Bab III

Tidak ada yang sempurna di dunia

Apa pun yang di lihat oleh mata

Sekedar fatamorgana

Semua tidak sama dengan kenyataan yang ada

Jika kamu bisa memilih

Pilihlah sesuai rasa hatimu

Bukan apa yang kamu nikmati dari mata

Karena mata bisa tertipu

Rasa bosan mungkin datang

Saat waktu terlalu lama

Menikmati sesuatu yang sama

Pada ruang yang juga sama

*****

Suasana lapangan basket ramai, dengan adanya jam pelajaran olah raga yang tidak sengaja bertubrukan dengan jadwal latihan tim basket yang akan tanding besok. Jadi agak kacau juga pak Bangun mengatur siswa-siswinya ini.

Pertandingan antar sekolah menengah pertama ini bukan untuk ajang gengsi-gengsian. Tapi lomba ini memberikan kesempatan pada anak-anak untuk bermain sportif dan mengenalkan rasa persatuan dan persaudaraan sesama tim. Membawa semangat dan yang pasti untuk kesehatan jasmani.

Anak-anak yang sedang berolahraga pun akhirnya tidak fokus dan malah berganti menjadi suporter tim yang sedang latihan.

Mereka berteriak memanggil-manggil nama idola mereka masing-masing.

"Alan...!"

"Alan... Alan... Alan...!!!"

"Dino... Dino...!!!"

Ada juga terdengar teriakan nama lain. Ada juga yang nyeleneh bukan meneriakkan nama pemain tapi pelatihnya. Pak Subangun.

"Pak Bangun... Bangun... Bangun...!!!!" Dan mereka tertawa sendiri setelah berteriak memanggil nama guru olah raga yang sedang melatih tim basket. Mereka sepertinya geli sendiri dengan nama yang mereka sebutkan, karena seperti sedang membangunkan seseorang.

"Eh, entar pak Bangun marah lho Din!" seru salah satu teman geng Dinda yang ikut juga berteriak tadi.

"Emang Dinda pikirin!" Cibir Dinda tidak mau tahu. Tantu saja bagi Dinda tidak ada yang penting selain kepuasan dirinya sendiri.

"Eh... siapa tuh yang baru masuk?" tanya Dinda pada teman gengnya. Yang lain ikut menoleh ke arah telunjuk Dinda yang sedang mengarah pada seseorang.

Di seberang lapangan tampak seorang cowok dengan postur tubuh yang tidak biasa masuk ke lapangan dengan cara yang cool.

"Wahhhh... keren!!!" seru Dinda dengan wajah terpana. Dia sampai berdiri dari tempat duduknya untuk melihat cowok tersebut agar lebih jelas.

"Itu anak baru yang ada di kelas si bule. Saudara Anna. Wah... keren ya!" seru salah satu teman Dinda.

"Kok aku gak tahu ada siswa baru?" tanya Dinda dengan mengerutkan keningnya melihat kerah temannya yang memberikan informasi.

"Kamu sibuk mencari cara buat ngerjain Anna kan?" jawab teman Dinda yang tadi. Dia mengingatkan semua ulah Dinda yang kemarin saat mengerjai Anna tapi malah Bu Dewi yang kena.

"Hehehe... iya juga." Dinda terkekeh mengingat kejadian kemarin lewat jendela kaca kelas saat Bu Dewi, Anna dan Alan ada di dalam begitu waktu test selesai.

"Untung kak Alan gak bilang ke Bu Dewi kalau itu ulah aku ya!" seru Dinda senang dengan menaikkan turunkan kedua alisnya.

Teman-teman gengnya ikut tertawa kecil mengingat kejadian kemarin juga.

"Eh... eh, siapa tadi cowok baru yang kamu sebut barusan?" tanya Dinda teringat lagi. Dinda mengingatkan pada temannya yang memberikan informasi, tentang cowok yang baru saja masuk ke arena lapangan basket.

"Lana... eh Larry kalo gak salah denger kemarin pas di kantin ada yang cerita" jawab teman Dinda yang tahu tentang anak baru tersebut.

"Kenapa tidak di taruh kelas kita ya? sayang sekali. Cakep gitu!" kata Dinda dengan mata memandang ke arah lapangan basket dimana cowok tadi sudah bergabung untuk latihan.

"Wah... jago juga dia!" teriak Dinda yang disambut sorak yang lain. Dan akhirnya bertambah satu idola di lapangan basket tersebut.

*****

Di taman Anna sedang beristirahat selesai berolahraga tadi. Dengan semilir angin yang sejuk karena rimbunnya dedaunan di taman sekolah membuat siapa saja betah berada di sana.

Anna meminum air dari botol bekalnya. Dia juga sedang asyik menikmati bekal yang dia bawa sambil menunggu kedatangan Anne.

Tanpa dia sadari orang yang ditunggu sudah ada dibelakang bersiap untuk mengagetkan dirinya.

"Awas bekalnya aku habiskan kalau mengagetkan!" kata Anna tanpa menoleh karena dia melihat bayangan Anne yang menutupi bayangan kepalanya sendiri.

"Ahhh... curang! kenapa tahu lebih dulu sih!" gerutu Anne yang akhirnya ikut duduk disebelah Anna, diatas bangku taman sekolah mereka berdua menikmati bekal bersama seperti biasanya.

Di seberang jalan taman seseorang sedang memperhatikan Anne dan Anna yang sedang asyik mengobrol sambil menikmati makanan yang mereka bawa.

"Aku seperti tidak asing dengan dia. Atau aku hanya sedang berhalusinasi saja" kata seseorang itu kepada dirinya sendiri.

Seseorang tersebut akhirnya mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya, yang ternyata sebuah hape. Tak lama orang tersebut membidikkan kamera hapenya pada obyek taman di mana kedua gadis remaja tadi sedang beristirahat.

"Aku harus mencari tahu siapa dia sebenarnya." Orang tersebut tampak tersenyum puas melihat hasil bidikannya. Dia segera berlalu kemudian mengirim hasil jepretan hapenya tersebut kepada seseorang di seberang sana.

Setelah berhasil mengirim gambar tersebut tak lama hapenya berdering, menandakan seseorang sedang ingin berbicara langsung dengannya saat ini.

"Halo om..." Sapanya begitu hapenya terhubung dengan orang yang sedang menelponnya.

"....."

"Om sudah melihatnya?"

"....."

"Ya, dia siswi disini. Tapi aku belum menyelidikinya secara detail. Aku baru saja melihatnya hari ini. Sepertinya dia itu yang satu kelas denganku cuma kemarin dia sakit jadi tidak masuk sekolah." Penjelasan singkat ini masih belum memberikan informasi apapun pada orang di seberang sana.

"....."

"Tadi Larry tidak masuk kelas begitu sampai sekolah om. Larry langsung ke ruangan ganti dan pergi kelapangan basket!" Kata Larry kemudian menutup hubungan telepon selulernya yang sudah terputus.

Ternyata seseorang yang sedang memperhatikan Anne dan Anna ditaman tadi adalah Larry. Siswa baru yang langsung bergabung ke lapangan basket pagi tadi kemudian menjadi idola di antara Alan dan tim basket lainnya.

"Siapa dia?" Guman Larry masih dalam tanda tanya yang sangat besar dan membuat dia tidak sadar jika melangkah ke arah taman.

"Inne... bagaimana tanganmu, apa sudah bisa di gerakkan dengan bebas seperti biasanya?" tanya Anna pada Anne yang memang tangannya sedikit membengkak di area pergelangan tangan.

"Halah... ini gak seberapa. Nanti juga enakan!" jawab Anne sok kuat. Padahal tadi sewaktu mengambil botol saja dia masih meringis menahan sakit.

"Makanya kalau latihan hati-hati dan jangan lupa untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu." Anna berkata menasehati Anne.

"Sok tua kamu! Lah kamu saja gak bisa hati-hati dikerjain Dinda terus." Anne tidak mau kalah mendebat perkataan Anna.

"Beda kasus lah... jangan disamakan!" Anna mengelak dari perkataan Anne yang menurutnya memang tidak jauh berbeda, cuna beda dalam sikon kasusnya.

"Sudah ayok balik kelas! nanti keburu masuk" ajak Anna pada Anne yang terkekeh mendengar sanggahannya tadi.

"Buruan ahhh!" Anna kembali mengajak Anne untuk bangkit. Namun Anne malah memandang dirinya dengan tatapan aneh.

"Apa?" tanya Anna karena melihat Anne yang sedikit aneh saat menatap dirinya.

"Gendong ya!" Pinta Anne tertawa karena berhasil mengerjai Anna yang tidak peka dengan sikon usilnya.

"Inne... mana ada semut mengendong gajah!" gerutu Anna sambil mengelengkan kepalanya.

Sedangkan Anne tertawa lepas melihat wajah Anna yang sedang cemberut karena merasa sedang di kerjai oleh saudaranya ini. Saudara senasib di panti asuhan. Tempat dimana mereka dibesarkan bersama-sama dengan saudara yang lainnya juga.

Tanpa mereka sadari dari balik pohon tempat mereka berteduh dan duduk, seseorang sedang menguping semua pembicaraan mereka berdua sedari tadi.

Terpopuler

Comments

✍️Pena Kata🌟

✍️Pena Kata🌟

Semangat kak

2021-08-07

0

Hiat

Hiat

semangat

2021-07-29

0

Imamah Nur

Imamah Nur

Aku mampir Thor

2021-07-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab I
2 Bab II
3 Bab III
4 Bab IV
5 Bab V
6 Bab VI
7 Bab VII
8 Bab VIII
9 Bab IX
10 Bab X
11 Bab XI
12 Bab XII
13 Bab XIII
14 Bab XIV
15 Bab XV
16 Bab XVI
17 Bab XVII
18 XVIII
19 Bab XIX
20 Bab XX
21 Bab XXI
22 Bab XXII
23 Bab XXIII
24 Bab XXIV
25 Bab XXV
26 Bab XXVI
27 Bab XXVII
28 Bab XXVIII
29 Bab XXIX
30 Bab XXX
31 Bab XXXI
32 Bab XXXII
33 Bab XXXIII
34 Bab XXXIV
35 Bab XXXV
36 Bab XXXVI
37 Bab XXXVII
38 Bab XXXVIII
39 Bab XXXIX
40 Bab XL
41 Bab XLI
42 Bab XLII
43 Bab XLIII
44 Bab XLIV
45 Bab XLV
46 Bab XLVI
47 Bab XLVII
48 Bab XLVIII
49 Bab XLIX
50 Bab L
51 Bab LI
52 Bab LII
53 Bab LIII
54 Bab LIV
55 Bab LV
56 Bab LVI
57 Bab LVII
58 Bab LVIII
59 Bab LIX
60 Bab LX
61 Bab LXI
62 Bab LXII
63 Bab LXIII
64 Bab LXIV
65 Bab LXV
66 Bab LXVI
67 Bab LXVII
68 Bab LXVIII
69 Bab LXIX
70 Bab LXX
71 Bab LXXI
72 Bab LXXII
73 Bab LXXIII
74 Bab LXXIV
75 Bab LXXV
76 Bab LXXVI
77 Bab LXXVII
78 Bab LXXVIII
79 Bab LXXVIX
80 Bab LXXX
81 LXXXI
82 Bab LXXXII
83 Bab LXXXIII
84 Bab LXXXIV
85 Bab LXXXV
86 Bab LXXXVI
87 Bab LXXXVII
88 Bab LXXXVIII
89 Bab LXXXIX
90 Bab XC
91 Bab XCI
92 Bab XCII
93 Bab XCIII
94 Bab XCIV
95 Bab XCV
96 Bab XCVI
97 Bab XCVII
98 Bab XCVIII
99 Bab XCVIX
100 Bab C
101 Bab CI
102 Bab CII
103 Bah CIII
104 Bab CIV
105 Bab CV
106 Bab CVI
107 Bab CVII
108 Bab CVIII
109 Bab CIX
110 Bab CX
111 Bab CXI
112 CXII
113 CXIII
114 Bab CXIV
115 Bab CXV
116 Bab CXVI
117 Pengumuman
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab I
2
Bab II
3
Bab III
4
Bab IV
5
Bab V
6
Bab VI
7
Bab VII
8
Bab VIII
9
Bab IX
10
Bab X
11
Bab XI
12
Bab XII
13
Bab XIII
14
Bab XIV
15
Bab XV
16
Bab XVI
17
Bab XVII
18
XVIII
19
Bab XIX
20
Bab XX
21
Bab XXI
22
Bab XXII
23
Bab XXIII
24
Bab XXIV
25
Bab XXV
26
Bab XXVI
27
Bab XXVII
28
Bab XXVIII
29
Bab XXIX
30
Bab XXX
31
Bab XXXI
32
Bab XXXII
33
Bab XXXIII
34
Bab XXXIV
35
Bab XXXV
36
Bab XXXVI
37
Bab XXXVII
38
Bab XXXVIII
39
Bab XXXIX
40
Bab XL
41
Bab XLI
42
Bab XLII
43
Bab XLIII
44
Bab XLIV
45
Bab XLV
46
Bab XLVI
47
Bab XLVII
48
Bab XLVIII
49
Bab XLIX
50
Bab L
51
Bab LI
52
Bab LII
53
Bab LIII
54
Bab LIV
55
Bab LV
56
Bab LVI
57
Bab LVII
58
Bab LVIII
59
Bab LIX
60
Bab LX
61
Bab LXI
62
Bab LXII
63
Bab LXIII
64
Bab LXIV
65
Bab LXV
66
Bab LXVI
67
Bab LXVII
68
Bab LXVIII
69
Bab LXIX
70
Bab LXX
71
Bab LXXI
72
Bab LXXII
73
Bab LXXIII
74
Bab LXXIV
75
Bab LXXV
76
Bab LXXVI
77
Bab LXXVII
78
Bab LXXVIII
79
Bab LXXVIX
80
Bab LXXX
81
LXXXI
82
Bab LXXXII
83
Bab LXXXIII
84
Bab LXXXIV
85
Bab LXXXV
86
Bab LXXXVI
87
Bab LXXXVII
88
Bab LXXXVIII
89
Bab LXXXIX
90
Bab XC
91
Bab XCI
92
Bab XCII
93
Bab XCIII
94
Bab XCIV
95
Bab XCV
96
Bab XCVI
97
Bab XCVII
98
Bab XCVIII
99
Bab XCVIX
100
Bab C
101
Bab CI
102
Bab CII
103
Bah CIII
104
Bab CIV
105
Bab CV
106
Bab CVI
107
Bab CVII
108
Bab CVIII
109
Bab CIX
110
Bab CX
111
Bab CXI
112
CXII
113
CXIII
114
Bab CXIV
115
Bab CXV
116
Bab CXVI
117
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!