayden.

“Maafkan aku untuk semuanya.” Gwen menjawab dengan menundukkan kepalanya. Ia tak tahu harus berkata apalagi karena Gwen sendiri begitu enggan menimpali ataupun menambahkan karangan cerita Kayden.

Pria itu sepertinya sangat lihai mencari alasan agar adiknya tidak disalahkan oleh paman dan bibi Huang, serta sahabatnya Lusia dalam kasus ini. Walau faktanya yang terjadi adalah, Rainer meninggalkan Gwen dihari pernikahan mereka karena Rainer masih mencintai perempuan lain yang menjadi cinta pertamanya yaitu Valerie.

Seolah dapat membaca pikiran Gwen, Kayden pun bertindak. “Tak ada waktu lagi. Tamu sudah berdatangan. Kita harus segera melaksanakan acara ini.”

Paman Joe menghela napas panjang kemudian menghembuskannya secara perlahan-lahan. “Ya, kau benar,” timpalnya. “Gwen, apakah kau sudah siap, Nak?”

Sejenak Gwen pun terdiam yang masih menundukkan kepalanya. Butuh waktu beberapa detik bagi Gwen untuk menjawabnya, “Ya, aku siap.” Kalimat itu akhirnya keluar juga dari bibir tipisnya, setelah sebelumnya ia mengangkat wajahnya untuk menatap paman dan bibinya.

“Ya Tuhan, Gwen …” Bibi Meli kembali memeluk keponakan tersayangnya. “Aku menyayangimu, Gwen. Sangat menyayangimu. Kau sudah ku anggap sebagai anakku sendiri. Aku harap kau selalu bahagia setelah ini,” ujarnya  dengan suara yang bergetar.

Gwen pun semakin mengeratkan pelukan terhangat dari bibinya setelah ibunya. “Aku juga sangat menyayangimu, Bi ….”

Tak menunggu lama, Paman Joe akhirnya segera memutuskan dan memberitahu agar Kayden begitu pun juga Gwen segera melaksanakan prosesi sakral ini. Mereka semuanya pun berjalan menuju ke taman, tempat berlangsungnya acara janji suci pernikahan.

Beberapa tamu yang berdatangan, seketika tampak terkejut karena yang berdiri di altar pernikahan sebagai calon mempelai pria ternyata bukanlah seorang pria yang namanya tertulis sesuai dengan undangan. Mereka pun bertanya-tanya, mengapa atasan mereka sekaligus pemilik perusahaan keluarga Kim yang dikenal bermuka datar dan tak selalu tersenyum, bisa menikahi sekertarisnya sendiri yaitu Gwen Sandriana Decker?

Sedangkan sebagian tamu yaitu kerabat dekat dari Gwen, mereka tak banyak mengetahui tentang calon suami Gwen karena wanita itu sendiri pun sebelumnya tidak pernah memperkenalkannya. Jadi tak heran, mereka terlihat biasa saja dan tampak seraut wajah bahagia karena melihat kedua mempelai yang menurut mereka begitu serasi.

Dan selang beberapa waktu, prosesi sakral janji suci pernikahan pun berlangsung secara khidmat dan suka cita. Namun, tidak bagi Gwen karena kepedihan tiba-tiba bersarang dihatinya, yang sekarang resmi menyandang istri dari Kayden Kim, seorang pengusaha muda dan sukses.

***

Di dalam mobil mewah milik Kayden, Gwen menyandarkan kepala di jok kulit lembut dan memejamkan matanya yang lelah. Ia tidak pernah merasa begitu lelah dan hampa seperti ini sepanjang hidupnya.

Sedangkan Kayden, pria itu mengemudi dalam keheningan. Wajahnya datar dan ekspresinya tak terbaca setelah bagian kejadian terburuk selesai. Dia sangat pintar serta sangat berhati-hati menangani seluruh kejadian tadi.

Bahkan Kayden tidak mengizinkan Gwen diajak bicara sendirian bersama mereka, setelah sebelumnya semua para tamu undangan menyalami kedua mempelai pengantin untuk memberi ucapan selamat, dan sebagian dari mereka pulang dengan pikiran heran serta bertanya-tanya.

Sekarang di dalam mobil, Gwen pun tidak tahu bahkan tidak peduli Kayden membawanya kemana. Namun, yang Gwen tahu, ia sangat lega setelah mengetahui pria itu berhasil meyakinkan paman dan bibinya juga sahabat baiknya, bahwa semua itu dilakukan untuk yang terbaik. Alih-alih patah hati karena ditinggalkan Rainer, Gwen sebenarnya sangat bersyukur tidak jadi menikah dengan pria tersebut.

Meskipun, Kayden mungkin menyelamatkan harga diri Gwen sehingga ia tidak dicap sebagai pengantin yang dicampakan, pria itu keliru jika meyakini solusinya telah berhasil menyelamatkan harga diri Gwen karena hal itu tidak benar.

Sekarang, Gwenlah yang tampak seperti pihak yang mencampakan alih-alih dicampakan. Dan sebenarnya itu sama buruknya hingga mungkin tidak dapat diterimanya, begitu juga oleh orang-orang yang penting baginya.

Selang beberapa waktu, mobil pun berhenti. Gwen membuka mata untuk menatap rumah Kayden Kim yang tampak elegan, diperumahan mewah dan bergengsi yang letaknya di Kota Jakarta. Tanpa sepatah kata pun, Kayden turun dari mobil dengan wajah datarnya dalam balutan setelan jas mahal saat membuka pintu penumpang. Lantas ia membantu Gwen turun, membimbingnya ke dalam rumah pria itu.

Ketika mereka melangkah ke ruang depan, seorang pria pendek paruh baya dengan rambut klimisnya yang terlihat sebagian putih bercampur hitam serta wajahnya yang begitu tegang, seketika menghampiri mereka. “Ya Tuhan … Mr. Kim,” ucapnya kehabisan napas. “Saya senang akhirnya Anda datang juga. Telepon tak berhenti berdering dan—” Benar saja, seolah mendapat isyarat, telepon mulai melengking ketika pria paruh baya itu masih bicara. “Semua rekan kerja Anda dan beberapa wartawan ingin berbicara dengan Anda. Saya tidak tahu harus berkata apa kepada mereka. Dan beberapa dari mereka bilang, Tuan Rainer meninggalkan mempelai …” Dia tiba-tiba menggantungkan kalimatnya kerena tersentak menyadari kehadiran Gwen yang tampak setengah tersembunyi di balik sosok Kayden. “Oh … astaga, saya minta maaf. Saya—”

“Cabut saja kabel telepon sialan itu, Paman Robert!” Kayden memerintahkan dengan kasar, kemudian berbalik untuk merangkul bahu Gwen. Ia membimbing Gwen menaiki anak tangga dan menyusuri lantai atas menuju ruangan yang berkesan maskulin itu.

“Ini kamarku,” kata Kayden memberitahu Gwen. “Duduklah, aku tidak akan lama. Aku cuma mau mengganti pakaianku.” Kayden pun pergi tanpa menunggu jawaban dari Gwen, dan ia menghilang lewat pintu lain.

Gwen yang terduduk di kursi kulit cokelat di samping ranjang tidur besar milik Kayden, ia memandangi lantai marmer kamar itu dengan perasaan hampa. Pikirannya kosong, dan reaksi mulai membawanya ke tempat jauh di dalam diri yang tidak bisa didatangi orang lain.

Wanita itu mencoba bergerak, tapi ternyata tidak bisa. Seolah-olah Gwen tidak ingat bagaimana cara membuat anggota tubuhnya bergerak. Wajahnya kaku dan tertarik ke bawah. Pundaknya sakit karena tegang. Kepalanya berdenyut-senyut dan matanya perih tapi panas serta kering.

Samar-samar Gwen mendengar bunyi pancuran air. Hanya itu yang dapat ia dengar. Hingga waktu terus berlalu, keheningan kamar itu tidak mempengaruhinya. Tangannya terkulai lemas di sisi tubuhnya. Dan anehnya, jemarinya sangat berat seolah beban berat menarik setiap sudutnya. Ia terus memandangi lantai marmer tersebut dengan pandangan kosong dan perasaan hampa.

Beberapa menit kemudian, Kayden kembali. Ia sontak berhenti melangkah ketika melihat Gwen. Aroma sabun pria itu menyebar diudara di sekitar mereka. Kayden lalu menyipitkan matanya, mengamati Gwen dengan sorot agak khawatir.

“Gwen,” panggil Kayden hati-hati.

Gwen pun tidak bisa mengangkat wajahnya. Ia mendengar suara Kayden yang memanggilnya, tetapi dia tidak menjawabnya. Kepalanya terasa berat, seolah-olah seseorang menekan puncak kepalanya.

Dan karena Gwen tidak bereaksi, Kayden pun mengampiri wanita tersebut. Aroma bersih sabun menguat saat dia semakin mendekati Gwen. Perasaan yang sangat aneh karena beban yang dialami wanita itu tiba-tiba saja melumpuhkan segala sesuatu kecuali indranya.

Indra milik Gwen masih berfungsi dengan baik. Indra penciumannya, pendengaran, bahkan indra perasanya tampak utuh ketika Kayden mengulurkan tangan untuk meraih dagunya, kemudian mengangkat wajahnya sehingga bisa menatapnya.

“Mandilah!” bujuk Kayden, kemudian dia menarik tangannya dari dagu Gwen. “Kamar mandi ada di sana.” Ia menunjuk pintu melengkung. “Mungkin kau sedikit lebih nyaman dan tenang setelah kau membersihkan tubuhmu.”

“Seharusnya kita tidak melakukan pernikahan ini, Mr. Kayden!” ucap Gwen parau. “Ini tidak benar. Ini tidak—”

“Ku pikir kita sepakat bahwa akulah yang akan berpikir!” suara Kayden yang tenang menyela. Lantas ia berjongkok di depan Gwen, lalu menangkup tangan Gwen yang terkepal dan meremasnya dengan lembut. “Percayalah padaku, Gwen,” gumam Kayden. “Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu.”

Gwen bergeming. Seketika rasa mual menyelimutinya. Diikuti rasa pening yang gelap, disusul rasa jijik yang menyiksa diri hingga membuat tubuhnya tertekuk sendiri. Lalu, dengan gerakan tiba-tiba yang pikirannya lumpuh, Gwen menarik tangannya dari genggaman Kayden, kemudian ia berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

Menurut Gwen, ia butuh mandi. Kulitnya yang dingin dan gemetar, meremang oleh rasa jijik hingga ia merasa sangat perlu membasuhnya. Wanita itu mengabaikan pernyataan tulus dari Kayden.

Sedangkan Kayden sendiri, ia sejenak memejamkan matanya setelah bunyi pintu kamar mandi ditutup kasar oleh Gwen. Lantas ia menarik napas panjang dan menghembuskannya secara perlahan, setelah sebelumnya ia membuka matanya. “Aku akan bersabar menunggu cintamu untukku, Gwen,” gumamnya lirih. Pria itu kembali menghela napas lelah sebelum ia memutuskan untuk berdiri, kemudian membalikkan tubuhnya dan menatap pintu kamar mandi.

Terpopuler

Comments

zeze_12

zeze_12

aku suka banget sama novel yang lakinya cinta duluan😭🙏dari pada cewe nya ynag ngejar, sampai jungkir balik😭 makasih udah buat novel sebagus ini thor

2021-11-21

1

Silvia Dwiningrum

Silvia Dwiningrum

pertama membaca novel yang aku amati tata bahasanya, dan anda salah satu yang masuk favoritku Thor...semangat👍🏻👍🏻💪💪

2021-09-12

2

Hesti Ariani

Hesti Ariani

bahasanya indah banget. sangat menggambarkan sakit.hari dan suasana saat itu.

ah...nemu lagi penulis keren👍👍💝

2021-09-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!