Ben Tjipta Putra, seorang pemuda berusia dua puluh satu tahun yang super tampan, kini duduk termenung di depan sebuah meja bersama Iva, tunangan nya.
Ayah Ben bernama Henry Tjipta. Ibunya bernama Dian Tjipta. Nama akhir Tjipta selalu membuat mata mereka yang mengerti arah uang, menjadi berbinar.
Bagaimana tidak, nama itu yang selalu muncul di setiap ulasan majalah ekonomi keuangan dengan segala kesuksesan dan kemewahan asetnya.
Menjadi anak tunggal membuat Ben biasa dimanja oleh ibunya. Kecelakaan membuat ibu Ben tidak bisa memiliki anak lagi, sehingga hanya Ben nantinya mewarisi seluruh kekaisaran bisnis sang ayah.
Perusahaan ayah Ben tidak hanya ada di Indonesia. Tapi sudah sampai ke Singapura, Cina dan Italia. Dan semua akan diwariskan pada Ben bila saatnya tiba.
"Pa, aku terlalu muda untuk masuk ke bisnis. Aku. masih butuh bersenang-senang." tolak Ben saat Pak Henry mengharuskan ia mulai mengambil alih kepemimpinan.
Kemewahan bersanding dengan kemanjaan menjadikan Ben seorang pemuda yang tidak memikirkan masa depan sama sekali. Setiap harinya hanya diisi dengan bersenang-senang dan berpindah dari pelukan gadis satu ke gadis yang lain.
Bermain dengan mobil mewah silih berganti. Menghamburkan uang dengan berpesta tiap malam.
Ben sering menyewa satu klub malam untuk berpesta bersama teman-temannya. Tidak cukup puluhan, kadang ratusan juta ia hamburkan begitu saja dalam satu malam.
Kebiasaan buruk Ben selalu menjadi pemikiran berat orangtuanya. Terlebih setahun lalu, Pak Henry divonis menderita kanker getah bening stadium dua.
Pada momen itu barulah ia tersadar bahwa hidup sepertinya akan segera berlalu, dan bahwa putra semata wayang nya tidak dapat diandalkan untuk meneruskan perjuangan bisnisnya.
Pikiran Pak Henry semakin kalut karena ia kini harus fokus dengan penyembuhan penyakit kankernya.
Bertekad untuk merubah Ben, maka ia memutuskan bahwa Ben harus menikah dengan seorang perempuan yang memiliki sifat bertolak belakang dengan Ben. Mereka percaya bahwa pernikahan mampu membuat Ben menjadi seorang lelaki yang bertanggung jawab.
"Kamu harus menikah dengan gadis pilihan papa dan mama! Sudah waktunya kamu berhenti bermain-main Ben! Papa ini sedang sakit! Kalau. kamu tidak mau menikah, keluar dari rumah Papa!!" bentak Pak Henry penuh emosi.
Ben terdiam. Keluar dari rumah sama saja bunuh diri. Bagaimana ia akan membiayai hidup mewahnya? Sesekali Ben melirik pada ibunya. Namun Bu Dian cepat memalingkan wajah berusaha menguatkan diri agar tidak jatuh dalam belas kasihan yang salah pada Ben. Seperti yang sudah ia lakukan selama dua puluh satu tahun terakhir ini.
Pilihan mereka jatuh pada Iva. Seorang gadis jelita yang pintar, ceria, penuh kehangatan serta menatap masa depan dengan penuh ketelitian. Ayah Ben dan ayah Iva merupakan sahabat sejak kecil. Mereka berjuang bersama dan sukses bersama.
Bastian Hadiningrat, itulah nama ayah Iva, juga seorang pengusaha yang cukup disegani. Meski kekayaannya tidak sampai setengah kekayaan Pak Henry, tetap ia merupakan keluarga terpandang. Sementara Bu Lelly, ibunda Iva, merupakan putri dari seorang Gubernur bertahun-tahun lalu di kota.
Yang terjadi adalah, ayah Iva baru saja ditipu secara masif dan mengakibatkan aset perusahaannya akan segera disita oleh bank. Pak Bastian diberikan waktu selama enam bulan oleh bank untuk menjual asetnya, atau mencari dana entah darimana untuk menutup hutangnya di bank tersebut.
Iva saat itu menjalin kasih dengan Aarav, anak seorang pedagang toko sepatu. Hubungan ini selalu ditentang oleh keluarga Iva. Ayah dan Ibu Iva menganggap Aarav tidak tulus dan hanya mengincar kekayaan mereka saja. Apalagi Aarav bisa masuk ke kampus mahal dan bergengsi tempat Iva kuliah berdasarkan beasiswa. Bukan karena ia mampu untuk membayar SPP disana.
"Ayah dan Ibu salah... Aarav memang tidak sekaya kita, tapi ia tulus mencintai aku," bela Iva saat ayah dan ibunya mencemooh Aarav.
"Kamu tahu apa soal cinta? Kamu baru dua puluh tahun. Bau kencur soal Cinta," bantah Bu Lelly, ibunda Iva.
"Ibumu benar Iva. Lagipula kamu harapan keluarga ini. Adikmu Ivo masih terlalu kecil untuk dimintai apapun. Jadi hanya kamu harapan ayah ibu," tambah Pak Bastian, ayah Iva.
Saat ayah Ben menawarkan untuk menggabungkam salah satu perusahaannya dengan perusahaan ayah Iva, menolak adalah kata yang sangat tidak mungkin terucap. Apalagi mereka telah berteman sekian puluh tahun dan ancaman penyitaan aset didepan mata.
Pak Henry hanya akan mau membayarkan hutang-hutang Ayah Iva, apabila Iva bersedia menjadi menantunya. Karena dengan menjadi menantu, berarti mereka akan menjadi keluarga. Dan dengan menjadi keluarga, kepercayaan akan lebih mudah didapat.
"Kalau dua perusahaan kita bergabung, bayangkan sekuat apa kita di dunia bisnis!" usul Pak Henry suatu malam kepada Pak Bastian.
"Betul Hen, aku sudah bisa membayangkan kerajaan bisnismu akan semakin megah!" sahut Pak Bastian memuji sahabatnya.
Maka munculah perjodohan antara Ben dan Iva. Dengan harapan masing-masing keluarga bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Ben dan Iva, kalian kami jodohkan saat ini demi untuk tercapainya hal-hal baik dikemudian hari. Ben jika sudah menikah nanti, dia ada yang menemani di rumah, sehingga bisa jadi dia tidak berpesta lagi tiap malam," ujar Pak Henry kepada Ben dan Iva.
"Dan Iva, dengan adanya Ben, pasti Aarav akan berhenti mengejar-ngejar kamu," tambah Bu Lelly membenarkan ucapan Pak Henry.
Ben bisa berubah menjadi lelaki yang matang dan meneruskan perusahaan. Itulah harapan orangtua Ben.
Iva bisa menyelamatkan aset perusahaan dan menjadi menantu salah satu orang terkaya di kota. Itulah harapan orang tua Iva.
Hanya saja orang tua Ben dan Iva melupakan bahwa cinta tidak bisa datang begitu saja. Bahwa Ben dan Iva memiliki karakter yang sangat bertolak belakang, dan belum tentu bisa saling menyesuaikan satu sama lain dalam waktu singkat.
Dan kini, Ben termenung meratapi masa depan yang dianggapnya suram. Sementara Iva menatap sekelilingnya dengan malas. Kemeriahan dan kemewahan segala sesuatu yang ada malam ini hanyalah semu. Semuanya tidak ada yang nyata.
"Seharusnya kita menolak sejak awal," gumam Iva pelan kepada Ben.
"Aku dijodohkan dengan kamu, sekedar supaya kamu lepas dari si dekil Aarav. Seorang Ben Tjipta Putra, telah direndahkan sedemikian rupa?" sahut Ben menggelengkan kepala.
"Aarav dekil? Kamu lebih dekil dari dia! Hatimu itu dekil!!" balas Iva berapi-api. Mendapati lelaki tercintanya dihina, Iva tidak bisa tinggal diam.
"Berisik!! Kamu tahu? Aku sebenarnya sekarang sedang pacaran dengan Tiara. Kamu tahu Tiara? Dia foto model super sexy. Tidak seperti kamu yang berbody tidak jelas begini," cibir Ben membalas Iva.
"Eeeeh...!! Body sexy bakal jadi tua. Tapi hati, semakin tua akan semakin baik kalau memang dasarnya baik! Tidak seperti kamu! Aku bingung sebenarnya dimana hatimu?"
"Cukup kalian berdua! Berhenti bertengkar!" perintah Pak Henry menengahi.
Ben dan Iva langsung terdiam. Mereka saling bertatapan... dengan penuh kebencian.
***
***Teaser Next Chapter :
Ben melingkarkan tangan kanannya di pinggang Iva, kemudian tangan kirinya membimbing jemari Iva bertengger di pundaknya. Dengan satu tarikan, tubuh Iva dibawa mendekat, bersentuhan dengan dada bidang Ben.
"I Found A Girl, Beautiful and sweet.." Ben ikut berdendang menirukan lirik lagu sambil menatap mata Iva tajam. Seolah hendak mengatakan bahwa Iva-lah yang telah ia temukan.
Jantung Iva seperti genderang perang yang ditabuh oleh sepuluh prajurit. Berdetak kencang tidak karuan menanggapi perilaku Ben yang mendadak manis dan sangat gentleman***.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Happy♡~
Lanjut kak.. Bagus banget novel ni.. 😍❤
2021-04-23
3
𝑨͢𝒔𝒌𝒂
next thorr.....
2021-04-16
2