Jangankan memohon, menunggu pun rasanya malas sekali. Tapi mau bagaimana lagi karena sudah mendesak.!
.
.
.
.
Mengetuk meja sambil melihat ponselnya dan menghabiskan tiga minuman yang dia pesan dalam waktu satu jam lamanya. Tidak pernah rasanya Kevin seperti ini, menunggu seorang wanita apa lagi menunggunya begitu lama di saat sudah membuat janji pertemuan dan gadis itu terlambat begitu banyak.
Bosan itu sudah pasti, tapi mau bagaimana lagi karena dia memang sangat membutuhkan pertolongan pada gadis itu.
Mencoba menelponya tapi tidak ada jawaban hingga dia sudah sangat ingin marah. Menghembuskan nafas berat dan mulai berdiri saat ia sudah mulai frustasi untuk menunggunya lagi.
Berjalan menuju pintu keluar dan berhenti tepat di hadapan gadis yang sedang ia tunggu. Mengerutkan kening saat melihat baju sekolah yang gadis itu pakai dengan dia yang terengah-engah.
" Maaf terlambat." ucap Mawar dengan deru nafas yang sudah mulai teratur.
" Kau telat satu jam." ketusnya. " Ayo cepetan ikuti aku." perintahnya, membuat Mawar mengerucutkan bibir dan mulai mengikuti Kevin dari belakang.
" Tanda tangani ini." ucap Kevin, memberikan mapp pada Mawar yang sudah dia bawa dari saat mereka sudah duduk di meja.
Mencoba membacanya dan membulatkan mata saat ia melihat isi perjanjian itu dan menatap tajam pada Kevin.
" Kenapa ada perjanjian segala dan kenapa perjanjiannya kebanyakan menuntut pihak ke dua." kata Mawar.
" Karena aku tidak percaya dengan kamu." kata Kevin membuat Mawar mengerucutkan bibirnya.
Ia sudah terlanjur mengundurkan diri di tempat kerjanya sebelum berangkat ke cafe, karena merasa senang saat ia akan mendapatkan uang dari pekerjaan barunya sebagai pacar sewaan.
Dan kini dirinya menyesal karena terlalu tergesa-gesa mengambil keputusan mengundurkan diri dari pekerjaannya, bagaimana tidak menyesal jika surat perjanjiannya begitu banyak.
yang pertama, pihak ke dua tidak boleh keluar dengan pria lain selain dirinya, yang ke dua pihak kedua harus selalu siap dengan situasi yang mendesak, yang ke tiga pihak kedua harus datang ke rumah setiap pagi sampai malam, yang ke empat harus siap di ajak ke pasta dan masih banyak lagi.
Menatap ke arah Kevin dengan wajah yang memelas " Aku masih sekolah, dan aku tidak mungkin datang ke rumah kamu setiap pagi." kata Mawar membuat Kevin menatapnya.
" Pulang sekolah kau bisa datang ke apartemenku." perintah Kevin.
" Aku tidak mempunyi baju bagus jika kamu ingin mengajakku ke acara pesta." ujarnya lagi, membuat Kevin menghembuskan nafas berat.
" Itu tidak masalah, cepat tanda tangani surat perjanjian itu." ucap Kevin, Mawar hanya memandang surat itu dan meralih menatap Kevin dan mengulurkan tangan ke hadapan Kevin.
Memicingkan mata saat tangan itu menggantung ke arahnya. " Apa." tanya Kevin.
" Uangnya dulu mana." kata Mawar, menggelengkan kepala saat hello kitty ini meminta uangnya.
" Berapa no rekening kamu." tanya Kevin.
" Aku tidak punya kartu gesek." ucapnya polos, membuat Kevin mengerutkan kening karena gadis seumuran dia tidak mempunyai kartu gesek.
" Tunggu di sini, aku akan segera kembali." ucap Kevin dan di anggukkan oleh Mawar, menatap kepergian Kevin yang berjalan keluar dari cafe dan melihatnya menyembrang jalan dengan dia yang masuk ke dalam ATM.
Cukup lama Mawar menunggu hingga dia mendongakkan kepala saat Kevin sudah ads di hadapannya.
" Ini sepuluh juta dulu sisanya nanti malam aku akan menjemput kamu." kata Kevin dan menyerahkan uangnya pada Mawar.
Menerim uang itu dan menaruhnya di dalam tas serta menandatangani surat perjanjian yang sudah di buat oleh Kevin dan menyerahkannya ketika sudah di tandatangani.
Tersenyum saat Kevin menerimanya dan menutup surat perjanjian itu.
" Berikan Alamat rumah kamu." kata Kevin membuat Mawar menatapnya.
" Buat apa."
" Nanti malam aku akan menjemput mu."
" Tunggu aku di jalan xxx saja." kata Mawar, Kevin pun hanya mengangguk dan tidak memaksanya untuk memberitahukan alamat rumah Mawar.
Tidak butuh waktu lama untuk berbasa basi pada Mawar, Kevin pun pergi dari cafe dengan Mawar yang juga ikut pergi dan pulang ke rumah.
Menaiki angkot karena sewaktu pulang ia menitiptan sepedanya di rumah Lisa dan dari kejauhan Kenzi melihat Mawar yang sudah menaiki angkot dan menatapnya dengan penuh arti.
tiga puluh menit ia sampai di depan gang rumahnya yang tak jauh dari jalan raya, berjalan ke rumah dengan melewati gang kecil. Rumah Mawar terletak di perkampungan yang tidak bisa di lewati oleh mobil, rumah yang cukup padat dan rapi walaupun kampung.
Memasuki rumah yang tidak terlalu lebar dan mengucapkan salam saat ia berhadapan dengan Neneknya.
" Kok sudah pulang, enggak kerja Mawar." tanya Nenek Mawar.
" Mawar sudah enggak kerja lagi nek." jawab Mawar dan duduk di kursi kayu yang sudah tua tapi masih bisa di gunakan.
" Lho kenapa.?" ucap Nenek sedikit terkejut.
" Engak kenapa-napa Nek! Mawar masuk ke kamar dulu ya Nek." ucap Mawar karena ia belum tau harus memberikan alasan apa pada Neneknya.
Nenek Mawar pun hanya mengangguk dan tersenyum serta tak ingin ia memaksa cucunya untuk meminta penjelasan karena suatu saat Mawar pasti kan menceritakannya.
Masuk ke dalam kamar, merebahkan tubuhnya di atas kasur dan menutup mata sebentar saat ia lelah sekali.
Hanya sebentar menutup mata hingga akhirnya dia terbangun karena belum mengabari temannya.
" Lis aku sudah mendapatkan uangnya, aku boleh meminta tolong pada mu." tulis pesan Mawar pada Lisa, tidak membutuhkan waktu lama lisa pun menjawabnya.
" Kamu mau minta bantuan apa?" tanya Lisa.
" Lis tolong bilang ke paman ya, aku butuh motor bekas, jangan yang mahal." jawab Mawar membuat Lisa tersenyum.
" Oke, nanti aku bilang ke ayah." jawab Lisa, membuat Mawar tersenyum dan berterima kasih pada sahabatnya itu yang mau membantunya.
Melepaskan semua pakaiannya, memakai handuk dan berjalan keluar untuk menuju kamar mandi yang ada di samping dapur. Sudah terbiasa Mawar seperti itu karena kamar mandinya hanya satu dan itu ada di luar kamar.
Selesai mandi ia pun kembali ke kamar mengganti pakaian dan mulai duduk kembali di kasurnya.
Membuka tasnya dan menghitung uang yang di berikan Kevin, menyisihkan sebagian uangnya untuk ia buat modal dan sebagiannya untuk ia belikan motor bekas.
Mawar berharap dengan uang yang di berikan Kevin ia bisa mengubah nasib untuk mencoba membuka usaha kecil-kecilnya dengan modal seadanya.
Keluar dari kamar mendapati adiknya yang baru pulang dari sekolah dan Angga mengerutkan keningnya saat melihat kakaknya ada di rumah.
" Kakak enggak kerja.?" tanya Angga.
" Enggak, kamu baru pulang." tanya balik Mawar dan di anggukkan oleh Angga.
Berjalan ke arah dapur, mencari makan siang yang Neneknya sudah masakan tadi pagi. Makan bersama dengan Angga sambil menonton tv karena jarang sekali mereka berdua di rumah bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Mari ani
lanjut
2021-11-01
0
city
lanjut
2021-07-07
1
Siti Ashari
bgus kk
2021-04-15
1