Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ✨
Happy Reading
Karyawan restauran buru-buru berjalan dan langsung saja membukakan pintu dan mempersilahkan sang tamu terhormat untuk masuk. Restauran itu adalah salah satu restauran tempat para kolega bisnis untuk melakukan meeting.
Sean berjalan menuju ruangan VVIP yang sudah dipesankan secara khusus oleh tuan Jackson. Selama ia berjalan tak henti-hentinya ia mendapat pujian baik dari pengunjung wanita maupun pria.
Andrew tetap stay berjalan dibelakang Sean dengan tampang sangarnya. Andrew juga menjadi sasaran empuk kaum hawa yang haus akan ketampanan. Andrew dengan setelan jas hitam yang rapi. Rambut hitam pekat yang di sisir beraturan.
Saat mereka berdua melewati lorong untuk menuju ruangan VVIP. Tiba-tiba .
"Bugghhh!"
"Nona apakah kau baik-baik saja".
Seorang wanita menubruk dada bidang milik Sean. Sontak saja membuat Sean mundur beberapa langkah. Dengan Andrew disampingnya yang tergopoh-gopoh membantu wanita itu berdiri.
"Hah tuan saya baik-baik saja, maafkan saya, saya tak sengaja".
"Ba..".
"Andrew jalan".
Belum sempat Andrew melanjutkan perkataannya tiba-tiba Sean menyahut. Andrew ia langsung saja berdiri dan langsung saja memberikan berkas wanita itu yang terjatuh.
"Terima kasih tuan".
"Baik nona, sama-sama.
"Tuan maafkan saya".
Wanita itu mendongak melihat pria yang tadi sempat ia tabrak. Saat melihatnya, senyum manis yang tadi sempat terbit di sudut bibirnya kini sudah luntur begitu saja. Kakinya bergemetar hebat. Rasanya ia tak mampu menumpu berat badannya.
"Hmm, Andrew ayo".
"Baik Mr"
Sean berjalan lebih dahulu lalu disusul oleh Andrew dibelakangnya. Saat sampai di ruangan tujuan mereka, Andrew membukakan pintu untuk bos-nya. Dan leyap begitu saja seiring tertutupnya pintu ruangan. Allis ia terduduk dilantai dengan berderai air mata.
"Nona apakah kau baik-baik saja". Tiba-tiba seorang pelayan yang menghantarkan minuman menemuinya
"Ahh iya aku baik-baik saja". Jawab Allis sambil menghapus jejak air matanya.
"Apakah kau bisa berdiri ?"
"Hmm iya, kaki ku terasa sedikit keram sehingga aku lebih memilih untuk duduk dilantai, ini memang sering terjadi sejak aku kecil". Dustanya
"Hati-hati nona, mari".
"Terima kasih". Jawab Allis dengan semburat senyuman di bibirnya
Ia mencoba untuk berdiri dengan bertumpu pada tembok disampingnya. Rasanya kakinya benar-benar lemas, tak mampu menahan beban tubuhnya. Ia berjalan dengan gontai menuju pintu keluar dari restauran. Rasanya dunianya akan benar-benar hancur.
"Ini sudah lima tahun dan aku kembali bertemu dengannya, wajahnya sangat mirip dengan duniaku". Batin Allis
Air mata terus mengalir dari mata indahnya. Semua pengunjung restauran melihatnya dengan tatapan iba dan heran. Allis pun menyadari tatapan mereka tapi ia tak peduli. Satu hal yang ia inginkan saat ini, Pulang. Ia ingin pulang.
Buru-buru ia menghapus air matanya dan berlari menuju parkiran. Kebetulan sekali saat ini ia membawa mobil. Ia menghidupkan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Tiga puluh menit berlalu, ia akhirnya sampai didepan halaman rumahnya. Saat ia sudah benar-benar mematikan mesin mobilnya buru-buru ia keluar dan berlari menuju rumahnya.
"Boy"
"Boy"
"Ethan, sayang".
Panggil Allis, ia berlari kesana-kemari mencari putranya. Ethan yang sedang bermain di taman belakang menjadi heran mendengar suara ibunya karena tak biasanya sang ibu pulang lebih awal.
"Yes Mom".
"Ethan disini".
Allis yang berada dilantai atas pun dapat melihat putranya di lantai bawah sedang menatapnya. Ia kembali berlari menuju lantai bawah.
"Boy"
Ethan heran sekaligus marah melihat ibunya pulang dengan membawa air mata. Ia segera berjalan menuju ibunya yang sedang merentangkan kedua tangannya
"Ethan mommy merindukanmu".
"Mommy, are you oke".
"Yes boy, Mommy ingin berbicara sesuatu denganmu"
"Hmm baiklah".
Allis melepaskan pelukannya dan kembali menggenggam erat telapak tangan putra kecilnya. Lalu menuntunnya untuk menaiki tangga untuk menuju kamar putranya.
Cklekk
Mereka duduk di tepi ranjang berukuran king size. Kamar bernuansa hitam khas seorang pria. Dengan barang-barang tertata rapi.
"Mommy ingin bicara".
"Hmm, Boy mommy ingin meminta sesuatu padamu".
"Kalau Ethan bisa, Ethan pasti akan memberikannya kepada mommy"
"Good boy, jika nanti ada yang lebih menarik dari mommy, apakah Ethan akan meninggalkan mommy"
"Ohh Mommy pertanyaan jenis apa itu".
"No no no, boy dengarkan mommy. Suatu hari nanti kau pasti akan bertemu dengan Daddy, jika nanti Daddy memintamu untuk pulang bersamanya, apakah Ethan akan pergi, apakah Ethan akan meninggalkan Mommy ?". Tanya Allis dengan berderai air mata
"Tidak, mommy berhenti bicara yang tidak-tidak. Apa pun yang terjadi Ethan akan selalu bersama dengan mommy"
"Apakah kau yakin ?".
"Oh mommy aku ini putramu bukan, jika kau tak pernah ingkar janji maka Ethan pun tidak akan pernah ingkar janji. Kata pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya".
"Hahah boy ternyata kau sudah sangat pintar".
"Jangan menangis lagi, kau sungguh cengeng".
"Hey berani-beraninya kau boy mengejek mommy"
"It's real".
"Apakah kau sudah sarapan". Tanya Allis karena sekarang sudah pukul 10 pagi.
"Sudah, Mommy apakah Ethan boleh bertanya ?",
"Hmm tentu saja boy"
"Apakah toko mommy besar ?"
"Hmm lumayan, kenapa ?".
"Ethan ingin berkunjung kesana".
"Oh ya"
"Apakah boleh ?".
"Hmm tentu saja, mommy akan menanti kedatanganmu"
"Apakah Mommy akan kembali bekerja".
"Hmm entah".
"Haih mom"
"Tidak mommy ingin beristirahat rasanya hari ini mommy begitu lesu"
"Apakah mom kurang tidak enak badan ?"
"Tidak, mommy baik-baik saja".
"Ethan, apakah kau ingin ikut bersama dengan mommy jalan-jalan".
"Hmm tidak, cuacanya sedang dingin"
"Oh ayolah, apakah kau ingin mommy di culik".
"Siapa yang menculik orang tua seperti mommy"
"Kau terlalu meremehkan boy".
"Mommy, huh ayo"
"Good boy"
Mereka berdua berjalan menuju pintu keluar. Allis kali ini dia dapat bernapas dengan lega. Karena ia yakin putra kesayangannya tak mungkin ingkar janji padanya.
Pusat perbelanjaan menjadi tujuan utama mereka. Saat sampai pusat perbelanjaan itu terlihat sangat padat oleh pengunjung. Allis ia memarkirkan mobilnya di parkiran khusus untuk roda empat.
Ia kemudian menyiapkan putranya dengan mantel tebal. Dan juga syal yang ia bawa dari rumahnya. Setelah ia yakin putranya benar-benar terlindung dari dinginnya cuaca baru ia keluar.
Allis berjalan dengan menenteng tangan putranya. Ia pun memakai jaket tebal dengan syal melingkar indah di lehernya.
Lima belas menit berlalu Ethan hanya bermain game online saja. Dan Allis ia hanya menunggu di belakang anaknya dengan secangkir es krim di tangannya.
Satu jam lamanya ia menunggu putra kesayangannya berhenti bermain game tetapi putranya itu tetap asik bermain. Ia sudah kelelahan, akhirnya dia menghampiri Ethan dengan membawa beberapa kantung belanjaan.
"Boy"
"Hmm"
"Apakah kau belum bosan ?"
"Yes Mom"
"Ayolah mommy sudah sangat lelah, mommy ingin beristirahat"
"Hmm baik".
Ethan ia langsung mematikan game online yang sedang ia mainkan. Ia tak mau lagi membuat sang ibu kelelahan dan jatuh sakit. Ia bangun lalu mengambil tas kantung belanjaan ibunya.
"Ayo mom"
"Ahh iya, sebentar mommy akan membayarnya".
"Baik, Ethan tunggu"
Allis berjalan menuju kasir untuk membayar tagihan bermain anaknya. Setelah membayar ia kemudian kembali menghampiri putranya dan berjalan keluar beriringan.
Mereka berjalan dengan Allis yang terus mengelus sayang rambut Ethan. Sedikit lagi mereka akan sampai pintu keluar. Tiba-tiba
""""""**Bugghhh""""
Bersambung-
Hay semuanya, kalau seru tolong komen dong buat author semangat Up-nya.
Jangan lupa beramal man-teman
Like
Komen
Tekan favorit
Ikuti author
Tips bintang lima
Terima kasih
Salam Hangat Author 😘
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ✨**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Riris Manda
dari tadi allis nabrak orang 😀😀
2023-07-21
0