Dua orang itu saling memandang satu sama lain, kemudian menunduk.
"Ketika kami berburu, tiba tiba ada yang menyerbu kami sehingga kami tak punya cara selain melarikan diri." Jawab mereka dengan pelan.
Namun Qin yan masih saja, menatap mereka terus menerus dengan serius. Hingga mereka sendiri menjadi gugub.
"Kalian tahukan, apa yang aku tidak suka? Bukan karena kalian lemah, atau tidak berguna. Tapi aku benar benar benci pada orang yang bersikap sombong kepada orang lain tanpa alasan. Sederhananya kalian mencari masalah duluan dengan orang yang tidak dikenal, tanpa alasan yang jelas dan hanya semata mata membanggakan diri kalian saja. Bahkan kalian tidak tau orang yang seperti apa yang kalian hina. Apa kalian melakukan hal itu?" Tanya Qin yan dengan tegas.
"Tidak master!" Jawab mereka dengan tegang, berdiri tegak dan tak bergerak.
Yao chen datang memegang bahu Qin yan yang masih menatap mereka.
"Tubuh mereka dipenuhi luka, setidaknya diobati dulu baru ditanya lagi."
Mendengar itu Qin yan menghela napas, kemudian dimensi gate terbuka lagi. Sebelum keluar, ia menatap mereka berdua sejenak.
"Awas yah kalian, jangan mempermalukan namaku jika kalian yang mencari masalah duluan. Jika jawaban kalian memang benar, aku akan menghajar mereka. Tapi kalau kalian yang salah, kalian tinggal diam disini menunggu apa yang akan kulakukan pada kalian setelah aku meminta maaf langsung pada mereka."
Kedua orang itu langsung menelan ludah mereka dengan wajah pucat. Menatap punggung Qin yan yang keluar dari dimensi gate. Mereka beberapa kali melihat Qin yan menghukum beberapa orang yang sombong seperti apa yang dikatakannya. Dan mereka tak mau merasakan hal yang sama. Jelas saja, memikirkan ekspresi Qin yan yang sangat menakutkan ketika memberi hukuman, membuat mereka begitu ketakutan.
'Anak itu, dia memberi perasaan nyaman pada orang orang. Tapi sesekali ia juga memberi aura menyeramkan untuk mereka.' Batin Yao chen tak berdaya.
Begitulah Qin yan, setiap kali ia membimbing, selalu memakai ekspresi tegas ketika memimpin. Agar tidak ada sifat sifat meremehkan diantara mereka. Ada juga aura menakutkan yang ia pakai untuk menekan muridnya ketika membuat kesalahan. Atau sikap lembut ketika muridnya melakukan kebajikan. Tanpa pilih kasih, tanpa memilih bakat atau jenius, murid dalam atau atau murid luar. Ia selalu memperlakukan mereka dengan adil dan tanpa pandang bulu.
Murid dalam seperti Yu zheng, Bi dai, She lin, dan Tang liu. Sementara murid luar adalah anggota anggota sekte yang tak bisa disebutkan namanya.
Perbatasan antara kerajaan Dandun dan kerajaan Sunmoon..
Qin yan keluar dari dimensi gatenya, matanya menengok kesana kesini. Berdasarkan dimana terakhir kali kedua anggotanya tadi masuk, maka tanah yang ia pijak ini adalah tempatnya.
'Kurasa tidak ada siapapun disini?' Batin Qin yan dengan malas, tanpa adanya gairah, ia terduduk dan bersandar diatas batu yang tinggi. Dimana ia bisa memandangi pemandangan hutan yang begitu indah karena terbentang luas dipandang mata.
Kedua tangan Qin yan di belakang kepala, digunakan sebagai bantal untuk kepalanya yang bersandar kebatang pohon. Lalu kakinya ia tekuk, dan satunya lagi berada diatas kaki lainnya. Qin yan menghirup napas panjang atas udaranya yang segar. Dibawah pohon besar yang rindang, cocok digunakan untuk berteduh. Dengan angin sepoi sepoi yang berhembus, menemani siulannya yang merdu bahkan dapat menarik perhatian para burung burung kenari. Qin yan pun tertidur dengan tenang dihutan tersebut.
"Tuk" Satu mata Qin yan terbuka, melihat anak panah tertancap kebatang pohon. Tepat disamping atas kepalanya.
'Huh.' Kedua matanya langsung terbuka lebar, ada setetes racun dianak panah itu hendak menetes tepat kemata kirinya. Dengan tenang, bola matanya bergerak kesamping, melihat beberapa anak panah lain juga melaju kearahnya.
"Tuk, tuk tuk tuk tuk" Untungnya Qin yan berhasil menghindari semua panah itu. Saat berikutnya, dari semak semak keluarlah beberapa pria dari sana. Terdapat dua perbedaan mencolok diantara mereka, setengah dari mereka sangat berotot. Memegang kapak, palu, tombak, linggis dan benda benda berat lainnya. Lalu ada juga yang kurus berprofesi sebagai pemanah.
"Jadi kalianlah yang telah melukai anak buahku yah." Pandang Qin yan dengan tajam, ia langsung tahu kalau mereka adalah orang yang ia cari. Terlihat dari tetesan racun yang ada dianak panah mereka, racun itu juga ada diluka luka kedua anak buahnya.
"Betul. Kami memang yang menyerang mereka. Apa kau ketua dari mereka?" Tanya mereka dengan tenang.
"Ya. Memangnya kenapa." Qin yan menjawab balik. Melihat mereka saling memandangi satu sama lain. Lalu menjawab Qin yan lagi.
"Sebenarnya, kedua anak buahmu telah berburu hewan peliharaan kami. Jadi sudah tentu kami marah, ditambah lagi. Tempat ini sebenarnya kawasan kami. Dan orang luar dilarang berkeliaran disini." Mereka berkata dengan ramah.
Tatapan Qin yan langsung berubah, ia kemudian menggaruk kepalanya dengan tawa ringan.
"Ah, hahaha... ^ ^ Kalau begitu maafkan kami. Aku benar benar tidak membimbing mereka dengan baik rupanya." Qin yan sedikit membungkuk kearah mereka, mengingat tampang kedua suruhannya tadi membuatnya tidak habis pikir, bisa bisanya mereka mengabaikan peringatan Qin yan.
Disaat Qin yan sedang menunduk, beberapa orang itu saling berbisik. Tidak lama kemudian senyum licik tepaut diwajah mereka.
"Hei, berlututlah pada kami. Baru aku akan mengijinkanmu pergi."
Sontak perkataan itu membuat tatapan Qin yan mengarah kemereka. Ekspresinya juga lebih tenang dan serius.
"Apa kau tidak dengar perkataan kami tadi!? Kalau dibilang berlutut, maka berlututlah!" Teman mereka menunjuk Qin yan dengan kasar.
Qin yan tidak bergerak, wajahnya hitam disertai senyum hina diwajahnya.
"Oh, jadi aku mengerti rupanya. Kedua anak buahku itu sudah meminta maaf sama seperti aku tadi yah. Tapi kalian juga meminta untuk berlutut kan?"
"Memangnya kenapa? Apa ada masalah." Mereka menjawab Qin yan dengan angkuh.
Jadi kedua anak buah Qin yan tadi terluka, pasti karena mereka menyerang secara berkelompok.
'Itu berarti, masih ada sekutu lain dibalik semak semak ini.' Mata Qin yan bergerak kiri kanan dengan tenang. Lalu ia kembali tersenyum lucu.
"Maaf yah, aku tidak bisa melakukannya. Sepertinya hukum didunia ini memang tidak bisa berubah. Jika kita menundukan kepala dengan cuma cuma, maka akan dinjak injak. Ternyata hanya kekuatanlah yang bisa berbicara yah?" Mata Qin yan menunjukan kekejaman yang dalam dimatanya.
"Huh? Apa yang dia bilang?" Pria didepan Qin yan berbalik pada rekannya, menertawai Qin yan.
"Buakh" Namun ia tidak sadar kalau tangan Qin yan sudah mencapai wajahnya.
"Krak" Pria itu terlempar kebelakang dengan rahangnya yang retak. Tangan Qin yan jadi lebih berasap, ketika habis memukul pria itu.
"Baj*ngan! Bunuh gelandangan itu!" Teriak pria yang lebih kuat. Mereka semua maju dan menyerbu Qin yan.
"Heeeh..." Qin yan menghindari setiap serangan mereka dengan santai, kedua tangannya juga berada dibelakang.
"Terlalu lambat." Ucap Qin yan dengan tenang, menangkap salah satu tangan yang menyerang. Setelah itu mematahkannya tanpa ampun.
"Krak"
"AAAAKKKHHH!!!" Teriak pria itu dengan air mata yang keluar, memegangi tangannya dengan kesakitan.
"Bukh" Lalu dilanjutkan dengan Qin yan menendang perutnya dengan ganas.
"Bukh, bukh bukh bukh bukh bukh bukh" Beberapa saat kemudian, mereka semua sudah tumbang. Menyisahkan pria terkuat dibelakang yang dari tadi hanya diam menonton. Namun sekarang ekspresinya jauh lebih parah, pandangan tajam tertuju pada Qin yan serta mulutnya yang berdecak penuh ludah. Cincin biru juga bersinar dipergelangan tangan kirinya.
"Kau...., Matilah! Elemen tanah, tonjolan tanah!" Tangan pria itu diletakkan ke tanah, setelah itu, keberapa tumpukan batu keluar dan langsung menyerang Qin yan tanpa aba aba.
*******
Terimah kasih karna mau membaca, sesekali vote lah abang abang ^ ^ .Biar cerita ini bisa lebih dilihat banyak orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Himawan Wawan
sipp
2023-03-28
0
Mrcuex Cuex
Jangan awal seru,sambungannya terlambat di up😋👍
2021-07-23
5
Rizal Protokol
mulaii seru nih
2021-07-14
4