"aduh. kenapa sih gue bisa bangun kesiangan? untung gue bisa gercep." batin Seli
"sepertinya ini hari keberuntungan gue. gue bangun kesiangan tapi begitu nunggu bus, eh ga pake lama bus nya langsung datang" batin Seli yang sekarang sedang berjalan menuju gerbang sekolah yang tinggal beberapa langkah lagi.
"tuh kan memang betul nih hari keberuntungan gue. bangun kesiangam tapi belum telat masuk sekolah. bahkan gue datang seperti jam biasa. masih ada waktu 10 menit lagi sebelum bel" batin Seli yang kini sedang melihat kearah jam tangan yang melingkar indah di pergelangan tangan kirinya.
"tapi kok gue ngerasa kaya ada yang terlupa ya? tapi apa?" batin Seli.
"buku gue udah semua ga sih?" tanya Seli pada dirinya. Sekarang Ia sudah berjalan menuju kelasnya yang sudah terlihat dekat.
"kayanya sih udah deh" katanya lagi meyakinkan dirinya.
"tapi kenapa gue ga begitu yakin ya?" tanya Seli kepada dirinya lagi.
"tuh kan betul. ada yang tertinggal" kata Seli menyesal saat membuka tasnya di bangku kelasnya.
"apa sih yang tinggal?" tanya Mira
"gini nih kalo terlambat bangun. gue kira hari ini hari keberuntungan gue. eh ternyata ga juga tuh" kata Seli sambil mencari sekali lagi barang yang tertinggal itu tanpa memperdulikan Mira yang sudah daritadi berdiri dan bertanya tapi di cuekin Seli
"Sel. apa yang tinggal?" tanya Mira lagi
"mau mati lo? kan yang masuk guru killer. aduh mampus gue. goblok goblok goblok. goblok banger sih lo sel." katanya sambil memukul mukul pelan kepalanya.
"SEL!!!"
"astaga mampus lo." refleks Seli kaget
"ngapain sih lo pagi pagi udah ngagetin? kurang kegiatan lo? atau kurang olahraga tenggorokan lo? sampe teriak teriak gitu?" kata Seli lagi yang kali ini berusaha menenangkan kekagetannya tadi
"bodo banget sih lo. olahraga tenggorakan apaan? emang ada? kok gue baru tau" kata Mira yang kini beranjak duduk
"ya elo sih ngagetin" balas Seli tak mau kalah
"ya elah. elu tuh yang cuekin gue dari tadi. gue udah nanya tapi lo tetap aja bicara ga jelas gitu. gue udah lama berdiri di samping lo tau"
"serius lo? maaf maaf deh mungkin gue ga denger." jawab Seli merasa bersalah
"jadi apa yang tinggal?" tanya Mira untuk yang ke tiga kalinya.
"hmm... kamus gue lupa bawa kamus"
"lupa bawa kamus? aduh, siap siap deh lo kena marah ma'am. jam pelajaran Ma'am itu harus bawa kamus. kalo engga dia pasti marah besar. gitu tuh kata kakak kelas gue denger denger"
"lo jangan buat gue makin takut deh. bikannya bantuin nyari solusi lo malah buat makin takut. terus gue harus gimana dong?"
"lo pinjem lah. sama siapa gitu kek" jawab Mira enteng
"ya minjamnya sama siapa? lo kan tau gue ga kenal siapa siapa" jawab Seli kesal.
"hmm. sama kakak kelas." saran Mira kemudian berdiri dan menarik tangan Seli ke luar kelas untuk minjam kamus kakak kelas.
"kenapa kakak kelas?"
" ya karena selesai masuk di kelas kita, ma'am itu masuk di kelas XII mipa 6"
"lo yakin? tau darimana lo?"
"ya karena minggu lalu habis dari kelas kita, ma'am minta tolong sama gue untuk ngantar bukunya ke kelas XII mipa 6 karena ada yang harus dia ambil dulu ke kantor."
"maam masuk kelas XII mipa 6 selesai istirahat ga sih?"
"ya iyalah. banyak tanya lo. udah sampai nih. lo nyari ke dalam tunggu di luar aja nih? atau kita berdua masuk?" tanya Mira. Dan tidak ada respon dari Seli.
"kelamaan lo. biar gue aja yang pinjam. tunggu disini" kata Mira melepaskan tangannya dan masuk ke kelas XII mipa 6 setelah mengetuk pintunya
kelas itu ribut. para kakak kelas yang berlagak seperti penguasa sekolah di depan adik kelas nya yang baru. Seli menunggu di dekat bingkai pintu kelas XII itu. sampai dia harua menepi karena ada segerombolan kakak kelas yang lewat. sebagaian masuk ke kelas XII mipa 6 dan sisanya berpencar menuju kelas masing masing. mereka juga kelas XII.
Saat hendak masuk, seorang dari kakak kelas dengan rok tanggung dan baju yang setengah keluar berhenti dan menatap Seli yang masih belum sadar dengan tatapan itu. Dia adalah ketua sebuah geng yang cukup banyak anggotanya. dan rata rata anggotanya anak kelas dua belas. bukan cuma wanita tapi anggotanya juga para lelaki yang sering bermasalah di sekolah itu. langkahnya yang berhenti membuat anggota gengnya yang berasal dari kelas itu juga berhenti mengikuti ketuanya.
Dia masih menatap Seli lamat lamat. yang ditatap malah tetap tidak menyadari tatapan tidak suka yang dilemparkan kakak kelasnya itu. Dia masih tetap berdiri sambil sesekali melihat ke dalam dari jendela kelas XII itu karena Mira belum kunjung keluar juga. dan bel berbunyi tinggal 5 menit lagi.
"Seli!" panggil kakak kelas yang menatapnya itu. yang dipanggil kaget kemudian menoleh ke arah sumber suara. tentu saja dia tidak mengenal siapa wanita itu. yang dia tau, itu adalah kakak kelasnya
"lo Seli ya?" tanya kakak kelas itu yang berjalan mendekat.
"i, iya kak" jawab Seli sambil bertanya tanya mengapa kakak kelas itu mengenalnya. Seli sedikit risih dengan tatap kakak kelasnya yang melihat penampilannya dari atas kebawah kemudian ke atas lagi seakan menilai penampilannya
"cantik sih. tapi gue jijik!" katanya sambil menekankan suaranya dikata jijik.
Seli masih bingung dengan kata kata kakak kelasnya itu. Dia mencoba mencerna kata kata itu dengan baik. tapi dia sungguh tidak tau apa apa bahkan dia tidak mengenal siapa wanita yang ada dihadapannya ini. yang dia tau, wanita ini pasti bukan orang sembarangan. sepertinya dia kakak kelas yang memiliki banyak bawahan.
"berani sekali kau menatap ku seperti itu" kata kakak kelas itu mendorong Seli ke dinding dengan jari telunjuknya. Tentu saja Seli bingung dengan semua perlakuan itu.
"gue ga suka muka muka sok polos kaya lo. lo belum tau siapa gue. dan gue ga suka kalo lo buat masalah sama gue. karena lo belum tau sedang bermasalah dengan siapa" katanya lagi sambil menepuk nepuk pipi Seli
"teeeeettttt"
"bel sekolah menyelamatkan lo kali ini. tapi gue berharap lo ga mati malam ini sipaya besok kita masih bisa bertemu" katanya sambil menepuk nempuk bahu Seli kemudian masuk bersamaan dengan keluarnya Mira membawa kamus.
"udah bel. yuk masuk sebelum ma'am Vn masuk duluan. entar kita dihukum lagi." ajak Mira. tapi yang diajak malah masih mematung memikirkan apabyang bagusan terjadi. dia mencoba mencerna kata kata kakak melasnya tadi baik baik tapi tetap saja salah dimana?
"SEL!"
"eh apaan?"
"aduh malah melamun lagi. ini kedua kali nya gue neriakin elo pagi ini. apa gue harus terus teriak teriak manggil lo?" kata Mira sambil menarik tangan Seli ke kelas yang sebenarnya apa pun kata Mira masih tetap tidak didengarkan oleh Seli yang sibuk dengan pikirannya.
"dia siapa? apa aku melupakan sesuatu? apa aku membuat kesalahan hingga dia memperlakukan aku seperti itu.. sebenarnya apa yang terjadi? dimana kesalahanku? tapi aku benar benar tidak mengenal kakak kelas itu" batin Seli yang semakin bingung dengan semua ini
"sebenarnya ada apa ini? tolong jelaskan. seseorang tolong jelaskan apa yang sebenarnya terjadi"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Qta Ginsim
lupa perlengkapan + guru killer masuk = kelar hidup lo wkwk
2024-05-02
0