Happy reading ya 🤓
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Sejak hari itu Yudha tak pernah lagi berkomunikasi dengan Sofia. Yudha benar benar melepaskan tanggung jawabnya padanya dan anaknya.
Anak itu,,,,
Entahlah. Yudha bahkan tak pernah merindukannya.
Dan Sofia,,,,
Yudha memang telah menalaknya secara lisan namun dirinya tak pernah berniat mengurus surat perceraian mereka hingga dua bulan kemudian Sofia sendirilah yang mengirimkan gugatan permohonan cerai dengan hak asuh anak jatuh padanya.
Baguslah,,,,
Lagi lagi Yudha merasa bebas dari tanggung jawab. Bebas tak perlu membayar biaya persidangan. Bebas dari status suami dan ayah. Bebas pula dari tuntutan nafkah.
"Aku bebas,,,,!!!" ucap Yudha senang.
"Kamu itu gak ada sedih sedihnya ya bercerai." Seru Candra.
"Loh kenapa harus sedih??? Aku kan bisa bebas sekarang. Aku bisa menikmati kembali masa mudaku. Bebas bermain hati dan perempuan juga sepertimu." Goda Yudha pada Candra.
"Tapi tetap saja aku gak sebrengsek dirimu!!!" Candra membela dirinya.
Kedua sahabat itu pun kemudian tertawa bersama menertawakan diri mereka masing masing. Candra yang baru putus dari pacarnya namun telah dapat gantinya.
Dan Yudha yang baru bercerai dari Sofia tentunya tidak akan tinggal diam juga. Dalam dua bulan ini,,, bahkan sebelum resmi bercerai,,, Yudha sudah mengencani tiga wanita. Ada yang single dan ada juga yang istri orang.
Yudha tak peduli selama mereka bisa menyenangkannya.
"Hey,,, apa kamu tidak rindu pada ibumu?" Tanya Candra.
Ibu???
Candra benar. Diam diam Yudha memang merindukan ibunya namun dia takut jika beliau masih marah. Sejak terakhir Yudha menelpon ibunya,,, dirinya belum pernah lagi mencoba menelponnya.
"Apa lagi sih yang kau takutkan?? Sofia kan sudah kau ceraikan. Andara juga tidak kau usik hak asuhnya. Kau juga sudah dapat pekerjaan. Apa lagi yang akan membuat ibumu marah padamu??? Pulanglah. Temui ibu dan minta maaflah." Saran Candra.
Yudha memikirkan semua perkataan sahabatnya dengan baik. Dan saat dirinya merasa telah siap,,,,Yudha pun pulang menemui ibunya di rumahnya. Bu Ambar yang sedang menyiram bunga itu terkejut mendapati Yudha yang tiba tiba sudah bersimpuh memeluk kakinya dan menangis.
"Maafkan Yudha bu. Yudha sadar telah begitu mengecewakan ibu. Beri Yudha kesempatan untuk bisa membuktikan pada ibu bahwa Yudha bisa berhasil tanpa gelar sarjana bu." Ucap Yudha di sela tangisannya.
"Mana anak istrimu?" Tanya bu Ambar dingin.
"Yudha sudah bercerai bu. Anak Yudha, Andara hak asuhnya dan tinggalnya bersama Sofia. Dia mengambil alih semua hak atas Andara bu." Jawab Yudha.
Mata bu Ambar berbinar. Tampaknya beliau senang dengan kabar itu. Beliau yang memang tak pernah suka pada Sofia dan masih tetap tak yakin bahwa Andara memang anakku.
Bu Ambar membantu Yudha berdiri. Lalu memeluknya.
"Biarkan saja wanita itu membawa anaknya. Toh dari awal ibu tidak yakin anak itu anakmu. Kalau memang benar dia anakmu,,,, nanti juga akan dengan sendirinya mencarimu. Anak perempuan kan tetap butuh walinya saat menikah." Ucap bu Ambar yang terlanjur senang tanpa memikirkan perkataannya itu benar atau salah.
Yudha pun tak peduli benar atau salah yang jelas baginya hal yang paling penting adalah maaf dari ibunya yang sudah didapatkannya. Yudha tak mau lagi memikirkan bagaimana keadaan Sofia dan Andara. Bahkan cenderung tak mau tau.
Sudah Yudha katakan kan???
Dirinya lebih senang menjadi bebas seperti ini.
Maaf dari bu Ambar rupanya membuka jalan rejeki Yudha terbuka lebih lebar lagi. Tiba tiba Yudha dan Candra mendapat tawaran bekerja di luar negeri dengan gaji yang cukup fantastis.
Merek berdua pun tak berpikir panjang lagi dan langsung menerima tawaran itu. Ini adalah kesempatan emas bagi Yudha untuk bisa mengganti uang hasil jual tanah warisan ibunya yang telah dipakainya untuk biaya pelatihan kerja dulu.
Bu Ambar pun menyambut baik keputusan Yudha itu.
"Jangan lupa juga bahwa kamu punya mas Yudhi. Kakakmu itu bernasib kurang baik dan hidup serba pas pasan di ibukota bersama anak istrinya. Tentu saja itu semua karenamu!!!" sungut bu Ambar.
"Kamu yang sudah menghabiskan semua uang ibu. Kamu juga yang telah mengecewakan ibu dan mas Yudhi yang sudah mau mengalah untuk tidak kuliah demi dirimu. Tapi nyatanya kamu malah terjerat Sofia. Jadi sekarang,,,, apa pun kebutuhan Yudhi, ibu mau kamu membantu perekonomiannya." Pesan bu Ambar panjang lebar.
Yudha menyanggupi semua kemauan dan pesan ibunya. Lagipula gaji fantastisnya tak akan habis hanya demi mengirimi uang ibunya dan Yudhi. Yudha bahkan masih bisa berfoya foya dengan uang itu setiap hari liburnya.
Hidup Yudha sungguh berubah total. Meski pekerjaan itu membuat Yudha hanya bisa pulang ke negara ini setahun sekali itu pun cuma sebulan saja tapi Yudha menikmatinya. Terutama jika ingat pundi pundi uangnya yang banyak.
Yudha memiliki banyak teman pria dan wanita di tempatnya bekerja. Seperti biasa keramahan dan kebaikannya dalam memperlakukan semua temannya membuat para wanita itu yakin bahwa Yudha bisa dijadikan pendamping yang baik untuk mereka.
Karena itulah tidak sedikit wanita yang mau dikencaninya.
Walau nyatanya tak ada satu pun dari mereka yang Yudha nikahi meski sudah ada beberapa yang sempat ditiduri,,,, Untungnya selama ini Yudha selalu bisa mengelak jika ada yang meminta dinikahi.
Dan tak terasa delapan tahun telah berlalu,,,,
Yudha masih saja bekerja di luar negeri. Yudha juga masih tetap setahun sekali pulang menemui keluarganya. Yudha juga melakukan semua yang ibunya pesankan dulu sebelum dirinya berangkat.
Yudha memenuhi semua kebutuhan ibu dan Yudhi namun sama sekali tak pernah ingat pada Andara putrinya. Jangankan uang jajan,,, mengunjunginya saat cuti kerja saja tidak pernah.
Tak terasa juga sudah delapan tahun juga Yudha menduda. Hingga saat ini belum ada yang mampu membuatnya bertahan pada satu hati. Yudha masih saja bermain wanita.
"Lihat ini!!" Kata Candra yang membuka medsosnya dan melihat foto Sofia bersama dua orang putri kecil.
Yudha mengamati wajah keduanya. Yang satu tampak mirip dengannya tapi Yudha tak berniat memikirkannya. Mungkin Andara memang putri kandungnya dan tak seperti apa yang dituduhkan bu Ambar pada Sofia.
Tapi ya sudahlah,,,, Tidak penting!!! Batin Yudha.
"Bersama dua putri cantikku." Tulis Sofia di postingannya.
"Sepertinya yang kecil itu anaknya dengan suami barunya." Kata Candra.
"Terserahlah mau anaknya dengan siapa. Aku tak peduli!!" Ketus Yudha yang ingat betapa beratnya hidupnya bersama Sofia dulu.
"Jangan jangan kamu belum bisa melupakan sofia ya??? Makanya kamu tak kunjung menikah juga." Candra tertawa dan membuat Yudha kesal.
"Enak saja! Justru aku masih ingin menikmati hidupku dengan banyak wanita. Aku kapok menjadi suami." Ucap Yudha.
"Hati hati nanti jangan sampai kamu malah menemukan seseorang yang bisa membuatmu ingin berstatus suami lagi." Goda Candra lagi.
Yudha memukul tangan sahabatnya agar berhenti meledeknya. Hingga saat ini Yudha memang belum menikah karena dirinya belum menemukan seseorang yang pas dan cocok baginya.
Yudha tak tau persis sebenarnya seperti apa tipe wanita idamannya. Yang jelas Yudha hanya ingin mengikuti saja kemana hidup ini akan membawanya.
Sama seperti Yudha membiarkan saja jemarinya itu membawa arah kursor laptopnya yang tiba tiba menekan opsi permintaan pertemanan pada seorang gadis di sosmednya.
"Permintaan pertemanan diterima."
Mira Zamira.
Nama akun sosmednya. Yudha tak peduli walau telah membaca dalam bio sosmednya bahwa wanita menganut kepercayaan yang berbeda dengannya. Senyum manisnya dan pakaian minimnya menggoda hasrat kelelakian Yudha untuk mulai melancarkan serangan pada hati wanita itu.
"Hai,,,, aku Yudha. Salam kenal ya." Yudha mengetik kalimat itu.
"Hai Yudha,,, Salam kenal juga. Namaku Zamira. Panggil saja aku Mira."
\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Jangan lupa vote, like dan komen yaa
Terima kasih 💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Muhammad Rizki
alur cerita sangat teratur...saya melihat author ini cerdas dalam merangkai kata dan alur
2021-04-04
3