Waktu mengajarkan banyak hal
Tentang rasa
Tentang cinta
Tentang cita
Waktu memberikan banyak waktu
Untuk berpikir
Untuk merasakan
Untuk belajar
Waktu menjawab banyak pertanyaan
Apapun soalnya
Karena waktu berjalan bersama takdir
Dan Tuhan yang merestui
*****
Anna terlonjak kaget saat mendengar suara teriakan Anne yang memanggil namanya. Hampir saja dia terjengkang dari tempatnya duduk sangking kagetnya.
"Annaaa...!!!" Teriakan Anne masih mengema beberapa kali saat sudah mendekat dimana Anna duduk termenung seorang diri sedari tadi.
"Apaan si... bisa gak kalau gak teriak?" keluh Anna dengan menutup kedua telinganya dengan tangganya sendiri.
Berbeda dengan Anna, Anne justru terkekeh senang melihat temannya terkejut dengan kedatangan dan teriakannya tadi.
"Terapi kejut biar kamunya gak bengong aja. Bisa kesurupan nantinya!" kata Anne menakuti Anna yang memang sedikit penakut.
"Hihhh apaan sih?!" seru Anna dengan wajah cemas dan takut.
"Hahaha..." Tawa Anne menggema membuat anak-anak yang sedang asyik bermain menoleh kearah mereka berdua.
"Peace!" kata Anne dengan dua jari menunjuk huruf V di depan mukanya karena anak-anak sedang melihatnya dengan tatapan mata yang ganjil.
"Tuh kan... kamu sih!" kata Anna mengeleng dengan semua ulah Anne yang selalu membuat orang lain terkejut ataupun marah. Tapi semuanya juga sudah memaklumi karena dengan adanya Anne yang ceria dan cuek suasana panti terlihat ramai dan penuh tawa.
"Kamu juga, kenapa melamun saja di sini sendirian pula?" tanya Anne yang sudah ikut duduk di samping Anna.
"Tidak ada apa-apa Inne. Mungkin hanya perasaan kamu saja yang sedang sensitif." Anna menjawab pertanyaan dari Anne dengan ambigu. Tentu saja yang mendengar jawaban dari Anna akan mengernyitkan keningnya, apalagi Anne yang memang tidak mengerti arah perkataan yang di maksud oleh Anna.
"Kalau ngomong yang jelas napa, biar aku tidak bingung" kata Anne memelas. Tapi Anna malah tersenyum simpul.
"Tidak apa, sudahlah." Anna hanya mengangguk dan tersenyum melihat Anne yang masih menatap ke arahnya dengan wajah penuh kebingungan.
"Oh ya, tadi kamu teriak-teriak memanggil namaku ada apa?" tanya Anna yang kembali ingat dengan kejadian tadi.
"Tidak ada apa-apa, hanya ingin memanggil kamu saja" jawab Anne dengan mengangkat kedua bahunya cuek.
"Hah... aku pikir ada apaan yang penting!" Anna menggerutu dengan jawaban Anne yang tidak disangkanya. Dia berpikir jika ibu panti sedang mencarinya karena membutuhkan pertolongan atau ada keperluan lainnya.
*****
Suasana kelas yang sedari tadi tegang, karena semua sedang serius mengerjakan tugas, menjadi sedikit ricuh karena ulah Alan.
Dia melempar kertas ke arah Anna dan ketahuan oleh Bu Dewi. Guru bahasa Indonesia yang sedang menjadi pengawas test hari ini.
"Alan. Maju kedepan, sekarang!" kata Bu Dewi memberikan perintahnya, kemudian memungut kertas yang tadi Alan lempar ke meja Anna.
"Anna. Apa kamu bekerja sama dengan Alan?" tanya Bu Dewi dengan mata memicing. Dia tidak yakin jika Anna berbuat curang, karena setau Bu Dewi Anna adalah siswi yang pintar dan memang masuk melalui seleksi beasiswa prestasi.
Anna tidak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Bu Dewi. Dia hanya mengeleng dan menatap bingung kearah Alan yang sudah berdiri di depan kelas. Tapi Alan diam tanpa mempedulikan semua mata yang tertuju pada dirinya.
Bu Dewi mencoba membuka kertas yang di lempar Alan. Tapi dia malah menjadi bingung karena di dalam kertas yang di bentuk menyerupai bola kecil ada tulisan kalimat peringatan dan bukan jawaban dari soal ujian kali ini.
#Jangan membuka tas bagian depan!#
Bu Dewi memandang ke arah Alan yang sedang berdiri dengan wajah menunduk, meskipun tetap tenang. Tapi Bu Dewi seakan mengerti apa yang sedang terjadi dan kenapa Alan melakukan hal ini. Mungkin ada alasan lainnya lagi.
"Baiklah. Untuk Alan dan Anna setelah ini langsung ikut keruangan saya."Bu Dewi memberikan perintahnya lagi.
Terdengar suara kasak kusuk dibelakang membicarakan mereka berdua.
"Eh... begitu kelakuan siswi berprestasi?"
"Wah... gak nyangka!"
"Idih sok imut ternyata..." Dan masih banyak celotehan yang lainnya.
Anna sudah pusing mendengar semua suara-suara sumbang tersebut. Dia yakin jika hal ini tidak akan selesai begitu saja dengan mudah.
"Karena waktu sudah habis sekarang semuanya segera mengumpulkan tugas masing-masing dan silahkan langsung keluar untuk beristirahat. Kecuali Anna dan Alan!" Kata Bu Dewi pada semua muridnya yang sedang mengerjakan tugas-tugasnya.
Setelah semua siswa mengumpulkan kertas tugas masing-masing, Bu Dewi meminta Alan untuk menjelaskan tentang maksud kertas yang dia lempar tadi.
"Kami tidak perlu ikut ke ruangan ibu?" tanya Alan yang masih ingat dengan jelas apa yang tadi dikatakan oleh Bu Dewi agar mereka berdua ikut ke ruangan guru guna menjelaskan tentang maksud tulisan Alan dan kejadian ini.
"Jika kamu bisa menjelaskan pada ibu dan itu masuk akal, ibu rasa tidak perlu sampai ruangan guru ataupun BK" jawab Bu Dewi yang masih memberikan kesempatan dan waktu pada Alan.
"Tadi Alan mendengar seseorang yang sedang membicarakan tentang isi tas Anna Bu. Dan itu bukan hal yang baik" kata Alan menjelaskan.
"Kamu yakin?" tanya Bu Dewi seperti tidak mempercayai apa yang sedang Alan jelaskan.
Alan mengangguk dengan pasti sebagai jawabanya sedangkan Anna melihat dengan wajah yang bingung.
Bu Dewi tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Alan. Dia berjalan ke arah tempat duduk Anna untuk membuktikan kebenaran dari tulisan tangan Alan sewaktu masih test tadi.
Dengan gerakan ragu Bu Dewi mengambil tas Anna dan membawa ke depan. Dia sendiri juga yang membuka tas bangian depan milik Anna.
"Huwaaaaa...!" Bu Dewi berteriak nyaring dan melangkah mundur sangking kagetnya dengan apa yang dilihatnya barusan.
Dalam tas bagian depan Anna ada seekor cicak dan juga kecoa yang sedang menatap dirinya penuh harap untuk bisa kembali bebas.
Alan dan Anna yang berada di belakang Bu Dewi dengan sigap menangkap tubuh Bu Dewi agar tidak terjerembab jatuh ke belakang.
Dengan nafas ngos-ngosan Bu Dewi melotot berbalik menatap ke arah Alan.
"Kamu mau ngerjain ibu?" kata Bu Dewi masih dengan nafas memburu dan suara yang terdengar ketakutan.
"Lho kok malah nuduh Alan Bu? kan tadi Alan memberikan peringatan!" jawab Alan membantah untuk membela diri jika dia tidak bermaksud membuat Bu Dewi jantungan.
"Lalu kenapa kamu tidak memberitahu jika isinya sejenis itu..." kata Bu Dewi dengan wajah takut dan tidak bisa menyebutkan nama hewan yang tadi lihat.
Semua murid di kelas Alan juga tahu jika bu Dewi sangat takut dengan dua jenis hewan tersebut.
"Kan itu juga Alan tidak tahu jika isinya macam begitu. Alan cuma dengar jika ada seseorang yang mau mengerjai Anna Bu!" Alan masih mencoba untuk membela diri.
"Siapa?" tanya Bu Dewi cepat. Dia tidak ingin ketahuan jika masih dalam mode terkejut.
"Alan tidak tahu Bu. Tapi sepertinya ini bagus juga buat terapi jantung!" jawab Alan dengan mode wajah yang seperti orang sedang berpikir.
"Maksud kamu?" Bu Dewi kembali bertanya dengan wajah cemas.
"Terapi kejut Bu... biar jantung sehat!" Seru Alan berteriak dan berlari keluar kelas dengan menyeret tangan Anna.
Anna yang tidak siap pun jadi terseret dan tertatih mengimbangi langkah Alan yang lebar karena setengah berlari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Hiat
hadir rhorr
2021-07-29
0
🎤ImaEdg🎧
He's a Prince hadir buatmu 🥰
2021-07-21
0
Hanna Devi
hai.. salam dari Cinta Kedua Untuk Zylva 😍
2021-06-30
0