Bab IV

Katakan padaku siapa kamu

Katakan padaku dari mana asal mula dirimu

Katakan padaku kenapa ada rindu

Dan katakan padaku ada apa dengan hatiku

Mungkin ini lucu

Aku bukan perindu

Bukan juga perayu

Tapi aku sekedar pengagummu

Apa kamu tahu

Ada senyummu di setiap waktu

Ada tawamu yang mengikuti ku

Ada satu nama yang selalu menghantui ku

*****

Suasana kelas Anne selalu tenang dan tampak sepi. Entah kenapa sangat berbeda dengan suasana kelas Anna yang selalu ramai dan penuh keributan.

Saat Anne duduk di bangkunya seorang diri sambil membaca buku yang dia pinjam dari perpustakaan sekolah, tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkan dirinya dengan menegurnya pelan.

Tapi entah kenapa Anne bisa sampai terkejut, padahal biasanya dialah yang sering mengangetkan orang lain.

"Hai...!" sapa orang tersebut sambil duduk di bangku depan Anne yang kosong.

Anne terkejut bukan karena suaranya tapi karena wajah orang tersebut.

"Sapa?" tanya Anne cepat, menutupi rasa terkejutnya agar tidak terlihat oleh orang yang ada di depannya saat ini.

"Anak baru" jawab orang tersebut tanpa menyebutkan namanya.

"Elah... tahulah kamu anak baru. Nama bro?" Anne bertanya dengan gemas karena merasa jika orang yang ada didepannya sedang membuatnya menjadi kesal.

"Oh, tanya nama... kemaren udah memperkenalkan diri kok. Di depan pula!" jawab orang tersebut masih dengan suara yang pelan.

"Reseh deh!" jawab Anne dengan mengangkat kedua bahunya kemudian melanjutkan acara membacanya.

"Anne!" Panggil seseorang dari arah pintu kelas. Di sana tampak Alan sedang berjalan mendekat ke arah dimana Anne duduk sambil membaca.

"Apa sih, teriak-teriak saja!" gerutu Anne begitu Alan sudah mendekat.

"Hai bro...!" sapa Alan pada orang yang duduk di depan Anne.

"Hai juga!" Orang tersebut menjawab sapaan Alan dengan menganggukkan kepala dan tersenyum melihat keakrabannya bersama Anne.

Alan duduk di bangku sebelah Anne yang masih kosong. Dia melihat pergelangan Anne yang masih terlihat bengkak kemudian mencoba memegangnya. Tapi Anne lebih cepat merespon dengan menyingkirkan tangannya dari atas meja.

"Gak usah pegang-pegang!" Ancam Anne dengan mata melotot tajam ke arah Alan.

"Ye elah neng... cuma mau lihat udah baikan belum cidera kemaren!" Alan berkata memberikan alasannya.

"Kan bisa dilihat juga kali" kata Anne dengan mencibir.

"Gak usah ambil kesempatan sok perhatian!" kata Anne lagi karena Alan tampak nyengir mendengar semua perkataannya.

"Ngapain kamu kesini?" tanya Anne pada Alan setelah diam beberapa detik. Alan hanya menjawab pertanyaan Anne dengan mengangkat kedua bahunya sambil tersenyum miring.

"Ishhh... ditanya juga!" gerutu Anne karena Alan diam dan tidak menjawab pertanyaan darinya.

"Tadi bambang Alan sudah bilang, masih tanya lagi!" jawab Alan dengan gusar karena harus mendebat Anne yang banyak bicara seperti Dinda sepupunya.

"Jagain Anna sana! nanti sepupu reseh kamu ngerjain dia lagi!" kata Anne pada Alan seakan mengusirnya agar segera pergi.

"Dinda sedang di kantin bersama gengnya." Alan menjelaskan agar tidak kembali di usir oleh Anne.

"Aku beneran gak enak nih sama cidera yang kamu alami kemarin" kata Alex dengan suara pelan dan wajah yang terlihat sedih karena merasa menyesali kejadian kemarin.

"Udahlah... namanya juga latihan dan ini juga gak di sengaja" kata Anne menenangkan Alan.

"Atau kamu memang sengaja biar aku tidak bisa menghajar sepupu cantikmu saat mengerjai Anna!" kata Anne lagi dengan wajah serius menatap ke arah Alan.

"Ya ampun Anne... malah nuduh gitu kan!" Alan kaget mendengar tuduhan Anne.

"Tanya saja Anna, kemarin aku menyelamatkan dia dari kerjaan Dinda. Sayangnya malah bu Dewi yang apes kena getahnya!" kata Alan kembali menjelaskan.

Alan kemudian menceritakan kejadian kemarin di dalam kelasnya saat test dan Bu Dewi yang menjadi pengawasnya.

Anne tertawa lepas setelah mendengar cerita Alan. Dia tidak menyangka jika Dinda sebegitu ambisinya mengerjai Anna yang tidak banyak ulah seperti dirinya.

"Harusnya aku yang ada di kelas kamu bukan Anna. Biar Dinda ada lawannya!" kata Anne gemas dengan tingkah laku Dinda, sepupu Alan.

"Jangan dong, kalau kamu yang di kelas aku bisa perang dunia setiap hari!" Alan berkata dengan bergidik ngeri membayangkan jika Dinda yang usil melawan Anne yang aktif dan jago bela diri itu.

"Kan bisa latihan setiap hari sama kamu nantinya!" kata Anne sambil tertawa lepas mendengar perkataannya sendiri.

"Ogah... kemarin itu kalo kamu sedang fokus juga gak bakal cidera hanya karena serangan yang biasa dari aku!" Alan berkata dengan mengelengkan kepalanya sendiri.

Ternyata Anne dan Alan adalah teman di tempat pelatihan olahraga beladiri. Mereka hanya pura-pura tidak saling kenal saja jika sedang ada di luar. Apalagi jika di sekolah. Anne hanya ingin melindungi Anna dan Alan hanya ingin memantau adik sepupunya sekaligus ingin dekat dengan Anna. Cuma gayanya aja pura-pura minta di kenalkan dengan Anne, si bule temannya sendiri.

Mereka berdua tertawa kecil mengingat bahwa semuanya sudah mereka rencanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada yang bisa mengetahui semuanya.

"Udah, aku balik dulu. Cepat sembuh, biar aku bisa lawan kamu lagi. Gak asyik latihan tanpa bisa tanding sama kamu!" Alan berpamitan dengan mengacak rambut blonde Anne.

"Ishhh... reseh amat sih!" gerutu Anne yang yakin jika kini rambutnya jadi makin berantakan. Alan hanya menanggapi dengan tertawa kecil kemudian beranjak dari tempat duduknya.

"Duluan bro!" pamit Alan pada orang yang sedari tadi diam dan hanya menjadi pendengar setia pembicaraan mereka.

Orang yang dipamiti hanya mengangguk dengan tersenyum samar. Dan dari tempatnya duduk orang yang tadi disapa 'bro' oleh Alan hanya bisa memperhatikan semua pembicaraan dan keakraban mereka berdua tanpa mau ikut menimpali atau sekedar bertanya untuk membuat dirinya terlihat lebih akrab.

*****

Sore hari di tempat parkir sekolah. Terlihat sebuah mobil sport masuk dan keluar laki-laki setengah baya keluar dari pintu kemudi.

"Hai om!" Sapa Larry pada orang yang baru saja datang dan langsung turun begitu melihat dirinya sudah menunggu.

"Sudah lama ya pulangnya?" tanya orang yang tadi di sapa Larry dengan sebutan om.

"Sudah dari sejam yang lalu" jawab Larry datar. Dia tidak biasa menunggu tapi tidak enak juga jika harus marah pada om-nya sendiri yang sudah datang menjemput.

"Kenapa tidak menunggu di kantin atau pos?" tanya om-nya lagi.

"Malas, nanti banyak pertanyaan dari orang-orang" jawab Larry masih dengan wajah dan suara yang datar juga.

Terdengar suara hembusan nafas yang panjang dari orang yang datang menjemput tadi. Dia tidak tahu mau bertanya apa lagi agar Larry bisa bersikap layaknya anak-anak pada umumnya.

"Bagaimana cewek yang tadi kamu kirim fotonya? apa ada kabar baru?" Akhirnya dia bisa menemukan topik pembicaraan yang menurutnya bisa menaikkan mood Larry saat ini.

"Belum ada, hanya saja aku tahu jika dia sering latihan bela diri bersama Alan" jawab Larry dengan sedikit panjang di banding yang tadi.

"Kenapa tidak bertanya langsung kepada kepala sekolah atau pihak yayasan?" tanyanya lagi memberikan usulan.

"Jangan om! Aku ingin tahu sendiri lebih dulu untuk meyakinkan papa dan mama sebelum kejelasan itu terbukti. Aku tidak mau pihak sekolah maupun yayasan tahu. Nanti jika Larry sudah yakin tinggal bertanya dengan mereka yang bersangkutan saja" jawab Larry menjelaskan tentang maksud dan tujuannya saat ini.

Orang tersebut hanya mengangguk-anggukan kepalanya sendiri. Dia tahu jika Larry punya kemampuan yang baik juga sama dengan mamanya saat masih muda dulu.

Terpopuler

Comments

🍃CINCIN💍PUCAT🍃

🍃CINCIN💍PUCAT🍃

keren

2021-09-19

0

syafridawati

syafridawati

aku mampir dengan like dan fav semangat saling dukung ya di novel lelakimu makasih

2021-08-06

0

coco

coco

bagus kk.
jangan lupa mampir di dear star ya

2021-07-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab I
2 Bab II
3 Bab III
4 Bab IV
5 Bab V
6 Bab VI
7 Bab VII
8 Bab VIII
9 Bab IX
10 Bab X
11 Bab XI
12 Bab XII
13 Bab XIII
14 Bab XIV
15 Bab XV
16 Bab XVI
17 Bab XVII
18 XVIII
19 Bab XIX
20 Bab XX
21 Bab XXI
22 Bab XXII
23 Bab XXIII
24 Bab XXIV
25 Bab XXV
26 Bab XXVI
27 Bab XXVII
28 Bab XXVIII
29 Bab XXIX
30 Bab XXX
31 Bab XXXI
32 Bab XXXII
33 Bab XXXIII
34 Bab XXXIV
35 Bab XXXV
36 Bab XXXVI
37 Bab XXXVII
38 Bab XXXVIII
39 Bab XXXIX
40 Bab XL
41 Bab XLI
42 Bab XLII
43 Bab XLIII
44 Bab XLIV
45 Bab XLV
46 Bab XLVI
47 Bab XLVII
48 Bab XLVIII
49 Bab XLIX
50 Bab L
51 Bab LI
52 Bab LII
53 Bab LIII
54 Bab LIV
55 Bab LV
56 Bab LVI
57 Bab LVII
58 Bab LVIII
59 Bab LIX
60 Bab LX
61 Bab LXI
62 Bab LXII
63 Bab LXIII
64 Bab LXIV
65 Bab LXV
66 Bab LXVI
67 Bab LXVII
68 Bab LXVIII
69 Bab LXIX
70 Bab LXX
71 Bab LXXI
72 Bab LXXII
73 Bab LXXIII
74 Bab LXXIV
75 Bab LXXV
76 Bab LXXVI
77 Bab LXXVII
78 Bab LXXVIII
79 Bab LXXVIX
80 Bab LXXX
81 LXXXI
82 Bab LXXXII
83 Bab LXXXIII
84 Bab LXXXIV
85 Bab LXXXV
86 Bab LXXXVI
87 Bab LXXXVII
88 Bab LXXXVIII
89 Bab LXXXIX
90 Bab XC
91 Bab XCI
92 Bab XCII
93 Bab XCIII
94 Bab XCIV
95 Bab XCV
96 Bab XCVI
97 Bab XCVII
98 Bab XCVIII
99 Bab XCVIX
100 Bab C
101 Bab CI
102 Bab CII
103 Bah CIII
104 Bab CIV
105 Bab CV
106 Bab CVI
107 Bab CVII
108 Bab CVIII
109 Bab CIX
110 Bab CX
111 Bab CXI
112 CXII
113 CXIII
114 Bab CXIV
115 Bab CXV
116 Bab CXVI
117 Pengumuman
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab I
2
Bab II
3
Bab III
4
Bab IV
5
Bab V
6
Bab VI
7
Bab VII
8
Bab VIII
9
Bab IX
10
Bab X
11
Bab XI
12
Bab XII
13
Bab XIII
14
Bab XIV
15
Bab XV
16
Bab XVI
17
Bab XVII
18
XVIII
19
Bab XIX
20
Bab XX
21
Bab XXI
22
Bab XXII
23
Bab XXIII
24
Bab XXIV
25
Bab XXV
26
Bab XXVI
27
Bab XXVII
28
Bab XXVIII
29
Bab XXIX
30
Bab XXX
31
Bab XXXI
32
Bab XXXII
33
Bab XXXIII
34
Bab XXXIV
35
Bab XXXV
36
Bab XXXVI
37
Bab XXXVII
38
Bab XXXVIII
39
Bab XXXIX
40
Bab XL
41
Bab XLI
42
Bab XLII
43
Bab XLIII
44
Bab XLIV
45
Bab XLV
46
Bab XLVI
47
Bab XLVII
48
Bab XLVIII
49
Bab XLIX
50
Bab L
51
Bab LI
52
Bab LII
53
Bab LIII
54
Bab LIV
55
Bab LV
56
Bab LVI
57
Bab LVII
58
Bab LVIII
59
Bab LIX
60
Bab LX
61
Bab LXI
62
Bab LXII
63
Bab LXIII
64
Bab LXIV
65
Bab LXV
66
Bab LXVI
67
Bab LXVII
68
Bab LXVIII
69
Bab LXIX
70
Bab LXX
71
Bab LXXI
72
Bab LXXII
73
Bab LXXIII
74
Bab LXXIV
75
Bab LXXV
76
Bab LXXVI
77
Bab LXXVII
78
Bab LXXVIII
79
Bab LXXVIX
80
Bab LXXX
81
LXXXI
82
Bab LXXXII
83
Bab LXXXIII
84
Bab LXXXIV
85
Bab LXXXV
86
Bab LXXXVI
87
Bab LXXXVII
88
Bab LXXXVIII
89
Bab LXXXIX
90
Bab XC
91
Bab XCI
92
Bab XCII
93
Bab XCIII
94
Bab XCIV
95
Bab XCV
96
Bab XCVI
97
Bab XCVII
98
Bab XCVIII
99
Bab XCVIX
100
Bab C
101
Bab CI
102
Bab CII
103
Bah CIII
104
Bab CIV
105
Bab CV
106
Bab CVI
107
Bab CVII
108
Bab CVIII
109
Bab CIX
110
Bab CX
111
Bab CXI
112
CXII
113
CXIII
114
Bab CXIV
115
Bab CXV
116
Bab CXVI
117
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!