Azka langsung kembali turun menemui sang papa yang membuatnya tadi sempat terkejut dengan suara kerasnya.
Samuel menceritakan apa yang baru saja terjadi, Azka pun terkejut karena terlihat dengan jelas raut wajah papanya yang saat ini terlihat begitu panik dan khawatir. Azka memutuskan untuk ikut dengan papanya setidaknya dia bisa menjadi sopir sementara karena dia khawatir jika papanya yang membawa mobilnya sendiri dalam keadaan panik dan khawatir seperti itu.
Setelah 30 menit perjalanan akhirnya mobil yang dikendarai Azka sampai diparkiran rumah sakit, tanpa menunggu lama Samuel bergegas keluar dari dalam mobil diikuti sang isteri. sementara Azka menyusul belakangan.
Samuel berjalan setengah berlari disepanjang lorong rumah sakit tujuannya saat ini adalah ke ruang IGD. Maria mengikuti langkah Samuel dengan napas yang tersengal sementara Azka dengan santai mengekor dibelakang.
" Apa papa segitu cemasnya ya sama sahabatnya itu?" gumam Azka dalam hati dan seketika langkah kaki Azka menjadi oleng dan tubuhnya terjerabah ke lantai.
" Sorry... sorry...!" ucap seorang gadis berseragam SMA yang membuat tubuh Azka terpaksa mendarat di lantai rumah sakit.
" Sorry... sorry... enak aja bilang sorry, mangkanya kalau jalan itu pakai mata bukan pakai dengkul!" ketus Azka lalu berdiri dan menepuk-nepuk celananya.
" maaf om saya jalan pakai kaki bukan pakai mata apalagi dengkul!" sangkal Zaira dengan ketus lalu pergi begitu saja meninggalkan Azka yang masih tersulut emosi.
" woy dasar cewek bar bar, seenaknya panggil om emang aku om nya apa!" Azka kembali melangkah menyusul papa dan mamanya dengan emosi yang masih terpendam.
Saat pandangannya melihat keberadaan papa dan mamanya Azka langsung bergegas menghampiri keduanya namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika indra penglihatannya menangkap wajah gadis yang tadi menabraknya di lorong rumah sakit dan membuatnya begitu emosi. namun seketika emosi yang tadi tersulut sulut sekejap hilang dan berubah menjadi rasa iba ketika melihat gadis itu tengah terisak diperlukan sang bunda.
Flashback on 🏵️
" Zaira!" panggil pak Bambang
seketika Zaira menoleh dan mendongak saat namanya dipanggil. " Iya ada apa pak?"
" Emmm .... apa kamu sudah selesai mengerjakan semua soalnya Zaira?" tanya pak Bambang dengan hati yang gelisah.
" Sudah pak!" jawab Zaira yang memang sudah menyelesaikan tugas yang pak Bambang berikan.
" Za, kamu rapihkan tas kamu karena tadi bapak kepala sekolah bilang kalau kamu sudah di jemput oleh supir !" pak Bambang sedikit berat mengatakan berita yang dia dapat dari kepala sekolah pada Zaira.
" Di jemput supir? memang ada apa pak ini kan masih jam sekolah, kenapa saya sudah dijemput aja pak ?" tanya Zaira bingung
" Za kamu yang sabar ya, saat ini ayah kamu sedang berada di rumah sakit karena mengalami kecelakaan!" ucap pak Bambang pelan namun sebuah hantaman keras untuk Zaira.
Degggg ....
" Ay...ayyyah ke...celakaaan ?" suara Zaira gemetar seketika tubuhnya terasa lemas seperti tidak bertulang.
" Za...!" lirih Mita dan Mona menoleh kebelakang menatap iba sahabatnya yang sudah sesenggukan.
" Za..!" Lia meraih tubuh Zaira yang gemetar kedalam pelukannya.
" Aku harus ke rumah sakit sekarang!" Zaira mengusap kasar air mata di pipinya dan beranjak dari duduknya lalu berlari begitu saja keluar dari dalam kelas menuju gerbang sekolah yang sudah ada pak Amin sedang menunggunya disana.
Sementara didalam kelas sahabat-sahabatnya begitu mencemaskan keadaan Zaira dan juga ayahnya
Flashback off 🌻
Tubuh Zaira bergetar hebat kakinya seakan tak kuat lagi menopang berat tubuhnya. Zaira duduk dilantai menekuk lututnya. Aryani tidak kuasa melihat putri kesayangannya menangis sesenggukan seperti itu ia memeluk tubuh mungil Zaira dan mengusap lembut bahu Zaira. meskipun ia juga merasa sedih dengan keadaan suaminya saat ini Aryani berusaha bersikap tegar didepan putri kesayangannya.
" Za, yang sabar ya sayang ayah kamu pasti baik-baik saja, kamu harus banyak berdoa ya sayang untuk kesembuhan ayahmu!" ucap Maria berusaha menenangkan hati Zaira berjongkok diantara dua wanita yang tengah menangis.
Samuel duduk di bangku tunggu menutup wajahnya dengan kedua tangannya menyembunyikan kesedihannya. " Kamu harus baik-baik saja Hendra. kita belum menikahkan anak-anak kita Hen, kamu harus kuat berjuanglah sobat!" gumam Samuel dibalik tangisnya yang ternyata didengar oleh Azka.
" Papa begitu menyayangi sahabatnya itu sampai membuat papa menangis" gumam Azka dalam hati.
Azka mengusap punggung papanya berusaha menguatkan papanya. Samuel menoleh saat tubuhnya merasakan ada sentuhan di punggungnya.
" Semoga sahabat papa baik-baik aja ya pa!" ucap Azka.
" Amin!" Samuel tersenyum tipis dan menepuk pelan bahu Azka.
ceklekk..
pandangan semuanya menoleh ke sumber suara dan terlihat pintu ruang IGD terbuka, menyembulah keluar seorang dokter dari ruangan tersebut. Samuel bangun dari duduknya menghampiri dokter Malik yang menangani ayah Zaira.
Zaira pun langsung bangkit dari duduknya begitu juga dengan Aryani dan diikuti oleh Maria menghampiri sang dokter.
" Dokter bagaimana keadaan ayah saya?" tanya Zaira penuh kekhawatiran.
" Untuk saat ini keadaan tuan Hendra sudah melewati masa kritisnya tapi ia harus segera menjalani operasi karena ada penggumpalan darah di otaknya". ucap sang dokter.
Degg .....
" Operasi?" ucap lirih Zaira tubuhnya terkulai lemas hingga membentur dinding.
" Tolong lakukan yang terbaik untuk suami saya dokter!" Ucap bunda Zaira penuh harap
" Tentu kami akan melakukan yang terbaik untuk pasien!" Dokter Malik meyakinkan
" Kita berdoa saja Ry, semoga suamimu cepat sembuh!" ucap Maria mengusap lembut bahu sahabatnya itu.
" Apa boleh kami melihatnya dokter?" tanya bunda Zaira
" Boleh, tapi harus bergantian. nanti setelah pasien di pindahkan ke ruang perawatan kalian boleh menemuinya dan ingat pasien butuh banyak istirahat." terang dokter Malik kemudian beranjak pergi.
Seketika suasana dibuat panik karena tiba-tiba tubuh Zaira terhempas ke lantai. bunda Zaira panik melihat putrinya jatuh pingsan dan dengan cepat Azka yang memang dari awal pandangannya tidak lepas dari Zaira langsung meraih tubuh mungil Zaira kedalam gendongannya dan membawa Zaira ke ruang pemeriksaan didampingi mama Maria.
" Ry biar Zaira aku yang urus kamu disini saja tunggu suamimu!" Maria mengusap bahu Aryani menenangkannya sebelum ia menyusul langkah Azka yang mambawa Zaira.
" Terima kasih ya Mar!" Aryani mengusap air matanya.
Zaira mengerjapkan matanya pandangannya mengedar keseluruh ruangan. bingung itulah yang Zaira rasakan dan berharap apa yang terjadi pada ayahnya hanyalah mimpi semata.
Zaira hendak bangkit dari tempat tidur namun suara lembut seorang wanita paruh baya membuatnya terkejut.
" Kamu sudah sadar sayang, syukurlah" Maria bangkit dari duduknya dan menghampiri Zaira membantu Zaira yang hendak bangun.
" Apa ada yang terasa sakit sayang?" tanya Maria cemas.
Zaira hanya menggeleng pelan, saat ini dia masih bingung dengan keadaan disekitarnya. wanita paruh baya ini siapa Zaira bertanya-tanya dalam hati karena sungguh ia tidak mengenal wanita yang terlihat begitu lembut dihadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 392 Episodes
Comments
Noer Anisa Noerma
😭😭😭😭😭😭
2022-04-13
0
Ilyas Angkai Setiawan
sangat bagus ceritnya
2021-11-16
0
Wiwit Sawitri
lanjut
2021-11-02
0