Didalam sebuah ruangan Zaira masih dalam keadaan bingung menatap wanita yang ada di hadapannya dan begitu perhatian kepadanya tapi berulang-ulang ia mengingat tetap saja ia tidak mengenal wanita yang kini tengah duduk dan tersenyum dihadapannya.
Maria saat ini sedang menemani Zaira diruang perawatan karena kondisi Zaira yang lemah dan tadi sempat pingsan mengharuskan Zaira untuk dirawat. sementara Azka setelah Zaira mendapat penanganan medis ia meninggalkan Zaira bersama sang mama karena harus menggantikan papanya menghadiri rapat penting.
" Kamu makan dulu ya sayang!" Maria menyodorkan sesendok nasi dan lauknya ke bibir Zaira dan Zaira menggeleng.
" Kamu harus makan ya sayang walaupun sedikit biar ada tenaga untuk melihat ayahmu!" bujuk Maria selembut mungkin.
Zaira hanya diam lalu bibirnya terangkat
" Ta..tante , sa .. saya ingin melihat keadaan ayah" ucap Zaira terbata bata dengan air mata yang sudah menganak sungai.
Maria yang melihat wajah sedih Zaira merasa iba dan dengan lembut ia mengusap puncak kepala Zaira.
" iya sayang kita akan menemui ayah kamu, tapi sebelum itu kamu makan dulu ya nak, sedikit saja!" ucap Maria lembut tapi Zaira tetap menggeleng.
" Za tidak laper Tante!" ucap Zaira pelan
Maria tersenyum dan meletakkan nampan makanan yang di pegangnya di atas kabinet samping tempat tidur pasien.
tanpa menunggu lama Zaira langsung turun dari tempat tidur, melihat Zaira sudah hendak turun Maria langsung membantunya.
" Tante bantu ya sayang!" tawar Maria memegang lengan Zaira dan memapahnya.
" terima kasih Tante!" ucap Zaira yang berjalan masih sedikit sempoyongan.
Zaira dan Maria sudah sampai di depan pintu ruangan ayahnya dirawat, di depan ruangan hanya ada bunda Aryani yang langsung menghampiri putrinya.
" Kamu tidak apa-apa sayang?" tanya Aryani disela pelukannya.
" Za tidak apa-apa kok bund, gimana keadaan ayah bunda?" terlihat raut kecemasan diwajah putrinya yang pucat pasih.
" ayah harus menjalani operasi sayang tapi... !" ucapan Aryani menggantung
" tapi apa bunda?" Zaira nampak panik dan bertambah tingkat kecemasannya.
" Ayahmu tidak mau sayang!" terang Aryani dengan air mata yang sudah merembas begitu juga dengan Zaira yang sudah sembab matanya karena banyak menangis.
"Hiksss.. Bunda Za ingin melihat keadaan ayah!" ucap Zaira disela tangisnya.
" iya Za, didalam ada om Sam masuklah!" ucap Aryani.
didalam ruangan Sam sedang membujuk Hendra agar mau menjalani operasi tapi dengan keras kepala Hendra tetap menolak
" Dra, kamu pikirkan lagi keputusanmu itu. jalani operasi ndra !" bujuk Samuel.
"Aku tidak mau Sam, bagaimana kalau ternyata operasinya gagal? aku ingin melihat putiku menikah Sam sebelum aku pergi!" ucap lirih Hendra dengan tubuh bergetar menahan tangis dan rasa sakit ditubuhnya.
" Ndra, kita kan sudah sepakat akan menikahkan anak-anak kita, jadi kamu harus sembuh dan optimis untuk menjalankan operasimu ndra !"
" Aku sangat menyayangi putri ku Sam, aku sangat mengkhawatirkannya.!" Hendra menangis membuat Sam merasa ikut sedih.
" Kamu jangan cemas Ndra putraku pasti akan menjaga putrimu dengan baik. !" Sam berusaha menenangkan hati sahabatnya itu
" apa mereka setuju dengan perjodohan ini Sam?, aku takut mereka akan menolaknya" Hendra merasa pesimis.
" aku yakin mereka akan setuju Ndra, kamu jangan khawatir!"
" Sam, apa boleh aku meminta sesuatu pada mu anggap saja ini permintaan terakhir ku!" Hendra meraih tangan Samuel dan menggenggamnya erat.
" jangan bicara seperti itu Ndra, selagi aku bisa aku pasti akan usahakan untuk memenuhi permintaanmu!"
" Aku.. aku ingin menjalani operasi ta.. tapi...!" ucapan Hendra menggantung
" Tapi apa Ndra?"
" Aku ingin sebelum aku menjalani operasi aku bisa melihat putriku menikah terlebih dahulu Sam, karena aku takut setelah operasi aku tidak bisa memiliki kesempatan lagi untuk menikahkan putri kesayanganku Sam!" ucap Hendra terbata-bata. tiba-tiba kondisinya semakin melemah.
"Hendra sebaiknya kamu istirahat dulu. jangan pikirkan soal yang lain dulu kamu harus cepat sembuh!" ucap Samuel yang terlihat panik karena Hendra yang terlihat menggeram kesakitan memegang kepalanya. Samuel langsung memencet tombol darurat karena takut terjadi sesuatu terhadap sahabatnya.
Zaira yang hendak mau masuk kedalam ruangan perawatan ayahnya dikejutkan dengan datangnya dokter dan beberapa perawat yang masuk kedalam ruangan dengan panik.
Aryani dan Maria tercengang terlebih saat melihat Samuel keluar dari dalam ruangan dengan cepat Aryani langsung memberondong Samuel dengan pertanyaan.
"Sam sebenarnya ada apa?"
" Kenapa mereka masuk kedalam dengan keadaan panik?"
" apa terjadi sesuatu dengan suamiku Sam?" tanya Aryani khawatir.
" keadaan Hendra tadi tiba-tiba memburuk Ar, ia menggeram kesakitan, aku juga tidak tahu harus berbuat apa, Hendra tetap tidak mau menjalani operasi kecuali...!" Samuel menarik napas panjang.
" Kecuali apa Sam?" tanya Aryani penasaran
" kecuali..... jika Zaira mau menikah sebelum Hendra menjalani operasi!"
" Me... me...menikah!" ucap Zaira terputus-putus. betapa terkejutnya Zaira mendengar kata menikah pasalnya pacaran saja ia belum pernah lalu ayahnya ingin melihat ia menikah. bagaimana bisa ia menikah begitu saja pacar saja ia tidak punya karena hampir setiap hari ayahnya selalu mengingatkan Zaira untuk tidak berpacaran dan kini pernyataan konyol macam apa pikir Zaira yang meminta dirinya segera menikah tamat sekolah saja belum.
" Za !" panggil Samuel yang berjalan menghampiri Zaira yang masih diam mematung.
" Apa ayah baik-baik saja om, ayah pasti sembuhkan om, ay... ayah tidak akan meninggalkan Za kan om?" suara Zaira semakin bergetar membayangkan keadaan ayahnya tubuh Zaira semakin lemas,
" Za kamu harus kuat dan sabar nak, beri ayahmu semangat untuk berjuang. kamu jangan putus asa yakin dan terus berdoa semoga ayahmu akan baik baik-baik saja ya sayang!" Samuel membawa tubuh mungil Zaira yang lemah kedalam pelukannya. tidak kuasa menahan kesedihannya lagi tangis Zaira pun semakin pecah.
Azka yang sudah datang dari setadi hanya diam memperhatikan pemandangan yang begitu mengharukan didepan matanya membuat hatinya mencelos , papanya ternyata begitu menyayangi putri dari sahabatnya itu.
" Ap... apa yang harus Za lakukan om, Za tidak mau terjadi apa-apa pada ayah!" Samuel mengusap lembut pucuk kepala Zaira.
" Ayahmu akan baik-baik saja Za, kamu jangan khawatir ayahmu itu laki-laki yang kuat dia pasti bisa melewati semua ini dengan baik sayang!" Samuel berusaha menghibur Zaira.
Ceklekk
pintu ruangan Hendra dibuka, seorang dokter keluar dengan raut wajah yang sulit diartikan.
" apa ada yang bernama Zaira dan tuan Samuel?" tanya dokter tersebut
" Sa .... saya dokter, saya Zaira putrinya!" Jawab Zaira terbata-bata menghampiri dokter Malik
begitu juga dengan Sam yang sudah berada di belakang Zaira.
" pasien ingin bertemu kalian dan saya harap kalian tetap harus menjaga kondisi kesehatan pasien. pasien harus banyak istirahat!" terang dokter Malik yang diangguki oleh Samuel.
" iya dokter!" Jawab Zaira
Dokter dan beberapa perawat sudah keluar ruangan. Zaira dan Samuel masuk bersamaan.
Zaira duduk disamping tempat tidur ayahnya sementara Samuel berdiri disamping Zaira.
" Ayah.... !" ucap lirih Zaira. ia sudah berusaha untuk tidak menangis tapi percuma saja sepertinya air mata Zaira tidak bisa diajak kerjasama.
" Sayang!" ucap pelan Hendra
" iya ayah, ayah jangan banyak bicara dulu ya. ayah harus banyak istirahat biar ayah cepat sembuh!" Zaira berusaha untuk tegar dihadapan ayahnya.
" A..da yang ay..ayah ing..ngin bica..ra.. kan sama ka.. mu sayang!"
" Bicaranya nanti saja ya ayah, ayah harus sembuh dulu ya!" Zaira tak tega melihat ayahnya yang berbicara saja terbata-bata.
" Za!" panggil Hendra lirih
" Iya yah" Zaira mendekatkan wajahnya ke ayahnya.
" Ayah ingin melihat kamu menikah nak, ayah takut tidak bisa melihat putri ayah menikah!" bisik Hendra pelan ditelinga Zaira.
" Ayah bicara apa si yah, ayah pasti akan sembuh kok yah dan nanti setelah ayah sembuh ayah bisa melihat Zaira menikah yah" Zaira sudah tidak kuasa menahan tangisnya sementara Samuel hanya terpaku menatap ayah dan anak yang sedang berbicara.
" Ndra kamu jangan pesimis begitu, kamu pasti akan sembuh asal kamu mau menjalani operasi" Samuel turut menimpali pembicaraan ayah dan anak itu
" Aku mau menjalani operasi seperti yang aku katakan padamu Sam, tapi aku rasa itu tidak akan mungkin iya kan?" ucap Hendra pesimis.
" kalau begitu tanyakan saja pada putrimu apakah dia bersedia untuk menikah?" ucap Samuel.
" Sayang bagaimana menurutmu, apakah kamu bersedia memenuhi keinginan ayahmu sebelum ia menjalankan operasinya?" Samuel menepuk bahu Zaira pelan.
Zaira menoleh dan nampak berpikir. " Ayahmu ingin melihat putrinya menikah, apa kamu siap sayang, ayahmu tidak mau menjalani operasi sebelum ia melihatmu menikah.!" terang Samuel yang diangguki oleh Hendra.
" Ayah, sudah ya yah sebaiknya Ayah istirahat jangan bahas ini lagi. ayah harus mau menjalani operasi ya yah!" bujuk Zaira lembut.
" Ayah mau di operasi setelah kamu menikah sayang" ucap Hendra dengan suara berat dan dipaksakan.
" ayah kan yang melarang Za berpacaran karena Za masih sekolah dan sekarang bagaimana bisa ayah sendiri yang meminta Za untuk menikah. Za akan menikah dengan siapa ayah pacar aja Za tidak punya!" tutur Zaira menjelaskan.
" sebenarnya ayahmu dan om sudah berencana setelah kamu lulus sekolah ingin menjodohkan kamu dengan putra om!" Samuel menerangkan.
" Di Jodohkan?" Zaira terkejut.
" iya sayang, bagaimana apa kamu bersedia menikah dengan putra om?" tanya Samuel penuh harap.
" Apa jika Zaira bersedia menikah ayah mau menjalani operasinya?" tanya Zaira yang merasa pasrah dengan keadaan. jika dengan Zaira mau menikah ayahnya bisa kembali sehat apapun itu akan Zaira lakukan untuk kesembuhan ayahnya.
" Baiklah, Za setuju asal ayah mau dioperasi" Zaira meyakinkan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Mamahnya Rasya
baru ep awal aku nangis 😭😭😭
2022-09-12
0
Rahmi Yuniar
up thor
2022-06-07
0
Noer Anisa Noerma
jadi terharu
2022-04-13
0