Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ✨
Annyeonghaseyo yeoleobun 🤗
Happy Reading 😘
Terlihat seorang wanita cantik sedang duduk didepan cermin didalam kamarnya. Dia sedang bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Awalnya ia tak berniat masuk kerja hari ini tapi sang sekretaris menelponnya bahwa pemesanan sudah mulai menggunung.
Alhasil ia mau tak mau harus pergi bekerja. Dia mengaplikasikan bedak tipis dan juga mengaplikasikan lipstik berwarna natural dibibir manisnya. Saat dia akan mengambil tas jinjingnya dan akan keluar dari kamarnya, seseorang tiba-tiba mengetuk pintu kamarnya dari luar.
Tok tok tok
"Mommy".
Terdengar seperti suara seorang anak laki-laki. Kira-kira umurnya sekitar lima tahun. Wanita cantik itu mengurungkan niatnya untuk mengambil tasnya. Dia lebih memilih untuk duduk kembali.
"Yes boy".
"Masuklah".
Wanita cantik itu tersenyum kala ia melihat anak kecil berjenis kelamin laki-laki itu masuk kedalam kamarnya. Tak terlalu tinggi tapi wajahnya sangat tampan. Tingkat IQ nya melebihi otak orang dewasa. Tapi entah kenapa sikapnya dingin dan juga cuek.
"Apakah Mommy akan bekerja".
"Hmm, why honey ?".
"Bukannya Mommy sudah berjanji untuk menemaniku sepanjang hari".
"Oh My God Mommy lupa, mm bagiamana kalau kita main saat Mommy pulang bekerja ?"
"Oh oke"
"Boy tersenyum sedikit Mommy akan berangkat bekerja setidaknya Mommy memiliki penyemangat pagi ini".
"Oh My God, kau begitu cerewet Mom"
"Kau yang terlalu kaku boy"
Percakapan antara mereka berdua terdengar cukup ringan dan singkat. Tetapi untuk sang wanita cantik itu cukup untuk membuat ia bersemangat bekerja. Kemudian mereka turun kelantai satu untuk sarapan bersama.
Tak ada siapa-siapa dirumah besar dan bertingkat itu. Hanya wanita cantik itu, anak laki-laki yang tampan dan seorang wanita paruh baya yang menjadi pengasuh anak tampan itu.
"Nyonya mari sarapan sudah saya hidangkan".
"Baiklah".
Mereka berdua berjalan beriringan dengan wanita paruh baya itu mengikuti mereka dari belakang. Sejenak wanita cantik itu berhenti lalu menengok kebelakang .
"Bisakah bibi Samantha tak mengekor dibelakang, tak bisakah kau berjalan disamping kami bibi".
"Maafkan saya Nyonya Allis"
"Ayolah bi, aku sudah menganggapmu seperti keluargaku sendiri".
"Baik nyonya Alis".
Diatas meja sudah terhidang sandwich, sarapan favorit anak tampan itu. Dan ada juga roti panggang alpukat klasik yang diberi telur rebus dan juga acar sayuran. Memang terlihat sederhana tapi mereka begitu menikmatinya. Setelah sarapan wanita cantik itu berpamitan kepada pria tampannya.
"Boy, Mommy akan berangkat bekerja".
"Hmm"
"Mommy pulang sekitar pukul 4 sore, dan ingat jangan membuat bibi Samantha kerepotan".
"Oh My Mom, aku pun ingat kapan Mommy pulang ohh ayolah Mom ubah sikap cerewetmu itu"
"Hilangkan sifat kakumu baru Mommy tidak akan pernah cerewet lagi".
"Terserah"
"Oke boy, muaahh Mommy berangkat dulu".
"Bi Allis berangkat, jangan biarkan Ethan keluar untuk bermain".
"Mommy"
"Honey ikuti perintah Mommy"
"Yes Mom".
"Good Boy, bye honey".
Wanita itu berjalan menuju pintu utama, membukanya dan leyap begitu saja dibaliknya. Ia meminta sang supir untuk mengantarkannya ke Toko miliknya.
ALLISYA LESHAM SHAENETTE
Seorang gadis ehh ralat seorang wanita cantik dengan rambut sebahu. Alis yang mencuat panjang, mata yang sipit. Hidung yang mancung dan juga bibir tipis yang merah muda nan menggoda.
Tingginya sekitar 175 cm dengan barat badan sekitar 40 kg. Pinggang yang ramping seperti model-model papan atas. Si wanita Good Looking yang diinginkan oleh semua pria baik dari kalangan atas maupun menengah.
Alis, panggilan akrabnya. Wanita pemegang kendali akan Toko yang ia miliki dan bangun sendiri. Tokonya seperti sebuah perkantoran saja. Megah dan juga mewah.
Tokonya tak bertingkat tapi melebar. Sekilas terlihat kecil tetapi didalamnya begitu besar dan mewah. Toko yang ia memiliki saat ini sebagai toko perhiasan dengan urutan yang menduduki posisi ke dua di Australia. Dengan nominasi Toko perhiasan paling banyak pengunjungnya.
Tak heran jika banyak pengunjung yang datang ke Tokonya. Selain desain yang ia rancang begitu elegan. Tak mau kalah dengan kalangan atas kalangan menengah pun berbondong-bondong mengincar jika ada model keluaran terbaru di Toko itu.
Toko yang ia beri nama A&E Engagement company. Ia rintis sendiri tanpa bantuan dari siapapun. Setelah ia diusir dari rumah besarnya, dicoret dari Kartu keluarga lalu ia terbang meninggalkan negara kelahirannya, California ke Australia.
"Nyonya sudah sampai".
"Ahh terimakasih pak".
Alias dia keluar dari mobil mewahnya, BMW I8. Ia berjalan memasuki Toko yang menyerupai kantor. Saat ia masuk melalui pintu depan semuanya menunduk hormat.
Alis ia hanya tersenyum dan mengangguk saat ia melihat penghormatan pegawainya.
A&E Engagement company bergerak di bidang perhiasan. Sebuah toko yang tak hanya menjual perhiasan, tetapi juga merancang perhiasan. Salah satu toko terunggul dan ternama di Australia.
Ting
Suara lift berbunyi tanda ia sudah sampai didepan ruangannya. Dia berjalan menuju ruangan dan tak lupa ia tersenyum kepada sang sekretaris kepercayaannya.
Dia duduk dengan elegan diatas kursi kebesarannya. Dengan kertas putih dan juga sebuah pensil ditangannya. Dia mulai merancang satu buah cincin. Bosan ? tidak karena merancang adalah keahliannya dan kesukaannya.
Dua jam sudah berlalu akhirnya cincin yang baru ia rancang pun sudah jadi. Cincin tunangan yang begitu elegan dengan taburan berlian kecil-kecil di setiap sisinya. Dan juga sebuah berlian yang berukuran sedang ditengahnya. Cantik, cincinnya melingkar dan membentuk seperti tanda love ditengahnya.
Dia tersenyum tipis melihat karyanya kali ini. Dia beralih menatap jam, dia cukup terkejut melihat jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Baru saja ia akan berniat untuk berangkat pulang tetapi
Kringggg Kringgg Kringgg
Telepon yang ada diatas mejanya berbunyi. Ia mengurungkan niatnya untuk pulang lebih awal.
"Mrs".
"Ada apa Sonia ?"
"Semoga Mrs tidak berniat untuk pulang karena pukul 10 : 15 menit lagi Mrs ada pertemuan dengan nona muda Jackson".
"Oh My God untung kau mengingatkan ku, baik Sonia saya tidak akan pulang lebih dulu"
"Baik Mrs, terima kasih"
"Hmm sama-sama"
Takh
Ia menaruh kembali telepon itu pada tempatnya. Dia beralih memijat keningnya.
"Ohh astaga nona muda Jackson tak bisakah kau mencari tokonya yang lain aku benar-benar pusing sendiri mendengar semua celotehan anda".
Tak lama akhirnya nona muda dari keluarga Jackson pun datang. Dia keluar dari lift lalu berjalan dengan angkuhnya menuju meja Sonia, sekretaris Allis.
"Dimana bosmu itu". Dia berbicara dengan gay angkuhnya dan tak lupa dengan meletakkan tangannya diatas dada.
"Ohh nona mari masuk, Mrs sudah menunggu"
"Heh".
Mereka berjalan menuju pintu sebelum Sonia mengetuk pintu untuk meminta izin kepada sang bos untuk masuk. Tetapi nona muda Jackson itu dengan tidak ada sopannya dan rasa malu menerobos masuk begitu saja.
Dan tanpa dipersilahkan untuk duduk, ia duduk diatas sofa yang memang sudah disediakan didalam ruangan Allis. Dan tak lupa kakinya ia naikkan keatas meja. Sonia geram sendiri melihatnya.
"Nona"
"Iya"
"Apakah kau tak bisa membedakan mana meja dan juga keset kaki". Ucap Sonia menyindir
"Lalu"
"Kalau anda tak bisa membedakannya mari nona saya akan mencoba untuk mengajarkan anda, saya akan senang sekali mengajarkan nona mudanya keluarga Jackson"
"Heyy kau". Teriak nona mudanya keluarga Jackson.
"Selamat datang nona mudanya keluarga Jackson. Nona Jessie Andrews Jackson"
"Ohh apakah aku begitu terkenal di dunia ini haha".
"Putri sulung keluarga tuan Jackson".
"Ahh iya tentu saja, Louis Vuitton Jackson itu Daddy-ku". Ucapnya sambil mengibaskan rambutnya
"Bukannya tuan Jackson itu orang yang memiliki tata krama".
"Apa maksudmu sebenarnya Nyonya Allis ?"
"Ohh harusnya anda mengerti nona".
"Heyy kau lancang sekali"
"Apa salah saya nona muda Jessie". Ucap Allis tetap tenang walau Jessie menatapnya tajam seperti hendak menelannya saja
"Kau berani-beraninya mengatakan bahwa aku tak mempunyai sopan santun dan tata krama".
"Ohh benarkah".
"Iya tentu saja"
"Kapan saya mengatakan seperti itu ?".
"Beberapa saat yang lalu"
"Bukannya anda sendiri yang mengatakan bahwa anda tak memiliki sopan santun dan tata krama, nona Jessie".
Jessie bungkam kala ia terjebak dengan pernyataannya sendiri. Dia gelagapan dan juga bingung apa yang harus ia katakan lagi.
"Sudahlah saya muak berdebat dengan orang menengah seperti kalian".
Jessie mengalihkan pembicaraan mereka. Allis dia tersenyum tipis kala ia melihat keangkuhan sang nona muda keluarga Jackson itu.
"Jadi apa yang membuat sang nona muda keluarga Jackson membuat janji dengan sekretaris kebanggaan saya dan datang ke toko kami ini".
"Minggu depan saya akan bertunangan dan saya inginkan kau merancang cincin tunangan untuk saya dan tunangan saya.."
"Maaf maksud nona adalah calon tunangan nona bukan". Potong Sonia, sejenak Jessie diam tetapi
"Terserah saya". jawabnya, Sonia hanya bisa menahan tawanya saja.
"Saya ingin 2 hari lagi cincin itu selesai".
"Lihat saya nona, apakah saya seorang robot atau manusia".
"Tentu saja manusia".
"Lalu kenapa anda memberikan waktu yang sangat singkat, 2 hari mungkin hanya rancangannya saja yang sudah jadi".
"Tidak, kau harus bekerja lebih keras lagi".
"Maaf anda bukan satu-satunya pelanggan kami". Rupanya Allis sangat berani membantah sang nona muda, Sonia hanya menggelengkan kepalanya.
"Saya tidak mau tahu"
"Kalau begitu silahkan anda hubungi toko yang lain saja"
"**Kauuu....!!!".
Bersambung.....^_^
Jangan lupa berikan.
Like ✓
Komen✓
Tekan favorit✓
Ikuti author atau vote✓
Tips bintang lima ⭐⭐⭐⭐⭐✓
Follow IG author juga @*Yuliyn1508✓
"Terimakasih"
Salam Hangat Author 😘
wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh ✨***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments