Mansion Bawah Gunung Melian dan Pedang Kebajikan

Te Heya, yang kemarin sedang memikirkan senjata apa yang akan di berikanya kepada Lobelia, akhirnya mendapatkan petunjuk. Te Heya, segera menemui paman Baron dari mansion bawah.

Di pertengahan jalan tanpa Te Heya sadari, ternyata telah di buntuti oleh Lobelia. Dia yang melihatnya segera mengikuti gurunya yang sepertinya akan pergi ke mansion bawah. Sesampainya di depan pintu masuk mansion bawah, dia akan mengikutinya masuk akan tetapi Grece salah satu murid pafiliun dari bangau emas menahanya.

"Hei, mau kemana?" tanya Grece menepuk punggung Lobelia.

"Ah ! kau sejak kapan kau di belakang saya," balas Lobelia, kaget.

"Hmm...saya di belakang mu sejak kau di belakang guru. Kau mau kemana, mengendap endap di belakang guru. Kau masih ingin tahu ya soal para pekerja," tutur Grece menjawab pertanyaan Lobelia.

"Hanya ingin tahu saja kenapa, kita tidak boleh ke mansion bawah," jawabnya.

"Hei, saya kasih tahu ya, para pekerja bukan sesuatu hal yang bisa kau singgung. Seingat saya dulu mereka hanya rakyat luar yang di ijinkan tinggal oleh Morpha, dan dia meminta ijin pada Dewa sehingga tinggal lah mereka di sini. Guru bukan tidak ingin kita ke sana, tapi dia hanya sedang melindungi privasi masing masing. Kau harus ingat guru memiliki tanggung jawab yang besar untuk gunung Melian, kau jangan keras kepala dan kau hanya mempersulitnya." Tegur Grece, tegas.

"Siapa Morpha ?" tanya Lobelia.

"Tidak tahu! saya mendengarnya dari para senior. Sudahlah, kita harusnya kembali dan jangan menjadi beban untuk guru. Ingat! kita harus membantunya bukan mempersulitnya, itu bentuk balas budi kita." Tegur Grece lagi pada Lobelia.

"Baiklah," jawabnya.

Mereka berdua pun kembali ke pafiliun bangau emas.

.

.

Suara Ramai di mansion bawah para pekerja.

"Permisi, paman Baron ada di mana ?" Tanya Te Heya, pada salah satu pelayan lalu menghentikan jalanya.

"Biasanya jam segini dia bersama Ellgar di tempat penempaan senjata," jawabnya.

"Terimakasih..."

Sambil berjalan dia merasa cukup terganggu dengan suara ramai di sana, berbeda dengan mansion atas yang cenderung lebih tenang. Ini adalah pengalaman pertama kalinya dia masuk ke dalam mansion bawah karena, dia dulu saat membutuhkan sesuatu hanya melalui para pelayan, atau mengirimkan pesan pada paman Baron lalu bertemu di depan pintu masuk saja.

Te Heya, yang celingak celinguk mencari paman Baron di hampiri oleh Phylos, sahabat Ellgar.

"Permisi nona, sedang mencari siapa ?" tanya Phylos padanya.

"Oh... ah, ini saya kesini mencari paman Baron." Jawabnya.

"O, begitu. Anda siapa nona, seperti bukan pelayan dari mansion atas atau dari sini ?" Tanya Phylos kembali padanya.

"Saya penanggung jawab gunung Melian, sekaligus tetua dari pafiliun bangau emas," balas Te Heya, lembut padanya.

"Oh, maafkan saya menyita waktu mu, mari saya antar kepada Paman Baron." sambungnya yang kemudian mengantarkan Te Heya menemui Paman Baron. "Ke arah sini," sambungnya lagi.

Sesampainya di tempat, Phylos masuk dan berbisik kepada Paman Baron.

"Paman penanggung jawab mansion atas datang mencari mu ?" tutur Phylos, lirih.

"Persilahkan masuk," jawabnya.

"Silahkan nona..." ujar Phylos, mempersilahkan.

"Paman, saya membutuhkan bantuan anda lagi untuk membuat senjata," pinta Te Heya.

"Bukankah baru beberapa hari lalu kami telah mengirimkan kepada kalian senjata," terangnya.

"Kali ini bukan dalam jumblah banyak melainkan untuk satu orang saja. Saya menginginkan sebuah pedang yang cantik tapi elegan, besar tapi ringan dan juga kuat." Pinta Te Heya, memohon bantuanya.

"Hmm... walaupun untuk satu orang tapi pembuatanya membutuhkan waktu lama," balasnya lagi.

"Berapa lama? "tanya Te Heya.

"Sekitar 1 sampai 2 minggu," timpal Ellgar.

"Anda yang membuatnya ?" tanya Te Heya pada Ellgar.

"Ya, nona," jawab Ellgar.

"Mohon bantuanya, Tuan. Saya menamai pedang ini sebagai pedang kebajikan. " Jawaban Te Heya, senyum dingin kepada Ellgar si pandai besi.

"Sebisa mungkin saya usahakan dengan cepat," balas Ellgar.

"Terimakasih, tuan."

Te Heya pergi meninggalkan mansion bawah.

"Paman! paman sering bertemu denganya ?" tanya Ellgar.

"Tidak, dia hanya datang saat membutuhkan sesuatu," jawabnya.

"Apakah orang orang di sana seperti itu semua ?" tanyanya lagi.

"Sudah, sudah. Selesaikan tugasmu dan beristirahatlah jika sudah selesai. "

Baron, setelah itu meninggalkanya untuk kembali mengecek aktifitas yang lain.

#Flashback On

Paman Baron, adalah sosok yang baik dan lembut. Dia telah mendidik orang orang di sana untuk menjadi bermanfaat. Mansion bawah telah menampung banyak orang orang terlantar di luar sana dan menjadikan mereka manusia yang berguna walaupun mereka masih di pinggirkan. Dia mampu turun gunung dan bepergian karena tidak memiliki inti spiritual untuk di bangkitkan sehingga membuatnya untuk menolong warga terlantar di luar gunung.

Dia juga sebelum di ijinkan tinggal oleh Morpha, di beri pesan untuk tidak berurusan dengan orang orang wilayah Thebes, dimana dia dapat mengetahuinya jika berjalan menuju arah barat daya.

Paman Baron, masih mengingat kejadian pahit di masa lalunya yang kemudian dia bertemu dengan Morpha sehingga, dia bersama anggotanya dapat tinggal di gunung Melian.

Paman Baron, memohon kepada Morpha sang Dewa kehidupan untuk tidak mengatakan kejadian sebenarnya pada warga gunung Melian. Morpha pun mengabulkanya, dan hanya memberitahukan kepada warga gunung bahwa, gunung Melian saat ini terbagi 2 dan tidak boleh mengikut campuri masalah satu dengan yang lain.

Gunung Melian, adalah tempat teraman yang dapat di tempati. Dia dapat melindungi diri jika ada bahaya mendekat apalagi dia juga di bawah kekuasaan para Dewa Dewi.

Gunung melian, menjadi gunung suci yang terkuat sejak Dewa Nirwana mengangkat Morpha menjadi Dewa kehidupan. Dia adalah satu satunya gunung yang tersisa saat ini setelah banyak gunung yang hancur atau di kuasai oleh penerus Raja Thebes.

Mansion atas, dan mansion bawah gunung Melian, dua tempat yang menjadi satu itu saat ini masih sering salah paham karena tidak saling mengenal.

Pesan yang sering di sampai kan Paman Baron pada warga mansion bawah adalah bukan seberapa banyak orang lain suka padamu, melainkan seberapa banyak uluran tangan mu pada orang lain.

#Flashback Off

Setelah beberapa jam menyelesaikan pekerjaanya, Ellgar mendatangi Phylos.

"Hei."

Sapa Ellgar menepuk punggung Phylos dari belakang.

"Hemh. lagi lagi tidak sopan," sindir Phylos.

"Hei, kau sahabat ku bukan orang lain," balas Ellgar.

"Ya, tetapi bukan berati kau bisa seenaknya pada saya. Setidaknya kau tidak perlu mengagetkan saya dengan menepuk punggung tiap kali bertemu, sakit!" tegasnya.

"Ya...ya, maaf! Saya akan lebih sopan kedepanya." balas Ellgar.

"Ada apa, ingin bertanya soal wanita tadi." Terang Phylos menebak Ellgar.

"Kau memang selalu tahu isi pikiran saya," jawabnya.

"Saya tidak mengenalnya, tadi saya hanya melihatnya kesana kemari dan ternyata dia mencari Paman Baron. Jadi, saya mengantarnya ke tempat mu, itu saja," ungkapnya.

"Dia tadi memesan satu buah pedang, sepertinya buat seseorang," sambung Ellgar.

"Lalu...?"

"Saya mengatakan, membutuhkan 1 sampai 2 minggu karena, sejujurnya saya sendiri belom pernah membuat pedang yang cantik tapi elegan, berat tapi ringan di tambah lagi harus kuat."

"Bagaimana bisa? Dia ingin membuat pedang sedemikian itu!"

Phylos, memikirkan tugas sahabatnya kali ini cukup berat, dan berkenan untuk memberikan solusi pada sahabatnya.

"Saya pun tidak tahu, biasanya saya hanya membuat pedang yang kecil, dan ringan serta polosan yang biasa mereka pakai untuk berlatih setiap harinya," jawabnya.

"Gimana jika bertanya pada tuan Xirius, dia yang mampu membantu mu," saran dari Phylos pada Ellgar.

Akhirnya mereka mendatangi tuan Xirius, untuk meminta bantuanya membuat pedang yang di pesan Te Heya.

Xirius, sudah lama membuat pesanan pedang spiritual tingkat atas di mansion bawah sejak Morpha masih menjadi penanggung jawab di sana.

Kini Xirius tidak pernah membuat pedang lagi karena, dia tidak pernah bertemu dengan Morpha dan penanggung jawab gunung yang baru serta, karena usianya yang telah menua sehingga tenaganya mulai melemah tidak seperti dulu, tetapi ingatanya masih baik dalam penempaan.

Xirius, adalah pandai besi yang paling tua di gunung melian dan tinggal di mansion bawah. Dia hanya bisa membantu Ellgar dengan kemampuanya yang sekarang.

Terpopuler

Comments

pauji

pauji

suka sama kutipan kalimat ini

2022-05-16

0

Abu Alfin

Abu Alfin

salam hangat dari
Cinta Asteria & Isyaroh
🙏🙏🙏

2021-06-07

1

nggi*anggi

nggi*anggi

thor mampir nih dari promosi mu di sebelah 🚲🚲🚲

2021-04-09

1

lihat semua
Episodes
1 1. Prolog
2 Te Heya
3 Morpha Dan Tahapan Spiritual Gunung Melian
4 Mansion Bawah Gunung Melian dan Pedang Kebajikan
5 Kisah Ellgar si pandai besi
6 Menempa pedang kebajikan bersama tuan Xirius
7 Pandangan pertama Putri kecantikan dan Pandai Besi
8 Sahabat Ellgar dan gadis anggun : Phylos dan Sera
9 Kedekatan yang berlanjut
10 Penyelesaian
11 Penyelesaian II : Pertemuan Pertama mereka
12 Penyelesaian III : Pertemuan Kedua
13 Penyelesaian IV : Pertemuan ke tiga
14 Murid & Guru
15 Kekalahan Grece di arena spiritual
16 Pemilik Pedang Kebajikan
17 Aksi Kabur Dari Gunung Melian
18 Sepanjang Jalan, Susur Hutan
19 Perjalanan Panjang Pertemuan Mereka
20 Pertempuran di Gunung Suci Melian
21 Gugurnya Pasukan Dhasos
22 Pertarungan Sungai Apollodorus
23 Pengejaran 1 : portal teleport milik Lobelia
24 Pengejaran 2 : Tersadar jika sendiri, tersadar jika luka (berdo'a)
25 Pengejaran 3 : Pohon Phon dan Keputusasaan Apollodorus
26 Pertemuan Di Sang Phon
27 Kakak dan Adik
28 Jawaban Untuk Mereka
29 Ecidna
30 Masa Lalu Ecidna
31 Rindu
32 Kecurigaan
33 Sumber Kehidupan Peri Hutan
34 Pengobatan Lobelia
35 Isi Pengelihatan Qin Perak
36 Rencana Ellgar dan Lobelia
37 HUKUMAN
38 Keputusan Sang Ratu
39 KERACUNAN
40 Ikatan Yang Nyata
41 Misi Yang Terkuak
42 Kompas Tua Penunjuk Arah
43 INGATAN
44 Kerajaan Timur
45 LIN WANG
46 BATTLE 1
47 BATTLE 2
48 BATTLE 3
49 Murka Morpha
50 Melian Mountain
51 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 51 Episodes

1
1. Prolog
2
Te Heya
3
Morpha Dan Tahapan Spiritual Gunung Melian
4
Mansion Bawah Gunung Melian dan Pedang Kebajikan
5
Kisah Ellgar si pandai besi
6
Menempa pedang kebajikan bersama tuan Xirius
7
Pandangan pertama Putri kecantikan dan Pandai Besi
8
Sahabat Ellgar dan gadis anggun : Phylos dan Sera
9
Kedekatan yang berlanjut
10
Penyelesaian
11
Penyelesaian II : Pertemuan Pertama mereka
12
Penyelesaian III : Pertemuan Kedua
13
Penyelesaian IV : Pertemuan ke tiga
14
Murid & Guru
15
Kekalahan Grece di arena spiritual
16
Pemilik Pedang Kebajikan
17
Aksi Kabur Dari Gunung Melian
18
Sepanjang Jalan, Susur Hutan
19
Perjalanan Panjang Pertemuan Mereka
20
Pertempuran di Gunung Suci Melian
21
Gugurnya Pasukan Dhasos
22
Pertarungan Sungai Apollodorus
23
Pengejaran 1 : portal teleport milik Lobelia
24
Pengejaran 2 : Tersadar jika sendiri, tersadar jika luka (berdo'a)
25
Pengejaran 3 : Pohon Phon dan Keputusasaan Apollodorus
26
Pertemuan Di Sang Phon
27
Kakak dan Adik
28
Jawaban Untuk Mereka
29
Ecidna
30
Masa Lalu Ecidna
31
Rindu
32
Kecurigaan
33
Sumber Kehidupan Peri Hutan
34
Pengobatan Lobelia
35
Isi Pengelihatan Qin Perak
36
Rencana Ellgar dan Lobelia
37
HUKUMAN
38
Keputusan Sang Ratu
39
KERACUNAN
40
Ikatan Yang Nyata
41
Misi Yang Terkuak
42
Kompas Tua Penunjuk Arah
43
INGATAN
44
Kerajaan Timur
45
LIN WANG
46
BATTLE 1
47
BATTLE 2
48
BATTLE 3
49
Murka Morpha
50
Melian Mountain
51
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!