Pagi ini Seli masih berjalan sendiri dari simpang ke gerbang lanjut ke kelasnya seorang diri seperti biasa. ini karena Seli masih belum terlalu mengenal banyak orang di sekolah itu. walau sudah 1 bulan sekolah, Seli belum terlalu mengenal banyak orang. terlebih lagi karena Seli suka lupa nama orang. Seli masuk ke kelas seperti biasa dengan cerianya. dia memang wanita yang ceria setiap hari setiap saat seperti lagu Via Valen. setiap hari setiap saat, keringat basahi tubuh, ini saat yang kutunggu, hari ini kubuktikan...
"loh, ini bukannya tas Prilly ya? kenapa ada di sebelah Chica? apa Prilly salah letak tas? Prilly dan Chica dimana sih?" batin Seli melihat seisi kelas yang kemudian dia terkaget mendengar suara yang ia cari.
"hahaha iya memang mereka itu kocak baget hahaha"
"wah, itu Prilly dan Chica baru dari kantin? mereka kelihatannya akrab banget? sejak kapan ya? baguslah merek ga canggung lagi. gue gabung deh sekalian nanya mana tau Prilly memang salah letak tas" batin Seli sambil melihat mereka masuk sambil cerita dan tertawa.
Saat Seli ingin menanyakan hal itu, Prilly malah duduk di samping Chica. mereka masih bercerita dan tertawa tanpa memperdulikan Seli yang mereka punggungi. karena bangku Chica tepat di depan bangku Seli.
"apa memang Prilly sengaja supaya bisa duduk semeja dengan Chica ya? tapi kenapa ga nanya dulu? kan bisa saja gue jadi nyati nyari. dan, kenapa mereka ga peduli sama gue? bahkan mereka seperti menganggap gue ga ada? gue ini kan sahabat mereka. gue yang kenalin mereka berdua dan gue juga yang ajak supaya mereka bersahabat. terus gue apa dong disini? kenapa gue merasa jadi gue yang ga dianggap sih? mungkin ini cuma perasaan gue aja yang terlalu sensitif. okay jangan berpikir macam macam dulu Sel. lo belum tau apa apa" batin Seli mencoba berpikir positif.
"sepertibya tidak masalah. mungkin mereka hanya semeja hari ini aja dan besok kembali kaya bisa" batin Seli kemudian kembali duduk ke bangkunya.
Seli tidak ingin mengganggu keakraban mereka dan memutuskan untuk diam walau dia seperti orang yang tidak dianggap ada oleh mereka. Tak lama datanglah Mira. dia teman sebangku Chica. dia melihat Chica dan Prilly duduk bersampingan kemudian dia melihat ke bangku Prilly yang disamping Seli yang kosong. tanpa berpikir panjang dia langsung meletakkan tasnya dan duduk di samping Seli. tepat di belakang Prilly.
"sejak kapan pindah posisi?" tanya Mira.
"baru pagi ini" jawab Seli
"oh. gue agak lama sampai jadi baru tau mereka pindah. kenapa lo tiba tiba ngizinin pindah?" tanya Mira yang sekarang menghadap ke Seli.
"gue ga ngizinin kok. gue juga ga ada dimintai izin buat ninggalin gue. gue kira lo udah ngizinin tuh mereka duduk bersamaan. soalnya pas lo sampai lo langsung ke sebelah gue tanpa pikir panjang"
"lah, gue kira lo udah ngizinin makanya pas gue sampai liat mereka sebangku ya gue langsung kesini. kok mereka gitu ya. lo bertiga ada masalah?"
"setau gue sih ga ada. semua sih baik baik aja. lagian gue ga pernah kali mau bermasalah sama siapa pun itu"
"terus lo kok ga gabung sih sama meraka? cerita kek apa gitu. karena setau gue lo dekat sama Chica dan lo juga dekat sama Prilly."
"ya gapapa lah. lagian mau cerita apa coba?"
"bentar. kenapa gue merasa kaya lo ga dianggap ya dipersabahatan kalian"
"apaan sih lo. buat resah aja. ga mungkin lah. mungkin memang ada cerita yang ga pengen mereka ceritain sama gue"
"setau gue ya, kalo yang namanya sahabat, ya diceritain lah. emangnya lo ga merasa aneh. mereka cerita tapi lo ga tau apa apa? jangan jangan lo tuh yang diceritain."
"lo apaan sih. negatif thingking mulu. ga mungkin lahgue kenal mereka berdua. apalagi Cica. gue udah kenal lama banget. ngomongin orang aja dia ha pernah" jawab Seli masih mempertahankan pikiran positifnya.
Yang tanpa dia sadari Chica yang sekarang bukan lah Chica yang dia kenal dulu. Chica sudah banyak berubah 3 tahun terakhir. Ya. Sejak mereka pisah sekolah saat SMP. sedangkan Prilly, dia belum terlalu mengenal sifat asli Prilly.
"saran gue sih, lo nyari teman lain aja untuk jaga jaga mana tau nanti mereka memang benar ninggallin lo. kalo mereka ninggalin lo, kan lo udah punya teman nantinya"
"kok gue ngerasa lo menghasut gue ya?"
"lo polos banget deh. sumpah astaga. lo ga pernah ya dihianatin teman sendiri? ga dianggap. dan lo masih positif thingking sampe sekarang. gue salut sih lo masih bisa positif thingking. tapi ini mah terlalu polos namanya. terlalu polos itu udah kaya goblok tau ga sih lu?"
"ya, karena gue yakin mereka ga akan ngehianatin gue lah. gue percaya mereka ga akan ninggalin gue.mereka ga kaya yang lo pikirin. gue kenal mereka. gue kenal Chica sejak Sd dan dia ga gitu orangnya" kata Seli membela sahabatnya.
"lo keras kepala banget deh. ya kan mereka bisa berubah setelah bersama. lagian lo sama Chica udah ga ketemu selama 3 tahun. gimana sih lo? lo ga curiga sama sekali?"
"aduh udah deh. jangan negatif thingking sama sahabat sahabat gue. makin lama lo makin jauh aja menghasut gue. gue jadi ngerasa seakan akan lo mau buat gue dan sahabat sabahat gue jauh."
"ya yang penting udah gue ingetin. dan satu lagi. kalau mereka memang benar benar ga nganggap lo lagi jadi sahabat, lo harus inget. gue masih bisa jadi temen lo"
Mira benar. seharusnya Seli mendengarkan perkataan Mira kalau persahabatan mereka itu tidak berlangsung lama karena sahabat nya itu benar benar sudah berubah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Qta Ginsim
si positif thinking dan si realistis wkwk good
2024-05-02
0