Kejadian malam itu

Usai menikmati mie buatan Alexsa, Dikki pindah ke sofa dan menonton tv.

" Serius amat nontonnya?" ucap Alexsa membawakan makanan ringan dan duduk disebelahnya.

" Uda siap beres-beresnya" kata Dikki mengambil makanan yang di sodorkan Alexsa.

" Uda sayang" jawab Alexsa singkat ikut menatap tv yang menarik perhatiannya.

Angin risau dan gemerisik pepohonan mengiringi hujan jatuh ke bumi.

Diruangan yang hanya ada mereka berdua Alexsa dan Dikki.

Tangan Dikki yang tadinya menggenggam cemilan kini beralih pendekap Alexsa yang duduk disebelahnya.

Suasana semakin canggung setelah Dikki mencium bibir Alexsa.

" Dik... ga boleh" tolaknya menjauhkan diri.

Dikki sontak terdiam dan mengusap wajahnya.

Ruangan sesaat hening Alexsa melirik Dikki yang sedari tadi menekuk kepalanya.

" Sayang?" panggil Alexsa pelan.

Dikki mengangkat kepalanya perlahan menoleh pada Alexsa sambil tersenyum paksa.

" Kamu marah?" tanya Alexsa lagi.

Dikki hanya diam dan mendekat pada Alexsa mengambil tangannya.

" Aku janji bakal setia bolehkan kali ini aja" minta Dikki dengan wajah memelas.

" Tapi,," sahut Alexsa melihat wajah sang kekasih yang penuh harap dia tidak tega menolaknya.

Dan malam itu kejadian yang seharusnya tidak pernah terjadi mereka lakukan.

Pagi-pagi buta Dikki bangun dan ingin pulang dari apertemen Alexsa dan meninggalkan Alexsa yang masih tidur dengan pulas mengingat kejadian semalam yang panjang.

Dikki mengambil kembali pakaian yang Alexsa jemur semalam. Dia memakainya yang masih sedikit lembab.

Dikki melirik Alexsa sambil tersenyum puas dan keluar meninggalkan apertemen.

Sepeninggalan Dikki ternyata Alexsa tidak sedikitpun tidur. Setelah dia melakukan kejadian semalam ada rasa penyesalan yang amat besar dihatinya.

Alexsa mengambil posisi duduk dan bersandar ke dinding kamarnya.

" Yah Tuhan apa yang harus ku lakukan sekarang? Papa dan Mama pasti marah dan malu punya anak seperti aku" batin Alexsa.

Tak terasa cairan bening keluar dari matanya.

Alexsa mencengkram rambutnya kuat.

Dia menoleh pada noda darah dan menambah rasa penyesalannya. Dengan Cepat Alexsa membuka sepray dan membersihkan diri.

" Kenapa aku bodoh " batinnya lagi air yang sedari tadi mengguyur badannya tidak dihiraukan lagi.

Alexsa mengusap badannya dengan kasar sambil menangis.

Perasaannya saat ini campur aduk ada rasa bodoh tidak bisa menjaga diri seperti yang dia janjikan kepada kedua orangtuanya.

Waktu terus berjalan setelah kejadian itu Dikki mulai menunjukkan aslinya. Dia mulai sering bertindak rendahan pada Alexsa.

" Ternyata laki-laki yang selama ini aku sayangi punya sifat rendahan" batin Alexsa.

Sepulang dari kantor Alexsa baru menyadari dia sudah 2 bulan tidak dapat bulanan.

Pikiran Alexsa mulai kemana-mana mengingat dia pernah melakukan itu dengan Dikki.

" Apa mungkin aku hamil?" ucap Alexsa sambil terduduk di sofa mengerutkan kening.

" Yah Tuhan jangan sampai aku hamil. Aku akan berubah" tambahnya lagi.

Untuk menjelaskan semua pikirannya yang entah kemana-mana Alexsa berniat ke apotek terdekat apertemen untuk membeli tets pack.

Dia berjalan dengan pandangan kosong seakan hidupnya bener-benar hancur sekarang.

Bagaimana kalau sampai dia benar-benar hamil.

Tak lama sesampainya di apotek Alexsa langsung menyebutkan barang yang dia butuhkan. Wanita berpakaian putih di depannya tersendak kaget mendengar Alexsa menyebut test pack karna setaunya Alexsa belum menikah. Alexsa sering membeli obat-obatan di apotek ini dan mereka cukup akrab.

" Al kamu ga salah?" tanya Dini mempercelas.

" Aku butuh sekarang Din, nanti kita ngobrol" sahut Alexsa pelan dengan suara cemas.

Mendengar ucapan Alexsa wanita yang ikut cemas dengan kondisi Alexsa saat ini langsung mengambil dan menyodorkan ke hadapan Alexsa.

Alexsa menyodorkan uang 100 ribu dan langsung pulang.

" Al... kambaliannya" teriak Dini pada Alexsa tapi tak dihiraukannya lagi. Dia tetap berjalan menuju apertemen.

Sesampainya di apertemen Alexsa langsung membuka berang yang dia butuhkan.

Berjalan cepat menuju kamar mandi ingin mendapatkan kepastian.

Tangan Alexsa mulai bergelar dan berat.

Alexsa mulai menarik nafas panjang dan menguatkan diri apapun hasilnya.

Perlahan tangannya mulai mengangkat benda yang tadi sudah di lakukan sesuai petunjuk.

Mata Alexsa melotot dan memerah melihat garis dua artinya positif dia hamil.

Tangannya bergetar dan menjatuhkan benda itu kelantai.

Dia sangat shock berat.

Jantung Alexsa seakan berhenti dan darah yang ada di tubuhnya seakan mendidih.

Air mata tak terbendung lagi Alexsa tangis histeris dan meremas rambutnya penuh amarah.

" Harus gimana aku sekarang?" teriak Alexsa dalam hatinya berjalan keluar kamar mandi.

Alexsa mulai panik harus bagaimana sekarang.

Tangannya meraba meja yang ada disebelahnya mengambil ponsel dan menghubungi Dikki.

Tak lama Dikki menggangkat telpon

" hiks.... hisk...Dik..." ucap Alexsa sudah menangis sesesanggupan.

" Ada apa Al?" suara Dikki yang masih baru sampai di kostnya.

" Aku mau ngomong kamu kesini ya" ucap Alexsa langsung mematikan telpon.

Dikki langsung mengambil pakaian dan menuju apertemen seperti permintaan Alexsa.

Motor mulai melaju kencang di tengah-tengah kota besar. Perjalanan cukup panjang mengingat ini adalah jam pulang kerja.

Alexsa mengambil test pack yang tadi dia jatuhkan dan menggenggamnya geram.

Tak lama Dikki sampai di apertemen dan dengan cepat memarkirkan motor di tempat yang sudah disediakan.

Krikk,, suara pintu dibuka.

Alexaa sangsung menoleh kearah pintu yang sudah dia tunggu kedatangnya.

" Ada apa Al?" tanya Dikki berjalan mendekati Alexsa.

Alexsa kembali memutar kepala dan menyodorkan benda kecil yang tadi dia belikan.

Tanpa lama Dikki mengambil benda itu.

" Apa ini?" tanya Dikki masih tak paham.

" Aku hamil" sahut Alexsa menoleh Dikki yang masih berdiri dihapannya.

Wajah Dikki yang semula biasa aja kini berubah panik. Dilihat lagi benda itu sekali lagi.

" Kamu bohongkan?" ucap Dikki tak percaya.

" Ngapain aku bohong masalah sebesar ini" jawab Alexsa meremas sofa.

Dikki berjalan ke jendela kaca.

" Aku belum siap jadi ayah" katanya dengan suara kesal.

" Kau pikir aku siap" jawab Alexsa dengan suara terisak.

" Jangan-jangan kamu hamil sama laki-laki lain

sama bos kamu itu. Kemarinkan kalian pergi 3 hari" kata Dikki kembali berjalan mendekat pada Alexsa yang masih menangis disofa.

" Kamu bilang apa barusan? hamil sama laki-laki lain?" suara Alexsa meninggi ikut berdiri.

Hatinya yang sudah hancur mengetahui dia hamil dan sekarang semakin hancur mendengar tuduhan dari Dikki ayah dari anak yang ia kandung.

" Asal kamu tau aku pernah  tidur hanya sama kamu" ucap Alexsa melotot dan menunjuk Dikki.

" Aku ga mau tau kita harus gugurkan bayi itu" kata Dikki menunjuk perut Alexsa yang masih rata.

Sontak Alexsa kaget mendengar ucapan Dikki barusan. Bagaimana seorang ayah mmenginginkan untuk menggugurkan anaknya sendiri.

Plakkk.....

Alexsa menampak pipi Dikki kuat.

" Gila kamu ya? ini anak kamu. Dan sekarang kamu mau bunuh anak yang tidak berdosa" teriak Alexsa sudah penuh dengan amarah yang berapi.

Kesal dengan tindakan dan ucapan Alexsa sontak dia langsung mendorong Alexsa sampai terdorong kuat sampai terduduk di lantai.

Terpopuler

Comments

Leni Arinata

Leni Arinata

loh....kok sprti ini

2022-03-12

0

Manami Slyterin

Manami Slyterin

seru

2021-05-10

1

Nia Kurniawati

Nia Kurniawati

si dikki jahat

2021-05-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!