Dikki keluar dari apertemen Alexsa dengan amarah yang berapi-api.
Wajahnya merah dan tangannya mengepal.
Sedangkan di dalam apertemen Alexsa menangis menyesali yang sudah terjadi di kehidupannya.
Alexsa berusaha berdiri dan mengambil handponenya yang ada di atas meja dan berniat untuk menghubungi sahabatnya.
Tapi ia ragu-ragu tak ingin membuat sahabat terbaiknya ikut dalam masalah ini.
Alexsa mulai meringis kesakit di punggungnya apalagi tindakan Dikki tadi sampai membuat ia jatuh kelantai.
Alexsa berjalan pelan menuju kamar dan bersih-bersih.
Di kamar yang kecil Dikki mulai memikirkan cara untuk menggugurkan kandungan Alexsa.
Dia mulai membuka handpone dan mencari disana.
Tak lama dia mendapat jawaban.
" Nanas muda" ucapnya sambil tersenyum licik dan mengambil kunci yang tadi sempat dilemparnya asal.
Dikki mulai mencari nanas muda dimana hari sudah mulai gelap. Tapi sampai berjam-jam dia mencari tidak mendapatkannya dan akhirnya menyerah dan pulang ke kost.
2 minggu kemudian
Hari ini Alexsa memutuskan untuk mengundurkan diri secara baik-baik dari kantor tempat dia bekerja. Bagaimana pun perutnya akan membesar dan semua akan tau dia sedang hamil. Dia tidak mau merusak citra perusahan yang dikenal baik selama ini.
" Kamu yakin dengan ucapan kamu barusan?" tanya Pak Arnol pemilik perusahaan tempat Alexsa bekerja.
" Saya yakin pak" jawab Alexsa dengan suara sedikit ragu.
" Jujur saya sangat kaget dengan permintaan ini. Karna saya sangat senang dengan kinerja kamu" tambah Arnol yang masih tidak percaya dengam permintaan Alexsa.
" Keputusan saya sudah bulat pak" ucap Alexsa kali ini dengan suara yang lebih jelas.
" Baik kalau itu mau kamu saya tidak bisa memaksa" ucap Arnol menyerah tidak lagi memberi pertimbangan.
" Terimakasih pak" ucap Alexsa berusaha tersenyum walaupun hatinya menangis melepas pekerjaan yang selama ini ia cintai.
" Saya pamit pak" kata Alexsa tanpa basa-basi hendak keluar.
Arnol hanya mengangguk kecewa dengan tindakan Alexsa yang memutuskan keluar dari perusahaannya.
Alexsa langsung keluar dari ruangan Arnol menuju ruangannya yang sudah lama dia tempati.
Alexsa duduk dikursi kebanggannya.
Melirik sekeliling yang pasti sangat dia rindukan nantinya.
" Kenapa tiba-tiba Al?" tanya seorang wanita yang tidak asing lagi ditelingan Alexsa.
Dia adalah Nabila. Sahabat Alexsa bahkan dia sudah menganggapnya sebagai saudara sendiri.
" Aku bisa liat dari sikap kamu akhir-akhir ini. Kamu pasti ada masalah besar kan? Al cerita sama aku" kata Nabila menatap Alexsa dalama. Berharap Alexsa akan menjawab pertanyaanya .
" Aku ga tau harus cerita mulai dari mana Bil" sahut Alexsa sudah bercucur air mata.
Kali ini dia sudah tidak bisa membendung air mata lagi. Beban yang selama ini dia pikul sudah tidak bisa ditahan lagi.
" Apa ini ada hubungannya sama Dikki?" tanya Nabila pelan.
Nabila juga kurang setuju dengan hubungan Alexsa dan Dikki. Setiap Alexsa bercerita tentang Dikki Nabila akan mengambil kegiatan untuk menghindari pembicaraan tentang Dikki.
Alexsa menggangguk mengiyakan pertanyaan Nabila.
" tok... tok..." suara pintu diketuk.
Pembicaraan mereka terhenti .
" masuk" ucap Nabila sedangakan Alexsa mengusap sisa cairan bening tadi.
" Mbak Aleaxsa, pak Arnol minta mbak keruangannya" Kata Siti. Siti adalah keliling service yang sudah cukup lama bekerja disini.
" Oh iya mbak, makasih ya"Jawab Alexsa berusaha tersenyum.
" Ada apa lagi ya?" tanya Alexsa pelan.
" Uda sana" ucap Nabila membuyarkan pikiran Alexsa.
Alexsa berjalan mendekati ruangan Pak Arnol dengan pikiran yang entah kemana.
" Apa pak Arnol mau nanya ;agi aku serius keluar dari kantor ini" batin Alexsa.
Tok..tokk...
Suara pintu diketuk oleh Alexsa.
" Masuk.." perintah dari dalam ruangan yang tak lain adalah pak Arnol.
" Ada apa pak?" tanya Alexsa sambil menarik kursi dan duduk dihapannya.
" Saya dengar kamu sakit dari Nabila" kata Pak Arnol sambil membuka laci di sempingnya dan mengambil amplop.
" Saya ada sedikit untuk bantu kamu berobat" ucap pak Arnol menyodorkan amplop yang cukup tebal.
Alexsa terkejut mendengar ucapan dari sang bos yang sebentar lagi dia tinggalkan.
" Tapi pak" ucap Alexsa ingin menolak.
" Anggap saja ini bonus buat kamu selama jadi sekertaris saya" tambah Pak Arnol lagi.
" saya minta maaf pak, harus meninggalkan perusahaan ini" kata Alexsa pelan.
" kalau itu sudah menjadi pilihan kamu saya tidak bisa paksa" sahut pak Arnol lagi.
" Tapi tolong terima ini" kata pak Arnol mengambil amplop yang sempat diletakkan diatas meja.
Alexsa menolah ke amplop coklat tebal itu dan menerimanya.
" Terimakasih ya pak" ucap Alexsa berterimakasih pada pak Arnol.
" Sama-sama" ucapnya tersenyum.
Alexsa kembali keruangannya dan membereskan barang-barang miliknya.
"Bil nanti aku cerita semua yah"
pesan terkirim.
Alexsa membawa barang-barang miliknya kemobil dan di bantu Siti karna diperintahkan oleh Arnol.
" Maaf ya mbak jadi repot bantuin saya" ucap Alexsa pada Siti tidak enak apalagi usia mereka cukup jauh. Alexsa merasa telah merepotkan orangtau.
" Tidak apa-apa mbak" jawabnya sopan dengan senyuman.
Mereka mulai melangkah kearah parkiran sesekali kariawan yang berteman baik dengan Alexsa. Wajah mereka penuh tanya kenap Alexsa keluar tiba-tiba seperti ini.
Tanpa menjawab Alexsa hanya tersenyum tipis meninggalkan mereka dengan penuh tanda tanya.
Dikki yang juga melihat Alexsa membawa barang-barang kantornya tak sedikit pun mempedulikannya.
Dia pura-pura sibuk dengan pekerjaannya.
Alexsa tak menghiraukannya dia berjalan di.belakang Siti dan menuju parkiran.
" Sekali lagi saya makasih banyak ya mbak.
Uda di bantuin angkat barang" kata Alexsa untuk kesekian kalinya.
" iya mbak sama-sama. Saya senang bisa bantu mbak " jawab Siti dengan wajah sedikit mengerut.
" Kok sedih mbak?" tanya Alexsa melihat perubahan wajah Siti.
" Saya sedih mbak ga kerja disini lagi" kata Siti dengan nada suara sedih.
Alexsa dan Siti memiliki hubungan yang cukup baik. Apalagi Siti menganggap Alexsa putrinya karna putrinya sudah menikah dan tinggal jauh dari Siti ikut suaminya.
Alexsa terharu ternyata masih banyak orang yang peduli dengan dia.
" Kita tetap bisa ketemu kok " kata Alexsa mengambil kotak ditangan Siti dan memasukkannya kedalam mobil.
Tanpa ragu Alexsa memeluk Siti hangat untuk siap pergi.
Rasanya dia memerlukan dekapan seperti saat ini.
" Saya yakin Mbak lagi ada masalah besar dan saya yakin mbak pasti bisa lewati semua ini" ucap Siti mengusap punggung Alexsa lembut.
Alexsa kembali mengeluarkan cairan bening.mendengar ucapan Siti yang seakan tau pesaannya walaupun dia tidak memberitahu masalah apa yang dia sedang hadapi.
" Makasih mbak, semoga kita bisa ketemu di lain waktu" kata Alexsa melepas pelukan dan menggenggam tangan Siti.
" iya mbak, hati-hati ya" ucap Siti lagi.
Alexsa tersenyum dan masuk kedalam mobil kesayangan pemberian sang papa.
" Saya pergi ya mbak" Ucap Alexsa membuka kaca melampai pada Siti yang belum kunjung beranjak.
Siti pun melambaikan tangannya mengikuti Alexsa.
Mobil melaju kejalan raya dan bersatu dengan banyaknya pengendara yang memiliki kesibukan masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Leni Arinata
ambil pelajarannya gaes....
jangan sampai seperti itu
2022-03-12
0
Nia Kurniawati
nasib cewek kalo dah begini hancur sudah
2021-05-10
1