Sebelum di mulai, silahkan kasih saranya di novel pertamaku. Selamat menikmati chapter berikutnya.
.
.
.
Pagi itu Te Heya, mendapatkan pesan dari Dewa Kehidupan agar dia segera datang ke tempatnya karena, ada hal penting yang akan Dewa sampaikan sebelum dia memulai berlatih ke tahap selanjutnya.
Te Heya, bergegas pergi ke tempat Dewa Kehidupan.
Setelah 1 hari perjalanan menggunakan burung bangau spiritualnya, dia pun sampai ke tempat sang Dewa.
"Sujud hamba kepada Dewa Kehidupan. Te Heya mendapat titah untuk segera ketempat sang Dewa."
Salam Te Heya, dengan posisi sujud jari kanan menutup jari kiri.
"Bangunlah, anak ku," ucap sang Dewa.
"Baik... " jawab Te Heya, dengan lembut.
Te Heya, bangun dari sujudnya dengan posisi duduk melipat kedua kakinya.
"Dewa, memanggil kau untuk sebuah amanat yang mulia," ucap sang Dewa kepada Te Heya.
"Terimakasih, Dewa."
Te Heya, menundukan kepala senyum syukur.
"Sebagai Dewa kehidupan, saya akan memberikan kau gelar sebagai wanita suci Dewi kebijaksanaan dari gunung Melian, sebagai hadiah kau telah menjaga dan merawat gunung itu untuk para Dewa."
"Hamba, mengucapkan terimakasih untuk sang Dewa. Hamba, akan menjaga amanat ini dengan baik kedepanya." Ucap Te Heya.
"Dewa juga, akan memberikan kau pedang kabut es ini. Jaga dia dengan baik, dan berlatihlah sampai kau memasuki tahap surgawi, " pinta sang Dewa.
"Hamba...! hamba sangat berterimakasih dewa. Hamba, akan berlatih dengan baik."
Te Heya, kaget karena dia tidak menyangka bahwa dia akan diberikan hadiah sebesar ini olehnya. Dia tetap menundukan kepalanya. Dia tiba tiba teringat muridnya, Lobelia. Dia pun mengajukan permohonan kepada Dewa Kehidupan.
"Hamba... juga ingin mengajukan permohonan pada dewa," pintanya.
"Apa itu, anak ku. " Tanya sang Dewa padanya.
"Hamba memohon, engkau juga memberikan gelar kepada murid hamba yang bernama, Lobelia. Dia adalah wanita cantik yang berbakat dan rajin. Tahun ini dia telah mencapai tingkat wanita suci tahap awal, Lobelia juga mahir menggunakan persenjataan," ungkapnya.
"Baik, jika itu permohonan kau. Tapi ketauhilah Dewa, tidak bisa memberikan dia senjata layaknya pada kau." Jawaban dari Dewa Kehidupan kepada anak didiknya tersebut.
"Izinkan hamba yang memberinya, Dewa. Ini adalah bentuk apresiasi hamba untuknya karena, telah membantu hamba menjaga gunung dan melatih murid murid di sana. "
"Sesuai keinginan kau anak ku, kembalilah bersama Amor untuk membawa titah dari ku," balas Dewa kehidupan.
"Baik Dewa, terimakasih untuk hari ini," jawab Te Heya.
Dia pun berdiri, dan bergegas kembali bersama Amor sang Dewa untuk titahnya. Te Heya kembali dalam keadaan berbunga, dan memikirkan senjata apa yang cocok untuk muridnya.
__________________________
Di pafiliun bangau emas.
Semuanya tetap berlatih dengan baik di bawah bimbingan Lobelia. Dia sedikit kecewa dengan Te Heya karena pergi begitu saja tanpa pamit, bahkan dia pun tidak tau kemana perginya Te Heya.
Setelah pelatihan selesai, dia pergi ke ruang baca dimana dia sering datang bersama gurunya untuk mempelajari buku buku di sana.
"Hmm... sudah sehari berlalu, kemana perginya kakak," gumamnya.
Lobelia, pun menutup bukunya dan duduk sambil menatap keluar jendela. Dia masih memikirkan bagaimana dengan kondisi di luar mansion yang dia tempati salah satunya adalah mansion bawah. Dia mencari sejarah gunung Melian di ruang baca, tapi tidak ada yang menceritakan tentang kenapa gunung ini terbagi 2 bagian. Saat dia masih dalam kondisi termenung, datanglah Te Heya dengan utusan sang Dewa. Lobelia, yang melihat dari ruang baca pun seketika segera keluar, dan ikut berkumpul dengan yang lain untuk menyambut gurunya.
"Selamat datang kembali guru."
Salam dari para murid pafilun bangau emas, membungkuk menyambut kedatangan gurunya, Te Heya.
"Ucapkan salam juga kepada Tuan Amor, beliau adalah utusan dari Dewa kehidupan," perintah Te Heya pada mereka.
"Selamat datang di mansion atas gunung Melian, hormat kami pada tuan Amor." Ucap para murid, hormat.
"Semoga kehidupan yang sejahtera untuk kalian semua dan bangunlah tidak perlu kalian berlama lama membungkuk," jawab Amor.
"Amor datang kemari untuk titah sang Dewa. Dia membawakan perintah untuk salah satu murid berbakat kita, Lobelia. " Umum Te Heya di ikuti senyum bangga kepada muridnya.
Serentak para murid yang awalnya menundukkan kepala, seketika mengarahkan pandangan mereka pada Lobelia.
"Sa... saya kak. Ah...! maksutnya guru." Lobelia, kaget sontak saja ketika namanya di sebut oleh gurunya untuk sebuah titah yang berharga dari Dewa kehidupan.
''Kemarilah nak, ini adalah perintah dari Dewa Kehidupan. Tuan Amor silahkan bacakan titahnya," perintah Te Heya, mempersilahkan.
Lobelia, berjalan kedepan sedikit mendekati gurunya. Amor, langsung membacakan isi pesan dari surat tersebut yang menyatakan bahwa, Lobelia telah di beri gelar sebagai wanita suci putri kecantikan dari gunung Melian. Amor, juga memberi perintah kepada Te Heya untuk berdiri sejajar dengan Lobelia, dan segera membacakan persyaratan saat memakai gelar masing masing di kemudian hari.
"Dengan ini, keduanya telah di berikan gelar yang pertama sebagai Dewi Kebijaksanaan dari gunung atas Melian dan yang ke dua sebagai Putri Kecantikan dari gunung atas Melian. Sebagai tingkat Wanita suci dengan gelar masing masing keduanya mampu untuk tidak menjalani hubungan asmara, terkecuali pada lelaki yang telah mencapai tingkat spiritual manusia surgawi. " Isi perintah yang di bacakan Amor kepada kedua wanita suci tersebut. Lalu berkata, "Apakah kalian sanggup menjalankanya?" sambung Amor.
"Kami sanggup menjalankan perintah tersebut di kemudian hari dan akan bertanggung jawab atasnya. Terimakasih kepada Dewa Kehidupan."
Jawaban dari Te Heya, dan Lobelia sambil membungkuk.
Hari yang penuh bahagia itu pun berlalu, dan semuanya kembali menjalankan kegiatan di mansion seperti biasanya.
.
.
.
.
Gimana nih sampai sini masih penasaran kenapa gunung itu terbagi 2 bagian, yang masih penasaran tetap standby dan like, komentarnya 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Abu Alfin
Salam hangat dari
Cinta Asteria & Isyaroh
🙏🙏🙏
2021-06-07
2