Bab V

Persaudaraan tidak harus satu darah

Persaudaraan ada karena ada rasa yang sama

Rasa yang saling berhubungan

Rasa memiliki karena senasib sepenanggungan

Persaudaraan tidak harus satu darah

Ikatan saudara ada karena terbiasa bersama

Mengalami hal yang sama

Dan juga berjuang bersama

Siapa saudaramu

Siapa yang peduli denganmu

Siapa yang mendukungmu

Dan siapa yang melindungimu

Tak perlu kamu tahu

Tak perlu kamu meragu

Saudaramu ada tanpa kamu minta

Selalu ada meskipun kamu tidak menyadarinya

*****

"Kak Alan..." Dinda tiba-tiba datang ke kamar Alan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Tentu saja Alan terlonjak kaget dari tempat tidur karena tidak menyangka jika Dinda datang sepagi ini. Apalagi ini hari Sabtu, libur sekolah biasanya Dinda masih bergelung di ranjangnya tanpa ada yang bisa menganggunya.

Rumah Dinda memang tidak terlalu jauh dari rumah Alan di daerah Bintaro. Sepupunya tersebut tinggal satu kompleks dengan Alan, cuma beda beberapa blok saja.

"Ada apa? Tumbenan sepagi ini udah kemari!" tanya Alan masih dengan mode mata mengantuk.

"Ihhh... kak Alan!" kata Dinda merajuk. Dia yakin jika Alan hanya pura-pura masih mengantuk agar tidak di ganggu lagi.

"Hemmm...." jawab Alan tanpa memberikan respon. Bahkan Alan kembali berbaring tanpa peduli dengan wajah Dinda yang sudah cemberut sedari tadi.

"Kakak...!" Teriak Dinda lagi memanggil Alan agar tidak mengacuhkan kedatangannya pagi ini.

"Apa sih Din?!" kata Alan menggerutu dengan menggosok-gosok telinganya sendiri yang terasa mendengung akibat teriakan Dinda yang melengking.

"Temenin Dinda kak!" rengek Dinda sambil menarik-narik tangan agar Alan tidak kembali berbaring.

"Hari libur gini, bisa gak sih usilnya juga libur!" keluh Alan pada Dinda dengan mata sayu. Dia berharap agar Dinda mengerti jika dia masih dalam mode mengantuk.

"Ihhh... semua egois!" teriak Dinda sambil berdiri dari tempat duduknya dan menghentakkan kakinya kesal.

Alan yang sadar jika Dinda sudah tidak lagi bisa terkendali akhirnya bangun juga, kemudian berjalan mendekat ke arah Dinda.

"Temani kemana?" tanya Alan pelan. Dia tidak mau jika Dinda kembali kesal dan berteriak-teriak.

"Temani Dinda ke makam bunda!" jawab Dinda pelan sambil menundukkan kepalanya. Menyembunyikan air matanya yang sudah mulai menetes.

"Baik. Kakak mandi dulu ya!" Akhirnya Alan mengerti apa yang sedang Dinda rasakan sekarang ini.

Dinda sepupu Alan memang sudah di tinggal oleh bundanya sedari dia umur tujuh tahun. Ayahnya menikah lagi tiga tahun kemudian. Dan kini ibu tirinya sedang mengurus balita umur satu tahun. Tentu saja menjadi repot dan tidak bisa menemani Dinda lagi seperti dulu. Akhirnya Dinda merasa terabaikan dan keegoisan anak seusianya menjadikan dirinya menjadi seperti sekarang ini.

Alan di minta oleh ayah Dinda agar ikut menjaga Dinda saat disekolah. Ayah Dinda tahu jika anaknya sering membuat onar dengan keusilannya mengerjai teman-temannya.

Itulah sebabnya Alan meminta pada Anne yang ternyata saudara Anna, teman sekelasnya yang sering mendapatkan bullying di kelas agar tidak menghajar Dinda. Alan berjanji sebisa mungkin untuk melindungi Anna juga tanpa Dinda dan juga Anna sadari.

"Ayok... kakak udah siap!" ajak Alan setelah selesai mandi dan bersiap-siap. Dinda yang sedang menunggunya sambil menikmati makanan di meja makan tentu saja mengelengkan kepalanya. Dinda malah melambaikan tangannya untuk mengajak Alan makan terlebih dahulu.

"Sini kak, makan dulu. Nanti Tante marah kalau Dinda gak abisin!" Ajak Dinda dengan mengedipkan sebelah matanya. Alan hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Dinda yang cepat sekali berubah-ubah.

Akhirnya Alan ikut nimbrung di meja makan. Menikmati sarapan pagi dengan di iringi celotehan Dinda yang tidak bisa berhenti begitu saja meskipun sedang dalam keadaan mulut penuh makanan.

*****

Di area pemakaman umum Tanah Kusir Jakarta Selatan.

Alan memarkir motor sportnya. Dinda yang duduk di bangku turun dengan bantuan Alan.

Tanpa sadar Dinda melirik mobil sport mewah yang terparkir terlebih dahulu di tempat tersebut.

Dinda terkagum dalam hati, namun segera buyar saat Alan mengandeng tangannya untuk segera berlalu dari parkiran tersebut. Mereka berjalan menuju seberang jalan ke toko bunga yang berderet sepanjang jalan depan pemakaman Tanah Kusir.

Sekarang Dinda berjalan beriringan dengan Alan. Di tangan kanannya, Dinda membawa sekeranjang bunga tabur. Sedangkan kanan kirinya membawa sebotol air untuk menyirami area makam bundanya.

Alan yang berjalan disampingnya tampak membawa sebuket bunga dan juga sebotol air yang sama seperti Dinda.

Mereka berdua berjalan menelusuri jalan setapak diantara makam-makam yang berderet rapi dan juga bersih.

"Bunda... Dinda datang" Dinda berjongkok dan menabur-naburkan bunga yang dia bawa di keranjang. Sedangkan Alan meletakkan buket bunganya di atas bunga taburan Dinda, dekat dengan nisan bertuliskan nama 'Ayuningtyas' bundanya Dinda.

Dinda terlihat khusuk sambil memejamkan matanya saat memanjatkan doa untuk bundanya yang sudah lama meninggal. Alan pun ikut khusuk, larut dalam suasana doa juga.

"Kak...!" Dinda memanggil Alan yang masih menunduk dalam doanya. Beberapa detik kemudian Alan baru mendongakkan kepalanya ke arah Dinda. Seakan meminta penjelasan tentang panggilannya yang tadi.

"Itu cowok yang ikut jadi tim basket kakak kemarin kan?" tanya Dinda pada Alan. Alan melihat ke arah dimana tangan Dinda sedang menunjuk pada seseorang. Disana, di sebelah kuburan yang terlihat lebih privasi tak jauh dari tempat mereka.

"Iya, itu Larry" jawab Alan pelan namun masih menunjukan jika dia pun ikut terkejut juga.

"Sedang ke makam siapa dia?" tanya Dinda lagi. Tapi Alan hanya mengeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Dinda kali ini.

"Hai..." sapa Alan pada Larry yang sudah meninggalkan tempat makam yang dia kunjungi. Mereka berpapasan di jalan setapak yang ada di tengah-tengah area makam.

"Eh, hai juga!" Larry menjawab sapaan Alan dengan wajah terkejut namun segera kembali pada mode datar seperti biasanya.

Dinda dan Alan saling pandang sedangkan Larry menatap mereka dengan wajah biasa saja.

"Sedang berziarah ke makam siapa?" tanya Alan setelah mereka saling diam. Dia jadi penasaran dengan Larry yang selalu memasang wajah datar dan jarang berexpresi itu.

"Adek" jawab Larry pendek. Alan dan Dinda jadi merasa sungkan jika ingin bertanya lebih lanjut.

"Aku duluan!" Pamit Larry pada keduanya. Alan dan Dinda hanya mengangguk sebagai jawabannya. Mereka berdua saling pandang kemudian sama-sama melihat kearah jalan dimana Larry masih berjalan menuju parkiran.

Disana tampak Larry masuk ke dalam mobil yang sudah menunggunya bersama dua orang yang mirip bodyguard.

"Kakak tahu siapa dia?" tanya Dinda pada Alan yang masih terpaku pada tatapannya, padahal Larry sudah tidak ada di tempatnya yang tadi.

"Kak!" Seru Dinda mengagetkan Alan yang masih tertegun. Tentu saja ini membuat Alan terkejut.

"Apa sih Din... bisa gak kalau manggil itu gak ngagetin!" Alan menutup telinga kirinya karena tepat di sebelahnya Dinda yang tadi berteriak mengejutkan dengan memanggil namanya.

"Eh, kakak tuh yang terpesona sama si Larry atau siapa tadi... Aku kan yang tanya, malah di cuekin gitu sama kakak!" Dinda protes karena merasa diabaikan oleh Alan.

"Kakak tidak menyangka jika dia lebih dari dugaan kakak" kata Alan pelan seperti untuk dirinya sendiri.

"Maksud kakak?" Dinda bertanya dengan mengerutkan keningnya bingung. Dia tidak begitu jelas dengan apa yang sedang dikatakan oleh Alan.

"Ternyata dia bukan anak sembarangan" jelas Alan masih terpaku pada pandangannya ke tempat parkiran yang sudah kosong. Disana hanya ada motornya yang terparkir.

"Berarti mobil tadi yang aku lirik-lirik itu milik Larry ya kak?" tanya Dinda seakan baru sadar.

"Wowww...!" Dinda terkagum dengan apa yang sekarang ini sedang dia bayangkan seorang diri.

"Eh, gak usah kebanyakan halu. Ayok balik!" Ajak Alan dengan mengandeng tangan Dinda cepat.

Terpopuler

Comments

🐾Ocheng🐾

🐾Ocheng🐾

hadir 👍👍👍 semangat✌

2021-11-11

0

Lisa Haruna(Izin hiatus guys)

Lisa Haruna(Izin hiatus guys)

thor semangat dan bc juga karyaku

2021-09-13

0

lineg boboo

lineg boboo

hadir thor

2021-07-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab I
2 Bab II
3 Bab III
4 Bab IV
5 Bab V
6 Bab VI
7 Bab VII
8 Bab VIII
9 Bab IX
10 Bab X
11 Bab XI
12 Bab XII
13 Bab XIII
14 Bab XIV
15 Bab XV
16 Bab XVI
17 Bab XVII
18 XVIII
19 Bab XIX
20 Bab XX
21 Bab XXI
22 Bab XXII
23 Bab XXIII
24 Bab XXIV
25 Bab XXV
26 Bab XXVI
27 Bab XXVII
28 Bab XXVIII
29 Bab XXIX
30 Bab XXX
31 Bab XXXI
32 Bab XXXII
33 Bab XXXIII
34 Bab XXXIV
35 Bab XXXV
36 Bab XXXVI
37 Bab XXXVII
38 Bab XXXVIII
39 Bab XXXIX
40 Bab XL
41 Bab XLI
42 Bab XLII
43 Bab XLIII
44 Bab XLIV
45 Bab XLV
46 Bab XLVI
47 Bab XLVII
48 Bab XLVIII
49 Bab XLIX
50 Bab L
51 Bab LI
52 Bab LII
53 Bab LIII
54 Bab LIV
55 Bab LV
56 Bab LVI
57 Bab LVII
58 Bab LVIII
59 Bab LIX
60 Bab LX
61 Bab LXI
62 Bab LXII
63 Bab LXIII
64 Bab LXIV
65 Bab LXV
66 Bab LXVI
67 Bab LXVII
68 Bab LXVIII
69 Bab LXIX
70 Bab LXX
71 Bab LXXI
72 Bab LXXII
73 Bab LXXIII
74 Bab LXXIV
75 Bab LXXV
76 Bab LXXVI
77 Bab LXXVII
78 Bab LXXVIII
79 Bab LXXVIX
80 Bab LXXX
81 LXXXI
82 Bab LXXXII
83 Bab LXXXIII
84 Bab LXXXIV
85 Bab LXXXV
86 Bab LXXXVI
87 Bab LXXXVII
88 Bab LXXXVIII
89 Bab LXXXIX
90 Bab XC
91 Bab XCI
92 Bab XCII
93 Bab XCIII
94 Bab XCIV
95 Bab XCV
96 Bab XCVI
97 Bab XCVII
98 Bab XCVIII
99 Bab XCVIX
100 Bab C
101 Bab CI
102 Bab CII
103 Bah CIII
104 Bab CIV
105 Bab CV
106 Bab CVI
107 Bab CVII
108 Bab CVIII
109 Bab CIX
110 Bab CX
111 Bab CXI
112 CXII
113 CXIII
114 Bab CXIV
115 Bab CXV
116 Bab CXVI
117 Pengumuman
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab I
2
Bab II
3
Bab III
4
Bab IV
5
Bab V
6
Bab VI
7
Bab VII
8
Bab VIII
9
Bab IX
10
Bab X
11
Bab XI
12
Bab XII
13
Bab XIII
14
Bab XIV
15
Bab XV
16
Bab XVI
17
Bab XVII
18
XVIII
19
Bab XIX
20
Bab XX
21
Bab XXI
22
Bab XXII
23
Bab XXIII
24
Bab XXIV
25
Bab XXV
26
Bab XXVI
27
Bab XXVII
28
Bab XXVIII
29
Bab XXIX
30
Bab XXX
31
Bab XXXI
32
Bab XXXII
33
Bab XXXIII
34
Bab XXXIV
35
Bab XXXV
36
Bab XXXVI
37
Bab XXXVII
38
Bab XXXVIII
39
Bab XXXIX
40
Bab XL
41
Bab XLI
42
Bab XLII
43
Bab XLIII
44
Bab XLIV
45
Bab XLV
46
Bab XLVI
47
Bab XLVII
48
Bab XLVIII
49
Bab XLIX
50
Bab L
51
Bab LI
52
Bab LII
53
Bab LIII
54
Bab LIV
55
Bab LV
56
Bab LVI
57
Bab LVII
58
Bab LVIII
59
Bab LIX
60
Bab LX
61
Bab LXI
62
Bab LXII
63
Bab LXIII
64
Bab LXIV
65
Bab LXV
66
Bab LXVI
67
Bab LXVII
68
Bab LXVIII
69
Bab LXIX
70
Bab LXX
71
Bab LXXI
72
Bab LXXII
73
Bab LXXIII
74
Bab LXXIV
75
Bab LXXV
76
Bab LXXVI
77
Bab LXXVII
78
Bab LXXVIII
79
Bab LXXVIX
80
Bab LXXX
81
LXXXI
82
Bab LXXXII
83
Bab LXXXIII
84
Bab LXXXIV
85
Bab LXXXV
86
Bab LXXXVI
87
Bab LXXXVII
88
Bab LXXXVIII
89
Bab LXXXIX
90
Bab XC
91
Bab XCI
92
Bab XCII
93
Bab XCIII
94
Bab XCIV
95
Bab XCV
96
Bab XCVI
97
Bab XCVII
98
Bab XCVIII
99
Bab XCVIX
100
Bab C
101
Bab CI
102
Bab CII
103
Bah CIII
104
Bab CIV
105
Bab CV
106
Bab CVI
107
Bab CVII
108
Bab CVIII
109
Bab CIX
110
Bab CX
111
Bab CXI
112
CXII
113
CXIII
114
Bab CXIV
115
Bab CXV
116
Bab CXVI
117
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!