Samuel keluar dari ruang perawatan sahabatnya Hendra ia langsung menghampiri Maria dan juga Aryani yang tengah duduk di bangku tunggu, Maria dan Aryani keduanya berdiri mencari tahu bagaimana keadaan Hendra saat ini.
" Sam, bagaimana keadaan suamiku?" tanya Aryani pilu
Samuel tersenyum tipis dan menepuk-nepuk bahu Aryani pelan. " kau tenang saja sahabatku Hendra adalah laki-laki yang kuat dia pasti bisa melewati semua ini. dan ada satu hal yang ingin aku beritahu pada kalian!" ucap Samuel terjeda
" Apa pa?" tanya Maria penasaran
" Hendra sudah bersedia di operasi!" jawab Samuel sumringah.
" Apa itu berarti Zaira menerima perjodohan itu Sam?" tanya Aryani yang dijawab dengan anggukan oleh Samuel.
" lalu bagaimana dengan putramu Sam,apa dia bersedia menikah dengan putriku yang bahkan lulus sekolah pun belum?" tanya Aryani yang begitu cemas takut Azka menolak menikah dengan Zaira.
" putramu itu anak yang hebat, selain wajahnya yang sangat tampan dia juga pintar bahkan lulusan universitas di luar negeri pasti dia juga memiliki calon pendamping yang sepadan dan sesuai dengan keinginannya Sam." Aryani merasa begitu bersalah. " aku tidak mau putramu menderita karena terpaksa menjalani perjodohan yang sama sekali tidak mereka inginkan. terlebih putramu Sam!" Aryani tak kuasa lagi menahan tangisnya.
Maria membawa Aryani dalam pelukannya dia pun ikut merasakan kesedihan yang tengah dirasakan oleh sahabatnya itu.
" Ar kamu jangan berbicara seperti itu, kita sudah lama bersahabat Ar, jika bukan karena kalian bagaimana kami bisa hidup seperti sekarang ini Ar, kamu dan juga suamimu adalah orang yang sangat berarti buat keluarga kami Ar. " ucap Maria dengan air mata yang sudah berlinang.
Aryani dan Maria berpelukan saling menguatkan Samuel menatap haru keduanya.
dan tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedang memperhatikan mereka ikut merasakan keharuan kedekatan persahabatan yang terjalin diantara kedua orang tuanya dengan orang tua dari wanita yang menjadi calon isterinya.
Disaat Aryani melepaskan pelukannya tatapan matanya menangkap sosok laki-laki berperawakan tegap gagah dan sangat tampan sedang berdiri dengan tatapan mata yang sulit diartikan.
Samuel mengikuti arah pandangan mata Aryani dan dia melihat Azka sedang berdiri menatap kearahnya.
" Azka kemarilah !" panggil Samuel pada putra satu-satunya.
Azka berjalan perlahan menghampiri papanya.
Aryani begitu tegang dan Maria dapat merasakan kegelisahan yang sedang dihadapi sahabatnya.
" Azka papa...!"
" Azka setuju pa!" jawab Azka memotong ucapan papanya.
" Mak..maksud kamu...?" kali ini Maria yang begitu penasaran dengan ucapan Azka.
" Azka setuju ma untuk menikah, Azka menerima perjodohan ini!" terang Azka menjelaskan.
" Alhamdulillah.. terima kasih nak Azka, tante benar-benar berterima kasih banyak nak Azka mau menikah dengan anak tante." ucap Aryani yang begitu terharu dan juga senang.
" Kok tante sih Ar, bunda dong Ar Azka itu nanti juga kan jadi anakmu juga. jadi Azka panggil tante Aryani bunda nak!" ucap Maria pada Aryani dan juga Azka.
" iya ma!" jawab Azka dengan tersenyum tipis.
" Bunda jangan khawatir Azka janji akan berusaha menjaga putri bunda dengan baik. meskipun pernikahan ini didasari oleh perjodohan tapi Azka akan berusaha menerima semua ini dengan baik. karena Azka tahu Bunda dan juga ayah Hendra adalah orang-orang bagian terpenting dalam kehidupan kedua orang tua Azka" tutur Azka panjang lebar.
" Terima kasih sayang, semoga Zaira putri bunda juga bisa menerima perjodohan ini dengan baik dan kalian berdua bisa menjalankan biduk rumah tangga kalian dengan baik dan juga harmonis" ucap Aryani penuh harap.
" Amin. terima kasih bunda!" Azka tersenyum lalu Aryani menghampiri Azka dan meminta izin pada pria tampan berbadan tegap kekar dan berotot itu untuk memeluknya dan Azka hanya menjawab dengan anggukan kepala.
Aryani langsung memeluk calon menantunya itu dan senyum manis pun merekah diwajahnya.
" Mama dan kamu Aryani sebaiknya besok kalian siapkan baju pernikahan dan keperluan lainnya sementara untuk masalah penghulu dan lainnya aku yang akan urus nanti. karena semakin cepat semakin baik dengan begitu Hendra pun akan segera menjalani operasi, bagaimana menurutmu nak.?" Samuel menepuk bahu Azka meminta pendapatnya.
" Azka menurut apa kata papa saja!" Jawab Azka datar.
Karena waktu sudah menunjukkan jam 12 malam Samuel menyuruh Azka untuk pulang dan beristirahat.
" Ka, sebaiknya kamu pulang saja dan istirahat kamu pasti capek karena seharian ini sudah menggantikan papa di kantor!" perintah Samuel pada Azka.
" Baik pa, ma.. bund Azka pamit pulang dulu.!" Azka menyalami tangan orang tua dan juga calon mertuanya. namun sebelum pulang Azka menyempatkan diri untuk masuk ke ruangan ayah Hendra tentu saja setelah meminta izin terlebih dahulu kepada calon mertuanya. Azka membuka gagang pintu dengan perlahan dan nampak sosok seorang gadis kecil nan cantik tengah tertidur di samping sang ayah. Zaira tidur di kursi yang ada disamping tempat tidur dengan lengannya sebagai bantalan. Azka tersenyum tipis ditatapnya wajah imut gadis yang tengah tertidur lelap lalu beralih pandangannya pada pria paruh baya yang berbaring lemah dengan selang infus menempel di tangannya.
Entah perasaan apa yang kini Azka rasakan tapi yang pasti dia berharap keputusannya menerima perjodohan ini adalah jalan yang terbaik untuk kedua keluarga yang sudah bersahabat bertahun-tahun. Azka tidak mau bersikap egois baginya kebahagiaan kedua orang tuanya adalah hal yang paling terpenting dalam hidupnya.
" Semoga kau bisa menerima perjodohan ini gadis kecil!" gumam Azka dalam hati lalu pergi meninggalkan Zaira dan ayahnya yang masih tertidur lelap. Azka menutup pintu dengan perlahan dan pergi meninggalkan rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
jadi aku yg deg degan
2022-04-13
1
Mystera11
menarik...
2022-04-01
0
Tatikkim
aq juga mau lho dijodohin sama Azka🤭🤭
2022-02-17
0