Teo dan Gavin saling tatap membawa perasaan bingung. tapi kemudian kedua sahabat itu memilih acuh dan bergegas mengangakat tubuh Adel yang ada di atas pangkuan Anandita.
Anandita bergantian menatap Teo dan Gavin yang seakan berebut ingin membawa tubuh lemah Adel. tanpa sadar matanya berkaca-kaca apalagi melihat perhatian Teo kepada Adel.
"Kita bawa kerumah sakit.!" Usul Gavin.
Teo mengangguk dan keduanya berjalan bersama-sama dengan Adel pastinya meninggalkan Anandita seorang diri.
Dari kejauhan Kakak Hendri menatap sendu sang Cucu. lalu senyuman tipis meningsing seakan memberi kekuatan.
Anandita memilih pergi untuk memenangkan diri. Noah yang juga ada di sana mengerutkan kening melihat tingkah Sang Adik. sedangkan Kasih mengikuti Adel yang sudah berada diluar.
"Ada apa dengannya? kenapa-"
Noah memilih diam dan bergegas keluar mengabaikan rasa penasaran tentang sikap Anandita.
.
.
Kasih menangis panik melihat Adel pingsan. kejadian menegangkan itu benar-benar di luar dugaan! Sang sahabat yang tadi nampak ceria kini terkulai lemas tak berdaya.
"Hiks...hiks....Adel bangun Adel...bangun." Pinta Kasih sambil terisak disaat Adel sudah masuk kedalam mobil.
Nyonya Sekar yang ada disamping Kasih juga ikut panik dan berusaha menenangkan Kasih.
"Sayang. tenanglah, Adel akan baik-baik saja."
"Mama katakan, tidak akan terjadi sesuatu bukan, Mah?" Seru Kasih yang terus mengusap wajah pucat Adel.
"Tidak Sayang, dia akan baik-baik saja. Gavin, Teo. cepat bawa Adel kerumah sakit." Titahnya tidak sabar.
Gavin yang ada di depan kemudi langsung menghidup mesin mobil. sedangkan Teo duduk dibangku belakang seraya merangkul Adel
"Kasih, aku akan pergi." Gavin melirik Kasih seolah memintanya untuk menyingkir.
"Aku akan ikut?" Kasih bersiap-siap masuk kedalam mobil melupakan tubuhnya yang lemah.
Nyonya Sekar langsung menarik tangan Kasih.
"Tidak sayang! biarkan Teo dan Gavin yang pergi. ingatlah, kamu masih lemah dan Ayres!"
Mendengar Nama Sang Putra membuat Kasih tersadar dan memilih menutup pintu. "Kak, pastikan Adel baik-baik saja." Mata Kasih menatap Teo penuh harap.
Teo mengangguk cepat.
Kemudian Mobil melenggang pergi meninggalkan rumah Noah.
"Mah. apa dia akan baik-baik saja?" Seru Kasih yang masih menatap kepergian mobil.
Nyonya Sekar menarik tangan sang putri. "Dia akan baik-baik saja, percayalah."
Noah berlari menghampiri istri dan ibu Mertuanya cukup santai pasalnya pikiranya tebagi.
"Apa mereka sudah pergi.?" Tanya Naoh setengah berteriak.
Kasih dan Nyonya Sekar menoleh kearah suara lalu keduanya mengangguk pelan.
.
.
Pesta masih berlangsung walaupun sesekali para tamu berbisik akan kejadian tadi. diantara mereka begitu penasaran siapa gerangan wanita muda itu? sampai-sampai membuat kedua pria tampan itu khwatir dan langsung membawanya kerumah sakit.
Seorang wanita berjalan berdampingan bersama pria dengan wajah datar. mata keduanya celingukan seperti tengah mencari sesuatu.
"Pah, dimana Gavin.?" Wanita berbaju biru senada dengan suaminya bertanya ketus.
Pria yang dipastikan suaminya hanya mengangkat kedua bahunya sebagai jawaban.
Melihat sikap acuh sang suami membuatnya memutar bola mata malas. lalu wanita yang diyakini ibu dari Gavin tak sengaja melirik kedatangan Noah dan istrinya.
"Noah!"
Noah dan Kasih mengalihkan perhatiannya kearah suara. "Mas, itu bukannya-
"Ya sayang. mereka kedua orang tua, Gavin." Bisik Noah sebagai jawaban atas pertanyaan Kasih.
Kedua orang tua Gavin berjalan angkuh menghampiri Noah dan Kasih yang juga berjalan untuk menyambut kedua pasutri itu.
"Om, Tante." Kasih menyapa keduanya sopan.
Keduannya tersenyum hambar dan memilih menatap Naoh.
"Dimana Gavin, Noah?" Sekarang ayah Gavin yang bertanya.
"Dia pergi bersama Teo untuk membawa-
"Tante?" Kasih memangkas kalimat Noah.
"Ya, Luna.?" Seru Keduanya.
"Yang tadi pingsan itu teman Luna. jadi Luna meminta Mas Teo dan Mas Gavin untuk membawanya kerumah sakit." terang Kasih ragu-ragu mengingat bagaimana ibu dari Gavin itu.
Noah pernah menceritakan tentang keluarga Gavin kepadanya. pria satu anak itu mengatakan kalau keluarga Gavin sangat disiplin dan selalu menjunjung martabat, keluarga kaya itu terkenal dengan cara memilih orang yang akan masuk kedalam keluarga Abrisam. tentunya dengan kriteria yang menurut mereka benar?
Anak itu. tidak biasanya dia mau membuang waktu hanya untuk menolong orang. Batin sang ibu penuh tanya.
.
.
Disaat semua orang yang ada di lantai bawah masih berpesta, Kakek Hendri terlihat menaiki tangga menuju kamar Anandita pasalnya gadis cantik itu tadi tak kunjung turun.
Tanpa mengetuk pintu Kakek Hendri meraih pegangan pintu dan membukanya. "Sayang."
Anandita yang tengah terisak diatas ranjang menoleh kearah suara. "Kakek."
Langkah Kakek Hendri nampak lemas melihat Cucu cantiknya sedang menangis. "Sayang, berhenti menangis."
"Hiks...hiks...Kek, Dita sangat mencintainya Kek, hiks...hiks...Bantu Dita, Kek... Dita mohon...Hiks...hiks..."
Kakek Hendri duduk disamping Anandita lalu tanganya mengusap pipinya yang basah.
"Ternyata. Cucu cantik Kakek sekarang sudah menjadi wanita dewasa, bagaimana bisa Kakek melihat kamu menderita karena Teo, huh.. katakan? apa yang bisa Kakek bantu? bukanya waktu itu Kakek pernah-
"Siapa yang menyukai siapa?"
Anandita dan Kakek Hendri membulatkan kedua mata mendengar suara familiar itu.
"Kakak Noah?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
jeni
Owala...rumit jugA ternyTa...Adel pStj
hamil deh.tapi jtu anak siapanya?
2021-04-02
2
Nm@
Aku hadir, kak!!!
2021-04-01
1
Agung Manik
kasi tau ke Noah jika dita suka pada Teo
2021-04-01
0