Seberkas Luka
Hari yang cerah untuk menapakan kaki di halaman Universitas X, ya dia adalah Luzy Safitri gadis berusia 19 tahun cantik ceria dan berbakat.
"bismillah semoga hari-hari selalu menyenangkan Amin" ujar Luzy
Melihat sekeliling kampus tampak ramai dan para mahasiswa berlalu lalang dengan kesibukannya masing-masing.
Pertama kali mengikuti mata kuliah Luzy sudah sangat mengerti dengan materi yang baru didapatnya, bahkan dia sangat aktif mengemukakan pendapat dan sangat responsif sehingga dosen pun tak segan untuk memberikan nilai plus.
"hay..." sapa Dina
"hay juga" jawab Luzy
"o ya aku Dina, kamu cerdas juga ya" ujar Dina
"ah kamu ini ya, eh aku Luzy senang berteman denganmu Din" ujar Luzy
Dina merupakan teman pertama kali yang berkenalan dengan Luzy, tanpa disadari mereka sangat nyaman mengobrol dan berbagi cerita.
" BTW kapan-kapan main ya ke kosanku" pinta luzy
"mmm boleh deh" ujar dina dengan tersenyum
"tapi maaf kosku sempit gakpapa din" selidik luzy
"aduh zy...santai aja lagi" ujar dina mereka tertawa bersama
Disebuah kamar kos yang kecil beralaskan kasur lantai mereka mengerjakan tugas kuliah dengan diselingi candaan. karena bagi luzy, dina adalah satu-satunya teman yang baik bisa menerima pertemanan mereka apa adanya padahal dina berasal dari kalangan orang yang berada.
papa mamanya semua pengusaha sibuk pergi keluar negeri untuk mengembangkan usaha disana, karena itu dina membutuhkan teman seperti luzy selalu ada untuk sekedar bercerita bahkan saling mengungkapkan keluh kesah mereka berdua.
"kadang kehidupan memang seperti itu ya gaes. harta yang berlimpah belum tentu bahagia dan sebaliknya tanpa harta banyak juga yang sengsara" pesan buat readers
"zy...udah malam nih, aku pulang dulu nanti dicariin sama bibi"ujar dina
"okelah...mau aku antar"? tanya luzy
"yeee nggak usah zy...dah pesen ojol juga...baaay zy" teriak dina
"eh bay juga din hati-hati" teriak luzy karena dina sudah pergi meninggalkanya
Hari yang cukup melelahkan untuk seorang mahasiswi baru apalagi luzy salah satu mahasiswa yang apa-apa jalan kaki, ya karena keadaan ekonominya yang pas-pasan mengharusnya tetap semangat dalam kondisi apapun bagi dia yang penting bisa kuliah saja sudah alhamdulillah. Meskipun sering sekali dia bermimpi seandainya ayah ibu masih ada pasti hidupnya tidak serumit ini.
belum juga dia memikirkan untuk mencari kerja sampingan karena mengandalkan uang dari beasiswa saja tidak akan cukup untuk bertahan hidup dikota X ini, apa-apa serba mahal bahkan untuk bisa makan nasi sekali saja dalam sehari luzy sudah bersyukur.
"huh...alhamdulillah akhirnya semua sudah selesai" ujar luzy menyilak poni yang mengahalangi pandanganya pada foto yang sudah tua
tak terasa luzy tumbang tertidur diatas kasur lantai dengan posisi yang tidak teratur, karena banyaknya buku yang berserakan dan leptop masih keadaan menyala.
Pagi yang cerah untuk memulai rutinitas seperti biasanya bangun pagi-pagi sekali memasak nasi karena dia membawa mejikom kecil dan membuat telur ceplok buat sarapan setiap pagi. bersiap ke kampus jalan kaki karena ya lumayan dekat lah untuk luzy karena sayang uangnya kalau dibuat bayar naik angkot.
"bismillah engkau permudah urusan hamba Ya Allah" batin luzy
hay hay maaf ya readers pemula nih mau bikin novel gini galaunya minta ampun sumpah antara yakin dan tidak yakin. semoga syuka 😘😘😘😘
o ya kalau mau kasih saran mau banget readers supaya lebih baik lagi, soalnya masih tahap belajar mengembangkan kalimat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Diana Susanti
insya'Alloh sukaaaaaaaaa kak
2023-04-07
0
indah azhani
hadir donk di erka
2021-07-04
0
EK SiPutri Wawat
singgah
2021-05-30
0