Tok tok tok
Seseorang mengetuk kamar ku, ketika aku sedang mengikat tali sepatuku.
“Iya bentar” teriak ku.
“Lama banget sih!” Teriak Sienna di balik pintu.
Aku langsung membuka pintu, dan terlihat lah Sienna dengan kerutan di kening nya karena kesal telah lama menunggu ku.
“Udah yokk”
Aku dan Sienna segera menyusul semua orang yang sudah menunggu di dalam bis.
Pemberhentian selanjutnya adalah pantai Bawana,pantai berpasir putih lembut dengan tebing tebing tinggi sebagai background pantai. Dan di pantai ini ada lengkungan unik lubang besar dari batu karang yang berdiri kokoh sehingga membuat batu karang raksasa itu menjadi seperti lubang ke dimensi lain, dan spot ini adalah salah satu tempat yang sering sekali di pakai untuk pemotretan artis artis di penjuru dunia.
Sesampainya disana semua orang pun terlihat senang dan takjub melihat keindahan alam di sekeliling mereka dan berlari senang berlomba untuk berfoto dan menikmati pagi hari di pesisir pantai.
Aku duduk di pesisir pantai menunggu semua orang bersenang senang, aku mengeluarkan ponsel ku dan memotret pemandangan indah pantai di hadapanku.
“Gak ikut mengabadikan fhoto kaya yang lain?” Glenn mengejutkan ku dengan datang tiba-tia dan duduk di sampingku.
“Hey mas” dia tersenyum melihat ku.
“Ngga mas,bulan kemarin aku sempet kesini dan udah fhoto di tempat yang sama”
Dia tertawa kecil mendengar ucapan ku.
“Aku liat kamu ga kaya temen kamu yang lain ya” aku melirik nya,menunggu nya untuk melanjutkan ucapan nya.
“yang heboh, agresif,dan banyak bicara pastinya” aku pun tertawa mendengar Glenn mengatakan perilaku teman-teman ku dengan mata memperhatikan mereka yang sedang di bicarakan.
“Tapi emang setiap pertemanan itu harus unik kan ? Kalau mereka senang sekali berisik, setidak nya harus ada satu orang yang mengingatkan mereka untuk diam agar mereka sadar sudah berisik”
Aku semakin mengerutkan keningku.
“Ya maksud aku, ketika temen temen kamu ga sadar mereka sedang melakukan kesalahan , pasti di antara mereka cuma kamu yang sering mengingatkan mereka kalo itu salah,kan ?” aku menganggukan kepala ku membenarkan ucapan nya.
Aku memandang semua teman-teman ku yang begitu bahagia nya berfoto dan bermain di pesisir pantai.
“Ngga juga sih mas”
Jawab ku mematahkan pemikirannya tentang ku.
“Aku juga pasti suka bikin kesalahan,dan sebalik nya, malah mereka yang selalu mengingatkan ku dan memperingati aku”
“Dan kamu mendengarkan mereka?”
Pertanyaan itu membuat ku berfikir dan mengingat,apa setiap mereka menceramahi aku,aku selalu mendengarkan teman teman ku?
Aku menggigit bibir bawah ku lalu menggelengkan kepala ku dengan pelan. Glenn benar, aku ini tipe keras kepala, kalau apa yang aku lakukan terasa benar, aku akan terus melanjutkan nya,dan tidak akan pernah mendengar perkataan orang lain, termasuk perkataan teman-teman ku.
Glenn kembali tersenyum.
“Itu karena kamu merasa bahwa apa yang kamu lakukan benar deb, dan temen temen kamu tidak mau tau itu. Walaupun sifat kamu berbeda dari teman-teman kamu yang lain, tapi kalian bisa saling mengerti dan menerima, memang harus begitu dalam pertemanan bukan ? Dan aku yakin banget kamu itu orang nya nekat dan keras kepala di banding yang lain”
Lagi-lagi dia bisa menebak karakter ku. Aku semakin heran, apa semua itu terlihat jelas dalam diriku sehingga orang baru pun bisa membaca semua itu?
“Ya udah aku gabung dulu sama mereka yaa” pamitnya,aku tersenyum begitu Glenn berdiri dan pergi.
Aku memperhatikan semua teman ku yang begitu bahagia,seakan-akan ini adalah kali pertama mereka ke tempat ini.
Aku berteman dengan mereka semenjak aku memasuki komunitas MAPALA di kampus ku. Memang benar apa yang di katakan Glenn,dari dulu hanya akulah yang sering mengingatkan mereka jika mereka melakukan kesalahan,karena kebanyakan mereka selalu bertingkah sebelum berfikir. Sementara aku, aku adalah orang yang kompeten, selalu memikirkan dengan matang segala hal sebelum aku melakukan nya, dan tentu karena itulah aku menjadi wanita pemberani dan juga suka segala sesuatu hal yang baru.
Aku tidak melihat sosok Aditya di kerumunan sana. Aku menoleh kebelakang ku dan ternyata Aditya sedang duduk di bawah tebing dengan ponsel di tangan nya. Aku juga heran kenapa Aditya seperti tidak tertarik dengan tour ini,dia begitu cuek dan dingin.
___
Pemberhentian selanjutnya adalah air terjun Waimarang. Air terjun itu merupakan air terjun spektakuler dengan dinding besar mengelilingi kolam sehingga terasa kolam itu berada di dalam gua, karena dinding nya yang berlumut dan pepohonan yang rindang menjulang ke atas terlihat dari dalam membuat air terjun ini seperti ada di dalam gua yang gelap, padahal tidak sama sekali, di dalam begitu terang karena masih ada celah untuk aliran sungai nya,jadi masih aman untuk kita berenang disana.
Malam hari nya kita kembali ke Resort, dan kita berkumpul di tempat makan untuk makan malam.
Aku membawa piring ke meja prasmanan untuk mengambil beberapa macam makanan,karena malam itu aku benar-benar lapar. Aku sudah membayangkan memakan kepiting segar dengan saus padang,dan para para seafood lain nya. Makanan disini memang tidak pernah gagal, apalagi ukuran ikan laut di resort ini terbilang besar-besar membuat aku selalu merasa kenyang henya memakan satu kepiting saja.
Aku menggeserkan piring ku untuk mendapatkan menu yang lain nya. Ada Aditya yang juga sedang memilih makanan di sampingku. Aku meliriknya sebentar,dia sama sekali tidak memperdulikan keberadaan ku dan aku berusaha untuk ikut tak memperdulikan nya.
Dia mengambil setiap seafood di atas nampan dan melewati kepiting yang begitu menggiurkan dan besar yang ada tepat di hadapan nya. Aku teringat akan dia yang alergi dengan kepiting,lalu aku mengambil sebuah kepiting besar itu ke atas piring ku, lalu membuka gunting yang ada di dalam tas ku, gunting yang sedikit melengkung dan tajam yang selalu aku simpan di sebuah box kecil di dalam tasku.
“Itu apa ?”tanya Aditya
“Gunting kepiting” jawab ku dengan wajah datar.
“Emang ada ?”
Aku mengangkat gunting ku.
“Ini?” Jawab ku dengan bingung.
“Kenapa ?” Tanya ku penasaran dengan ekspresi dia yang seperti tak percaya.
“Tidak, aku baru kali ini lihat gunting seperti itu”
“Ya karena ini khusus kepiting” jawab ku.
Dia melirik ku sebentar dan kembali dengan sikap nya yang sedingin es.
Lalu aku mulai memotong kasar kepiting ku di atas meja hidangan agar kepiting ini dapat mudah ku makan, dan aku merasa dia tengah mencuri curi pandangan ke atas piring ku, walaupun tangan nya sedang memilih makanan di atas meja, tapi ekor mata nya tetap saja terlihat memperhatikan piringku.
“Mas mau coba ?” Tanya ku tanpa menoleh nya.
Aditya tersadar telah kepergok mencuri-curi pandangan kepadaku.
“Aku tidak bisa makan kepiting” ketusnya,lalu dia kembali memilih milih makanan lain yang ada di hadapan nya.
“Kenapa ? Alergi ?”
Dia tidak menjawab.
“Setau aku kalo mas alergi kepiting, harusnya mas alergi udang dan lobster juga ,mereka kan sama sama seafood”
Ucapku dengan melirik makanan yang ada di atas piring nya.
“Ini bukan urusan kamu,dan berhenti panggil aku mas”
Lalu dia pergi dengan muka nya yang begitu menyebalkan.
Aku menggerutu dalam hatiku, apa memang benar dia hanya alergi kepiting sementara seafood yang lain tidak ?
Seingatku makanan seafood itu sama, dan kandungan nya pun hampir sama dengan lobster, sementara Aditya sering memakan lobster jika aku lihat,dan dia terlihat baik-baik saja.
Aku tidak tahu kenapa dia tidak mau memakan kepiting,namun alergi bukanlah alasan yang tepat untuk dia tak memakan nya sedangkan seafood lain dia bisa. Mungkin orang lain tak ada yang menyadari itu,namun aku begitu menyadari itu.
Aku duduk bergabung dengan teman-teman ku. Sesekali aku melirik Aditya yang juga sering memperhatikan ku dengan tatapan nya yang sangat dingin. Tidak tahu apa yang sudah aku lakukan sehingga membuat dia menjadi seperti begitu kesal kepadaku. Apa aku sudah membat kesalahan ? Apa aku salah bicara ?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 154 Episodes
Comments