Happy reading ya 🤓
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
"Ibu tidak percaya jika bayi itu adalah anak Yudha!!!! Apa buktinya jika itu benar anak Yudha?" Sengit bu Ambar pada Sofia yang tengah menangis tersedu sedu menemuinya.
Hatinya remuk mendapat caci maki bu Ambar.
"Tapi benar ini anak Yudha bu. Kami melakukannya saat Yudha tengah mabuk berat." Lirih Sofia ditengah isakannya.
"Makanya jadi perempuan itu jangan bodoh!!! Jangan gampangan!!! Sudah tau punya pacar lagi mabuk tapi kamu yang sadar malah mau saja ditiduri!!!! Seharusnya kamu itu menolak!!!!" Caci bu Ambar lagi.
"Bu, maafkan kami yang telah begitu mengecewakan ibu karena kelalaian kami berdua. Tapi hari ini aku datang untuk meminta kejelasan dan tanggung jawab Yudha. Dimana dirinya saat ini bu??? Kenapa aku tidak pernah bisa menghubunginya?" Tanya Sofia yang lelah dicaci maki.
Bu Ambar hanya merengut saja karena beliau tidak menyangka Sofia akan berani langsung pada pokok pembicaraan dan tujuan dirinya mengunjungi rumah Yudha.
"Yudha tidak ada dirumah!!! Dia sudah pergi keluar negeri untuk melaksanakan pelatihan kerjanya. Bagaimana sih kamu ini? Ngakunya pacar Yudha sampai hamil begini tapi kenapa kamu malah tidak tau dimana dirinya saat ini??? Aku jadi semakin yakin bayi itu bukan anak Yudha!" Tukas bu Ambar.
"Enak saja datang datang minta tanggung jawab dan mengakui bahwa kesalahan itu akibat kelalaian kalian berdua. Sudah jelas disini kamu yang tidak bisa menjaga diri. " Cibir bu Ambar.
Sofia tak lagi menjawab atau bicara apa pun. Hatinya terlampau sakit mendengar setiap bait kalimat yang bu Ambar lontarkan. Sofia memilih meninggalkan rumah Yudha dan tetap memutuskan melanjutkan kehamilannya walau tanpa status yang jelas dari Yudha apa pun yang terjadi nanti.
Lalu dimana sebenarnya Yudha???
Yudha yang pengecut itu memilih kabur setelah mengetahui bahwa Sofia hamil. Yudha memilih meninggalkan dirinya yang sudah dipacarinya selama empat tahun lebih sejak mereka masih sama sama duduk di bangku SMA.
Yudha yang panik dengan pengakuan Sofia yang hamil langsung meminta agar bu Ambar membiayai biaya pelatihan kerjanya ke luar negeri dengan dalih bahwa itu bagian penting dari kuliahnya.
Bu Ambar yang memang sangat ingin agar Yudha jadi sarjana tentunya tidak banyak pertanyaan. Beliau langsung memberi Yudha sejumlah uang hasil jual tanah warisannya.
"Belajar yang benar. Ibu berharap banyak padamu." Pesan bu Ambar di bandara saat Yudha hendak berangkat.
Yudha mengangguk cepat dan meninggalkan beliau. Yudha sangat ingin segera pergi dari sana karena khawatir Sofia mencarinya. Yudha memang tak berpamitan atau pun menyinggung soal pelatihan ke luar negeri padanya selama ini.
Jadi jika tiba tiba Sofia datang meminta tanggung jawab ke rumahnya,,, itu sebenarbya wajar karena Sofia benar benar kehilangan jejaknya selama dua bulan.
Dan untuk sikap dan caci maki yang didapatnya dari bu Ambar tentunya beliau sangat shock dengan kedatangan Sofia.
Namun Yudha tak pernah berpikir jika ibunya akan sampai hati menolak bayi itu. Yudha tak pernah membayangkan ibunya bisa sepedas itu mencaci maki Sofia. Tapi saat itu pun Yudha tak merasa iba sedikit pun pada Sofia karena Yudha sudah pernah memintanya untuk menggugurkan saja kandungannya.
Siapa suruh dia tak melakukannya? Begitu pikirnya.
Yudha memang brengsek. Dirinya kabur dari tanggung jawabnya begitu saja.
Hingga tujuh bulan kemudian pelatihan kerjanya telah usai dan Yudha memutuskan untuk kembali ke negara ini setelah menghubungi teman karibnya yang bernama Candra.
"Jemput aku di bandara ya. Aku malas pulang kerumah ibu. Biar saja ibu taunya aku masih di luar negeri." Ucap Yudha pada Candra waktu itu.
"Ok siap, aku akan menjemputmu." Sahut Candra lirih.
"Bawa aku menemui pria brengsek itu!!! Jangan kamu bantu dirinya lari dari tanggung jawabnya. Anak ini butuh bapaknya! " Seru Sofia yang ternyata saat itu ada di rumah Candra.
Candra memang sahabat Sofia juga namun Yudha tak pernah menyangka jika selama dia tak ada,,,, Sofia sering mendatanginya.
"Iya Sof, aku pasti bantu kamu. Aku juga gak suka cara Yudha memperlakukanmu seperti ini. Datanglah ke bandara saat dirinya datang." Pesan Candra yang memihak Sofia.
"Terima kasih Candra." Lirih Sofia senang.
\=\=\=\=\=\=
Yudha melambaikan tangannya pada Candra yang dari jauh sudah bisa dilihatnya tengah sibuk mencari cari dirinya diantara puluhan penumpang yang dari pintu kedatangan internasional.
Candra tersenyum saat melihat Yudha. Mereka pun saling berpelukan layaknya sahabat yang bertemu setelah sekian lama tak bertemu.
"Terima kasih kamu,,,, " Yudha belum menyelesaikan ucapannya saat ada yang menarik bahunya.
Yudha menoleh.
Plaaakk!!!
Sebuah tamparan yang cukup keras mendarat di pipinya saat dirinya belum menyadari siapa yang menarik bahunya. Sejurus kemudian Yudha pun terkejut saat melihat Sofia sudah berdiri di depannya dengan perut yang sudah besar. Mata Sofia berkaca kaca dan wajahnya penuh kemarahan.
"Astaga, dia benar benar tak melakukannya." Batin Yudha melihat perut besarnya.
Yudha pun mengalihkan pandangannya pada Candra dengan pandangan bertanya tanya.
"Maaf Yudha, aku terpaksa membiarkan Sofia datang juga kesini. Sofia sudah tau kamu akan pulang hari ini saat kamu menelponku. Sofia ada disana waktu itu. Lagipula aku yakin tindakanku membiarkan dirinya menemuimu adalah tindakan benar." Kata Candra.
"Berhenti kabur dari masalah Yudha, berhenti kabur dari tanggung jawabmu. Kasihan Sofia dan anak kalian. Anak ini butuh sosok ayah yang bisa melegalkan statusnya." Lanjut Candra menceramahinya.
Belum juga Yudha menjawab apa apa karena masih begitu terkejut dengan kehadiran Sofia, dirinya kembali dikejutkan oleh hadirnya ayah Sofia,,,, Pak Harun.
"Ikutlah denganku. Bapak sudah mengurus persiapan pernikahan kalian. Penghulu juga sudah menunggu. Sofia tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Bulan ini juga dirinya akan melahirkan dan bapak tidak mau anak itu lahir sebelum kalian resmi menikah." Ucap pak Harun.
Rasanya lutut Yudha lemas. Sia sia selama enam bulan dirinya menghindar dari Sofia jika ujungnya juga dia harus menikahinya. Yudha sungguh tak siap menjadi suami apalagi menjadi ayah.
Kepalanya mendadak gatal saat pak Harun sudah beranjak dan membuka pintu mobil untuk mereka semua.
"Saya terima nikah dan kawinnya Sofia Ananta binti bapak Harun dengan mas kawin tersebut diatas dibayar tunai!"
Kalimat itu menjadi penentu takdir Yudha dan hukuman awal baginya. Yudha resmi menikahi Sofia walau dengan segala keterbatasan situasi. Semua disiapkan oleh kelurga Sofia. Tak satupun keluarga Yudha hadir. Hanya Candra yang menemaninya dan menjadi saksi pernikahan mereka.
Astaga!!!!
Apa yang harus ku lakukan sekarang? Aku yang masih pengangguran dan di usia 22 tahun yang masih bisa dibilang ini sudah berstatus suami dan bahkan beberapa minggu lagi statusku bertambah menjadi ayah.
Batin Yudha yang sungguh tidak siap dengan semua ini. Bukan seperti ini kejadian yang dia bayangkan. Bukan menikah muda seperti ini. Seharusnya saat itu dirinya masih bisa menikmati masa mudanya bersama teman teman sebayanya.
Yudha melirik mimik wajah bu Merry,,,, ibunya Sofia yang terlihat begitu tak menyukainya.
Ini bukan pertama kalinya Yudha tau bahwa bu Merry membencinya. Sejak awal hubungan mereka, bu Merry memang sudah pernah meminta Yudha untuk menjauhi putrinya. Dan sekarang sudah bisa dipastikan kebenciannya itu semakin besar dengan apa yang sudah Yudha lakukan pada Sofia.
Ditambah lagi dengan kondisi Yudha yang waktu itu adalah pengangguran sukses ini. Pelatihan kerja di luar negeri itu bukanlah sebuah pekerjaan yang memberikan aku hasil.
Tentu menjadi poin emas bagi beliau untuk semakin tak suka pada Yudha.
Huuuffttt,,,,
Yudha membuang nafasnya kasar. Terbayang betapa hidupnya ke depannya akan sangat berantakan. Masihkah bisa Yudha kabur dari tanggung jawab jika sudah seperti ini?
\=\=\=\=\=\=\=\=
Jangan lupa vote, like dan komen yaa
Terima kasih 💞
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments