Setelah kejadian dimana kesucian Alexsa di ambil oleh Dikki secara cuma-cuma dan kini dia sedang mengandung anak dari laki-laki kurang ajar itu.
Usai merapikan semua barang-barang yang ia bawa dari kantor kini ia duduk di tepi ranjang sambil memeluk foto keluarganya.
Foto ini diambil saat mereka sedang liburan tahun lalu di pantai. Terlukis bagaimana kebahagian keluarga yang lengkap ini.
Tak terasa air mata Alexsa mengalir membasahi pipinya.
Bagaimana caranya untuk memberitahu sang ayah dan keluarga tentang kondisinya saat ini.
Apakah keluarganya akan tetap menerima ia atau sebaliknya?
Alexsa akan di usir dari rumah untuk selamanya.
Karena berpikir keras akhirnya Alexsa tertidur sambil memeluk foto keluarga kesayangannya.
...***...
Sepulang dari kantor Dikki langsung lanjut mencari nanas muda untuk menggugurkan kandungan Alexsa.
Disebuah warung kecil dia akhirnya menemukan buah yang diketahui bisa menggugurkan kandungan.
Tanpa lama Dikki langsung memarkirkan motor dan membelinya.
" Permisi buk" ucapnya sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karna helm.
" Iya mas ?" tanya sang penjual wanita yang tampak dari wajahnya sudah berumur 50 tahun sambil bangkit berdiri menghadap Dikki.
" Bu,,, saya mau beli nanas mudanya" ucap Dikki pelan agar tidak terdengar oleh orang asing yang sedang duduk di sebelah mereka.
Mendengar itu sang penjuang menyipitkan matanya. Tapi dia mengambil dan menasukkan kedalam plastik berwarna hitam.
" Apa mas ingin menggugurkan kandungan?" tanya sang ibu akhirnya penasaran menatap Dikki nanar.
Sontak Dikki terkejut mendengar ucapan sang penjual. Bagaimana bisa dia tau Dikki ingin menggugurkan kandungan. Mulutnya enggan untuk menjawab.
Seakan penjual itu sudah mendapat jawaban dia pun menyodorkan plastik berisi nanas muda itu pada Dikki.
" Saya tau tampat yang paling banyak didatangi orang-orang untuk menggugurkan kandungan" sang ibu penjual itu menatap Dikki yang masih diam tak ada jawaban.
" Saya permisi" kata Dikki memberi uang 50 ribu dan cepat-cepat pergi meninggalkan penjual.
Dengan cepat Dikki kembali memakai helm dan melajukan motornya meninggalkan sang penjual. Tapi dia juga menyesal tidak bertanya lebih lanjut tentang menggugurkan kandungan.
Dikki memasuki gedung tinggi dan menghantikan motornya.
Ia sudah sampai di apertemen tempat tinggal Alexsa.
Tak lupa ia membawa plastik hitam berisi nanas muda yang sudah dibelinya tadi.
Langkah kakinya besar dan cepat.
Tanpa menunggu lama Dikki masuk yang seperti biasa Alexsa tidak mengunci pintu rumahnya.
Mendengar suara pintu di buka kuat Alexsa langsung berjalan melihat kearah pintu yang sedang mencuci peralatan masak yang dia gunakan tadi.
"Untuk apa dia datang" batin Alexsa tidak suka.
Mata Alexsa melotot melihat kedatangan Dikki tiba-tiba sambil menyodorkan plastik berisi nanas muda.
" Apa ini?" tanya Alexsa membasuh tangannya di westafel.
" Nanas muda" jawab Dikki dengan wajah datar.
Alexsa belum tau kalau nanas muda itu dibeli Dikki untuk menggugurkan kandungannya.
" Nanas muda?" tanya Alexsa berjalan mendekati Dikki.
"Katanya ini bagus untuk wanita hamil makanya aku beliin buat kamu" Dikki menarik tangan Alexsa seakan menyakinkan.
Wajah Alexsa berubah dia merasa ada yang tidak beres dengan Dikki.
" Bukannya semalam kau tidak siap jadi ayah?" tanya Alexsa mulai curiga dengan Dikki yang tiba-tiba baik.
" Aku menyesal dengan omonganku sayang" Kata Dikki sambil mengusap wajah Alexsa lembut.
" Biar ku siapkan " kata Dikki berjalan kedapur untuk mengupas nanas muda itu.
Alexsa semakin penasaran dengan ucapan Dikki tadi. Ia mengambil handpone yang ada di saku celananya dan segera membrowsing " Manfaat nanas muda untuk wanita hamil"
Usai mengetik Alexsa langsung mencari
Sebuah artikel terbuka mata Alexsa berubah melolot membaca penjelasannya.
" Bagaimana bisa kau berbohong, kau masih ingin menggugurkan darah dagingmu sendiri" gumam Alexsa menutup mulutnya tak percaya Dikki berniat membunuh anaknya sendiri.
Dikki datang dengan piring berisi nanas muda yang sudah dipotong.
Alexsa terkejut sampai menjatuhkan handpone miliknya.
Mata mereka saling menatap pelan-pelan Alexsa mundur menjauh dari Dikki.
Dikki menyadari perubahan Alexsa berusaha tetang agar rencananya menggugurkan kandungan Alexsa.
Langkah Alexsa terhenti mentok ke tembok matanya mulai mencari benda yang bisa membantunya menjauh dari Dikki.
Dikki mulai mendekat berusaha memberi senyum terbaiknya.
" Ini makan nanasnya !" perintah Dikki menyodorkan piring berisi nanas muda yang sudah ia potong.
Alexsa langsung mengibaskan tangan menyentuh piring dan reflek terjatuh ke lantai.
Mata Dikki membelalak keget tangannya mengepal dan langsung menampar Alexsa kasar.
Dilantai serpihan kaca dan nanas berserak kemana-mana.
Alexsa mengusap wajahnya pelan merasakan tamparan Dikki yang sangat kuat.
Matanya perlahan meneteskan air mata untuk kesekian kalinya.
Dikki memutar badannya dan langsung keluar meninggalkan Alexsa yang masih berdiri memegangi pipinya kesakitan.
" Bakk.... " suara pintu di banting kasar siapa lagi kalau bukan Dikki.
Merasa aman Alexsa langsung terduduk menatap pecahan piring dan nanas yang berserakan.
...***...
Berselang 15 menit Nabila yang biasa di sapa Nabila datang masih berpakaian kantor.
mengingat pintu yang tidak di kunci Nabila langsung membuka hendel pintu dan masuk.
Mata Nabila melirik setiap sudut ruang tapi tidak menemukan sosok sang sahabat yang dia sayangai.
Nabila mulai melangkah sambil memanggil nama Alexsa berkali-kali.
Nabila mendengar suara tangisan yang terisak dari sudut jendela.
Tanpa ragu dia mempercepat langkah mencari sumber suara.
Alexsa terduduk memeluk lututnya sambil.menangis.
Nabila sontak kaget melihat kondisi Alexsa yang memprihatinkan ditambah lagi pecahan piring dan nanas masih berserakan di lantai.
Nabila berjalan sambil menghindari pecaran agar tidak meluakai dirinya.
Tangannya kini menyentuh bahu Alexsa yang masih memeluk lututnya.
" Al ada apa? Kenapa kamu menangis seperti ini?" tanya Nabila pelan berusaha jongkok menatap Alexsa.
Alexsa mengangkat kepala tidak bisa menyembunyikan kepedihannya.
Tanpa ragu Alexsa langsung memeluk Nabila erat. Pelukan yang sangat dibutuhkan Alexsa saat ini.
" Ada apa sebenarnya?" tanya Nabila mengusap punggung Alexsa bertanya lagi berusaha tidak memojokkan Alexsa.
" Aku....hiks .. hihkk.. " tangis Alexsa kini pecah tak tertahan lagi.
Nabila mengangkat tangan Alexsa pelan dan berjalan ke kamar.
" Sekarang kamu mandi dulu ya Al, habis mandi kamu cerita semuanya" pinta Nabila memapah Alexsa berjalan ke arah kekamar.
Alexsa pun mengangguk mengikuti ucapan Nabila untuk mandi.
Melihat pecahan piring masih berserakan Nabila berinisiatif untuk membersihkannya.
Karena Nabila sudah sering menginap di rumah Alexsa jadi ia sudah tau letak peralatan rumah milik Alexsa.
Setelah selesai membersihkan lantai Nabila mulai penasaran dengan nanas muda yang sudah dia buang ke tong sampah.
" Sejak kapan Al suka makan nanas , setauku dia paling tidak suka dengan nanas " kata Nabil tau apa saja yang disukaI Alexsa dan yang tidak disukainya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Leni Arinata
wah diki gak bertanggung jawab
2022-03-12
0
Nia Kurniawati
kasian alexa
2021-05-10
1