Bab 4. Bukan Salah Siapapun.

Hati Vim nelangsa. Ia sedari tadi berada di situ menikmati cerahnya malam tak menyangka Laras akan hadir di kolam renang juga. Vim ingin meninggalkan tempat duduknya tetapi separuh hatinya menahan tetap diam di tempat.

Menunggu apa yang Vano dan Laras lakukan selanjutnya. Laras duduk di pinggir kolam renang dengan kaki menjuntai.

"Jika kau tidak mau turun, aku akan menarikmu." Ujar Vano mendesak Laras agar mau berenang

"Jangan. Aku malas basah malam-malam."

"Tapi kakimu sudah basah. Sekalian saja berenang."

Vano memercikkan air ke arah Laras. Laras menjerit.

"Turunlah."

Kali ini tangan Laras ditarik oleh Vano hingga Laras merosot ke dalam kolam. Vano dengan cepat mengangkat tubuh Laras yang terjun bebas ke dalam air. Seketika Laras mengusap wajah

nya berulangkali.

Jika mereka berdua sedang bahagia, tidak dengan Vim. Vim merasakan ada yang menyayat hatinya melihat keintiman mereka. Daripada menambah sakit hati, Vim beranjak meninggalkan bangku yang ia duduki sejak tadi.

Menutup pintu kamarnya yang menghadap ke kolam renang

dengan gorden dan meraih kunci. Dalam hitungan menit mobil Vim sudah menderu meninggalkan bagasi rumah.

Udara malam tidak terasa menyejukkan bagi hati Vim yang sedang terbakar cemburu. Vim sekuat tenaga berusaha menghilangkan setiap rasa yang hadir saat berdekatan atau melihat Laras, tetapi tetap tidak berhasil. Rasa itu terus ada bahkan tumbuh subur di hati Vim hingga Vim memutuskan untuk menjauhi Laras. Vim harus pergi dan memulai usaha sendiri agar bisa jauh dari Laras. Untuk itulah Vim berencana menyusul Vadli.

Sementara Laras dan Vano masih di tempat semula. Dinginnya air menjadikan perut Laras lapar minta diisi makanan. Laras me-

nepi menuju tangga kolam.

"Aku sudah terasa lapar. Dinginnya air membuatku lapar lagi."

"Makan saja lagi. Minta tolong bibik antar ke sini."

"Nanti saja. Pakaianku sudah kering aku bisa mengambilnya sendiri."

"Bagaimana dengan sketsaku. Sudah selesai?"

"Belum. Sedikit lagi akan selesai. Aku kehabisan tinta."

Sebenarnya yang Laras butuhkan adalah tinta biasa yang mudah didapatkan, namun Laras belum sempat membeli tinta itu.

"Aku bisa mengantarkan membeli tinta itu. Kau mau?"

Vano menawarkan diri dan Laras tidak menolak.

"Boleh. Aku ganti baju dulu ya."

"Ya kita ganti baju dulu. Kau di kamarmu dan aku di kamarku."

"Tentu..haahaaa."

Laras mengakhiri percakapan sebelum mereka berpisah masuk ke dalam kamar masing-masing.

Lima belas menit kemudian Vano telah menunggu Laras di mobil

nya.

"Lama menunggu ya. Maafkan aku."

"Tidak lama. Boleh jalan sekarang?"

"Boleh."

"Sebelum membeli pena kita makan dulu ya."

"Mas bawa uang?"

"Bawa dong. Perlu kutunjukkan dompetku yang tebal?" Ujar Vano menyombongkan diri.

"Ehm..Iya uang pemberian mami. Mas kan belum gajian."

"Iya sih tapi mami berbaik hati memberiku uang jajan sampai akhir bulan."

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, berhenti di sebuah tempat jajanan makanan. Mereka singgah di sebuah mini market membeli tinta yang dibutuhkan dan kertas untuk membuat sketsa, tidak lupa sedikit jajanan untuk Laras. Waktu sudah hampir jam sembilan malam. Sebuah panggilan ponsel menghentikan langkah Vano yang hampir melewati pintu.

Laras ikut berhenti menunggu Vano berbicara dengan penelpon.

Setelahnya Vano berbicara pada Laras.

"Laras dengarkan, aku harus melihat temanku yang baru masuk unit gawat darurat, ada yang perlu kuurus. Kau tunggu di sini sampai Pak Uun sopir mami datang menjemput. Mengerti Laras?"

"Ya aku mengerti tapi..lamakah Pak Uun tiba?"

"Tidak lama. Kau tunggu ya. Aku akan menelpon Pak Uun. Jangan kemana-mana." Pesan Vano lagi.

Laras mengangguk mengiyakan dan seorang diri menunggu pak sopir datang menjemput. Menunggu di antara para pembeli lain yang hilir mudik masuk keluar mini market. Setengah jam berlalu ketika Laras melirik jam tangan.

Laras mulai bosan dan gelisah. Dia mencoba menghubungi Vano tapi tidak diangkat. Untuk menghubungi Vim, Laras merasa takut. Nomor Pak sopir tidak pernah Laras simpan.

Menunggu sambil berdoa agar pak sopir segera kelihatan di depan Laras. Menunggu terasa membosankan bagi Laras. Laras memalingkan wajah ke kanan saat namanya disebut oleh sebuah suara. Tidak terlalu susah menemukan sumber suara karena pemiliknya ada di dalam mobil yang berhenti di pinggir jalan tidak jauh dari Laras.

Ternyata suara itu adalah milik Edo, sahabat Vim. Laras merasa senang dengan datangnya Edo. Ia bisa meminta Edo mengantarkan kembali ke rumah. Edo tampak turun dari mobil menghampiri Laras.

"Kamu sama siapa? Kenapa di sini?"

"Aku tadi bersama Vano membeli ini." Laras menunjukkan bawaannya.

"Mana Vano, mengapa kau sendirian?"

"Aku menunggu pak Uun datang. Vano harus bertemu temannya tadi."

"Jadi kau sendirian??"

"Ya tapi nanti Pak Uun datang menjemput."

"Sudah lama ya. Kelihatan kau gelisah sekali."

"Lumayan mas."

"Begini, ikut aku saja nanti kuantar pulang."

"Tapi nanti Pak Uun akan mencari."

"Kalau Pak Uun tidak datang bagaimana?"

"Ehm..aku tidak tahu."

"Makanya ikut aku dulu. Aku mengantarkan barang kawanku sebentar, setelah itu aku antar kau pulang ya."

Laras berpikir sebentar tapi kemudian ia setuju dengan ajakan Edo. Edo memandang Laras. Andai saja Vim mengetahui Laras berdiri di tempat itu seorang diri, Edo percaya Vim pasti marah.

"Jangan takut aku tidak akan berbuat jahat padamu. Masuklah."

Pintu mobil dibuka oleh Edo. Laras duduk di sebelah Edo dan mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Saling diam selama di perjalanan. Berhubung Laras baru dua kali ini berjumpa dengan Edo sehingga ia masih

merasa canggung.

"Kita sudah sampai. Kau ikut masuk ya. Aku tidak mau meninggalkanmu sendirian di sini . Bisa panjang urusanku dengan Vim kalau terjadi seauatu."

Di depan tempat itu kelihatan tidak ramai. Sebuah klub malam yang tidak terlalu mewah dan besar. Eksteriornya apik yang membuatnya tampak menarik.

Siapa sangka di dalamnya penuh gemerlap dan lumayan ramai pengunjung.

Edo mencari-cari sahabatnya si Dion. Jam tangan di dalam kotak yang dibawa Edo sudah dinantikan Dion sejak minggu lalu.

Mereka janjian bertemu di club itu.

Laras mengekori Edo sedari tadi. Suasana nya begitu asing buat Laras. Untuk pertama kali Laras masuk ke tempat seperti itu.

"Di belum puas kau dengan Tira. Sebentar lagi kalian menikah."

Edo menegur Dion hand sedang berbicara dengan seorang wanita.

"Jangan prasangka dulu. Dia menanyakan Vim."

Dion mengarahkan matanya ke seorang wanita dua puluh lima tahun yang tadi berbicang dengan

Dion.

"Oh Vim ada di sini? Mana dia?"

"Ke toilet. Hei ini siapa?" Tanya Dion.

"Dia Laras adik Vim. Kalian belum pernah bertemu ya."

"Benar. Nah itu Vim datang."

Edo dan Laras bersamaan menoleh ke belakang. Edo membalikkan badannya akan menyambut Vim.

Buuuuggg

Di luar dugaan Vim meninju perut Edo tiba-tib dan Edo sama sekali tidak menyangka akan men-

dapatkan pukulan mendadak.

"Vim! Apa-apaan kau!" Teriak Edo.

Buuuuggg

"Vim! Vim! Kendalikan emosimu!!"

Kali ini Dion turun tangan menangani Vim. Mengapit perut

Vim dengan kedua tangannya.

Laras menjerit. Beberapa orang di samping mereka menjauh. Dion berusaha menahan Vim agar tidak menyerang Edo lagi tapi Vim yang terbawa emosi mencoba berontak ingin membantai sahabatnya sendiri.

"Mengapa kau mengajaknya kemari?!"

Vim bertanya dengan penuh amarah mendapati Laras berada di tempat itu bersama sahabat

nya. Sebenarnya ada hubungan apa Laras dan Vim. Buat Vim Laras terlalu lugu untuk diajak ke tempat itu selain dengan dirinya. Jika Laras berada di situ haruslah bersama Vim. Vim yang akan

menjaga Laras.

"Aku akan mengantarnya pulang tapi nanti setelah memberikan ini pada Dion."

"Berikan saja sendiri. Mengapa kau bawa Laras?"

"Kau tanya saja Laras kenapa ia di depan minimarket tanpa pengawalan."

Edo mengusap hidungnya dengan punggung tangan. Kotak yang di- bawa tadi diserahkan kepada Dion

pemilik jam tangan bermerk itu.

"Masih untung Laras bertemu denganku hhhhh!"

Dengan wajah kesal Edo pergi meninggalkan sahabatnya.

Vim menggandeng tangan Laras mengajak Laras pulang diikuti oleh Dion.

Laras diam seribu bahasa begitupun dengan Vim. Tidak ada yang ingin memulai memecah keheningan di antara mereka.

Hingga sampai di rumah, Laras turun dari mobil dan langsung menuju kamarnya.

Terpopuler

Comments

TK

TK

lanjutkan

2021-11-06

1

[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝

[💝¹³_ALi💫¹⁶JaFar²⁰*💝

like

2021-11-03

1

Jo Doang

Jo Doang

udha masuk fav.. aku mendukungmu

2021-10-31

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Adik Baru.
2 Bab 2. Berada di keluarga baru.
3 Bab 3. Rasa di hati Vim.
4 Bab 4. Bukan Salah Siapapun.
5 Bab 5. Vano meninggalkan semuanya.
6 Bab 6. Ke luar kota berdua.
7 Bab 7. Terpaksa sekamar.
8 Bab 8. Sebelum pulang.
9 Bab 9. Bertemu Rival.
10 Bab 10. Lamaran datang.
11 Bab 11. Memilih Laras.
12 Bab 12. Kabar berita.
13 Bab 13. Memilih Satu Dari Dua.
14 Bab 14. Persiapan Pernikahan.
15 Bab 15. Curahan Hati.
16 Bab 16. Acara yang lancar.
17 Bab 17. Memulai Hari Berdua.
18 Bab 18. Laras Ingin Tahu.
19 Bab 19. Membahagiakan Ponakan.
20 Bab 20. Pertemuan Tak Terduga.
21 Bab 21. Pertengkaran Kecil.
22 Bab 22. Memasak Sendiri.
23 Bab 23. Ancaman Edo.
24 Bab 6. Bertemu dengan mereka.
25 Bab 25. Ungkapan Hati Rony.
26 Bab 26. Menyatukan Rasa.
27 Bab 27. Terima Kasih Sayang.
28 Bab 28. Les Dan Kenalan Baru.
29 Bab 29. Kejutan Menjelang Sore
30 Bab 30. Memecahkan Persoalan.
31 Bab 31. I Miss You.
32 Bab 32. Hadiah Mami.
33 Bab 33. Aurora Lagi.
34 Bab 34. Perhatian Vim.
35 Bab 35. Jamuan Kecil.
36 Bab 36. Kemenangan.
37 Bab 37. Liburan di bungalow.
38 Bab 38. Bincang Malam.
39 Bab 39. Liburan di Bungalow 1.
40 Bab 40. Liburan di Bungalow 2
41 Bab 41. Rendezvous ??
42 Bab 42. Kekesalan yang sirna.
43 Bab 43. Pulang.
44 Bab 44. Dia bahagia Bersamaku.
45 Bab 45. Harapan.
46 Bab 46. Hadiah berharga.
47 Bab 47. Ririn si teman lama.
48 Bab 48. Rencana Vim.
49 Bab 49. Bila perlu hancurkan.
50 Bab 50. Kenalan Baru.
51 Bba 51. Merindu.
52 Bab 52. Tuduhanmu.
53 Bab 53. Cemburu dan Curiga.
54 Bab 54. Di toko Laras.
55 Bab 55. Pusing mendera.
56 Bab 56. Mengganggu pikiran.
57 Bab 57. Amplop misterius.
58 Bab 58. Romantisme kecil.
59 Bab 59. Mencari jawaban.
60 Bab 60. Mencari jawaban 1.
61 Bab 61. Menyusul Laras.
62 Bab 62. Ketahuan ibu.
63 Bab 63. Di hari Minggu.
64 Bab 64. Mengantarkan pesanan.
65 Bab 65. Aku mencintainya.
66 Bab 66. Shopping berdua.
67 Bab 67. Perdebatan.
68 Bab 68. Dia menggenggam persahabatan.
69 Bab 69. Suatu pagi.
70 Bab 70. Kado tak diinginkan.
71 Bab 71. Kado dari Vim.
72 Bab 72. Menolong Edo.
73 Bab 73. Di Rumah Sakit.
74 Babb74. Aku menahan rasa.
75 Bab 75. Tidak bisa memilih.
76 Bab 76. Meminta persetujuan.
77 Bab 77. Menghadiri rapat.
78 Bab 78. Kangen toko.
79 Bab 79. Obrolan pagi hari.
80 Bab 80. Resah gelisah.
81 Bab 81. Mencari Vim.
82 Bab 82. Malam yang damai.
83 Bab 83. Indahnya berdua.
84 Bab 84. Kiriman mami
85 Bab 85. Mengapa terburu-buru
86 Bab 86. Janji makan malam
87 Bab 87. Dia datang.
88 Bab. 88. Tidak boleh hadir.
89 Bab. 89. Reuni pagi.
90 Bab 90. Malam reuni.
91 Bab 91. Ingin liburan.
92 Bab 92. Resah menyelinap.
93 Bab 93. Mami datang.
94 Bab 94. Inikah tanda?
95 Bab 95. Berita baik.
96 Bab 96. Di rumah mami.
97 Bab 97. Perhatian Vim.
98 Bab 98. Ingin rujak
99 Bab 99. Berjauhan sementara.
100 Bab 100. Empat bulan.
101 Bab 101. Persiapan.
102 Bab 102. Waktu berputar.
103 Bab 103. Malaikat kecil.
104 Bab 104. Baby boy pulang.
105 Bab 105. Kesepian.
106 Bab 106. Bahagia yang sempurna.
107 Bab 107. Duka.
108 Bab 108. Aku tak berdaya.
109 Bab 109. Percaya diri yang hilang
110 Bab 110. Tinggalkan aku.
111 Bab 111. Berusaha.
112 Bab 112. Terus berusaha.
113 Bab 113. Kau pecundang Vim.
114 Bab 114. Selalu setia.
115 Bab 115. Masih ada bahagia.
116 Bab 116. Dua lelaki lain.
117 Bab 117. Ditinggalkan.
118 Bab 118. Satu rasa.
119 Bab 119. Pilihan.
120 Bab 120. Harapan.
121 Bab 121. Pertemuan.
122 Bab 122. Bahagia menjelang.
123 Bab 123. Pulang ke rumah.
124 Bab 124. Menyelamatkan rumah.
125 Bab 125. Cerita di kala hujan.
126 Bab 126. Roni mengancam
127 Bab 127. Edo butuh perhatian.
128 Bab 128. Aku takkan mengalah.
129 Bab 129. Mencurigakan.
130 Bab 130. Di tempat asing.
131 Bab 131. Berusaha.
132 Bab 132. Dalam tawanan 1
133 Bab 133. Dalam tawanan 2.
134 Bab 134. Rencana
135 Bab 135. Memulai petualangan.
136 Bab 136. Diterima
137 Bab 137. Dekat tapi jauh.
138 Bab 138.
139 Bab 139. Ini aku sayang.
140 Bab 140. Berhasil.
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Bab 1. Adik Baru.
2
Bab 2. Berada di keluarga baru.
3
Bab 3. Rasa di hati Vim.
4
Bab 4. Bukan Salah Siapapun.
5
Bab 5. Vano meninggalkan semuanya.
6
Bab 6. Ke luar kota berdua.
7
Bab 7. Terpaksa sekamar.
8
Bab 8. Sebelum pulang.
9
Bab 9. Bertemu Rival.
10
Bab 10. Lamaran datang.
11
Bab 11. Memilih Laras.
12
Bab 12. Kabar berita.
13
Bab 13. Memilih Satu Dari Dua.
14
Bab 14. Persiapan Pernikahan.
15
Bab 15. Curahan Hati.
16
Bab 16. Acara yang lancar.
17
Bab 17. Memulai Hari Berdua.
18
Bab 18. Laras Ingin Tahu.
19
Bab 19. Membahagiakan Ponakan.
20
Bab 20. Pertemuan Tak Terduga.
21
Bab 21. Pertengkaran Kecil.
22
Bab 22. Memasak Sendiri.
23
Bab 23. Ancaman Edo.
24
Bab 6. Bertemu dengan mereka.
25
Bab 25. Ungkapan Hati Rony.
26
Bab 26. Menyatukan Rasa.
27
Bab 27. Terima Kasih Sayang.
28
Bab 28. Les Dan Kenalan Baru.
29
Bab 29. Kejutan Menjelang Sore
30
Bab 30. Memecahkan Persoalan.
31
Bab 31. I Miss You.
32
Bab 32. Hadiah Mami.
33
Bab 33. Aurora Lagi.
34
Bab 34. Perhatian Vim.
35
Bab 35. Jamuan Kecil.
36
Bab 36. Kemenangan.
37
Bab 37. Liburan di bungalow.
38
Bab 38. Bincang Malam.
39
Bab 39. Liburan di Bungalow 1.
40
Bab 40. Liburan di Bungalow 2
41
Bab 41. Rendezvous ??
42
Bab 42. Kekesalan yang sirna.
43
Bab 43. Pulang.
44
Bab 44. Dia bahagia Bersamaku.
45
Bab 45. Harapan.
46
Bab 46. Hadiah berharga.
47
Bab 47. Ririn si teman lama.
48
Bab 48. Rencana Vim.
49
Bab 49. Bila perlu hancurkan.
50
Bab 50. Kenalan Baru.
51
Bba 51. Merindu.
52
Bab 52. Tuduhanmu.
53
Bab 53. Cemburu dan Curiga.
54
Bab 54. Di toko Laras.
55
Bab 55. Pusing mendera.
56
Bab 56. Mengganggu pikiran.
57
Bab 57. Amplop misterius.
58
Bab 58. Romantisme kecil.
59
Bab 59. Mencari jawaban.
60
Bab 60. Mencari jawaban 1.
61
Bab 61. Menyusul Laras.
62
Bab 62. Ketahuan ibu.
63
Bab 63. Di hari Minggu.
64
Bab 64. Mengantarkan pesanan.
65
Bab 65. Aku mencintainya.
66
Bab 66. Shopping berdua.
67
Bab 67. Perdebatan.
68
Bab 68. Dia menggenggam persahabatan.
69
Bab 69. Suatu pagi.
70
Bab 70. Kado tak diinginkan.
71
Bab 71. Kado dari Vim.
72
Bab 72. Menolong Edo.
73
Bab 73. Di Rumah Sakit.
74
Babb74. Aku menahan rasa.
75
Bab 75. Tidak bisa memilih.
76
Bab 76. Meminta persetujuan.
77
Bab 77. Menghadiri rapat.
78
Bab 78. Kangen toko.
79
Bab 79. Obrolan pagi hari.
80
Bab 80. Resah gelisah.
81
Bab 81. Mencari Vim.
82
Bab 82. Malam yang damai.
83
Bab 83. Indahnya berdua.
84
Bab 84. Kiriman mami
85
Bab 85. Mengapa terburu-buru
86
Bab 86. Janji makan malam
87
Bab 87. Dia datang.
88
Bab. 88. Tidak boleh hadir.
89
Bab. 89. Reuni pagi.
90
Bab 90. Malam reuni.
91
Bab 91. Ingin liburan.
92
Bab 92. Resah menyelinap.
93
Bab 93. Mami datang.
94
Bab 94. Inikah tanda?
95
Bab 95. Berita baik.
96
Bab 96. Di rumah mami.
97
Bab 97. Perhatian Vim.
98
Bab 98. Ingin rujak
99
Bab 99. Berjauhan sementara.
100
Bab 100. Empat bulan.
101
Bab 101. Persiapan.
102
Bab 102. Waktu berputar.
103
Bab 103. Malaikat kecil.
104
Bab 104. Baby boy pulang.
105
Bab 105. Kesepian.
106
Bab 106. Bahagia yang sempurna.
107
Bab 107. Duka.
108
Bab 108. Aku tak berdaya.
109
Bab 109. Percaya diri yang hilang
110
Bab 110. Tinggalkan aku.
111
Bab 111. Berusaha.
112
Bab 112. Terus berusaha.
113
Bab 113. Kau pecundang Vim.
114
Bab 114. Selalu setia.
115
Bab 115. Masih ada bahagia.
116
Bab 116. Dua lelaki lain.
117
Bab 117. Ditinggalkan.
118
Bab 118. Satu rasa.
119
Bab 119. Pilihan.
120
Bab 120. Harapan.
121
Bab 121. Pertemuan.
122
Bab 122. Bahagia menjelang.
123
Bab 123. Pulang ke rumah.
124
Bab 124. Menyelamatkan rumah.
125
Bab 125. Cerita di kala hujan.
126
Bab 126. Roni mengancam
127
Bab 127. Edo butuh perhatian.
128
Bab 128. Aku takkan mengalah.
129
Bab 129. Mencurigakan.
130
Bab 130. Di tempat asing.
131
Bab 131. Berusaha.
132
Bab 132. Dalam tawanan 1
133
Bab 133. Dalam tawanan 2.
134
Bab 134. Rencana
135
Bab 135. Memulai petualangan.
136
Bab 136. Diterima
137
Bab 137. Dekat tapi jauh.
138
Bab 138.
139
Bab 139. Ini aku sayang.
140
Bab 140. Berhasil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!