Kenyataan pahit.

Kepalaku terasa berdenyut hebat saat mendengar Rina menjelaskan apa yang terjadi, bahkan dia belum menyelesaikan penjelasannya tapi kepala ini sudah sangat terasa berat.

Ibu tampak tegang. Tangannya mengepal menahan amarah.

"Tapi dia mau tanggung jawab, kok."

Tidak ada yang membuat kepala ini menjadi lebih baik meski dengan kalimat terkahir yang dia ucapkan.

Entah apa yang membuat Rina terseret arus buruk. Bagaimana kami bisa tidak tahu apa yang selama ini dia lakukan di luar sana. Reno saja belum pernah menyesap asap rokok, tapi Rina? dia bahkan sudah mengenal apa yang namanya alkohol. Malam ini? bahkan dia sudah kehilangan kehormatannya.

"Anak gak tahu diri! tidak pernahkah kamu memikirkan Kakak kamu yang selama ini banting tulang membiayai sekolah kamu? tidak pernahkah kamu memikirkan ibu yang dengan segala cara membesarkan dan memberimu hidup yang layak?"

"Maaf, Bu."

"Jika kalian melakukan dengan suka sama suka, kenapa tubuhmu terluka seperti ini?" tanyaku penasaran.

"Itu ...."

"Jawab Kakak kamu!"

"Dia ...."

"Kelainan seksualitas kali," seloroh Reno. Membuat kami semua terkejut. Ibu bangkit dari duduknya. Jalannya terhuyung. Dengan sigap Reno mendekat dan membantu Ibu berjalan ke kamarnya.

"Dek, kamu kenapa? kenapa bisa sampai sejauh ini, sih?"

"Kakak ...." Dia berhambur ke pelukanku. Tangisnya pecah.

"Kenapa bisa seperti ini, Dek?" bisikku disela isak tangis. Ya, aku ikut menangis. Rasanya sedih melihat kondisinya seperti ini. Sedih juga karena apa yang selama ini aku lakukan tidak berarti apa-apa di matanya, dia membuat kerja kerasku selama ini menjadi lelucon. Tidakkah dia ingat betapa takutnya aku saat hendak diperkosa para pemuda mabuk setelah pulang kerja. Demi apa? demi dia bisa sekolah.

Setelah selesai kuliah, aku langsung bekerja meski tidak sesuai dengan jurusan yang aku pelajari di kampus. Sarjana manajemen bisnis tapi terpaksa bekerja di pabrik. Tidak ada pilihan karena tuntutan. Aku yang dianggap harus bertanggung jawab karena kematian Ayah, harus mencari nafkah untuk keluarga.

Ayah meninggal dalam perjalanan menjemputku.

Kerja di pabrik tidak mudah. Berdiri selama bekerja membuat kaki ini sakit.

Meski pada akhirnya aku mendapatkan pekerja yang lebih layak dan tidak lagi bekerja di pabrik.

Rina masih menangis dalam pelukanku. Berkali-kali dia meminta maaf padaku.

"Lalu bagaimana dengan Rendi?"

"Mungkin kami akan segera putus, Kak. Dia tidak mungkin mau menerima keadaanku sekarang."

Ah! Rendi ... dia pemuda yang baik dan juga sopan. Bisikku dalam hati.

"Ayo, kita mandi lalu makan. Kita bicarakan ini besok pagi. Bersihkan seluruh tubuh kamu, ya."

"Iya, Kak."

Setelah Rina pergi menuju kamarnya, aku pergi ke dapur. Makanan yang kami makan tadi setelah isya, sudah dingin. Aku akan membuat dia nasi goreng dan juga susu hangat kesukaannya.

"Kak, makasih, ya. Aku beruntung memiliki Kakak yang kasih sayangnya lebih besar dari Ibu," ucapnya lalu menyuapkan nasi goreng buatanku.

"Tidak ada orang tua yang tidak mencintai anaknya. Mereka hanya memiliki cara berbeda saat menyampaikannya."

"Apakah Ibu kita juga seperti itu? apa dia mencintai kita?"

Dia mencintaimu dan Reno, tidak padaku.

"Tentu saja. Sudah, selesaikan makannya lalu cepat tidur. Udah hampir dini hari."

"Iya, Kak. Kakak ... keluarganya mau datang. Mereka mau bertanggung jawab. Masalahnya, berita ini sudah nyebar di internet. Seseorang merekam kejadian–"

"Apa?! kalian melakukan itu dan direkam?"

"Tidak. Bukan itu maksudku. Saat aku dan dia bertengkar, seseorang merekamnya. Saat itu aku berteriak jika dia memperkosa ...ku."

"Kenapa? apa itu tidak benar? apa kalian melakukannya atas dasar saling ingin?"

Tidak ada jawaban dari Rina. Dia hanya menunduk malu.

"Ya Allah, Dek! kamu itu kenapa, sih? apa selama ini kamu tidak pernah melihatnya pengorbanan Kakak untuk kalian?" Aku berteriak dan diikuti Isak tangis yang selama ini aku bendung.

"Selama ini Kakak selalu ngalah demi kalian. Kerja keras bahkan hampir diperkosa preman!" Suaraku tak terkendali. Membuat seseorang datang.

"Sudah malam. Kenapa ribut?" Ternyata itu Ibu. "Lagi pula, sudah tugas kamu sebagai anak sulung untuk jadi tulang punggung keluarga."

"Tulang punggung? lalu uang penjual dari furnitur lari ke mana? bukankah itu pun harusnya aku yang mengelola. Itu perusahaan orang tuaku!"

Plak!

Aku memejamkan mata erat. Merasakan rasa pedih dan panas di pipi kiri.

Tangan Rina yang gemetar mengusap. Tangisannya semakin pecah. Suaranya terdengar begitu ketakutan.

"Ini salahku ... kenapa Kakak yang ditampar?"

"Kurang ajar sekali kamu. Berani mengungkit masalah harta. Ku pikir selama ini kamu hidup dari siapa? siapa yang mengatur keuangan keluarga agar tidak bangkrut?"

"Ayah! dia yang selama ini mencari uang untuk kami hidup. Usaha furniture itu milik orang tuaku. Harusnya aku yang mengelolanya. Ayah yang selama ini menjalankan perusahaan itu!" Aku meninggikan suara. Tidak kalah dari suara Ibu.

"Ayah? ayah siapa yang kamu maksud? apakah laki-laki yang selama ini berfoya-foya dengan para pelacur?! apa dia yang kamu maksud?" Ibu menunjuk foto Ayah yang tertengger di dinding.

"Jika memang dia yang kamu maksud, lupakan saja jika dalam darahmu mengalir darahnya. Aku tidak berharap, gen kotor itu berkembang pada tubuhmu."

Meski aku ingin bertanya, tapi rasanya aku cukup mengerti apa yang Ibu bicarakan. Entah itu suatu kebenaran atau kebohongan. Satu yang pasti dan aku tahu. Ibu bukanlah wanita yang pandai berbohong. Meski padaku, anak sambungnya.

"Sudah, Bu ...." Suara Rina masih bergetar. "Jangan marah lagi pada Kakak. Ini salahku. Aku, aku akan menerima lamaran keluarganya. Aku mau menikah dan tidak sekolah lagi."

"Jangan bodoh! masa depan kamu masih panjang."

"Tapi, Bu. Keluarganya akan datang. Mereka–"

"Kakak kamu yang akan menggantikan posisimu. Dia yang akan menikah. Bukan kamu!"

"Apa?" aku dan Rina kompak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!